Anda di halaman 1dari 5
NAMA : RIVAL YANUAR ADRIANSYAH, NIM :P17333121054 PRODI : D3 SANITAS! KELAS :18. DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN TUNGAU DEBU Tungav Debu (Dermatophagoides microceras) merupakan salah satu vektor mekanik dari famili Pyroglyphidae, kelas Arachnida. 1. Keblasaan Hidup Pada umumnya, Tungau Deby hidup secara bebas (free living]. Namun, Tungau Deby juga hidup secara parasitik pada manusia yang menyebabkan penyakit secara langsung. Tungau biasanya hinggap pada barang-barang atau perabotan rumah tangga serta hidup dan menyatu diantara debu kotorannya yang sehingga akan sulit untuk dilihat oleh kasat mato, 2. Habitat Dermatophagoides biasanya menyukai tempat-tempat yang hangat, kering, dan lembap, Tungav ini banyak ditemukan pada debu yang terdapat di berbagai peralatan rumah tanga, khususnya perabotan di sekitar kamar tidur, seperti Kasur, seprai, selimut, wool, dan peralatan lain. Ini Karena debu di sekitar kamar tidur biasanya mengandung banyak makanan bagi tungau tersebut, seperti skuama atau serpihan sel-sel kulit manusia yang banyak ditemukan di tempat tidur. 3. Karakteristike Tungav memiliki abdomen yang berfusi dengan segmen sefalotoraks tanpa segmentasi atau sedikit sekali segmentasi. Pada umumnya, Tungau Debv tidak dapat dilihat oleh mata telanjang dan harus menggunakan mikroskop. Tungau dewasa memiliki ‘4 pasang kaki, sedangkan larva hanya memiliki 3 pasang kaki. Mulut Tungau pada ‘umumnya tidak mempunyai hipostoma, kecuali pada Mesostigmata. Tungav tidak ‘memiliki mata, tetapi terkadang sering dijumpai mata sederhana. Pernapasannya sendiri dilakukan dengan menggunakan trakea, atau secara langsung menyerap oksigen melalui permukaan tubuhnya yang lunak. 4. Morfologi Tungav Deby berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dideteksi oleh mata telanjang. Tungau jantan memiliki Panjang 370-430 mikron dan betina 306-350 mikron. Larva Tungau memiliki tiga pasang kaki, sedangkan yang dewasa memiliki empat pasang kaki. Pasangan kaki pertama lebih tebal daripada pasangan kaki yang lain sehingga ‘tampak seperti kepiting. Kaki ketiga lebih Panjang 1,5 kali dari panjang dari kaki keempat dan langsung terkulai. Tubuhnya dilengkapi dengan sepasang seta penjang di sebelah dorsal dan dua pasang rambut panjang di sisi lateral. Bagian ventralnya dilengkapi seminal reseptakel yang meluas dan berbentuk seperti bunga matahari dan vjung distal (bursa kopulatrias) sedikit mengalami sklerotisasi 5. Daur Hidup Spesies Tungau Debu memiliki daur hidup yang bersifat ovipar. Siklus hidup Tungau Debu dimulai dari telur, larva, protonimfa, tritonimfa, dan dewaso. Siklus hidup ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan. Semakin tinggi suhu, periode siklus hidup akan semakin cepat. Sebaliknya, jika semakin rendah suhu, periode siklus hidup ‘kan menjadi semakin lambat. 6. Peranan dalam Kesehatan Dalam kehidupan sehari-hari, tungau memiliki peran terhadap Kesehatan manusia. Selain sebagai penyebab langsung penyakit, tungau juga dapat menjadi penyebar penyakit. Cara Penyebaran Penyakit Tungau dapat menyebabkan penyakit dengan cara hinggap pada kulit manusia dan menggali terowongan di bawah epidermis yang menyebabkan rasa gatal yang hebat dan kerusakan pada kulit. Selain itu, Tungau juga dapat menyebarkan penyakit, seperti riketsia, dengan cara menjadi parasit pada tikus dan menularkan penyakitnya kepada manusia melalui gigitan tikus yang dihinggapi. Penyebaran penyakit ini berlangsung secara transovarial sehingga vector itu sendiri merupakan sumber utama dari riketsia 8. Langkah-Langkah Pencegahan Tungav Deby dapat dimusnahkan dengan menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat. Secara teratur, bersihkan dan cuci barang-barang atau perabotan rumah, khususnya rvang fidur, rvang kelvarga, dan ruang lainnya. Saat membersihkan debu, gunakan lap basah ata vacum cleaner dan hindari penggunaan kemoceng yang hanya membuat debu berpindah-pindah soja. Selain dengan membersihkan rvangan, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara mengurangi tingkat kelembapan di dalam ruangan. Upayakan ruangan dalam kondisi terang dan kering dengan membiarkan sinar matahari dan udara masuk melalui jendela atau ventilasi, karena pertukaran udara yang terjadi dalam ruangan dapat mengurang kelembapan. Semua hal itu dilakukan agar Tungau tidak dapat berkembang dengan optimal. NYAMUK AEDES AEGEPTY Nyamuk Aedes (Aedes aegypti) adalah vektor penyokit tular dengan genus Aedes, yang berasal dari famili Culicidae, kelas Insecta, |. Kebiasaan Hidup Nyamuk Aedes hidup secara bebas di segala lingkungan dan bergerak dengan cara terbang menggunakan sayapnya. Nyamuk ini sering aktif pada waktu pagi dan sore hori, serta paling aktif pada siang hari. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa nyamuk Aedes juga dapat berkeliaran di malam hari. Jika di daerah hutan, nyamuk ini sering hinggap di batang pohon ataupun tempat lembap lainnya dan dekat dengan sumber air yang fenang. Sedangkan jika di permukiman, nyamuk sering hinggap pada dinding rumah dan tempat-tempat yang terdapat air bersih. Posisi hinggapnya sendiri tidak membentuk sudut 90° Nyamuk Aedes jantan memiliki kebiasaan menghisap sari buah-buchan, serta cairan tumbuhan den bunga. Sedangkan untuk nyamuk betinanya memiliki kebiasaan menggigit dan menghisap darah manusia atau terkadang darah hewan, dan kebiasaan ini seringkali muncul ketika akan bertelur. Nyamuk juga memiliki masa istirahot (resting) ketika sudah menghisop darah ‘manusia dan biasanya berlangsung sekama 2-3 hari setelah menggigit Larva Nyamuk Aedes memiliki ukuran yang cukup besar dan memiliki kebiasaan memakan larva nyamuk jenis lainnya, dan juga kanibalis karena memakan larva jenisnya yang berukuran lebih keci . Habitat Nyamuk Aedes tersebar di daerah tropis dan subtropic. Tempat hidup Nyamuk ‘Aedes adalah di daerah hutan atau di area permukiman, ferutama tempat yang lembap untuk dihinggapi. Nyamuk ini juga sering dijumpai di air bersih serta di tempat-tempat lain, seperti kaleng-kaleng bekos yong dapat menampung air hujan. Ini karena Nyamuk ‘Aedes biasa bertelur pada permukaan air bersih atau di tempat lainnya, seperti lubang pohon, potongan bambu atau lekukan daun yang berisi air. |. Karakteristike Nyamuk Aedes adalah nyamuk yang berwarna gelap dan diketehui dori adanya sgoris/bintik putih pada tubuhnya. Bentuk dan ukuran nyamuk ini kecil namun masih bisa dilhat oleh mata telanjang. Memiliki sayap yang terdapat sisik sempit panjang dengan ujung yang runcing 4. Morfologi Pada umumnya, struktur tubuh nyamuk mirip seperti kebanyakan artropoda lainnya. Tubuhnya berbentuk simetris bilateral dan bervas-ruas, yang terdiri dari tiga agian: kepala, toraks (dada), dan abdomen. Mempunyai penjuluran-peniuluran, seperti antenna, alat mulvt, sayap, dan kaki Nyamuk Aedes adalah nyamuk yang memiliki bentuk dan ukuran yang kecil dan hidup pada daerah tropis dan subtropis yang memiliki karakteristik ideal untuk tumbuh dan berkembang. Nyamuk ini berwarna gelap dan memiliki garis putih keperakan denga bentuk lyre pada toraksnya dan mempunyai gelang putih pada bagian pangkal kaki, proboscis bersisik hitam, bentuk dan ukuran tubuh kecil, dan di bagian abdomen terdapat bintik-bintik serta berwarna hitam. Pada sayap, terdapat sisik sempit panjang dengan uujung yang runcing, memiliki abdomen dengan ujung lancip, serta warna hitam dan belong putih pada abdomen dan kaki Telur Aedes sp. biasanya terdapat pada air bersih. Telurnya diletakkan secara tunggal, berwarna hitam, berbentuk oval, memiliki ornamen pada dinding telur sehingga rmirip anyaman. 5. Daur Hidup Nyamuk Aedes memiliki daur hidup berubah secara bertahap dengan cara metamorfosis sempurna. Tahapnya sendiri dimulai dari telur yang diletakkan secora tunggal atau satu per satu di permukaan air, kemudian telur akan menetas menjadi larva. Larva kemudian akan berubah menjadi pupa, dan pada akhimya berubah menjadi nyamuk dewasa. 6. Peranan dalam Kesehatan Nyamuk Aedes dalam Kesehatan berperan sebagai vector atau pembawa penyakit, khususnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh virus dengue, kemudian ditularkan kepada manusia melalui transmis biologis. 7. Cara Penyebaran Penyakit Nyamuk Aedes menularkan penyakitnya dengan transmisi biologis, yaitu dengan cara injeksi. Nyamuk Aedes betina dewasa yang terinfeksi virus dengue menginjeksikan virus tersebut yang kelvar bersama air livnya pada saat menghisap darah manusia, yang menyebabkan virus masuk melalui kapiler darah. 8. Langkah-Langkah Pencegahan Langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran Nyamuk Aedes adalah dengan cara menguras bak mandi sesering mungkin, membersihkan semua penampung air lainnya, dan jangan membiarkan ada air yang tergenang. Langkah lainnya adalah dengan cara Fogging dengan zat kimia yang kemudian divapkan menjadi kabut asap agar populasi nyamuk dapat diturunkan. Selain itu, salah satu upaya untuk mengendalikan vektor Nyamuk Aedes adalah dengan menggunakan insekiisida. Penggunaan insektisida sintetik secara terus-menerus dalam ‘waktu yang cukup lama dapat menyebabkan resistensi pada Nyamuk Aedes. Untuk mencegah penularan DBD sendiri, yaitu dengan cara menggunakan vaksin DBD dan juga menjaga imunitas tubuh, supaya virus dengue yang ditularkan oleh Nyamuk Aedes dapat ditangkal dan dilawan sebelum menginfeksi tubuh. ‘Sumber : Dosen Teknologi Laboratorium Medik Indonesia, 2018. Parasitologi Teknologi Laboratorium Medik. Jakarta: Penerbit EGC.

Anda mungkin juga menyukai