Anda di halaman 1dari 3

DISUSUN OLEH :

NAMA : RIAN HIDAYAT KASTELA

NPM : 12161406200007

PRODI : KEUANGAN DAN PERBANKAN

TUGAS : ETIKA KRISTEN DAN ANTI KORUPSI.

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

FAKULTAS EKONOMI

PRODI KEUANGAN DAN PERBANKAN

2020
 Power, compensation and corruption :
Teory and evidence ( subramanin dan chakrabartiuption tahun 2005 ).

 Does corruption produce unsave drives


( djankov, hanna dan mullainatahan tahun 2006 ).

TEORY

( SUBRAMANIN DAN CHAKRABARTIUPTION 2005 ).

Setiap kejahatan tentunya berdampak negatif, apalagi korupsi, lebih makro lagi dampak
korupsi itu, semakin refolutif. Perubaan pola atau gaya berkorupsi dapat mengakibatkan rapuhnya
bangunan negara hukum, apa lagi jika pelakunya berasal dari para penguasa yang eksklusif, dan sifat
diskresi pada pembuat keputusan, serta kurangnya akuntabilitas penyelenggaraan kekuasaan dapat
mengakibatkan meningkatnya perbuatan korupsi.sehingga korupsi akan selalu terhubungkan dengan
sifat monopoli, dikresi dan akuntabilitas. Begitu juga sebalikny, bila kekuasaan terpusat atau terbagi,
seperti otonomi daerah, sehingga korupsi akan selalu mengikuti sesuai dengan otonomi tersebut.
Permasalahan ini di karenakan kekuasaan berpinda dari satu pusat kekuasaan kebanyak pusat
kekuasaan yan otonom, jadi virus korupsipun akan selalu mengikuti yang mana berpindah dari satu
pusat kekuasaan mengalir ke banyak pusat kekuasaan maka dari pada itu, pemberantasan korupsi
bukanlah sekedar penerapan pasal, legal reasoning sebuah putusan, ataupun perdebatan tafsir antara
ahli hukum, tetapi harus pada titik oligarki politik – bisnis.
Kata kunci: korupsi, kekuasaan, politik, dan kompensasi.

Analisis lain dikemukaan oleh subramanin dan chakrabartiuption yang berhasil mengembangkan
sebuah formula dengan mengidentifikasi 3 (tiga) faktor penyebab terjadinya korupsi, yaitu”
kekuasaan ekslusif pada penyalahgunaan kekuasaan dan diskresi tersebut. Apabila disusun dalam
bentuk rumus, maka formula yang di kemukakan subramanin dan chakrabartiuption diatas akan
menjadi sebagai berikut: Korupsi= Monopoli + Diskresi – Akuntabilitas. Jika rumusan ini diterapkan
bagi penega hukum , berarti bahwa penegak hukum akan menjadi jauh lebih condong untuk korupsi.

TEORY

( DJANKOV , HANNA, MULLAINATAHAN 2006 ).

Menurut djankov,hanna dan mullainatahan Korupsi adalah sebuah jalan yang tidak konstan
dalam masyarakat dan terjadi di semua peradaban. Korupsi mewujud dalam berbagai bentuk serta
menyebabkan berbagai dampak, baik pada ekonomi dan masyarakat luas. Berbagai penelitian maupun
studi yang di lakukan oleh djankov, hanna, dan mullainatahan menjelaskan,
komprehensif soal dampak korupsi terhadap ekonomi dan juga masyarakat luas telah banyak
dilakukan hingga saat ini. Hasilnya, korupsi jelas menimbulkan dampak negatif. Di antara penyebab
paling umum korupsi adalah lingkungan politik dan ekonomi, etika profesional dan moralitas, serta
kebiasaan, adat istiadat, tradisi dan demografi. Korupsi menghambat pertumbuhan ekonomi dan
memengaruhi operasi bisnis, lapangan kerja, dan investasi. Korupsi juga mengurangi pendapatan
pajak dan efektivitas berbagai program bantuan keuangan. Tingginya tingkat korupsi pada masyarakat
luas berdampak pada menurunnya kepercayaan terhadap hukum dan supremasi hukum.

 TUJUAN KEDUA TEORI DI ATAS

Teori-teori di atas mengajarkan kita betapa buruknya manusia apabila melakukan Tindakan-
tindakan yang telah di jelaskan oleh para ahli di atas meliputi power,compenstation dan corruption,
dan para ahli pun sudah memberikan gambaran tentang sebab akibat yg akan kita terima jika
masi nekat melakukan hal nal yang telah di jalaskan di atas di harapkan semua lapisan masyarakat
bertindak dan melakukan sesuatu perbuatan harus bertdasarkan hukum dan jangan sampai melanggar
hukum yang telah di tetapkan serta di jalankan oleh sebuah negara.

Anda mungkin juga menyukai