Anda di halaman 1dari 6

B.

Evaluasi Biofarmasetika Sediaan

Menurut Swastika A. Et. Mufrod., (2013) evaluasi sediaan (baik

salep, krim, gel) yang diberikan melalui kulit pada umumnya sebagai

berikut :

1. Pemeriksaan organoleptis

Pengamatan meliputi perubahan warna, bau (ketengikan),

konsistensi, dan terjadinya pemisahan fase. Pengamatan dilakukan tiap

minggu selama 5 minggu.

2. Pemeriksaan homogenitas

Pengamatan dilakukan secara visual dengan mengoleskan krim

pada lempeng kaca, kemudian dilihat warnanya seragam atau tidak.

Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.

3. Uji viskositas

Viskositas krim ditetapkan dengan viscotester VT-04E (Rion CO,

Ltd), rotor no 1. Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.

4. Uji daya sebar

Setengah gram krim diletakkan di pusat antara 2 lempeng gelas,

dimana lempeng sebelah atas ditimbang terlebih dahulu kemudian

diletakkan diatas krim dan biarkan selama 1 menit. Di atasnya diberi

beban 150 g, dibiarkan 1 menit dan diukur diameter sebarnya.

Pengamatan dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.


5. Uji waktu lekat

Gelas objek ditandai 4 x 2,5 cm kemudian sebanyak 0,25 g krim

diletakkan di titik tengah uasan tersebut dan ditutup dengan gelas

objek lain. Beri beban 1 kg selama 5 menit. Kedua gelas objek yang

telah saling melekat 1 sama lain dipasang pada alat uji yang diberi

beban 80 gram. Setelah itu dicatat waktu yang diperlukan hingga

dilakukan tiap minggu selama 5 minggu.

6. Uji rasio pemisahan krim

Krim dimasukkan ke dalam tabung reaksi berskala tertentu.

Masing-masing disimpan pada suhu kamar selama 5 minggu

penyimpanan. Amati volume pemisahan tiap 3 hari sekali dan dihitung

volume pemisahannya dengan menggunakan rumus persamaan

berikut :

Hu
F=
Ho

Keterangan : F = rasio volume pemisahan;

Hu =tinggi emulsi yang memisah;

Ho = tinggi emulsi mula-mula


Bila tidak terjadi pemisahan selama penyimpanan pada suhu

kamar, dapat dilakukan uji pemisahan fase dipercepat dengan metode

sentrifugasi. Sebanyak 2 gram lotion dimasukkan kedalam tabung

sentrifuga, sentrifugasi 3750 rpm selama 5 jam dengan interval waktu

pengamatan setiap 1 jam. Amati pemisahan fase minyak dan fase air

yang terjadi dalam setiap interval waktu pengamatan (Lachman dkk.,

1986).

7. Pemeriksaan pH

Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH merk

universal. Pengamatan dilakukan setelah pembuatan krim yaitu pada

minggu ke-0 dan minggu ke-5.

8. Evaluasi Tipe Krim

a. Metode Pengenceran

Krim yang jadi dimasukkan ke dalam vial, kemudian diencerkan

dengan air. Jika emulsi dapat diencerkan maka tipe emulsi adalah

tipe m/a.

b. Metode Dispersi Zat Warna

Emulsi yang dibuat dimasukkan ke dalam vial, kemudian ditetesi de-

ngan beberapa tetes larutan biru me-tilen. Jika warna biru segera

terdispersi ke seluruh emulsi maka tipe emulsinya adalah tipe m/a.

Menurut M.T Simanjuntak (2006), evaluasi ketersediaan hayati

obat yang diberikan melalui kulit :


a) Studi difusi in vitro

Berdasarkan dari penilaian biofarmasetik obat-obatan yang

diberikan melalui kulit, maka sesudah dilakukan uji kekentalan

bentuk sediaan, ketercampuran, pengawetan, selanjutnya

dilakukan uji pelepasan zat aktif in vitro, dengan maksud agar

dapat ditentukan bahan pembawa yang paling sesuai digunakan

untuk dapat melepaskan zat aktif di tempat pengolesan. Ada

beberapa metoda, yang dapat dilakukan di antaranya adalah

- Difusi sederhana dalam air atau difusi dalam gel

- Dialysis melalui membran kolodion atau selofan

b) Studi penyerapan (absorbsi)

Penyerapan perkutan dapat diteliti berdasarkan dua aspek

utama yaitu penyerapan sistemik dan lokalisasi senyawa dalam

strukiur kulit. Dengan cara in vitro dan in vivo dapat dipastikan

lintasan penembusan dan tetapan permeabilitas, serta

membandingkan efektivitas dari berbagai bahan pembawa.

Absorbsi perkutan telah lama diteliti baik secara in vivo dengan

mempergunakan senyawa radioaktif atau dengan tehnik in vitro

mempergunakan sayatan kulit manusia.

c) Pembuktian Mekanisme Absorpsi Perkutan Dari Sifat Fisiko Kimia

Tehnik Umum untuk karakterisasi Membran


Seluruh membran mahluk hidup adalah bersifat

heterogenous dan disusun dalam fase makroskopis yang berbeda,

dan menentukan difusi pasif molekul melalui total barrier pada

membran sangat diperlukan, dan hal ini tergantung pada

pengaturan dan rangkaian dari fase yang dialami selama proses

transpor. Hukum difusi yang sebenamya adalah bahwa molekul

mengikuti lintasan yang bersifat diffusional resistance yang paling

sedikit. Lintasan yang bersifat diffusional resistance yang paling

sedikit ini ditentukan dari sifat fisiko kimia alamiah fase membran

atau dengan densisitas, viskositas dun, dimana terdapat protein dun

makro molekul yang lain, keberadaan ikatan silang dun susunan

dari bahan polimer dalam masing masing fase, seluruh hal diatas

memberikan pengaruh terhadap kecepatan pergerakan difusi.

Lintasan yang bersifat sedikit resisten. juga dipengaruhi oleh afinitas

relatip dari fase terhadap bahan yang terpermiasi (permeant),

terakhir akan berperanan untuk distribusi internal dari permeant

melalui pengaturan sifat fisiko kimia dari komponen membran, dun

oleh volume relatip dari fase. Resistensi dari setiap fase yang

terdapat dalam membran dapat dikarakterisasikan dalam istilah

khusus yang berhubungan dengan difusi dalam fase, terhadap

seluruh variabel lengkap secara umum. Secara keseluruhan,

membran mungkin dianggap sebagai sejenis penghambat (resistor)


rangkaian antara 2 (dua) fase. Masing masing fase membran

menentukan aliran difusi melalui channel dalam elemen bahagian

sebelah dalam (interior) membran, yang menghasilkan masing

masing resistensinya dan pengaturannya.

DAFTAR PUSTAKA

Lachman, L., Lieberman, H.A., and Kanig, J.L., 1986, The Theory and

Practice of Industrial Pharmacy,2nd ed., Lea and Febiger,

Philadelphia. 648 - 659

M.T Simanjuntak : Biofarmasi Sediaan Yang Diberikan Melalui Kulit, 2005,

[USU Repository©2006].

Swastika A. Et. Mufrod., 2013, Jurnal : Antioxidant Activity Of Cream Dosage

Form Of Tomato Ekstrak (Solanum Lycopersicum L.), Universitas

Gadjah Madah Muda, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai