Anda di halaman 1dari 128
Sar ee MODUL URAIAN TUGAS PPIH ARAB SAUDI KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UNRAH Segala puji dan syukur senantiasa kita sampaikan ke hadirat Alah SWT, Dzat Yang senantiasa melimpahkan berbagai anugerah dan kenikmatan kepada kia semua. Shalawat dan salam semoga juga selalu terimpah kepada Rasulllah saw, ‘s080k tauladan bagi seluruh umatnya dalam mengemban tugas-tugas kehambaan maupun kemanusiaan. Salah satu komitmen dalam penyelenggaran ibadah haji yang senantiasa cikedepankan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umiarah (Ditjen PHU) adalah perbaikan berkelanjutan (Sustainable improvement). Bukan hanya peningkatan mutu pelayanan, namun berbagai inovasi yang berorientasi Kepuasan jemaah haj juga terus diupayakan. Semua ini tidak lain diniatkan untuk memberikan Khidmah yang terbaik bagi para tamu Aah (dhuyuf alRahman) Pastinya semua ikhtiar perbaikan pelayanan ibadah haji membutuhkan sumber daya manusia (baca: petugas haji Indonesia) dengan kapasitas dan kompetensi yang tinggi. Dibutuhkan langkah-langkah terenoana dan sistematis untuk mewujuikan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang melayani. Karena faktor determinan sukses penyelenggaraan ibadah haji bertumpu pada kapasias ddan kompetensi petugas haji baik ketika menjalankan tugasnya di tanah air maupun ketika d Arab Sau. Berbagai upaya perbaikan mutu PPIH telah dilakukan Ditjen PHU, bak dari sisi relcutmen, pembekalan, pengendalian, maupun penilaian kinerja. Hal ini dltengarahi dengan terbitnya sejumiah pedoman, petunjuk teknis, maupun prosedur operasi standar terkait PPIH. Sebagai contoh, mula tahun 2020 sistem seleksi PPIH di tingkat kabupater/Kota sepenuhnya telah menerapkan sistem computer assisted test (CAT) di seluruh Indonesia, Demikian halnya dengan pembekalan PPIH, Ditfen PHU akan ‘menyelenggarakan kegiatan ini secara terintegarasi, khususnya pembekalan bagi PPI Arab Saudi dan PPIH Kioter. Pembekalan terintegrasi akan _mampu ‘menumbuhkan kesepahaman dan komitmen bersama di antara personil petugas hal yang diarepkan mampu melahirkan PPIH yang melayani. Proses ini menjadi sangat penting, Karena dalam memberikan pelayanan kepada jemaah tidak hanya dibutuhkan pengetahuan terkait kebliakan perhajian maupun manasik hai. Keterampilan teknis dan kemampuan menyelesaikan permasaiahan (problem solving kil) juga menjadi hal yang tidak kalah penting dalam mengurai berbagal petmasalahan di lapangan. Sebagaimana telah maklum,tantangan dan Kompleksitas penyelenagaraan ibadah haji pasti akan berbeda dari tahun ke tahun, Hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan selama ini harus benar-benar menjadi sumber ryjukan bagi Perbaikan penyelenggeraan ibadah haji, tidak terkecuali kurikulum pambekalan PPIH, Oleh karenanya, saya menyambut baikterbitnya Modul Pembekaian Pelugas Hajj ini Saya perhatixan sudah terdapat sejumiah penyempurnaan dan penyesuaian beberapa materi penting dari modul sebelumnya. Melalui modul edisi revs! ini, saya berharap para personil PPIH dapat dibekali secara lebih balk, sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal bagi jemaah haji Indonesia, Mudab-mudah Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan pertolongan atas ikhtiar Kta untuk terus meningkatkan perbaikan penyelenagaraan ibadah haji di masa yang akan datang. Amiin Ya Myjbassaailin, KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya upaya peningkatan pelayanan terhadap jemaah haji secara terus menerus dapat dilaksanakan sebagaimana amanat undang-undang Nomor 08 Tahun 2019 untuk melaksanakan pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jemaah haji Upaya peningkatan berbagai aspek pelayanan secara bertahap terus dilakukan, upaya peningkatan yang berkaitan dengan petugas haji telah dilakukan dengan memperbaiki pola rekrutmen dan pelaksanaan pelatihan/pembekalan petugas haji untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan _pelatinan/ pembekalan petugas haji. Direktorat Bina Haji telah melakukan riviu terhadap ‘modullbahan ajar Khususnya yang terkait dengan penyelenggara ibadah haji yang terdiri dari: 1. Kebijakan Penyelenggaraan Ibadah Haj 2. Uraian Tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Hali (PPIH) Arab Saudi (Petugas Non Kioter). 3. Daftar Kasus Vang Sering Terjadi dan Upaya Penyelesaiannya Semoga dengan adanya bahan ajar ini dapat meningkatkan pemahaman dan kualitas petugas haji, sehingga upaya_unluk — meningkatkan penyelenggaraan ibadah haji dapat diwujudkan. Jakarta, Februari 2020 Direktur Bina Haji H, Kilpftial H. Dasiy Nip Age 11111 985031024 DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL o..cscsssssouteoecnn i KATA PENGANTAR DIREKTUR BINA HAJI vtnrninennnecennnel BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM nonsense reed 8. TUJUAN DAN PEMBELAJARAN ...acussssnsmmansnt BABI POKOK-POKOK MATER! PEMBELAJARAN.... BAB II| URAIAN MATER! PEMBELAJARAN KEBLIAKAN DAN REGULASI BIDANG PENYELENGGARAAN HAJI . : 5 ‘A. POKOK-POKOK — MATERI UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN MENTER) .. a B. POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN IBADAH HAIL sa consmonininenininnsnna : sone C. POKOK-POKOK MATER! TAKLIMATUL HAJ un. 28 D._KESIMPULAN oan sone E._ PERTANYAAN DAN PENUGASAN ....csccssnssinnnmnannS2 BAB IV URAIAN MATERI PEMBELAJARAN 0..0..ccsscssssssevesad3 A. BAHAN AJAR 4 Uraian Tugas Perurusan Misi Haji Indonesia dan Teknis Urisan Hal oentnnninnnnnnieninnnnnsininnnnnnn 33 B. BAHAN AJAR 2 Uraian Tugas Panitia Penyelenggara lbadah Haji (PPIH) Dae-ah Kerja Jeddah, Makkah dan Madinah oe 42 C._ BAHAN AJAR 3 Uraian Tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sektor Jeddah, Makkah dan Madinah serta Sektor Khusus Makkah ...58 D. BAHAN AJAR 4 Uraian Tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Pelayanan Ibadah, Umum dan Kesehatan di Daerah Kerja Jeddah, Makkah dan Madinah ... 62 E. BAHANAJARS Uraian Tugas Paritia Penyelenggara lbadah Haji (PPIH) Pelaksana Pelayanan Operasional Arafah Min... 69 BAB IV PERTANYAAN DAN PENUGASAN 87 BABV KESIMPULAN . BABI PENDAHULUAN ‘A. Petunjuk Umum 4. Pelajariah secara baik dengan membaca berurutan dan tert CCatat seperlunya bagian pokok masalah Penyelenggaraan Ibadah Haji, Kesehatan Haji dan Takimatul Hai 3. Kerjakan tugas-tugas dan jawablah pertanyaan yang terdapat pada bagian perlanyaan dan tugas-tugas secara mandi 4. _Jawablah pertanyaan yang terdapat pada test evaluasi pada bagian akhir modul. 5. Setelah selesai mengerjakan lembar pertanyaan test, tukarkanlah jawaban tugas anda dengan peserta lain untuk dikoreksi bersama dengan pedoman jawaban test dan diberikan penilaian sesuai dengan jumiah jawaban yang benar. B. Tujuan Pembelajaran 4. Tyan Umum Dinarapkan para pelugas yang telah dilatin mampu menyelesaiken tugasnya dengan menerapkan imu yang telah digeroleh setama pelatinan ke dalam tugasnya masing-masing 2. Tujuan Khusus Dinarapkan para peserta setelah mengikut pelatinan ini dapat memshami, mengidentifkasikan, merumuskan dan menjelaskan: a. Uraian Tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi secara umum b. —Ureian tugas Misi Haji Indonesia, tentang uraian tugas PPIH Kantor Urusan Haj (KUH) ©. Uraian tugas Daerah Kerja Bandara, Daerah Kerja Makkah dan Daerah Kerja Madinah; d. Uraian tugas Sektor pada Daerah Kerja Bandara, Daerah Kerja Makkah dan Daerah Kerja Madinah; e. Uraian tugas Bidang Pelayanan Umum, Bimbingan Ibadah dan Pelayanan Kesehatan. {. Uraian Tugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pada Pelaksana Pelayanan Operasional Arafah Mina. 9. Organisasi Penyelenggaraan Ibadah haji di Arab Saudi; BAB II POKOK-POKOK MATERI PEMBELAJARAN Bahan ajar ini berisi beberapa materi yang menyajkan tentang pengetahuan dan mmateri_yang harus dikuasi oleh para petugas hali yang meliouti: 1. Peraturan dan Reguiasi di Bidang Penyelenggaraah Haji melipt: a. UU Nomor 8 Tahun 2019, Tentang Penyelenggaraan Ibadah Hali dan Umrah; b. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Haji Reguler; c. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus, d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 442 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia, e, Taklimatul Haj 2. Uraian Tugas PPIH Arab Saudi a. Saat Keberangkatan Jemaah b. Selama di Arab Saudi . Saat Pemulangan Jemaah 3. Kasus-kasus yang sering terjadi pada saat operasional dan upaya penyelesaiannya; BAB Ill URAIAN MATER KEBIJAKAN DAN REGULAS! BIDANG PENYELENGGARAAN HAJI ‘A. POKOK-POKOK MATER! UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN MENTERI 4. Azas dan Tujuan Penyelenggaraan Ibadah Haji Undang-undang Nomor 8/2019, Pasal 2 dan 3 menjelaskan tentang asas dan tuan penyelenggaraan Ibadah haji dan umrah. Penyelenggaraan ibadah haji berdasarkan azas syariat, amanah, keadian, kemaslahatan, kemanfaatan, keselamatan, keamanan, profesionitas, transparan dan akuntabiltas. ‘Adapun tujuan penyelenggaraan Ibadah haji dan umrah : a. Memberikan pembinaan, pelayanan, dan pelindungan bagi Jemah haji dan Jemaah umrah sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesvel ketentuan syariat; dan b. Mewujudkan kemandirian dan ketahanan dalam Penyelenggaraan lbadah Haji dan Umrah 2. Pengorganisasian Undang-Undang No@ Tahun 2019, Pasal 21, 22, 23, 24 dan 25 menjelaskan a. Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan Ibadah Haji yang dilaksanakan oleh Menteri Agama ». Penyelenggaraan Ibadah haji diakukan melalui satuan Kerja di tingkat daerah, di tingkat pusat dan di Arab Saudi dan PPIH . Menteri membentuk PPIH 41) PPIH Pusat, 2) PPIH Arab Saudi 3) PPIH Embarkesi 4) PPIH Kioter 4. PPIH Kioter teri atas 4) Ketua Kloter; 2) Pembimbing Ibadah; 3) Tenaga Kesehatan Haji; Koordinasi penyelenggaraan ibadah haji dilaksanakan: ‘2. Ditingkat pusat oleh Menteri Agama; b. Di tingkat daerah oleh Gubemur/Kepata Daerah tingkat | untuk tingkat provinsi dan BupatiWalikola Daerah tingkat I! untuk tingkat kabupatenskota. ©. Di Arab Saudi oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia, Direktur Jenderal membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji tingkat pusat, daerah yang memliki embarkasi, dan Arab Saul @. Untuk membantu tugas-ugas PPIH_ Kioter Gubemur atau BupatiWalikota dapat mengusulkan calon Petugas Haji Daerah kepada menteri Calon Petugas Haji Daerah yang diusulkan meliputi: 41) Petugas pelayanan umum; 2) Petugas pembimbing ibadah; 3) Petugas pelayanan Kesehatan. f. Dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan ibadah haj, menteri mengkoordinasikan 1) Menterpimpinan lembaga pemerintah di tingkat pusat; 2) Gubernur di tingkat provinsi; 3) BupatiWali Kota di tingkat kabupatenkota; dan 4) Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPI) Udang-Undang Nomor 8/2019, Pasal 44, 45, 46,47, dan 48 2. BPIH bersumber dari Bipin, APBN, nilai manfaat, dana efesiensi, danfatau sumber lain yang syah berdasarkan ketentuan_peraturan perundang-undangan. .BPIH digunakan untuk : 41) Penerbangan; 2) Pelayanan akomodasi, 3) Pelayanan konsumsi; 4) Pelayanan transportasi; 5) Pelayanan di ARMUZNA 6) Pelindungan 7) Pelayanan gi embarkasi dan debarkasi 8) Pelayanan keimigrasian 8) Premi asuransi dan pelindungan lainnya 10)Dokumen perjalanan 4. 11)Biaya hidup 12)Pembinaan haji di tanah air dan di Arab Saudi 13) Pelayanan umum di dalam negeri dan di Arab Saudi 414) Pengelolaan BPIH Pemtayaran BPIH disetorkan ke rekening BPKH melalui Bank Penerima ‘Setoran (BPS) BPIH Syariah yang ditunjuk. Pendaftaran UU No.8 Tahun 2019 Pasal 30 dan PMA Nomor 13 Tahun 2018, ‘Setian warga negara yang akan menunaikan ibadah haji diwajibkan untuk mencaftarkan dii ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota domisii jemaah. ‘Syarat pendaftaran bagi calon jamiaah haji adalah sebagai beriut a. -Mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) asl yang masih betlaku. .Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan surat keterangan sehat asi dari Puskesmas. cc. Berusia minimal 12 tahun dan belum peah ha Jemzah haji memperoleh_nomor porsi dan terdaftar di Siskohat Kementerian Agama setelah melakukan setoran awal sebesar Rp. 2.000.000,- (dua plun lima jut rupiah). Tata cara pelunasan Bipih seliap musim haji dtetapkan oleh Menteri Agana, Pengaturan kuota nasional untuk setiap provinsi dilakukan oleh Menteri ‘Agama, sedangkan penetapan kuota Kabupaten/Kota adalah oleh Gubernur. Dalam hal kuota nasional tidak terpenuihi pada hari penutupan pendaftaran, Menteri Agama dapat memperpanjang masa pendaftaran dengan ‘menggunakan kuota secara nasional. Pemoinaan UU No. 8 Tahun 2019, Pasal 32 dan Pasal 110, dan PMA Nomor 13 Tahun 2018, Pemerintah bertanggungiawab memberikan pembinaan Ibadah Haji kepada sJemeah haji Pembinaan kepada Jemaah haji dilakukan secara terencana, terstruktulu, dan terpadu sesuai dengan standarisasi pembinaan Dalam melaksanakan pembinaan, pemerintah dapat melibatkan masyarakat. Pembinaan kepada Jemaah haji dalam bentuk penyuluhan dan pembimbingan, Penyuluhan dan pembimbingan dapat dlakukan secara perseorangan atau dengan membentuk Kelompok Bimbingan lbadah Haji dan Umrah (KBIHU) Pembinaan kepada calon haji iarahkan pada kemandiian calon jemaah yang diakukan secara perseorangan, maupun dengan -membentuk kelompok bimbingan. Bimbingan jemaah haji diiakukan 8 kall tingkat Kabupaten secara masal. ingkat kecamatan, dan 2 kali di Kesehatan UU No, 8 Tahun 2019 Pasal 32 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 442 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haj. Pembinaan Kesehatan Jemaah haji dilaksanakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan kesehatan di bawah koordinasi Menteri Agama. Pembinaan dan pelayanan kesehatan jemaah haji dilaksanakan sebelum, selama dan setelah melaksanakan ibadah haji Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produkt secara sosial dan ekonomi. Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelhara dan ‘meningkatkan Kesehatan yang dilakukan cleh pemerintah dan atau rmasyarakat Kesehatan matra adalah upaya Kesehatan yang dllakukan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan ment guna menyesuaikan dit ‘ethadap lingkungan yang terus berubah, baik lingkungan dara, laut, ‘angkasa, maupun ai. Kesehatan matra sebagai bentuk khusus upaya kesehatan diselenggarakan Lntuk mewujudkan derajat Kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serta berubah. Kesehatan matra meliputi Kesehatan lapangan, Kesehatan kelautan dan bawah air seta kesehatan Kedirgantaraan, Kesehatan lapangan adalah kesehatan matra yang berhubungan dengan pekerjaan di darat yang temporer dan serba berubah misalnya kesehatan haji, Kesehatan transmigrasi, Kesehatan dalam dencana alam, Kesehatan di bumi perkemahan, 7. Dokumen UU No. 8 Tahun 2019, Pasal 31, dan PMA Nomor 13 Tahun 2018, Pomerintah bertanggun jawab terhadap pelayanan dokumen Jemaah haf Dokumen peralanan ibadah haji melipui paspor yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM dan visa yang diterbtken oleh Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta 8. Transportasi UU No. 8 Tahun 2019, Pasal 35 dan PMANomor 13 Tahun 2018. Pelayarian transportasi jamaah haji ke Arab Saudi dan Pemulangannya ke tempat debarkasi di Indonesia menjadi taragung jawab Menteri Agama dan berkoordinasi dengan Menteri Perhubungen, Pelaksanaan transportasi jemaah haji di Arab Saudi dibawah koordinasi ddan tanggung jawab Menteri Agama, Dalam penunjukan perusahaan pelaksenaan Transportasi jamaah hal ‘untuk masing-masing Embarkasidlaksanakan oleh Menteri Agama dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, efsiensi dan kenyamanan. Rencana dan spesifkasi angkutan haji citetapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dengan memperhatikan pertmbangan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Dalam penyiapan dan pengkoordinasian perencanaan, pelaksanaan dan engendalian pemberangkatan dan pemulangan jamach haji pada plabuhan embarkasi dan debarkasi dengan jadwal pemberangkatan dan pemulangan ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Transportasi calon jamaahjjamaah haji dari daerah asal ke asrama cembarkasi pergi-pulang tanggung jawab pemerintah daerah, 9. Akomodasi dan Konsumsi UU No. 8 Tahun 2019 Pasal 39 dan 40 den PMA Nomar 13 Tahun 2018. Menteri Agama berkewajitan menyediakan akomodasi dan konsumsi kepada jamaah haji di Asrama Haji Embarkasi dan Arab Saudi Penyediaan akomodasi jemaah haji diakukan dengan memperhatikan syaralsyarat Kesehatan, Kenyamanan, Kemudahan dan Keamanan jemaah haji beserta barang bawaannya, ‘Akomodasi jemaah haji di Arab Saudi melipui akomodasi jemaah di ‘Makkah dan Madinah, 10. Penyediaan konsumsi jemaah haji di Arab Saud diberikan di Jeddah, Makkah, Madinah, Arafah, Muzdalifh dan Mina sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan mempertimbangkan standar kesehatan, kebutuhan Giz, tepat waktu dan jumiah serta cta rasa Indonesia, Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus UU No. 8 Tahun 2019, Pasal 57, PP Nomor 79 2012 Pasal 34 s.d. 56, PMA Nomor 23 Tahun 2016 dan PMA Nomor 13 Tahun 2018. Dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji bagi masyarakal yang membutubkan pelayanan khusus, dapat diselenggarakan ibadah hai ‘khusus yang pengelotsannya dan pembiayaannya bersiat khusus, Penyelenggara ibadah haji khusus dilaksanakan oleh penyelenggara adah haji husus yang telah mendapatizin dari Menter. Penyelenggara ibadah haji khusus walib_rremberikan pelayanan pendaftaran, bimbingan lbadah, transportasi, akomadasi, konsumsi, kesehatan, perindungan jemaah dan petugas, administrasi dan dokumen haji Penyelenggara ibadah haji Khusus wajib memenuhi Ketentuan sebagai berikut: ‘a, Memberangkatkan /memulangkan dan melayani jemaah haji yang terdaftar di Siskohat Kementerian Agama; b. Menyediakan petugas pembimbing ibadah dan Kesehatan; ‘c. Melapor kepada PPIH Embarkasi/Debarkasi dan PPIH Arab Saudi di Jeddah, Madinah dan Makkah; d. Masa tinggal jemaah di Arab Saudi paling lama 27 hari, paling sedikit 5 hari di Makkah dan 3 hari di Madinah, e. Seliap PIHK dapat memberangkatkan jemaah minimal 45 orang dan maksimal 200 orang. Apabila Kurang dari 45 orang, PIHK menggabungkan dengan PIHK lain dan apabia lebih dari 200 orang, PIHK melimpahkan Kelebihan jamaahnya kepada PIHK lain; f. Pemberangkatan dan pemulangan jemach dilakukan dengan penerbangan reguler, 4g. Memberikan bimbingan manasik haji sebelum keberangkatan, selama di perialanan dan di Arab Saudi h. Memberikan pelayanan akomodasip rendah hotel berbintang 4 di Jeddah, Makkah dan Madinah, untuk di Masyair dengan kemah ber AG 7 iL Menyediakan konsumsi dengan layanan stander hotel, penyaiannya secara prasmanan; j. Memberikan pelayanan Kesehatan sebolum keberangkatan, selama dlperjatanan dan di Arab Saudi, k. Melayaniljemaah sesuai dengan perjanjan yang disepekati antara PIHK dan jemaah, Penyelenggara Ibadan Haji Khusus yang metakukan pelancgaran dlicenakan sanksi acministrasi berupa a. Peringatan tertulis; b. Pembekuan izin penyelenggara; c. Pencabutan izin penyelenggara. Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak bertindak sebagai penerima pembayaran BPIH danlatau sebagai penerima pendaftaran jemaah haf, didana dengan hukuman penjara paling lama 6 (enam) tahun dan atau denda paling banyak Rp. 6,000.000.000,- (enam milyar rupiah), Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah ‘UU No. 8 Tahun 2019, Pasal 86 s.d. 119, PP Nomor 79 Tahun 2012 Pasal 5s. 71 dan PMA Nomor 8 Tahun 2018 Penyelenggara perjalanan ibadah umrah dilaksanakan oleh pemerintah dan atau PIU, Penyelenggara Perjalanan lbadah Umrah (PPIU) adalah biro perjalanan sata yang telah mendapatizn dari menteri Agama, PIU wajib memberikan bimbingan ibadah, pelayanan transrortas, ‘akomodasi, konsumsi, Kesehatan, administrasi, dokumen dan periincungan kepada jemaah umrah Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah wait: ‘a. Melakukan pengurusan dokumen perjalanan umrah dan visa bagi jemaah umrah; b. Melaporkan keberangkatan jemaah umrah kepada Menteri Agama; cc. Melaporkan kedatangan dan kepulangan jemaah umrah dari dan ke ‘Arab Saul kepada Kepala Kantor Urusan Haji di Jeddah; d. Melaporkan pelaksanaan penyelenggaraan ibadah umrah kepada Menteri Agama, Penyelenggara Perjalanan lbadah Umrah dilarang menelantarkan jemaah umrah yang mengekibatkan jemaah umrah: a, Gagal berangkat ke Arab Saudi b. Melanggar masa beriaku vise: . Terancam keamanan dan keselamatannya, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah yang melakukan pelanggaran

Anda mungkin juga menyukai