Tim Penyusun:
TIM Riset Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas pimpinan
dan penyertaanNYA sehingga kami dapat menyelesaikan Panduan Penulisan Karya
Tulis Ilmiah bagi Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Palu.
Penyusunan panduan ini mengacu pada Kurikulum Diploma III Keperawatan
Indonesia dan sesuai dengan deskriptor dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) level 5, dimana lulusan Pendidikan Diploma III Keperawatan diharapkan
mampu menyusun laporan tertulis secara komprehensif yang dikemas dalam Mata
Kuliah Karya Tulis Ilmiah (KTI) dalam bentuk studi kasus. Karena itu kami tim
pengajar riset keperawatan Prodi DIII Keperawatan Palu Jurusan Keperawatan
menyusun Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah sebagai acuan dan pegangan bagi
mahasiswa dalam menyusun tugas akhir Karya Tulis Ilmiah. Panduan ini secara khusus
membahas salah satu desain penelitian studi kasus. Panduan ini juga sebagai pegangan
bagi dosen pembimbing dan penguji dalam memberikan arahan dan bimbingan bagi
mahasiswa.
Tersusunnya panduan ini atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada :
1. AIPVIKI Pusat atas dikeluarkannya Pedoman Penulisan KTI Studi Kasus bagi
mahasiswa DIII Keperawatan.
2. Direktur Poltekkes Kemenkes Palu yang telah memberikan dukungan selama
penyusunan panduan ini
3. Ketua Jurusan Keperawatan dan teman teman dosen Keperawatan yang sudah
memberikan masukan dan saran dalam penyusuan panduan ini.
Kami menyadari panduan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami tetap
mengharapkan masukan dan koreksi dari berbagai pihak guna penyempurnaan panduan
ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
B. Kerangka Penulisan Laporan KTI .............................................................. 15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan Diploma III Keperawatan adalah program pendidikan tinggi yang bertujuan
untuk menghasilkan lulusan Perawat Vokasi yang memiliki pengetahuan dan kemampuan atau
keterampilan khusus dalam bidang keperawatan, serta mempunyai sikap etis profesional agar
mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien secara komprehensif. Hal ini diperoleh
melalui penerapan kurikulum pendidikan yang baik dengan berbagai bentuk pengalaman
belajar, di kelas, laboratorium, klinik, dan lapangan, serta ditunjang dengan sarana dan
prasarana belajar yang memadai sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti).
Karya tulis Ilmiah (KTI) adalah sebuah karya tulis yang disusun oleh mahasiswa
Diploma III Keperawatan dalam rangkaian kegiatan yang terstruktur dengan tujuan
memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk menyusun laporan secara komprehensif
sebagai penugasan akhir pendidikan. Dalam Panduan penulisan KTI ini secara khusus akan
memaparkan tentang bentuk studi kasus dengan harapan dapat menjadi pegangan pembimbing
dalam memberikan bimbingan atau arahan kepada mahasiswa dan menjadi pedoman bagi
mahasiswa dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
2. Undang-Undang no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
1
7. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
8. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI.
9. Permendiknas Nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di
Perguruan Tinggi.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor 73 Tahun 2013 tentang
Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
11. Permenristek Dikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
12. Kurikulum Inti Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia tahun 2014.
Berdasarkan Deskriptor KKNI tersebut dan sesuai dengan Kurikulum Diploma IIIKeperawatan
Indonesia, maka mata kuliahKarya TulisIlmiah (KTI) adalah struktur mata kuliah wajib yang
harus diikuti oleh mahasiswa semester akhir.
D. Dasar Pemikiran
1. Standar Kompetensi Perawat Indonesia yang mencakup ketiga ranah kompetensi yaitu
Praktik profesional, legal, etis, dan peka budaya; Pemberian asuhan dan Manajemen
keperawatan; serta Pengembangan kualitas personal dan profesional.
2. Rumusan capaian pembelajaran pada program pendidikan Diploma III Keperawatan yang
menjadi acuan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah sebagai Tugas Akhir adalah menyusun
laporan tentang hasil dan proses kerja dengan akurat dan sahih, mengkomunikasikan secara
efektif kepada pihak lain yang membutuhkannya; dan mampu mendokumentasikan,
menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan
mencegah plagiasi.
2
E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi pembimbing dan penguji Jurusan Keperawatan Prodi DIII
Keperawatan Poso dalam memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah dengan metode studi kasus. Dan bagi mahasiswa sebagai pedoman dalam
penyusunan tugas akhir bentuk studi kasus.
2. Tujuan Khusus
a. Dipahaminya latar belakang perlunya penulisan KTI.
b. Dipahaminya alur penyusunan KTI.
c. Dipahaminya desain studi kasus deskriptif.
d. Dipahaminya kerangka acuan penyusunan KTI.
e. Dipahaminya teknik penulisan KTI.
f. Dipahaminya cara evaluasi KTI.
G. Ketentuan Umum
1. Penetapan Pembimbing KTI
a. Setiap mahasiswa mendapatkan dua pembimbing yaitu pembimbing Utama dan
pembimbing Pendamping.
b. Pembimbing ditetapkan dengan Surat Keputusan (SK) direktur berdasarkan usulan dari
jurusan/Program Studi.
c. Pembimbing Proposal dan KTI adalah sama, namun dimungkinkan penggantian salah
satu pembimbing apabila memenuhi alasan yang ditentukan Jurusan / Program Studi.
Penggantian ini diusulkan oleh Jurusan dan ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur. Untuk itu Jurusan / Program Studi menyusun ketentuan-ketentuan mengenai
pergantian Pembimbing.
2. Fungsi dan Tugas Pembimbing KTI
a. Fungsi pembimbing adalah sebagai pengarah, pendamping, fasilitator, supervisor,
konselor, advisor dan penguji dalam proses penyusunan KTI. Pembimbing utama dan
pembimbing pendamping secara bersama-sama bertanggungjawab atas substansi
3
materi, metode penyusunan KTI, pelaksanaan di lapangan, teknis pembuatan,
pembahasan, dan teknik penulisan yang benar atas KTI yang dibimbing.
b. Jumlah mahasiswa yang dibimbing oleh dosen sebagai pembimbing utama maksimal
10 mahasiswa dan sebagai pembimbing pendamping maksimal 10 mahasiswa. Peran
sebagai Pembimbing Utama diperhitungkan sebagai Beban Kerja Dosen dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah mulai dari proposal, ujian sampai dengan naskah
akhir. Perhitungan tersebut adalah 1 sks sebagai Pembimbing Utama (maksimal 10
mahasiswa atau 10 sks) dan 0,5 sks sebagai Pembimbing Pendamping (maksimal 10
mahasiswa atau 5 sks). Hal ini sesuai dengan SK Kepala badan PPSDM No.
HK.02.03/1/IV.1/07364/2014 tentang Pedoman Perhitungan Beban Kerja Dosen
Poltekkes Kemenkes.
3. Hak dan Kewajiban Pembimbing KTI
Persyaratan Pembimbing Utama KTI adalah sebagai berikut :
a. Pembimbing Utama yakni dosen yang telah memiliki jabatan fungsional dan atau
memiliki sertifikat dosen atau pendidikan minimal S2 dengan basic pendidikan D3
Keperawatan atau NERS.
b. Pembimbing Utama ditentukan berdasarkan keilmuan sesuai dengan materi KTI yang
dibimbing.
4
5. Hak dan Kewajiban Mahasiswa
a. Mendapatkan waktu yang cukup untuk konsultasi sekurang-kurangnya 6 (enam) kali
pada masing-masing pembimbing dan mendapatkan tanda-tangan pada formulir
konsultasi KTI.
b. Mendapatkan pertimbangan dan saran-saran, serta mendapatkan tandatangan
pembimbing pada konsultasi proposal KTI, laporan KTI dan naskah publikasi.
c. Menyusun proposal, melaksanakan penelitian, menulis laporan lengkap, mengikuti
ujian sesuai ketentuan serta menulis naskah publikasi secara lengkap.
d. Mendapatkan pemantauan perkembangan proses pelaksanaan di lapangan hingga
penyusunan naskah lengkap.
e. Mempertimbangkan saran dan masukan pembimbing.
f. Menjaga moral dan menghindarkan diri dari pelanggaran etika.
g. Menyerahkan laporan dan naskah publikasi kepada pembimbing, penguji, lahan
penelitian, perpustakaan Poltekkes sesuai dengan kebutuhan.
6. Prosedur Bimbingan KTI
a. Proses bimbingan diutamakan dilakukan di kampus Poltekkes Kemenkes Palu namun
jika ada kendala teknis dapat dilakukan di tempat lain atas kesepakatan mahasiswa
dengan dosen pembimbing.
b. Kemajuan mahasiswa menyusun KTI dimonitor dengan buku/lembar konsultasi KTI
yang ditandatangani dosen pembimbing setiap kali mahasiswa melakukan konsultasi.
c. Pada akhir bimbingan, buku/lembar konsultasi dikembalikan kepada Bagian
Administrasi Akadamik Prodi dan dijadikan syarat kelayakan untuk seminar proposal.
7. Ujian Proposal dan Ujian KTI
a. Ujian Proposal
Proposal diuji oleh 5 (lima) orang, terdiri dari 2 (dua) orang pembimbing dan 3 (tiga)
orang penguji. Ujian Proposal KTI dapat dilaksanakan apabila telah memenuhi
persyaratan ujian yang ditetapkan oleh Jurusan. Ujian proposal bersifat terbuka dan
bertujuan untuk mendapatkan saran, masukan dan pertimbangan dari mahasiswa lain
maupun penguji. Ujian proposal dilaksanakan selama 60 – 90 menit.
b. Ujian KTI
Ujian KTI bersifat tertutup dan dilaksanakan apabila telah memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh Prodi, dengan durasi selama 60 – 90 menit.
c. Berita Acara Pelaksanaan
Ujian proposal dan Ujian KTI didokumentasikan dalam bentuk Berita Acara
Pelaksanaan Ujian. Jumlah eksemplar Berita Acara digandakan atau dibuat sesuai
kebutuhan.
d. Moderator
1) Moderator adalah pembimbing Utama.
2) Apabila poin a tidak terpenuhi maka moderator adalah pembimbing pendamping.
5
8. Penilaian Ujian
Penilaian ujian proposal KTI dan KTI meliputi poin-poin yang telah ditetapkan
dalam formulir penilaian ujian. Penilaiannya menggunakan rentang nilai absolut dan huruf
mutu yang dikonversi kedalam angka mutu sebagaimana diatur dalam Panduan Akademik
Poltekkes Kemenkes Palu
a. Hasil ujian
Hasil ujian Proposal KTI dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Dapat dilanjutkan dengan penelitian atau penyusunan KTI, tanpa perbaikan.
2) Dapat dilanjutkan penelitian atau penyusunan KTI, dengan perbaikan maksimal
sejumlah hari tertentu.
3) Tidak dapat dilanjutkan untuk penelitian atau penyusunan KTI, dan wajib
melakukan ujian proposal ulang, selambat-lambatnya sejumlah hari tertentu.
Hasil ujian KTI dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Lulus tanpa perbaikan.
2) Lulus dengan perbaikan maksimal sejumlah hari tertentu
3) Tidak lulus dan mengulang ujian tanpa melakukan penelitian kembali, selambat-
lambatnya sejumlah hari tertentu.
b. Skor Penilaian
Penilaian KTI ditetapkan dengan Huruf Mutu atau Lambang yang merupakan konversi
dari nilai absolut dapat berpedoman nilai absolut dan angka mutu seperti Tabel 4 di
bawah ini:
Tabel 1. Penilaian Absolut Huruf Mutu dan Angka Mutu
Penilaian dengan rentang
Nilai Angka Mutu (untuk
skor Kualifikasi Qualification
Lambang perhitungan IPS dan IPK)
0-100 0-4
79-100 3,51-4,00 A 3,51-4,00 Istimewa Excellent
74-78 3,24-3,50 A- 3,24-3,50 Sangat Very Good
Keterangan :
Batas Lulus minimal : B (2,75)
Penetapan nilai akhir melalui proses diskusi diantara Dewan Penguji. Bila terdapat selisih
nilai antar penguji adalah 10 nilai absolut. Jika lebih dari 10 maka dilakukan diskusi oleh
Dewan Penguji untuk mendapatkan kesepakatan dan kesepahaman.
6
BAB II
7
C. Pembimbing Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing adalah dosen tetap yang telah ditunjuk oleh institusi untuk menjadi
pembimbing selama proses pembuatan proposal dan penyusunan laporan KTI, yang bertugas
dan bertanggung jawab sepenuhnya baik dari segi substansi maupun metodologi penulisan
ilmiah. Persyaratan pembimbing KTI mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh penjaminan
mutu Poltekkes Kemenkes Palu
D. Penguji Karya Tulis Ilmiah
Penguji KTI adalah dosen tetap yang telah ditunjuk oleh institusi untuk menjadi penguji
selama proses ujian dan ujian KTI, yang bertugas dan bertanggung jawab sepenuhnya baik dari
segi substansi maupun metodologi penulisan ilmiah. Persyaratan penguji KTI mengikuti
ketentuan yang dikeluarkan oleh penjaminan mutu Poltekkes Kemenkes Palu
8
BAB III
PROSES PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
9
10
BAB IV
METODE PENELITIAN
11
kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus
terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu (Notoatmodjo, 2012).
12
Lima hak tersebut meliputi hak untuk self determination; hak terhadap privacy dan
dignity; hak terhadap anonymity dan confidentiality; hak untuk mendapatkan penanganan yang
adil dan hak terhadap perlindungan dari ketidaknyamanan atau kerugian.
1. Hak untuk self determination, klien memiliki otonomi dan hak untuk membuat keputusan
secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari paksaan untuk berpartisipasi atau tidak
atau untuk mengundurkan diri.
2. Hak terhadap privacy dan dignity berarti bahwa klien memiliki hak untuk dihargai tentang
apa yang mereka lakukan dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol
kapan dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain.
3. Hak anonymity dan confidentiality dimana semua informasi yang didapat dari klien harus
dijaga dengan sedemikian rupa sehingga informasi individual tertentu tidak bisa langsung
dikaitkan dengan klien, dan klien juga harus dijaga kerahasiaan atas keterlibatannya dalam
studi kasus ini.
4. Hak terhadap penanganan yang adil memberikan individu hak yang sama untuk dipilih atau
terlibat tanpa diskriminasi dan diberikan penanganan yang sama dengan menghormati
seluruh persetujuan yang disepakati, dan untuk memberikan penanganan terhadap masalah
yang muncul selama berpartisipasi.
5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan dan kerugian, mengharuskan
agar klien dilindungi dari eksploitasi dan harus menjamin bahwa semua usaha dilakukan
untuk meminimalkan bahaya atau kerugian serta memaksimalkan manfaat dari penelitian.
Pada studi kasus ini, untuk memenuhi hak-hak tersebut peneliti memberikan informed
consent yang memungkinkan peneliti untuk mengevaluasi kesediaan klien berpartisipasi
dalam penelitian pada berbagai tahap dalam proses penelitian (Streubert & Carpenter, 2010).
Klien diberikan penjelasan singkat tentang studi kasus yang meliputi tujuan penelitian,
prosedur penelitian, hak-hak klien dan diharapkan dapat berpartisipasi dalam studi kasus ini.
Klien yang menyatakan setuju untuk berpartisipasi kemudian menandatangani lembar
persetujuan.
13
BAB V
KERANGKA PENULISAN
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Studi kasus :
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Studi kasus :
1. Teoritis
2. Praktis
14
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
1) Jadwal Kegiatan
2) Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)
3) Lembar konsultasi
4) Instrumen Studi kasus, dst
Bagian Inti
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Studi kasus
D. Manfaat Studi kasus
15
2. Karakteristik pasien
3. Data Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
b) Diagnosis
c) Perencanaan
d) Pelaksanaan
e) Evaluasi
B. Pembahasan
1. Pengkajian
2. Diagnosis
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka
b. Lampiran
1. Jadwal Kegiatan
2. Informasi & Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)
3. Lembar konsultasi
4. Instrumen Studi kasus, dst
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang berisi uraian tentang (1) apa yang menjadi perhatian atau masalah dalam
Studi Kasus, (2) alasan mengapa masalah itu dianggap penting, (3) masalah tersebut didukung
oleh fakta empiris (pemikiran induktif) termasuk hasil-hasil studi kasus terdahulu, sehingga
dapat mempertegas bahwa masalah tersebut perlu diteliti dengan studi kasus, (4) harapan dari
peneliti tentang pentingnya dilakukan studi kasus, (5) kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan
yang nantinya akan memunculkan pertanyaan studi kasus.
B. Batasan Masalah
Aspek kasus yang dibatasi untuk diteliti oleh peneliti ;
16
Model 1 : Pada studi kasus ini “asuhan keperawatan pada pasien DM dengan focus studi
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (dilakukan pada 2 pasien)
Model 2 ; Pada studi kasus ini “penerapan tindakan perawatan luka modern pada asuhan
keperawatan pasien DM dengan ulkus diabetic
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-
pertanyaan yang ingin dicarikan jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa perumusan masalah
merupakan pernyataan secara lengkap dan terinci, mengenai ruang lingkup masalah/fokus studi
asuhan keperawatan atau prosedur keperawatan berdasarkan identifikasi dan pembatasan
masalah. Rumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian disusun secara singkat, padat dan
jelas.
Model 1 : Bagaimanakan gambaran asuhan keperawatan pada pasien DM dengan fokus studi
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi ?
Model 2 : Bagaimanakah penerapan tindakan perawatan luka modern pada asuhan keperawatan
pasien DM dengan ulkus diabetic ?
17
1. Masyarakat secara luas sebagai pengguna hasil studi kasus.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
3. Peneliti yang mungkin akan dikembangkan untuk studi kasus lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab Tinjauan Pustaka ditekankan pada penulisan teori-teori yang diuraikan secara
sistematis dan relevan dengan variabel studi kasus dan disesuaikan dengan model yang diambil.
Teori dapat terdiri atas sub-sub bab sesuai dengan topik studi kasus.
18
Model 1: Asuhan keperawatan dalam tatanan keluarga, tatanan klinik dengan melibatkan keluarga
atau kelompok khusus yang dilakukan pada 2 kasus / pasien.
a) Konsep penyakit (misal: konsep Diabetes Mellitus)
b) Konsep gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang spesifik (misal: pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes)
c) Konsep asuhan keperawatan yang terkait dengan kasus (misal: Asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien diabetes)
Model 2: Tindakan keperawatan tertentu dari hasil penelitian keperawatan yang sesuai dengan
masalah dan rencana tindakan keperawatan di tatanan keluarga, tatanan klinik dengan
melibatkan keluarga atau kelompok khusus
a) Konsep penyakit (misal: konsep Diabetes Mellitus)
b) Konsep asuhan keperawatan yang terkait dengan kasus (misal: Asuhan keperawatan pada
diabetisi)
c) Intervensi yang sesuai dengan hasil-hasil penelitian keperawatan (misal: perawatan luka
modern pada ulkus diabetic)
- Batasan prosedur
- Hasil-hasil penelitian yang terkait (minimal 1 jurnal dan text-book)
- Prosedur tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian mencakup rancangan penelitian studi kasus, subyek studi kasus, fokus studi
kasus, definisi operasional, cara pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, cara pengolahan
data, dan etika penulisan.
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan KTI adalah Studi Kasus. Jelaskanlah
Desain/jenis penelitian yaitu Studi kasus Deskriptif yang dipilih untuk studi kasus yang akan
dilaksanakan. Penelitian studi kasus ini adalah mengeksplorasi suatu masalah keperawatan,
Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa
peristiwa, aktivitas atau individu.
Misalnya : penelitian studi kasus adalah studi untuk mengeksplorasi masalah asuhan
keperawatan pasien DM + gangrene, pasien diobservasi selama 3 hari.
19
B. Lokasi dan waktu penelitian
Diuraikan tentang deskripsi lokasi penelitian, jika dikomunitas perlu dituliskan nama desa
dan alamat.
1. Studi kasus di RS dimulai sejak pasien pertama kali masuk RS sampai pulang / dirawat
minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari pasien pulang maka dilakukan penggantian pasien
lainnya yang sejenis.
2. Pada studi kasus di komunitas, sasarannya adalah pasien dan keluarga. Lama waktu bisa
menyesuaikan sesuai dengan target keberhasilan dari tindakan. Bisa 1 minggu (dengan
mengunjungi 3 x dlm seminggu).
C. Subyek Studi Kasus
Untuk studi kasus tidak dikenal populasi dan sampel, namun lebih mengarah kepada
istilah subyek atau participan. Subyek Atau participan bisa satu atau dua klien (individu,
keluarga, atau masyarakat kelompok khusus) yang diamati secara mendalam.
Model 1 : subyek penelitian adalah 2 pasien DM dengan masalah keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Model 2 : subyek penelitian pasien DM yang mengalami ulkus diabetik dan dilakukan tindakan
perawatan luka modern.
D. Fokus Studi
Pilihan model 1 (asuhan keperawatan) atau model 2 (tindakan keperawatan).
E. Definisi Operasional
Pada bagian ini berisi tentang penjelasan/definisi yang dibuat oleh peneliti tentang fokus
studi yang dirumuskan secara operasional yang akan digunakan pada studi kasus dan bukan
merupakan definisi konseptual berdasarkan literatur.
H. Etika Penelitian
Jelaskan etika yang harus ditaati oleh peneliti dalam melaksanakan suatu studi kasus.
Jika studi kasus ini dianggap dapat membahayakan responden, maka peneliti juga harus
mencantumkan ethical clearance.
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Laporan hasil penelitian dibuat naratif dari 2 subyek penelitian/kasus. Sistematika meliputi:
1. Biodata Klien (biographic information) mencakup Nama; Alamat; Umur; Jenis Kelamin;
Pekerjaan; Tingkat Pendidikan; Catatan masuk (Tanggal Masuk; rujukan jika ada; dan cara
masuk); serta Diagnosis.
2. Pengkajian (Assessment):
a. Riwayat Klien (patient history) mencakup keluhan utama; riwayat kesehatan /
keperawatan saat ini; treatment / obat yang saat ini diberikan; riwayat kesehatan /
keperawatan lalu yang ada kaitannya dengan riwayat kesehatan saat ini termasuk
kebiasaan; riwayat keluarga; dan riwayat perkawinan (jika ada);
b. Review system (Review of systems) – data umum mencakup kulit, rambut, kuku; kepala
& leher; endocrine system; lymphatic system; respiratory system; cardiovascular system;
hematologic; gastrointestinal system; genito urinary system; musculoskeletal system;
neurologic system; dan psychiatric.
c. Pemeriksaan data focus (examination and assessment) terdiri atas inspeksi umum
(general inspection) mencakup gait; posture; body type and fecies; nourishment and
hydration; apparent wellness and illness; appearance in relation to stated age; skin
discolorations, rashes, nudule, etc.; apparent edema; venous distention or other vascular
markings; apparent respiratory distress; dan mental status; dan tanda-tanda vital (vital
signs) mencakup temperature; pulse; respiration; dan blood pressure.
d. Pemeriksaan penunjang: laboratorium, RO, dll.yang menunjang kondisi klien.
3. Perumusan masalah (formulate problem (s) list) (existing nursing problems).
4. Perencanaan (plan) mencakup tujuan umum, tujuan khusus, dan rencana tindakan.
- Pada kasus model 1 fokus pada masalah keperawatan yang sesuai dengan tujuan
penelitian.
22
- Pada kasus model 2 fokus pada intervensi keperawatan yang sesuai dengan tujuan
penelitian
5. Pelaksanaan & evaluasi (implementation & evaluation) terdiri atas tindakan yang dilakukan
untuk memecahkan masalah dan penilaian untuk mengukur tercapainya tujuan yang
ditetapkan.
B. Pembahasan
Pembahasan atas temuan-temuan studi kasus yang dikemukakan di dalam hasil studi kasus
mempunyai arti penting bagi keseluruhan kegiatan studi kasus. Tujuan pembahasan adalah
menjawab masalah studi kasus dengan merujuk bagaimana tujuan studi kasus dapat dicapai.
Pembahasan menjelaskan dan mengintegrasikan keterkaitan temuan-temuan dalam studi kasus
dengan teori yang mendasarinya dalam BAB II. Dalam pembahasan juga membandingkan
dengan temuan-temuan orang lain yang sudah melakukan studi kasus dan mendukung hasil
studi kasus yang disajikan. Dapat juga dicantumkan hasil studi kasus orang lain yang berbeda
sehingga peneliti mampu memberikan penjelasan secara teoritis.
Dalam pembahasan dijelaskan bagaimana aplikasi prosedur atau pemenuhan kebutuhan
dasar, kemudian dianalisis, ditarik kesimpulan serta melakukan perbandingan. Faktor
pendukung dan penghambat juga dijelaskan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian penutup ini memuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Isi dari kesimpulan ialah yang terkait langsung tujuan studi kasus. Dengan kata lain,
kesimpulan studi kasus terikat secara substansif terhadap temuan-temuan studi kasus yang
mengacu pada tujuan studi kasus yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber dari temuan studi kasus, pembahasan dan
kesimpulan hasil studi kasus. Dengan demikian saran tersebut tidak keluar dari batas-batas
lingkup studi kasus.
23
Saran yang baik nampak dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional sehingga
orang lain yang akan melaksanakan saran itu, tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan
atau mengaplikasikannya. Disamping itu, saran yang diajukan hendaknya telah spesifik dan
dapat ditujukan kepada pihak yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
AIPViKI. (2017). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Pendidikan Diploma III Keperawatan
Indonesia. Jakarta: AIPViKI.
Arikunto, S. (2014). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches. (Fourth Edition). Sage Publication, Inc.
Hamilton B., Manias E., Maude P., Marjoribanks T.,& Cook K. (2004). Perspectives of a nurse, a
social worker and a psychiatrist regarding patient assessment in acute inpatient psychiatry
settings: a case study approach. Journal of Psychiatric and Mental Health Nursing 11,
683–689
Nursalam, Panduan Penyusunan Studi Kasus, Program Studi Diploma III Keperawatan
Hastono, S.P. (2016). Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Widodo, D., Isnaeni., &Utami, N.W. (2015). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa D-
III Keperawatan Malang. Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang: Tidak diterbitkan.
Wilkinson, J, 2007, Buku Saku Diagnosa Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan Kriteria Hasil
NOC (Edisi 7), Jakarta, EGC
Yin, R.K. (2009). Case Study Research. Design and Methods (Second Edition). London: Sage
Publications.
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan Status
Dst .....
Dx Medis
c. Hasil pemeriksaan diagnostik: lab, foto, dll
Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Penyakit dahulu
Riwayat Keluarga dst
S
N
TD
P
GCS
Dll
25
Pemeriksaan Fisik (6 B)
B1. Breathing
B2. Bleeding
B3. Brain
B4. Bladder
B5. Bowel dan Reproduksi
B6. Bone - muskoloskeletal
Lab
x-ray
Invasive dst
ANALISIS MASALAH
26
DS: Pneumonia Ketidakefektifan
- pola nafas
DO: Penimbunan cairan di
1. RR 30x/mnt alveoli
2. Dyspnea
3. Penggunaan otot bantu nafas , yaitu Penurunan compliance
otot Otot intercostalis externi dan paru
otot
sternocleidomastrideus Sesak, peningkatan RR
KASUS 2
B. Diagnosis Keperawatan :
Dst
KASUS 2
Data Subyektif:
Data Obyektif
27
Dst
C. Perencanaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC INTERVENSI
(Tujuan, Kriteria Hasil) (NIC)
3. Fisioterapi dada
4. Lakukan suction jika dapat
pasien tidak dapat memobilisasi
batuk spontan sekret ke saluran
nafas besar
5. Kolaborasi pemberian
oksigen 4. Suction
dilakukan untuk
mengeluarkan
sekret
5. Meringankan
kerja paru untuk
memenuhi
kebutuhan
oksigen serta
memenuhi
kebutuhan
oksigen dalam
tubuh.
28
KASUS 2
Catatan : dalam perencanaan minimal harus ada tindakan observasi, tindakan mandiri, tindakan
kolaborasi, pendidikan kesehatan.
29
E. Evaluasi
Kasus 2
30
Lampiran : Contoh Halaman Sampul Proposal
Proposal Penelitian
Oleh
31
Lampiran : contoh lembar persetujuan pembimbing
Proposal ini telah disetujui untuk diuji oleh tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan
Nama :........................
NIM : ........................
Palu, ...................................
Pembirnbing I,
(Narna Lengkap)
NIP ........................
Palu, ...................................
Pembimbing II,
(Nama Lengkap)
NIP .....................................
Mengetahui
Ketua Program Studi
(Narna lengkap)
NIP. ..............
32
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Proposal ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan
Nama :........................
NIM : .......................
Palu, ...................................
Penguji 1,
(Narna Lengkap)
NIP ........................
Palu, ...................................
Penguji 2,
(Nama Lengkap)
NIP .....................................
Palu, ...................................
Penguji 3,
(Nama Lengkap)
NIP .....................................
Mengetahui
Ketua Program Studi
(Narna lengkap)
Nip. ..............
33
Lampiran : Contoh Daftar Rujukan
DAFTAR RUJUKAN
Aminuddin (Ed.). 1990 Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.
HISKL Malang dan YA3: Malang.
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa. tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan.Terjemahan
oleh Arief Furchan 1982. Usaha Nasional: Surabaya.
Dekker, N. 1992. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa: dari pilihan satu-satunya ke Satu-satunya
Azas. FPIPS IKIP Malang
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.) Pengembangan
Penelitian Kualitatif claim Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25) HISKI Komisariat
Malang dan YA3: Malang.
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum
Penelitian, 1 (1): 33-47.
Huda, M. 13 November, 1991. Menyiasati Krisis Listrik Musirn Kering. Jawa Pos, hlm. 6.
Krashen, S., Long, M. & Scarcella, R. 1979. Age, Rate and Eventual Attainment in Second
Language Acguisition. TESOT_ Quarterly, 13:573 (CD-ROM: TESOL Quarterly-
Digital, 1997).
Kunaidi. 1998. Pengukuran bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), Jilid 5, No. 4, (http://www.malang.ac.id, diakses 20 Januari 2008).
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990.
PT. Armas Duta Jaya: Jakarta.
35
b. Khusus untuk judul tiap bab ditulis dengan Times New Roman 12 poin, dicetak tebal dan
huruf besar (kapital).
c. Jarak antara judul dengan isi Daftar Isi adalah 3 spasi
5. Penulisan nomor halaman.
a. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, halaman pengesahan serta
kata pengantar apabila ada, diberi nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan
diketik di tengah bawah (i, ii, dan seterusnya).
b. Pada halaman dengan judul bab, nomor halaman ditulis di bawah bagian tengah (1,5 dari
tepi atas). Sedangkan pada halaman lain, nomor halaman ditulis di kanan atas (1,5 dari teks).
6. Cara penulisan gambar dan tabel
a. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam
naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan jarak 1 spasi dan nomor tabel menggunakan
angka arab. Tabel dan gambar yang dikutip dari buku lain harus dicantumkan sumbernya.
b. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul dengan penomoran gambar
sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis di bawah gambar
dengan nomor gambar menggunakan angka arab.
c. Penulisan tabel/gambar pada daftar tabel atau gambar, ditulis dengan spasi 1
36
Lampiran : Ukuran Bidang Pengetikan
4cm
2 cm
Tempat
Nomor Halaman
4 cm
Batas
Pengetikan
3 cm
• 2 cm
3 cm
Tempat nomor
Lampiran : Contoh Halaman Judul Karya Tulis Ilmiah
Halaman
37
PENERAPAN TINDAKAN PERAWATAN LUKA MODERN PADA PASIEN Tn. A
DENGAN ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DIABETES MELITUS +
GANGREN DIRUANGAN
TERATAI RSUD UNDATA PALU
Oleh
38
Lampiran : contoh lembar persetujuan pembimbing.
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh tim penguji Poltekkes
Nama :……………………………..
NIM : ..............................................
Palu,....................................
Pembimbing I
(Nama Lengkap)
NIP ........................
Palu,....................................
Pembimbing II
Menyetujui,
Ketua Program Studi
(Nama lengkap)
NIP.....................
39
Lampiran : Contoh lembar pengesahan penguji
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan di depan Tim penguji Poltekkes Kemenkes Palu
Nama : …………………………….
NIM : ..............................................
Tim Penguji
........................................, Penguji 1
(Nama Lengkap)
NIP.....................
........................................, .. Penguji 2
(Nama Lengkap)
NIP.....................
........................................, .. Penguji 3
(Nama Lengkap)
NIP.....................
Mengetahui , Menyetujui,
Direktur Poltekkes Kemenkes Palu Ketua Jurusan………..
40
Lampiran : Contoh Abstrak
Riadi, Rahmad. 2008. Penerapan Tindakan Perawatan Luka Modern Pada Pasien Tn. A
Dengan Asuhan Keperawatan Penyakit Diabetes Melitus + Gangren diruangan
Teratai RSUD Undata Palu. Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan Palu
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing: (1) Amyadin (2)
Metrys Ndama.
ABSTRAK
Jumlah halaman awal + halaman isi + tabel + lampiran (xi + 30 halaman + 3 tabel + 7
lampiran
Memandikan pasien memberikan salah satu kesempatan bagi perawat untuk mengenal
pasiennya, mengamati keadaan fisik dan emosionalnya, dan untuk menengetahui apakah hal -
hal itu ada kaitannya dengan keadaan dan kesehatannya dengan keadaan kesehatannya dan
keluasan mandi klien dan metode yang digunakan berdasarkan pada kemampuan fisik klien
dan kebutuhan tingkat higiene yang diperlukan mandi di tempat tidur yang lengkap di
perlukan bagi klien dengan ketergantungan total dan memerlukan perawatan higienis total.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui garnbaran pengetahuan dan sikap mahasiswa tingkat II
Politeknik Kesehatan Palu Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Palu tentang prosedural
mernandikan klien di tempat tidur.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan besar sampel 73 responden
menggunakan metode acak sederhana (simple random sampling) yaitu dengan mengundi
anggota populasi (lottery technigue)
Hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki pengetahuan baik tentang
prosedur memandikan pasien di tempat tidur sebanyak 58,9% sedangkan yang berpengetahuan
kurang baik sebanyak 41,1%. Responden yang memiliki sikap baik tentang prosedur
memandikan klien di tempat tidur sebanyak 56,2% dan yang memiliki sikap kurang baik
sebanyak 43,8%.
Saran untuk institusi pendidikan agar lebih memberikan waktu belajar kepada
mahasiswa baik konsep maupun ketrampilan melaksanakan prosedur memandikan agar dapat
membentuk sikap yang positif pada diri mahasiswa.
41
Lampiran : Contoh Pernyataan Keaslian Tulisan
Nama :
NIM :
Jurusan/Prodi :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa KTI yang saya tulis ini benar-benar karya saya
sendiri bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan KTI ini hasil jiplakan, maka saya
Palu, ....
Tanda tangan
Nama terang
…………………………………
42
Lampiran : Contoh Penomoran
A. (peringkat 2)
B. ..................
1. (Peringkat 3)
2. .................
3. .................
a. (Peringkat 4)
b. .....................
c. ..........................
1) (Peringkat 5)
2)
3)
a) (Peringkat 6)
b)
(1) (Peringkat 7)
(2)
(a) (Peringkat 8)
(b)
C. (peringkat 2)
1. (Peringkat 3)
2.
a. (Peringkat 4)
b.
1) (Peringkat 5)
2) ......................
a) (Peringkat 6)
b)
c)
(1) (Peringkat 7)
(2) ...................
(3) ...................
(a) (Peringkat 8)
(b)
(c)
Dan seterusnya .......................
43