Anda di halaman 1dari 50

PEDOMAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

PENDIDIKAN DIPLOMA III KEPERAWATAN

Disusun Oleh:

Abdul Rivai Saleh Dunggio


Cut Mutia Tatisina
Adolfina Bumbungan
Rita Rena Pudyastuti
Suratno Kaluku
Tri Ayu Yunianti

Editor
Abdul Rivai Saleh Dunggio

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AMBON
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan hidayah dan karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan buku
”Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah” ini dengan
baik.
Kurikulum Diploma III Keperawatan Indonesia
telah mengemas Karya Tulis Ilmiah menjadi Mata
Kuliah. Dengan demikian lulusan pendidikan Diploma III
Keperawatan diharapkan mampu menyusun laporan
akhir studi secara komprensif. Hal ini juga sesuai
dengan deskriptor dalam Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia KKNI) level 5.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami
menyusun buku pedoman penyusunan Karya Tulis
Ilmiah (KTI). Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk
menjadi pegangan bagi dosen pembimbing dalam
memberikan pengarahan dan pegangan mahasiswa
selama proses penyusunan KTI. Pedoman KTI ini
secara khusus akan memaparkan dan membahas salah
satu desain penelitian yaitu studi kasus.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan
terhadap pedoman yang telah disusun.
Semoga pedoman ini bermanfaat bagi mahasiwa
dan semua pihak yang membutuhkan. Kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan pedoman
ini pada masa yang akan datang.

Ambon, Nopember 2021


Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang pentingnya Karya Tulis Ilmiah


Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
adalah program pendidikan tinggi yang bertujuan
untuk menghasilkan lulusan perawat Vokasi yang
memeliki pengetahuan dan kemampuan atau
ketrampilan khusus dalam bidang keperawatan, serta
mempunyai sikap etis professional agar mampu
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
secara komprehensif. Hal ini diperoleh melalui
penerapan kurikulum pendidikan yang baik dengan
berbagai bentuk pengalaman belajar, di kelas,
laboraturium, klinik, dan lapangan, serta ditunjang
dengan sarana dan prasarana belajar yang memadai
sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi
(SN Dikti).
Berdasarkan kurikulum Pendidikan Diploma III
Keperawatan Indonesia tahun 2014 yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Diploma III
Keperawatan di Indonesia disebutkan bahwa profil
lulusan Diploma III Keperawatan Indonesia adalah
sebagai perawat pelaksana asuhan keperawatan
pada individu, keluarga, dan kelompok khusus di
tatanan klinik dan komunitas yang memeliki
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia yang meliputi aspek bio, psiko, sosio,
kultural, dan spiritual dalam kondisi sehat, sakit serta
kegawatdaruratan berdasarkan ilmu dan teknologi
keperawatan dengan memegang teguh kode etik
perawat. Untuk mencapai tujuan tersebut dan
merujuk pada Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) maka lulusan Diploma III
Keperawatan diharapkan mampu menyusun laporan
tertulis secara komprehensif yang dikemas dalam
mata kuliah Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah sebuah karya
tulis yang disusun oleh mahasiswa Diploma III
Keperawatan dalam rangkaian kegiatan yang
terstruktur dengan tujuan memberikan kesempatan
pada mahasiswa untuk menyusun laporan secara
komprehensif sebagai penugasan akhir pendidikan.
Dalam pedoman KTI ini secara khusus akan
memaparkan tentang bentuk studi kasus dengan
harapan dapat membantu pembimbing dalam
mengarahkan mahasiswa dan membantu mahasiswa
dalam menyusun suatu karya ilmiah sebagai tugas
akhir pendidikannya.

B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945
2. Undang-undang 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
3. Undang-undang No 14 tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen
4. Undang-undang No 12 tahun 2012 tentang
Penidikan Tinggi
5. Undang-undang No 38 tahu 2014 tentang
Keperawatan
6. Peraturan Pemerintah No 17 tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
7. Peraturan Pemerintah No 13 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
8. Peraturan Presiden No 08 tahun 2012 tentang
KKNI
9. Permendiknas No 17 tahu 2010 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi.
10. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
RI. No 73 tahun 2013 tentang Penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
11. Permenristek Dikti No 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
12. Kurikulum Inti Pendidikan Diploma III
Keperawatan Indonesia Tahun 2014.

C. Deakriptor Kerangka Kualifikasi Nasional


Indonesia Level 5
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang
selanjutnya di singkat KKNI, adalah kerangka
perjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, penyetaraan dan mengintegrasikan
antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja
pengalaman keja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai struktur
pekerjaan diberbagai sector. Berdasarkan KKNI
tersebut maka kualifikasi kompetensi lulusan Diploma
III adlah pada level 5.
Adapun deskripsi level 5 KKNI adalah sebagai
berikut:
1. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas,
memilih metode yang sesuai dari beragam pilihan
yang sudah maupun belum baku dengan
menganalisis data, serta mampu menunjukan
kinerja dengan mutu dan kualitas yang terukur.
2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan
tertentu secara umum, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah
prosedural.
3. Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun
laporan tertulis secara komprehensif
4. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan
dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian
hasil kerja kelompok.

Berdasarkan Deskriptor KKNI tersebut dan


sesuai dengan kurikulum Diploma III Keperawatan
Indonesia, maka mata kuliah karya tulis ilmiah (KTI)
adalah struktur mata kuliah wajib yang harus diikuti
oleh mahasiswa semester akhir.

D. Dasar Pemikiran
1. Standar Kompetensi Perawat Indonesia yang
mencakup ketiga ranah kompetensi yaitu praktik
professional, legal, etis, dan peka budaya;
pemberian asuhan dan manajemen Keperawatan;
serta pengembangan kualitas personal dan
professional.
2. Rumusan capaian pembelajaran pada program
pendidikan Diploma III Keperawatan yang menjadi
acuan penyusunan karya tulis ilmiah sebagai
tugas akhir adalah:
a. Menyusun laporan tentang hasil dan proses
kerja dengan akurat dan sahih,
mengkomunikasikan secara efektif kepada
pihak lain yang membutuhkannya.(CP.U.4)
b. Mampu mendokumentasikan, menyimpan,
mengamankan, dan menemukan kembali data
untuk menjamin kesahihan dan mencegah
plagiasi.(CP.U.8)

E. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai pedoman bagi penyelenggaraan
pendidikan Diploma III Keperawatan khususnya
pembimbing dan untuk memberikan panduan bagi
mahasiswa dalam penyusunan karya tulis ilmiah
dengan desain studi kasus.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya latar belakang perlunya
penulisan KTI.
b. Dipahaminya alur penyusunan KTI.
c. Dipahaminya desain studi kasus deskriptif.
d. Dipaahaminya kerangka acuan penyusunan
KTI.
e. Dipahaminya teknik penulisan KTI.
f. Dipahaminya cara evaluasi KTI.

F. Lingkup Karya Tulis Ilmiah


Mengacu kepada profil lulusan dan capaian
pembelajaran lulusan pendidikan Diploma III
keperawatan, maka lingkup karya tulis ilmiah adalah
asuhan keperawatan baik di tatanan klinik maupun
komunitas dengan fokus studi pada kasus yang
dilaporkan secara komprehensif atau prosedur
keperawatan tertentu sesuai masalah keperawatan
dan rencana tindakan.
BAB II KARYA TULIS ILMIAH

Pada bagian ini diuraikan tentang Karya Tulis


Ilmiah Diploma III Keperawatan, tata cara penyusunan,
dan pola pembimbingan.

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah


Terdapat dua makna tentang karya tulis ilmiah,
yakni karya tulis dan karya ilmiah. Karya tulis
merupakan salah satu media komunikasi adalah
karangan yang memaparkan hasil pemikiran, hasil
pengamatan, atau tinjauan dalam bidang tertentu
yang disusun secara sistematis. Karya tulis juga
dapat dikatakan sebagai tulisan atau karya yang
membahas masalah tertentu berdasarkan
pengamatan atau pengalaman secara sistematis dan
terarah. Hal ini berbeda dengan karya ilmiah.
Karya ilmiah atau scientific paper adalah laporan
tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh
seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi
kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan. Data, simpulan,
dan informasi lain yang terkandung dalam karya
ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain
dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian
selanjutnya.
Karya tulis ilmiah merupakan karangan yang
berisi gagasan yang disajikan dengan menggunakan
bentuk dan bahasa ilmiah. Karya tulis ilmiah
mengusung permasalahan keilmuan dan materi yang
dituangkan dalam tulisan berupa gagasan-gagasan,
baik berupa hasil kajian maupun hasill-hasil
penelitian yang disajikan dalam bentuk karya tulis.
Gagasan-gagasan ilmiah yang dimaksud merupakan
gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang
terekam dalam tulisan ilmiah, menyajikan fakta
umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara
ilmiah, serta ditulis dengan kaidah penulisan dan
metodologi yang benar.

B. Model KTI
Dalam Pedoman ini, yang dimaksud model KTI
bagi nahasiswa Diploma III Keperawatan adalah
studi kasus yang berorientasi pada asuhan
keperawatan atau prosedur tindakan keperawatan
tertentu yang dilakukan pada individu, keluarga, dan
masyarakat (kelompok khusus).
Asuhan Keperawatan yang dimaksud adalah
asuhan keperawatan terhadap dua kasus dengan
menggunakan salah satu pendekatan yaitu ;
1. Pendekatan asuhan keperawatan yang dilaporkan
secara komprehensif mulai tahap pengkajian
sampai dengan evaluasi.
2. Pendekatan asuhan keperawatan yang
dilaksanakan secara komprehensif dimana bentuk
pelaporannya lebih memaparkan secara
mendalam salah satu tindakan fokus sesuai
masalah (prosedur tindakan tertentu) dari rencana
keperawatan.

C. Pembimbing Karya Tulis Ilmiah


Pembimbing adalah dosen tetap yang telah
ditunjuk oleh institusi untuk menjadi pembimbing
selama proses pembuatan proposal dan penyusunan
laporan KTI, yang bertugas dan bertanggung jawab
sepenuhnya baik dari segi substansi maupun
metodologi penulisan ilmiah.
Persyaratan pembimbing KTI adalah :
1. Terdaftar sebagai dosen tetap.
2. Penyusunan KTI dibimbing sedikitnya oleh 1
(satu) orang pembimbing yang memiliki keahlian
dalam bidang keperawatan.
3. Pembimbing utama adalah dosen program studi
yang memiliki keahlian sesuai dengan keahlian
dalam bidang keperawatan.
4. Pembimbing pendamping adalah dosen program
studi yang memeliki keahlian yang relevan dengan
topik yang dipilih.
5. Pembimbing adalah dosen program studi yang
memiliki jabatan akademik sekurang-kurangnya
Asisten Ahli dan dengan dasar pendidikan
keperawatan.
6. Pembimbing KTI ditetapkan dengan surat
keputusan pimpinan institusi.

D. Penguji Karya Tulis Ilmiah


Penguji KTI adalah dosen tetap yang telah
ditunjuk oleh institusi untuk menjadi penguji selama
proses ujian dan revisi laporan KTI, yang bertugas
dan bertanggung jawab sepenuhnya baik dari segi
substansi maupun metodologi penulisan ilmiah.
Persyaratan Penguji adalah :
1. Penguji KTI adalah dosen program studi dengan
jabatan fungsional, memiliki bidang keahlian
sesuai dengan bidang KTI yang diuji.
2. Penguji Ketua adalah dosen program studi yang
memiliki keahlian sesuai dengan keahlian dalam
bidang keperawatan dengan jabatan akademik
tertinggi dalam tim penguji.
3. Penguji anggota adalah dosen program studi yang
memiliki keahlian yang relevan dengan topik yang
dipilih.
4. Penguji KTI ditetapkan dengan surat keputusan
pimpinan institusi.
BAB III PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS
ILMIAH

Penyusunan karya tulis ilmiah dilakukan oleh


mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

A. Langkah Pertama (Pengusulan Tema)


1. Mahasiswa mengajukan tema sebagai latar
belakang pengajuan judul KTI sesuai dengan
peminatan yang selanjutnya diajukan kepada
Koordinator Karya Tulis Ilmiah.
2. Selanjutnya setiap mahasiswa mendapatkan
dosen pembimbing sesuai dengan judul KTI.

B. Langkah Kedua (Penyusunan Proposal)


1. Mahasiswa melakukan proses penyusunan
proposal penelitian studi kasus sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan. Proposal
dinyatakan layak untuk diseminarkan jika telah
melalui proses konsultasi/bimbingan dan disetujui
oleh pembimbing
2. Selanjutnya mahasiswa mengajukan seminar
proposal kepada bagian administrasi akademik
dan sarana prasarana untuk persiapan
kelengkapan seminar proposal.
3. Apabila hasil seminar proposal dinyatakan layak
maka dapat dilanjutkan ke tahap pelaksanaan
studi kasus (pengambilan kasus).

C. Langkah Ketiga (Pelaksanaan Studi Kasus)


1. Sebelum pelaksanaan pengambilan kasus,
mahasiswa harus mengurus surat ijin studi kasus
dan ethical clearance bila diperlukan sesuai
dengan kebutuhan/ permintaan lahan.
2. Mahasiswa melakukan pengumpulan data untuk
studi kasus setelah memenuhi syarat-syarat
administrative serta sepengatahuan dari kedua
pembimbing.
3. Hasil studi kasus dinyatakan memenuhi syarat
untuk diujikan jika telah melalui proses bimbingan,
telah disetujui oleh pembimbing dan dinyatakan
layak untuk dipertahankan di hadapan penguji.

D. Langkah Keempat (Ujian Sidang Hasil KTI)


1. Uji sidang dapat dilaksanakan jika mahasiswa
telah memenuhi syarat-syarat administratif dan
akademis.
2. Mahasiswa diuji sekurang-kurangnya oleh tiga
orang penguji
3. Mahasiswa mengajukan ujian hasil studi kasus
sebagai Ujian Sidang KTI kepada ketiga penguji
dengan membawa lembar persetujuan ujian yang
diperoleh dari bagian administrasi akademik.
4. Setelah memperoleh persetujuan waktu
pelaksanakan ujian, mahasiswa melapor kepada
bagian administrasi akademik dan sarana
prasarana untuk menyiapkan sarana prasarana uji
sidang.
5. Uji sidang dinyatakan lulus atau tidak lulus.
6. Jika ada revisi mahasiswa diberikan kesempatan
memperbaiki KTI selama 1 minggu.
7. Jika dinyatakan tidak lulus, maka mahasiswa
harus mengulang langkah ketiga sampai
dinyatakan layak untuk ujian ulang oleh kedua
pembimbing.
8. KTI yang sudah diperbaiki dimintakan pengesahan
dari ketiga penguji.
BAB IV DESAIN STUDI KASUS

A. Pengertian Studi Kasus


Studi kasus adalah metode yang ditujukan untuk
menyelidiki dan mempelajari peristiwa dan fenomena
terkait individu. Individu yang dijadikan objek
penelitian tersebut nantinya akan diselidiki lebih
lanjut (Walgito, 2010). Sedangkan (Rahardjo &
Gudnanto, 2011) menjelaskan bahwa penelitian
studi kasus adalah metode yang diterapkan untuk
memahami individu lebih mendalam dengan
dipraktekkan secara integratif dan komprehensif.
Langkah tersebut dilakukan untuk memahami
karakter individu yang diteliti secara
mendalam. Selain mempelajari karakter individu,
juga membantu menentukan solusi atas
permasalahan yang dihadapi individu tersebut.
Dengan demikian peneliti mengumpulkan
informasi secara lengkap dengan menggunakan
prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang
telah ditentukan.

B. Tujuan Studi Kasus


Adapun tujuan studi kasus ini adalah
menggambarkan secara detail mengenai situasi
yang dialami oleh individu yang statusnya adalah
subjek penelitian, mengidentifikasi masalah utama
pada suatu kasus, menentukan masalah yang
menjadi masalah utama, menganalisa kasus
dengan menggunakan konsep teoritis,
merekomendasikan tindakan yang bisa menjadi
penyelesaian dari suatu kasus (Awwaabiin, 2021).
C. Ciri-Ciri Studi Kasus
Awwaabiin (2021) mengatakan bahwa ciri-ciri
penelitian studi kasus yang baik harus memiliki
karakteristik seperti di bawah ini :
1. Memandang objek penelitian sebagai kasus atau
permasalahan
2. Memandang kasus sebagai fenomena yang
bersifat kontemporer
3. Dilakukan berdasarkan kenyataan atau fakta
yang ada
4. Menggunakan berbagai sumber data untuk
diteliti
5. Menggunakan teori yang sesuai sebagai
pedoman atau acuan penelitian

D. Desain Studi Kasus


Berbagai buku sumber yang menyebutkan,
terdapat berbagai jenis studi kasus. Desain studi
kasus yang digunakan sebagai referensi AIPViKI
adalah jenis studi kasus yang merujuk pada
Nursalam (2003) yaitu desain deskriptif studi kasus.
Lebih lanjut dalam pedoman ini akan diuraikan
tentang desain deskriptif studi kasus.
Studi kasus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Merupakan rancangan studi kasus yang
mencakup pengkajian satu unit kasus secara
intensif, missal satu pasien, keluarga, kelompok,
komunitas atau institusi. Meskipun jumlah subjek
cenderung sedikit, jumlah variabel yang diteliti
sangat luas (Nursalam, 2003).
2. Unit yang menjadi kasus dilakukan analisis secara
mandala, baik dari segi yang berhubungan
dengan kasus itu sendiri, faktor-faktor yang
mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang
muncul sehubungan dengan kasus, maupun
tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu
perlakuan atau pemaparan tertentu (Notoatmodjo,
2018).

E. Metode Studi kasus


Adapun metode studi kasus, sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah dan merumuskan latar
belakang studi kasus
2. Merumuskan dan membuat batasan masalah
3. Merumuskan tujuan dan manfaat studi kasus
4. Menghimpun informasi dan teori-teori sebagai
dasar menyusun kerangka konsep studi kasus
5. Menentukan desain studi kasus
6. Menentukan subjek studi kasus
7. Menentukan fokus studi dan definisi operasional
8. Menentukan lokasi dan waktu studi kasus
9. Menentukan teknik pengumpulan data
10. Menentukan alat pengumpulan data yang akan
digunakan
11. Melaksanakan pengumpulan data
12. Melakukan pengolahan dan analisis data
13. Menarik kesimpulan
14. Menyusun dan mempublikasikan laporan studi
kasus

F. Etika Implementasi Studi kasus


Studi kasus ini pada dasarnya tidak
menimbulkan resiko bagi klien, namun penulis tetap
perlu untuk sensitif terhadap isu-isu etik dalam
menjalankan studi kasus. Creswell (2014)
menjelaskan bahwa interaksi yang terjadinya
masalah etika. Permasalahan etika dalam penelitian
terjadi akibat bertemunya dua atau lebih kepentingan
peneliti untuk memperoleh hasil penelitian ilmiah dan
penghormatan terhadap hak informan atau pihak-
pihak lain yang terkait.
Studi kasus ini juga tidak memberikan dampak
negatif berupa masalah etika karena sebelum
memulai pengumpulan data untuk studi kasus,
peneliti telah melakukan langkah-langkah antisipatif
dengan memenuhi beberapa prinsip etika penelitian
salah satunya adalah ijin/ persetujuan penelitian.
Pertimbangan etik dalam penelitian ini dilaksanakan
dengan memenuhi prinsip-prinsip the Five Right of
Human Subjects in Research (Macnee, 2004).
Lima hak tersebut meliputi hak untuk self
determination; hak terhadap privacy dan dignity; hak
terhadap anonymity dan confidentiality; hak untuk
mendapatkan penanganan yang adil dan hak
terhadap perlindungan dari ketidaknyamanan atau
kerugian.
1. Hak untuk self determination, klien memiliki
otonomi dan hak untuk membuat keputusan
secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas
dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak dalam
penelitian ini atau untuk mengundurkan diri dari
penelitian ini.
2. Hak untuk privacy dan dignity berarti bahwa klien
memiliki hak untuk dihargai tentang apa yang
mereka lakukan dan apa yang dilakukan terhadap
mereka serta untuk mengontrol kapan dan
bagaimana informasi tentang mereka dibagi
dengan orang lain.
Proses pengumpulan data juga beresiko
mengungkap pengalaman klien yang bersifat sangat
rahasia bagi pribadinya, peneliti menginformasikan
bahwa klien juga berhak untuk tidak menjawab
pertanyaan wawancara yang mungkin menimbulkan
rasa malu atau tidak ingin diketahui oleh orang lain.
Jika klien merasa tidak nyaman untuk berpartisipasi
lebih lanjut, klien diperkenankan untuk
mengundurkan diri ari proses penelitian kapanpun ia
inginkan. Semua ini dilakukan peneliti untuk
menghormati prinsip privacy dan dignity.
1. Hak anonymity dan confidentiality, maka semua
informasi yang didapat dari klien harus dijaga
dengan sedemikian rupa sehingga informasi
individual tertentu tidak bisa langsung dikaitkan
dengan klien, dan klien juga harus dijaga
kerahasiaan (confidentiality), maka peneliti
menyimpan seluruh dokumen hasil pengumpulan
data berupa lembar persetujuan mengikuti
penelitian, biodata, kaset rekaman dan transkrip
wawancara dalam tempat khusus yang hanya bias
diakses oleh peneliti. Dalam menyusun laporan
penelitian, peneliti menguraikan data tanpa
mengungkap identitas klien (anonymous)
2. Hak terhadap penanganan yang adil memberikan
individu hak yang sama untuk dipilih atau terlibat
dalam penelitian tanpa diskriminasi dan diberikan
penanganan yang sama dengan menghormati
seluruh persetujuan yang disepakati, dan untuk
memberikan penanganan terhadap masalah yang
muncul selama partisipasi dalam penelitian.
Semua klien mempunyai kesempatan yang sama
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan
mendapatkan perlakuan yang sama dari peneliti.
3. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari
ketidaknyamanan dan kerugian mengharuskan
agar klien dilindungi dari eksploitasi dan peneliti
harus menjamin bahwa semua usaha dilakukan
untuk meminimalkan bahaya atau kerugian dari
suatu penelitian, serta memaksimalkan manfaat
dari penelitian (Macnee, 2004)
Pada penelitian ini, untuk memenuhi hak-hak
tersebut peneliti memberikan informed consent yang
memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi kesedian
klien berpartisipasi dalam penelitian pada berbagai
tahap dalam proses penelitian (Streubert &
Carpenter, 2011). Maksud dari informed consent
adalah agar klien dapat membuat keputusan yang
dipahami dengan benar berdasarkan informasi yang
tersedia dalam dokumen informed consent (Macnee,
2004). Klien diberikan penjelasan singkat tentang
penelitian yang meliputi tujuan penelitian, prosedur
penelitian, durasi keterlibatan klien, hak-hak klien dan
diharapkan dapat berpartisipasi dalam penelitian ini.
Klien yang menyatakan untuk berpartisipasi dalam
penelitian ini kemudian menandatangani lembar
persetujuan.
BAB V KERANGKA PENULISAN DAN CONTOH
KARYA TULIS ILMIAH

Pada bagian ini akan diuraikan secara rinci hal-hal


yang harus dituliskan dalam Karya Tulis Ilmiah lengkap
beserta contohnya.

A. Kerangka Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Kerangka penulisan proposal maupun Karya
Tulis Ilmiah untuk studi kasus deskriptif, baik desain
studi kasus maupun survei terdiri dari : 1) Bagian
Awal, 2) Bagian Inti dan 3) Bagian Akhir.

1. Kerangka Penulisan Proposal KTI


a. Bagian Awal
1) Halaman Sampul Depan
2) Halaman Sampul Dalam
3) Halaman Pernyataan Keaslian
4) Halaman Persetujuan
5) Katar Pengantar
6) Halaman Daftar Isi
7) Halaman Daftar Tabel
8) Halaman Daftar Gambar
9) Halaman Daftar Lampiran
10) Daftar Arti Lambang, Singkatan dan Istilah

b. Bagian Inti
1) BAB I PENDAHULUAN
a) Latar Belakang Masalah
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan Studi Kasus
d) Manfaat Studi Kasus
2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA
a) Teori Dasar yang relevan (dapat terdiri
dari beberapa sub bab yang relevan
dengan topik studi kasus)
b) Kerangka Konsep Studi Kasus (untuk
desain studi kasus survei saja)
3) BAB III METODE STUDI KASUS
a) Jenis/Desain/Rancangan Studi kasus
b) Subjek Studi kasus
c) Fokus studi
d) Definisi Operasional Fokus Studi
e) Instrumen Studi kasus
f) Metode Pengumpulan Data
g) Lokasi dan Waktu Studi Kasus
h) Analisis Data dan Penyajian Data
i) Etika Studi Kasus

c. Bagian Akhir
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
a) Jadwal Kegiatan
b) Informasi dan pernyataan Persetujuan
(informed consent)
c) Bukti proses bimbingan
d) Instrumen Studi kasus, dan seterusnya.

2. Kerangka Penulisan KTI (Pelaporan Hasil Studi


Kasus)
a. Bagian Awal
1) Halaman Sampul Depan
2) Halaman Sampul Dalam
3) Halaman Pernyataan Keaslian
4) Halaman Persetujuan
5) Halaman Pengesahan Penguji
6) Halaman Kata Pengantar
7) Halaman Daftar Isi
8) Halaman Daftar Tabel
9) Halaman Daftar Gambar
10) Halaman Daftar Lampiran
11) Daftar Arti Lambang, Singkatan dan Istilah
12) Halaman Abstrak (Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris)

b. Bagian Inti
1) BAB I : PENDAHULUAN
a) Latar Belakang Masalah
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan Studi Kasus
d) Manfaat Studi Kasus
2) BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Teori Dasar yang relevan (dapat terdiri
atas sub-sub bab sesuai dengan topic studi
kasus)
3) BAB III : METODE STUDI KASUS
a) Jenis/Desain/Rancangan Studi kasus
b) Subjek Studi kasus
c) Fokus Studi
d) Defenisi Operasional Fokus Studi
e) Instrumen Studi Kasus
f) Metode Pengumpulan Data
g) Lokasi dan Waktu Studi Kasus
h) Analisis Data dan Penyajian Data
i) Etika Studi kasus
4) BAB IV : HASIL STUDI KASUS DAN
PEMBAHASAN
a) Hasil Studi kasus
b) Pembahasan
c) Keterbatasan Studi kasus
5) BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
a) Kesimpulan
b) Saran
c. Bagian Akhir
1) Daftar Pustaka
2) Lampiran
a) Jadwal Kegiatan
b) Surat Ijin Studi kasus
c) Informasi dan Pernyataan Persetujuan
(Informed Consent)
d) Instrumen Studi kasus
e) Tabulasi Data
f) Hasil Perhitungan Statistik (jika ada) dan
seterusnya
g) Bukti proses bimbingan (minimal 12 kali)

B. Penjelasan dan Contoh Karya Tulis Ilmiah


Pada bagian ini diuraikan tentang penjelasan
serta contoh-contoh penulisan proposal studi kasus
maupun laporan studi kasus (KTI).

1. Bagian Awal
a. Halaman Sampul Depan
Halaman Sampul Depan merupakan sampul
dari Karya Tulis Ilmiah yang memuat hal berikut
secara berurutan :
1) Tulisan : Proposal Karya Tulis Ilmiah
2) Judul Karya Tulis Ilmiah
3) Nama Lengkap Penulis (Mahasiswa), tanpa
kata “oleh”
4) NIM (Nomor Induk Mahasiswa)
5) Logo Institusi
6) Nama Institusi dan tahun penulisan laporan
Judul diketik dalam huruf capital (font 12
Times New Roman), dengan spasi tunggal
harus singkat, tepat, informative (jumlah
kata dalam judul berkisar 5-20 kata). Apabila
judul tidak dapat dibuat menjadi judul
singkat, maka dapatdibuat Sub Judul Pokok
dengan huruf kecil dalam kurung () dan
merupakan kalimat penjelasan. Halaman
sampul depan dicetak di atas hard cover
berwarna sesuai kebijakan institusi.
b. Halaman Sampul Dalam
Halaman Sampul Dalam memiliki kemiripan
dengan Sampul Halaman Depan.
Perbedaannya adalah :
1) Di bawah Judul ditulis prasyarat: Karya
Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah
satu persyaratan menyelesaikan Program
Diploma III Keperawatan.
2) Dicetak di atas kertas putih yang sama
dengan kertas naskah KTI.
c. Pernyataan Keaslian Tulisan (untuk hasil
studi kasus)
Pernyataan keaslian tulisan berisi ungkapan
penulis bahwa karya tulis ilmiah yang
ditulisnya bukan merupakan pengambilan
tulisan atau pemikirannya sendiri.
Pengambilalihan karya orang lain untuk
diakui sebagai karya sendiri merupakan
tindak kecurangan yang lazim disebut
plagiat. Penulis Karya Tulis Ilmiah harus
menghindarkan diri dari tindak kecurangan
ini.
d. Lembar Persetujuan dan Pengesahan
Terdiri dari 2 (dua) halaman :
1) Lembar pertama adalah Lembar
Persetujuan Pembimbing Karya Tulis
Ilmiah. Hal-hal yang dicantumkan
adalah : 1). Karya Tulis Ilmiah Oleh….. ini
telah disetujui untuk diuji; 2). Nama
lengkap dan NIM Mahasiswa; 3). Nama
lengkap beserta gelar Pembimbing I dan
Pembimbing II dan Tanda Tangan; 4)
Tempat, tanggal, bulan, dan tahun
disetujui Pembimbing.
2) Lembar kedua adalah Lembar
pengesahan untuk proposal dan untuk
Karya Tulis Ilmiah. Lembar pengesahan
ini baru diberikan setelah ada
penyempurnaan isi oleh mahasiswa yang
bersangkutan sesuai dengan saran-saran
yang diberikan oleh para Penguji pada
saat Ujian Sidang proposal maupun KTI.
Pada lembar ini terdapat tanggal, bulan,
tahun dilaksanakan ujian; nama lengkap,
NIP, dan tanda tangan dari masing-
masing Penguji.

e. Kata Pengantar
Di dalam halaman Kata Pengantar
dicantumkan ucapan terima kasih penulis
Karya Tulis Ilmiah yang ditujukan kepada
orang-orang, lembaga, organisasi dan/ atau
pihak-pihak lain yang telah banyak
membantu dalam mempersiapkan,
melaksanakan dan menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Tulisan Kata Pengantar diketik dengan huruf
capital, simetris di batas atas bidang
pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata
pengantar diketik dengan spasi ganda (dua
spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua
halaman kertas ukuran A4. Kemudian, pada
akhir teks dicantumkan kata “Penulis” tanpa
menyebut nama terang, dan ditempatkan di
pojok kanan bawah.
f. Daftar Isi
Daftar Isi merupakan petunjuk bagi
pembaca tentang topic tertentu dalam Karya
Tulis Ilmiah dan nomor halaman. Daftar Isi
memuat judul besar (BAB), judul kecil (sub
BAB atau sub-sub BAB) diketik dengan
spasi tunggal jika lebih dari satu baris dan
disertai nomor halamannya.

g. Daftar Tabel
Daftar Tabel memuat nomor urut tabel, judul
dan nomor halaman letak tabel. Judul tabel
yang memerlukan lebih dari 2 baris diketik
dengan spasi tunggal, antara judul tabel
yang satu dengan judul tabel yang lain diberi
jarak 2 spasi. Daftar tabel boleh dimasukkan
jika lebih dari 3 tabel

h. Daftar Gambar
Daftar gambar memuat nomor urut gambar,
judul gambar, nomor halaman letak gambar.
Judul gambar yang memerlukan lebih dari 2
baris diketik dengan spasi tunggal, antara
judul gambar yang satu dengan hudul
gambar yang lain diberi jarak 2 spasi. Daftar
gambar boleh dimasukkan jika lebih dari 3
gambar

i. Daftar Lampiran
Daftar Lampiran memuat nomor urut
lampiran, judul lampiran, nomor halaman
letak lampiran. Judul Lampiran memerlukan
lebih dari 2 baris diketik dengan spasi
tunggal, antara judul lampiran yang satu
dengan judul lampiran yang lain diberi jarak
2 spasi.

j. Daftar Istilah dan Singkatan


Daftar istilah dan singkatan memuat
beberapa arti lambing singkatan dan istilah
yang banyak digunakan pada naskah Karya
Tulis Ilmiah.

k. Abstrak
Abstrak hanya untuk Hasil Studi kasus (KTI).
Pada bagian awal dan terpisah dari teks
abstrak, dicantumkan Judul Karya Tulis
Ilmiah secara lengkap (termasuk sub judul)
yang diketik dengan huruf kecil kecuali
huruf-huruf pertama dari masing-masing
kata dan bukan kata penghubung. Nama
penulis karya tulis ilmiah dicantumkan di
bawah judul, diikuti dengan tahun lulusan
ujian karya tulis ilmiah yang diketik dalam
tanda kurung. Di bawah nama dituliskan
nama program studi (tidak boleh disingkat)
dan nama Institusi. Kemudian dicantumkan
nama dosen pembimbing utama dan
pendamping lengkap dengan gelar
akademiknya.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang
ditempatkan di bawah nama dosen
pembimbing. Jumlah kata kunci ini sekitar
lima buah. Kata kunci diperlukan untuk
komputerisasi sistem informasi ilmiah.
Dengan kata kunci, kita bisa menemukan
judul-judul karya tulis beserta abstraknya
dengan mudah.
Di dalam teks abstrak disajikan secara padat
inti sari Karya Tulis Ilmiah yang mencakup
latar belakan, tujuan studi kasus, metode
yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh,
kesimpulan yang dapat ditarik, dan saran
yang diajukan.
Teks abstrak diketik dengan spasi tunggal
(satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari
200 kata, merupakan satu paragraph ditulis
dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris.

2. Bagian Inti
Bagian inti dari Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut :
a. BAB 1 : Pendahuluan
Pada Bab Pendahuluan memuat :
1) Latar Belakang
Latar Belakang berisi uraian tentang (1) apa
yang menjadi perhatian atau masalah dalam
Studi Kasus, (2) alas an mengapa masalah
itu dianggap penting, (3) masalah tersebut
didukung oleh fakta empiris (pemekiran
induktif) termasuk hasil-hasil studi kasus
terdahulu, sehingga dapat mempertegas
bahwa masalah tersebut perlu diteliti dengan
studi kasus, namun pada studi kasus,
diperbolehkan tanpa data yang berupa
angka-angka kejadian di lapangan (studi
pendahuluan). (4) harapan dari peneliti
tentang pentingnya dilakukan studi kasus,
(5) kesenjangan-kesenjangan yang
ditemukan yang nantinya akan
memunculkan pertanyaan studi kasus.
2) Rumusan Masalah
Perumusan Masalah merupakan upaya
untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicarikan
jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa
perumusan masalah merupakan pernyataan
secara lengkap dan terperinci, mengenai
ruang lingkup masalah/fokus studi asuhan
keperawatan atau prosedur keperawatan
berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah. Rumusan masalah disusun secara
singkat, padat dan jelas, dituangkan dalam
bentuk kalimat tanya.
Contoh rumusan masalah untuk studi kasus :
Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan pasien Diabetes
Melitus dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
Contoh rumusan masalah untuk prosedur keperawatan :
Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan pemberian terapi music
dapat meningkatkan kemandirian pasien menarik diri?

3) Tujuan Studi kasus


Tujuan studi kasus mengungkapkan tentang
sasaran yang ingin dicapai dengan studi
kasus dituangkan dalam bentuk kalimat
pernyataan secara jelas, tegas, tidak
bermakna ganda dan konsisten dengan
rumusan masalah. Rumusan tujuan studi
kasus hanya berupa 1 (satu) rumusan saja.
Contoh rumusan tujuan untuk studi kasus :
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien Diabetes Melitus dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
Contoh rumusan tujuan untuk prosedur keperawatan :
Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian terapi
music dapat meningkatkan kemandirian pasien menarik diri?
4) Manfaat Studi kasus
Manfaat studi kasus memuat uraian tentang
implikasi temuan studi kasus yang bersifat
praktis terutama bagi :
a) Masyarakat secara luas sebagai
pengguna hasil studi kasus.
b) Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan.
c) Penulis, yang memungkinkan akan
dikembangkan untuk studi kasus lebih
lanjut.

Contoh manfaat studi kasus :


Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
(1) Masyarakat :
Membudayakan pengelolaan pasien Diabetes Melitus dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang seimbang.
(2) Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan :
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang
keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien Diabetes Melitus.
(3) Penulis :
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien Diabetes Melitus.

Contoh manfaat prosedur keperawatan :


Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
(1) Masyarakat :
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
meningkatkan kemandirian pasien menarik diri melalui terapi
musik.
(2) Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan :
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang
keperawatan dalam meningkatkan kemandirian pasien
menarik diri melalui terapi musik.
(3) Penulis :
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan
prosedur terapi musik pada asuhan keperawatan pasien
menarik diri.

b. BAB 2 : Tinjauan Pustaka


Pada Bab Tinjauan Pustaka ditekankan pada
penulisan teori-teori yang diuraikan secara
sistematis dan relevan dengan variabel studi
kasus. Untuk sudi kasus tidak perlu memuat
kerangka konsep studi kasus.

Contoh Sub Judul Bab 2 :


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan keperawatan dalam kebutuhan nutrisi
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
B. Nutrisi pada Diabetes Melitus
1. Pengertian
2. Gangguan nutrisi pada Diabetes Melitus
3. Pengaturan nutrisi pada Diabetes Melitus
4. Edukasi nutrisi pada Diabetes Melitus
5. ……dan seterusnya sesuai kebutuhan
Contoh Sub Judul Bab 2 :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan keperawatan pasien menarik diri


1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
B. Terapi Musik
1. Pengertian
2. Jenis terapi musik
3. Teknik prosedur terapi musik
4. …dan seterusnya sesuai kebutuhan

c. BAB 3 : Metode Studi Kasus


Pada Bab ini diuraikan tentang metode
penulisan yang diterapkan mahasiswa dalam
studi kasus yang akan dilaksanakan. Bab ini
berisi tentang desain/rancangan studi kasus,
subjek studi kasus, fokus studi yang akan
diteliti, definisi operasional, cara pengumpulan
data, instrument pengumpulan datanya, cara
pengolahan data, dan etika penulisan.
1) Rancangan Studi kasus
Karya tulis menggunakan Studi Kasus.
Jelaskanlah Desain Studi kasus Deskriptif
yang dipilih untuk studi kasus yang akan
dilaksanakan.
2) Subjek Studi kasus
Untuk studi kasus tidak dikenal populasi
dan sampel, namun lebih mengarah kepada
istilah subjek tadi kasus oleh karena yang
menjadi subjek studi kasus sekurang-
kurangnya dua klien (individu, keluarga, atau
masyarakat kelompok khusus) yang diamati
secara mendalam. Subjek studi kasus perlu
dirumuskan kriteria inklusi dan eksklusi.

3) Fokus Studi
Fokus studi adalah kajian utama dari
masalah yang akan dijadikan titik acuan
studi kasus.
Contoh Fokus Studi :
a) Kebutuhan nutrisi pada pasien Diabetes Melitus.
b) Penerapan prosedur terapi musik pada pasien menarik diri.

4) Defenisi Operasional
Pada bagian ini berisi tentang
penjelasan/definisi yang dibuat oleh peneliti
tentang fokus studi yang dirumuskan secara
operasional yang akan digunakan pada studi
kasus dan bukan merupakan defenisi
konseptual berdasarkan literatur.

Contoh Defenisi Operasional :


Studi kasus asuhan keperawatan :
a) Kebutuhan nutrisi adalah…..
b) Pasien Diabetes Melitus …..
Studi kasus penerapan prosedur keperawatan :
a) Prosedur terapi musik adalah ……
b) Pasien menarik diri adalah ……….
5) Tempat dan Waktu
Pada bagian ini berisi penjelasan tentang
tempat/lokasi studi kasus maupun waktu
yang digunakan.
6) Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dan instrument
pengumpul data yang digunakan dalam
studi kasus, diuraikan pada bagian ini.
Penyusunan bagian awal instrument
dituliskan karakteristik responden: umur,
pekerjaan, sosial, ekonomi, jenis kelamin,
dan lain-lain. Jenis instrumen yang sering
digunakan pada ilmu keperawatan
diklasifikasikan menjadi 5 bagian (Nursalam,
2003), yaitu:
a) Biofisiologis (pengukuran yang
berorientasi pada dimensi fisiologis
manusia, baik invivo maupun invitro)
b) Observasi (terstruktur dan tidak
terstruktur)
Observasi dapat dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa model
instrument, antara lain :
(1)Catatan Anecdotal : mencatat gejala-
gejala khusus atau luar biasa menurut
urutan kejadian.
(2)Catatan Berkala: mencatat gejala
secara berurutan menurut waktu
namun tidak terus menerus.
(3)Daftar Cek List : menggunakan daftar
yang memuat nama observasi disertai
jenis gejala yang diamati.
(4)Wawancara (terstruktur dan tidak
terstruktur)
(5)Kuesioner (pengumpulan data secara
formal untuk menjawab pertanyaan
tertulis)
(6)Skala penilaian
7) Penyajian Data
Penyajian data disesuaikan dengan desain
studi kasus deskriptif yang dipilih. Untuk
studi kasus, data disajikan secara
tekstular/narasi dan dapat disertai dengan
cuplikan ungkapan verbal dari subjek studi
kasus yang merupakan data pendukungnya.

8) Etika Studi kasus


Jelaskan etika yang harus ditaati oleh
peneliti dalam melaksanakan suatu studi
kasus. Jika perlu, terutama jika studi kasus
ini dianggap dapat membahayakan
responden, maka peneliti juga harus
mencantumkan ethical clearance.

d. BAB 4: Hasil Studi kasus dan Pembahasan


Bagian ini terdiri dari 2 bagian yaitu, bagian
pertama: berisikan tentang uraian hasil yang
diperoleh dari studi kasus. Bagian kedua:
memuat uraian tentang pembahasan atas
temuan-temuan studi kasus yang telah
dikemukakan pada bagian pertama dan
keterkaitannya dengan teori. Bagian ini juga
dilengkapi dengan keterbatasan dari studi
kasus yang dilaksanakan.
1) Hasil Studi kasus
Pada bagian ini menguraikan paparan data
yang diperoleh sesuai dengan fokus studi,
dengan merujuk pada rumusan masalah
atau tujuan dilaksanakannya studi kasus.
Deskripsi data hasil studi kasus tentang
fokus studi dilaporkan sebagai hasil studi
kasus yang telah diolah secara narasi,
dan/atau distribusi frekuensi dan bentuk lain
sesuai kebutuhan:
Gambaran umum situasi lingkungan
dilaksanakannya studi kasus (Ruang Rawat
Inap, Poliklinik, Masyarakat). Pemaparan
tentang variabel studi kasus atau jika fokus
studi harus dipaparkan secara mendalam
atau intensif dari hasil studi kasus baik
melalui wawancara maupun observasi atau
pengukuran lain yang bisa didaptkan dari
subjek studi kasus maupun sumber-sumber
lain yang dapat dipertanggung jawabkan
(perawat atau anggota keluarga yang
terkait).

2) Pembahasan
Pembahasan atas temuan-temuan studi
kasus yang telah dikemukakan didalam hasil
studi kasus, mempunyai arti penting bagi
keseluruhan kegiatan kegiatan studi kasus.
Adapun tujuan pembahasan adalah:
menjawab masalah studi kasus dengan
merujuk bagaimana tujuan studi kasus
dicapai. Pembahasan menjelaskan dan
mengintegrasikan keterkaitan temuan-
temuan dalam studi kasus dengan teori
yang mendasarinya dalam Bab 2.
Pembahasan akan menjadi lebih menarik
dan relevan jika didalamnya dicabtumkan
juga temuan-temuan orang lain yang sudah
lebih dulu melakukan studi kasus dan
mendukung hasil studi kasus yang disajikan.
Dapat juga dicantumkan hasil studi kasus
orang lain yang berbeda sehingga penulis
mampu memberikan penjelasan teoritis.
3) Keterbatasan
Pada Bagian ini uraikanlah tentang hal-hal
yang mempengaruhi hasil studi kasus.
Keterbatasan studi kasus, meliputi aspek
teoritis, metodologis maupun hal-hal yang
menghambat jalannya studi kasus.

e. BAB 5 : Kesimpulan dan Saran


Pada bagian penutup ini memuat 2 (dua) hal
pokok, yaitu kesimpulan dan saran.

1) Kesimpulan
Isi dari kesimpulan ialah yang terkait
langsung dengan rumusan masalah dan
tujuan studi kasus. Dengan kata lain,
kesimpulan studi kasus terkait secara
substansi terhadap temuan-temuan studi
kasus yang mengacu pada tujuan studi
kasus yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kesimpulan dapat juga ditarik dari hasil
pembahasan, namun yang benar-benar
relevan dan mampu memperkaya temuan
hasil studi kasus yang diperoleh.

2) Rekomendasi
Rekomendasi yang diajukan hendaknya
selalu bersumber dari temuan studi kasus,
pembahasan dan kesimpulan hasil studi
kasus. Dengan demikian rekomendasi
tersebut tidak keluar dari batas-batas
lingkup dan implikasi studi kasus.
Saran yang baik nampak dari rumusannya
yang bersifat rinci dan operasional. Artinya,
jika orang lain hendak melaksanakan saran
itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam
menafsirkan atau mengaplikasikannya.
Disamping itu, saran yang diajukan
hendaknya telah spesifik dan dapat
ditujukan kepada pihak terkait.

3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari Karya Tulis Ilmiah bisa memuat
Daftar Rujukan, Pernyataan Keaslian Tulisan dan
lampiran-lampiran.
a. Daftar Pustaka
Sumber kutipan yang dimasukkan dalam daftar
pustaka harus sudah disebutkan dalam teks
karya tulis ilmiah. Artinya, sumber kutipan yang
hanya dipakai sebagai bahan bacaan tetapi
tidak dirujuk dalam teks karya tulis ilmiah tidak
boleh dimasukkan dalam daftar pustaka.
Sebaliknya, semua sumber kutipan yang
disebutkan dalam isi karya tulis ilmiah harus
dicantumkan dalam daftar pustaka. Tatacara
penulisan daftar pustaka menggunakan APA
Style (Mendeley)

f. Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran hendaknya berisi
keterangan-keterangan yang dipandang
penting untuk Karya Tulis Ilmiah seperti
instrumen studi kasus, data mentah hasil studi
kasus, surat ijin, dan tanda bukti telah
melaksanakan pengumpulan data studi kasus,
dan masih bisa ditambah dengan hal yang lain.
Keterangan penting itu ditaruh dalam lampiran
dengan maksud agar tidak mengganggu
kelancaran informasi yang terdapat dalam
bagian inti Karya Tulis Ilmiah. Untuk
mempermudah pemanfaatannya, setiap
lampiran harus diberi nomor urut dengan
menggunakan angka Arab.
BAB VI EVALUSI KARYA TULIS ILMIAH

A. Seminar Proposal
Seminar Proposal dilaksanakan setelah
mahasiswa melalui proses bimbingan dan proposal
dinyatakan layak untuk diseminarkan. Penguji 2-3
orang terdiri dari: Ketua Penguji dan 1 atau 2 orang
Anggota Penguji (pada saat seminar Proposal
Pembimbing bertindak sebagai moderator). Proses
seminar dipimpin oleh Ketua Penguji. Ketua Penguji
ditetapkan sesuai ketetapan institusi.
Aspek yang dievaluasi adalah sistematika dan
cara penulisan, isi tulisan, penyajian, dan responsi.
Sistematika penulisan meliputi: kerangka penulisan,
kesinambungan antar alenia, antar Bab KTI. Cara
Penulisan meliputi: penggunaan bahasa, susunan
kalimat, pengetikan, penulisan kutipan, penulisan
sumber bacaan/daftar pustaka. Aspek isi tulisan,
meliputi keseluruhan bagian inti KTI mulai dari
pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode studi
kasus secara lengkap. Pada proses penyajian, yang
dinilai adalah ketetapan waktu, kejelasan,
penggunaan media dan penampilan. Kemampuan
mempertanggung jawabkan proposal dinilai dalam
aspek response yang meliputi: ketetapan menjawab,
kemampuan mengemukakan argumentasi,
penguasaan dan penampilan selama tanya jawab
berlangsung (format penilaian seminar proposal
terlampir).
Proses seminar berlangsung selama 1 jam,
dengan rincian: 10 menit untuk penyajian, 45 menit
tanya jawab oleh 3 penguji (masing-masing 15
menit), dan 5 menit terakhir untuk penentuan hasil
seminar proposal.
B. Ujian Sidang
Ujian Sidang dilaksanakan setelah mahasiswa
melalui proses pengambilan data, bimbingan
penulisan hasil serta telah dinyatakan layak untuk
diuji oleh pembimbing. Tim Penguji 2-3 orang terdiri
dari: Ketua Penguji 1-2 Anggota Penguji (pada saat
seminar proposal pembimbing bertindak sebagai
moderator). Proses Ujian dipimpin oleh Ketua
Penguji. Ketua Penguji ditetapkan sesuai ketetapan
Direkrur. Penguji seminar proposal sama dengan
Penguji Hasil.
Aspek yang dievaluasi adalah sistematika dan
cara penulisan, isi tulisan, penyajian, dan responsi.
Sistematika penulisan meliputi: kerangka penulisan,
kesinambungan antar alinea, antar Bab KTI. Cara
penulisan meliputi: penggunaan bahasa, susunan
kalimat, pengetikan, penulisan kutipan, penulisan
sumber bacaan/daftar pustaka. Aspek isi tulisan,
meliputi keseluruhan bagian inti KTI mulai dari
pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode studi
kasus secara lengkap, hasil studi kasus dan
pembahasan serta kesimpulan dan saran. Pada
proses penyajian, yang dinilai adalah ketetapan
waktu, kejelasan, penggunaan media dan
penampilan. Kemampuan mempertanggung
jawabkan hasil dinilai dalam aspek responsi yang
meliputi: ketetapan menjawab, kemampuan
mengemukakan argumentasi, penguasaan dan
penampilan selama tanya jawab berlangsung.
Proses ujian berlangsung selama 1 jam, dengan
rincian: 10 menit untuk penyajian, 45 menit tanya
jawab oleh 2-3 Penguji (masing-masing 15 menit),
dan 5 menit terakhir untuk penentuan Hasil Ujian
Sidang. Disamping itu penelian seminar proposal dan
ujian siding, juga diberikan penilaian untuk proses
pembimbingan mulai sejak awal penulisan proposal
sampai penyusunan hasil studi kasus oleh kedua
orang pembimbing.

C. Penilaian Karya Tulis Ilmiah


Skor akhir merupakan keseluruhan dari nilai
proses penulisan karya tulis, penggunaan tata
bahasa, keterkaitan antara judul da isi karya tulis,
tata cara penggunaan referensi, dan penguasaan
terhadap isi karya tulis. Setiap bagian perlu diberikan
pembobotan secara proporsional dan nilai akhir
karya tulis ilmiah diperoleh dari rerata jumlah skor.
Kemudian, nilai akhir dialihkan menjadi huruf mutu
mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan
Tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Awwaabiin, S. (2021). Penelitian Studi Kasus:


Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkapnya.
Dunisdosen.com.
https://www.duniadosen.com/penelitian-studi-
kasus/

Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative,


Quantitave, and Mixed Method Approaches (4 ed.).
California : SAGE Publications, Inc.

Macnee. (2004). Understanding Nursing Research:


Raeding and Using Research in Practice.
Philadelphia: Lippicont, William and Wilkins.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian


Kesehatan. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi


Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi,
Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.

Rahardjo, S., & Gudnanto. (2011). Pemahaman Individu


Teknik Non Tes. Kudus : Nora Media Enterprise.

Streubert, & Carpenter, S. (2011). Qualitative Research


in Nursing: Advancing Humanistic Imperativ (5 th
Ed). . Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.

Walgito, B. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi


Karir. Yogyakarta : Andi Offset.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Contoh Halaman Judul

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN PROSEDUR TERAPI MUSIK PADA


PASIEN MENARIK DIRI

Logo
Institusi

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu


persyaratan untuk
……………………………………………

NAMA
NIM

KEMENTRIAN ……….REPUBLIK INDONESIA


(INSTITUSI)
(JURUSAN/ PRODI)
(TAHUN)
Lampiran 2: Contoh Pernyataan Keaslian tulisan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama :
Nim :
Program Studi :
Institusi :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis
Ilmiah yang saya tulis ini adalah benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang
lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
…………….,……………..20..
Pembuat Pernyataan

…………nama mahasiwa………………
NIM

:
Pembimbing

…………………………….
NIP.
Lampiran 3: Contoh Lembar Persetujuan

LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
oleh……………….NIM……………….
Dengan Judul”… ……………… ………………………
………………….
…………………………………………………………………
…………………….
………………” telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.

Ambon, ……,…………………20....
Pembimbing

……………………………………
NIP.
Lampiran 4: Contoh Lembar Pengesahan

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh ……………….. dengan


judul…………
…………………………………………………………………
……………………...telah dipertahankan di depan dewan
penguji pada tanggal……………………………

Dewan Penguji

Penguji Ketua

………………………
NIP.

Penguji Angota I Penguji Anggota II

………………….. …………………..
NIP NIP

Mengesahkan : Mengetahui :
Direktur Poltekkes Ketua Program Studi
Kemenkes Maluku Keperawatan Ambon

………………….. …………………..
NIP NIP
Lampiran 5: Contoh Lembar Konsultasi

KOP POLTEKKES KEMENKES MALUKU

LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

NAMA PEMBIMBING :
NIM/NPM :
NAMA PEMBIMBING :

N TANGGA MATERI SARAN PARAF


O L BIMBINGA PEMBIMBIN PEMBIMBIN
N G G

Ambon, ………………20….

Pembimbing

……………………………….
NIP
Lampiran 6: Contoh Penjelasan Mengikuti Penelitian
(PSP)

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI


PENELITIAN(PSP)

1. Kami adalah peneliti berasal dari Program Studi


Keperawatan Ambon dengan ini meminta anda untuk
berpartisipasi dengan suka rela dalam penelitian
yang berjudul ………………………………….
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini
adalah……………………………………………………
yang dapat memberi manfaat berupa
………………………… penelitian ini akan
berlangsung selama ……………………….
3. Prosedur studi kasus ini dengan cara wawancara dan
pemeriksaan fisik dengan menggunakan format
pengkajian yang akan berlangsung lebih 3x24 jam.
Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan
tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini
untuk kepentingan pengembangan
asuhan/pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan
anda pada penelitian ini adalah anda turut terlibat
aktif mengikuti perkembangan asuhan/tindakan yang
diberikan
5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi
saudara sampaikan akan tetap dirahasiakan
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan
dengan penelitian ini, silahkan menghubungi peneliti
pada nomor Hp: ………………………………………

Peneliti
……..
Lampiran 7: Contoh Lembar Informed Consent

INFORMED CONSENT
(Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan


bahwa saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan
telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan
oleh ……………………….. dengan
judul…………………………………
…………………………………………………………………
…………………………………………………………………
………………………………………….
……….,…………………….,20

Saksi Subyek Penelitian

………………….. …………………..

Peneliti

………………………..

Anda mungkin juga menyukai