Anda di halaman 1dari 13
Menimbang = Mengingat GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, @. bahwa untuk melakukan pengawasan Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun maka perlu ada alat kontrol berupa laporan Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun oleh pihak pemrakarsa usaha; b. bahwa pelaksanaan pelaporan Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun oleh pemrakarsa usaha selama ini tidak seragam karena belum ada tata cara yang mengatur untuk itu; dan ©. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf'a dan hhuruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Tata Cara Pelaporan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. 1, Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomar 5059); 2. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 ‘Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang ~ Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang — Undang Nomor 2 Tahun 2014 Menjadi Undang ~ Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun. (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2014 Nomor 333. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5617); 6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun; 7. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Menetapkan : 2 Daerah, Lembaga Teknis Dacrak Dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Noraor 242) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 12); 8 Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 03 Tahun 2014 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Daerah Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provins} Sulawesi Selatan Tahun 2014 Nomor 3); 9. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang ‘Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pokok Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Nomor 8); 10. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Tata Cara Dan Perizinan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 14); 11. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 01 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 1); 12. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksariaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Sclatan (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 2); MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksudkan dengan : BENE nay Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. Menteri adalah Menteri yang menyelenggerakan urvsan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Gubernur adalah Gubernur Sulawesi Selatan. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Sulawesi Selatan. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang selanjutnya disingkat SKPD Provinsi adalah perangkat daerab yang bertanggung jawab dalam Pengelolaan Jingkungan hidup di tingkat Provinsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat SKPD Kabupaten/Kota adalah perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup di tingkat Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. Badan Lingkungen Hidup Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut BLHD Provinsi adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. 10. 1 12. 13, 14, 15. 16. 17. 18. 19, 20. 21. 23. 24, 25. 26. 27. 28. 29, 30. 31. 3 Instansi Pembina Teknis adalah setiap satuan kerja perangkat dacrah/unit kerja perangkat daerah yang memberikan izin usaha yang berkaitan dengan operasional kegiatan usaha sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing, Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan penghasi) Limbah B3 untuk mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari Limbah B3 sebelum dihasitkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan. Penghasil Limbah B3 adalah Setiap Orang yang karena usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan Limbah B3. Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat Pengolahan Limbah B3, Pemanfaatan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3. Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengangkutan Limbah B3. Pemanfaat Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3. Pengolah Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengolahan Limbah B3. Penimbun Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Penimbunan Limbah B3. Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang dibasilkannya. . Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan Limbah B3_ dari Penghasil Limbah B3 sebelum diserahkan kepada Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, darvatau Penimbun Limbah B3. Pemanfaatan Limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku, bahan penolong, dar/atau bahan bakar yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya darvatau sifat racun. Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan menempatkan Limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan Kesehatan manusia dan Jingkungan hidup. Laporan adalah dokumen tertulis pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Limbah B3 Pelaporan adalah kewajiban setiap orang menyampaikan Laporan, Tzin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada Setiap Orang yang melakukan usaha dar/atau kegiatan yang wajib Amdal atau Usaha Kelola Lingkungan ~ Usaha Pemantauan Lingkungan (UKL - UPL) dalam rangka perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperolch izia usaha dan/atau kegiatan. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, Kerusakan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung dav/atau tidak langsung tethadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Perusakan Lingkungan Hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 4 32. Pemvakarsa adalah setiap orang yang bertanggung jawab terhadap usaha dan/atau kegiatan 33. Seliap Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan hhukum maupun yang tidak berbadan hukum, Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini, terdiri atas: ‘maksud dan tujuan; kewenangan kegiatan Pengelolaan Limbah B3; ppelaporan Pengelolaan Limbah B3; dan sanksi dan penilaian. pepe ge BABII MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 (1)Peraturan Gubernur ini dimaksudkan untuk: a. instrumen dalam melakukan pengawasan dan pembinaan peleksanaan kegiatan Pengelolaan Limbah B3; dan b. insirumen dalam mengambil kebijakan dalam Pengelolan Limbah B3 oleh Provinsi dan Kabupaten/Kota. (2) Tujuan Peraturan Gubernur ini yaitu teeapainya pelaporan Pengelolaan Limbah BS oleh pihak Pemrakarsa yang setagam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang — undangan. BAB IIL KEWENANGAN Pasal 4 Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah Provinsi hertugas dan berwenang: fa. menetapkan kebijakan tingkat Provinsi; bb, mengoordinasikan dan melaksanakan Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan hidup lintas Kabupaten/Kota; ¢. melakukan pembinaan dan pengewasan terhadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daetah Kabupate/Kota; 4, melakukan pembinaan dan pengawasan ketaalan penanggung jawab usaha dan/atau Keegiatan terhadap perizinan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang- ‘undangan di bidang perlindungan dan pengelolsan lingkungan hidup; mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup; mengelola informasi lingkungan hidup tingkat Provinsis _ memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan penghargaan; dan " melakukan penegakan hukum lingkungan hidup pada tingkat Provinsi. Pare Pasal 5 Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah Kabupaten/Kota bertugas dan berwenang: a. menetapkan kebijakan tingkat Kabupaten/Kota; bb. mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup; ¢, melakuken pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dar/atau Kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perundang- ‘undangan; 5 4. mengelola informasi lingkungan hidup tingkat Kabupaten/Kota; dan e. mengembangkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi lingkungan hidup tingkat Kabupaten/Kota, BABIV KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 Pasal 6 Setiap Pemrakarsa usaha yang menghasitkan Limbah B3 wajib untuk melakukan Pengelolaan Limbah B3 sehingga tidak mengakibatkan Pencemaran, Kerusakan dan Perusakan lingkungan hidup. Pasal 7 Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 sebageimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf ¢ meliputi: penyimpanan Limbah B3; pengumpulan Limbah B3; pengangkutan Limbah B3: pemanfaatan Limbah B: pengolahan Limbah B3; dan penimbunan Limbah B3, meeoese Pasal 8 Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, dilakukan dengan ketentuan: a. pemrakarsa melakukan kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yang dihasilkan; b. untuk dapat melakukan kegiatan Penyimpanan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3; dan c. tata cara lebih lanjut mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, Pasal 9 Pengumpulan Limbeh B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 buruf b, dilskukan dengan ketentuan: ‘a. pemrakarsa melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3; b. untuk dapat melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf 2 wajib memiliki izin Pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3; dan . tata cara lebih lanjut mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- ‘undangan. Pasal 10 Pengangkutan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c, dilakukan dengan ketentuan: a. pemrakarsa melakukan kegiatan Pengangkutan Limbah B3; b. untuk dapat melakukan kegiatan Pengengkutan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3; dan 6 ¢. tata cara lebih lanjut_mengenai izin Pengelolaan Limbeh B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 11 Pemenfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d, dilakukan dengan ketentuan: a. pemtakarsa melakukan kegiatan Pemanfaatan limbah B3; ». untuk dapat melakukan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajid memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3; dan . tata cera lebih lanjut mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan erundang- undangan. Pasal 12 Pengolaban Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf e, dilakukan dengan ketentuan: a. pemrakarsa melakukan kegiatan Pengolahan Limbah B3; b, untuk dapat melakukan kegiatan Pengolahan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana W > Alot Tenada Ae B, KEBUTUHAN OPERASIONAL INDUSTRI 1, Bahan Baku Utama No | Nama Bahan | Satuan | Jumlah” | Pemanfaatan Periode Gen) Pemanfaatan T 2 3 4 5 6 Penjelasan ~ Kolom 1 diisi dengan Nomor urut | Kotom 2 diisi dengan nama bahan utama yang digunakan dalam proses produksi Bolom 3 diisi dengan satuan jumiah bahan utama yang digunakan dalam proses produlsi | Rolom 4 diisi dengan banyeknya bahan utama yang digunakan dalam proses produksi = Kolom 5 diisi dengan tujuan pemanfaatan baban utama | Kolom 6 disi dengan periode pemanfaatan bahan utama. Periode pemanfaattan setiap bulan 2, Bahan Baku Penolong/penunjang ‘No ‘Nama Bahan Satuan | Jumlah Pemanfaatan Periode Pemanfaatan 1 2. 3 4 5 6 Penjelasan = Kolom 1 diisi dengan Nomor urut 7 Kolom2 diisi dengan nama bahan penolong/penunjang yang digunakan dalam proses produksi Bolom 3 diisi dengan satuan jumlah bahan penolong/penunjang yang digunakan dalam proses produksi 2 = Kolom 4 diisi dengan banyaknya bahan penolong/penunjang yang digunakan dalam proses produksi _ Kolom 5 diisi dengan tujuan pemanfeatan bahan penolong/penunjang Kolom 6 disi dengan periode pemanfaatan bahan penolong/penunjang, Periode pemanfaattan setiap bulan 3, Bahan Bakar No | NamaBahan | Satuan | Jumlah Pemanfaatan Periode Gon) Pemanfaatan i 2 3 4 5 6 Penjelasan = Kolom | diisi dengan Nomor urut | Kolom 2 diisi dengan nama bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi | Kolom 3 diisi dengan satuan jumlah bahan baker yang digunakan dalam proses produksi | Kolom 4 diisi dengan banyaknya bahan bakar yang digunakan dalam proses produks! * Kolom 5 diisi dengan tujuan pemanfaatan bahan bakar Kolom 6 disi dengan periode pemanfeatan bahan penolong/penunjang. Periode pemanfaattan sotiap bulan 4, Bahan Fasilitas Sarana dan Prasarana —p radon WreSPS eek tit No T Nama Bahan | Satuan [ Jumlah | Pemanfsatan Periode Pemanfeatan I 2 3 4 3 6 A Penjelasan - Kolom 1 diisi dengan Nomor urut > Kolom 2 difsi dengan nama bahan fasilitas sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi ~ Kolom 3 diisi dengan satuan jumlah bahan fsilitas sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi Kolom 4 diisi dengan banyaknya bahan fasilitas sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi - Kolom 5 diisi dengan tujuan pemanfeatan bahan fasilitas sarana dan prasarana | Kolom 6 disi dengan periode pemanfaatan bahan fasilitas sarana dan prasarana, Periode pemanfaattan setiap bulan C. PROSES PRODUKSI/KEGIATAN BAB Ul PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ‘A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Pengelolaan | Status Masa TLinsbah B3_|Perizinan | _N°-SK/No- Surat | Berta Keterangen 1 2 3 4 5 Penyimpanan Sementara (res) Pengumpulan ‘Pemanfaatan_ Pengolahan ‘Penimbunan © BLN Penjelasan dengan jenis Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun isi dengan Ya jika memiliki zin dan Tidak jika tidak memeilikt izin Reiom 5 Gisi dengan Izin dikeluarkan dengan Surat Keputusan dari mana, Nomor Surat Keputusan dan Tanggal pengesaban _ Kolom 4 diisi dengan masa berlaku Izin/Surat Keputusan Reem 5 Glisi dengan’ keterangan tambahan izin/surat keputusan seperti ttk koordinat dan jeraca Limbah.B3 Bul Limbah | Limbah Jenis Limbah | Satuan | D'besilk | Diketot | _Betum Perlakuan anidimiti | PM | tole Gow) | ki ia T 2 3 4 3 6 ‘A. Sumber Dari Proses Produksi B, Sumber Dari Luar Proses Produksi TOTAL Ton. Penjelasan eer dist dengan jenis limbah yang dihasilken baik dati proses produksi perusahaan ‘taupun dari luar proses produksi _ Kolem ? diisi dengan satuan limbah B3. Semua satuan yg ada di Konversi Ke ton 7 Kolom 3 disi dengan jumiah limbah yang dibasilkan/dimiliki 7 Qolom 4 diisi dengan jumlah limbah yang dikelola (LB3 yang dikelola sesuai dengan Pergub No td tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengelolaan, Tata Cara dan Perizinan LB3) - Room 5 diisi dengan jumlah limbah yang tidak dikelola (LB3 yang tidak dikelose sesuai dengan Pergub No 14 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengetolaan, Tata Cara dan Perizinan LB3) ~ Kolomn 6 dist dengan bagaimana perlakuan limbah B3 yang dikelola dan tidak dikelola . Mentifikasi Penyimpanan dan Pengumpulan (TPS) oD Len bod, Pancehiar i ie raian proses pengumpulan, perpindahan limbah B3 dan MOU Kerjesama Piha ke-3 # Gealon Tokas! de konstruksi tempat penyimpanan sementara limbah B3 (sesuai KEPDAL 01/1995) dilampirkan foto terkini ¢._Uraian input & output limbah B3 (neraca LB3) “Masuk Limbah B3 ke TPS Keluar Limbah B3 dari TPS. Sisa Tel. | Satu Jumleh | Tel. Jumlah | Perusahaan | Satu : No Sumber | 5. — di Masik | ty Timbah | Keluar | Limbeh | Pengolah | an | 7p 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penjelasan ae ~ Kolom 1 diisi dengan Nomor « Kelom 2 diisi dengan Tanggal Masuk limbah B3 ke Tempat Penyimpanan Sementara 7 Kolom 3 diist dengan satuan limbah B3 yang masuk ke TPS. Satvan limbah ciseragamkan dalam ton - Kolom 4 diisi dengan sumber limbah B3 yang masuk ke TPS. ~ Kolom 5 diisi dengan jumlah limbah B3 yang masuk ke TPS 7 Kolom 6 diisi dengan Tanggal Keluar limbah B3 yang ada di TPS Kolom 7 diisi dengan jumlah limbah B3 yang keluar dari TPS Kolom 8 diisi dengan perusahaan yang mengarnbil limba B3 dari TPS untuk Pengelolaan 4 = Kolom 9 diisi dengan satuan limbah B3 yang keluar dari TPS. Satuan limbah diseragamkan dalam ton Kolom 10 diisi dengan sisa limbah B3 yang ada di TPS. Sisa limbah merupakan pengurangan dati jumlah limbah B3 yang ada di TPS pada saat belum dikeluarkan Gikurangi dengan jumlah limbah B3 yang keluar dari TPS. /Identifikasi Pengangkutan ‘a. Uraian Spesifikasi alat angkut. . Uraian jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 yang diangkut. c. Uraian tentang asal limbah yang diangkut, d. Uraian Manifest yang digunakan, P e, Uraian Neraca Pengangkutan > / © yak AS Toggle: « E, Identifikasi Pemanfaatan ‘Uraian Spesifikasi pemanfeatan dan peralatan yang digunakan, Uraian Jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 yang akan dimanfaatkan, Uraian Data kimia & fisika limbah yang akan dimanfeatkan, Uraian Asal/sumber limbah yang dimanfaatkan, Uraian Perlakukan limbah B3 sebelum dimanfaatkan, Uraian Komposisi limbah yang dimanfaatkan, Uraian Hlasil pemanfaatan limbah B3, Uraian Neraca Pemanfaatan Fame eore F. Identifikasi Pengolahan ‘Uraian Spesifikasi pengolahan dan peralatan yang digunakan, Uraian Jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 yang akan diolah, Uraian tentang asal limbah yang akan diolah, Uraian Data kimia & fisika limbah yang akan diolah, Uraian Neraca Pengolahan ppegr G. Idemtifikasi Penimbunan ‘Uraian Spesifikasi dan konstruksi tempat penimbunan, a b. Uraian Jenis, junilah dan karakteristik limbah B3 yang akan ditimbun. ¢. Uraian Data kimia & fisika limbah yang ckan ditimbun. 4. Uraian Asal/sumber limbah yang ditimbun, ¢. Uraian Perlakukan limbah B3 sebelum ditimbun, f Uraian tentang kondisi geologi, hidrologi tempat penimbunan, g, Uraian tentang material yang digunakan sebagai alas lapisan kedap, hb. Uraian tentang instalasi pendeieksian kebocoran, i. Uraian tentang mekanisme penutupan tempat penimbunan, j. Uraian Neraca Penimbunan BABIV KEGIATAN PENGURANGAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN BABY KESIMPULAN LAMPIRAN LAMPIRAN jUBERNUR SULA W \N,. br. Hh SYAHRUL YASINTINPO Si. MSi., ME + ‘LAMPIRAN IL: PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN TENTANG : TATA CARA PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN NOMOR + 16Tahun 2015 TANGGAL 30-3-2015 KRITERIA PENILAIAN PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 1. Kesesuaian Format Pelaporan Laporan disesuaikan dengan sistimatika laporan, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya sestiai yang telah diatur didalam Surat Keputusan Kepala Badan Linysungan Hidup Daerah Sulsel. Jenjang Penilaiannya sebagai berikut a. > 90% sesuai dengan sistematika penulisan laporan Point 4: b. 89-80 % sestai dengan sistematika penulisan laporan Point 3; c. 7960 % sestiai dengan sistematika penulisan laporan Point 2; dan d. <59% sesuai dengan sistemtika penulisan laporan Point 1 Kelengkapan Pelaporan {Laporan dilaporkan selama 4 kali dalam setahun yaitu Periode I (Januari ~ Maret). Periode I (April — Juni). Periode III (Juli - Septembe:) dan Periode IV (Oktober ~ Desember). Jenjang Penilaiannya sebagai berikut 2, 4 (empat) laporan yang dikumpulkan point 4: b. 3 (Giga) laporan yang dikumpulkan point 3; cc. 2 (dua) laporan yang dikumpulkan point 2; dan d. M(satu) laporan yang dikumpulkan point 1. 3. Ketepatan Pelaporan Laporan herus dilaporkan tepat pada waktunya. Periode J yaitu minggu petama bulan April. Periode I! yaitu minggu pertama bulan Juli. Periode Tl yaitu minggu pertama bulan Oktober dan Periode IV yaitu minggu pertama bulan Januari. Jenjang Penileiannys sebagai berikut a. Tidak pemah telat point 4: b. 1 (sati) kali telat point 3: ¢. 2 (dua) kali telat point 2: dan d.3(tiga) kali telat point 1. 4, Kegiatan Pengurangan LB3 Kepiatan yang dapat menurunken jumiah limbah behan berbalaya (LBS) yang dihasilkan dari sgiatan produksi a, > 91% jumlah LB3 yang diturunkan Point 4: b, 90-71% jumlah LB3 yang diturunkan Point 3; c. 70-31 %jumlah LB3 yang diturunkan Point 2; dan d. <50 % jumlah LBS yang diturunkan Point 1. vy Berdasarkan kriteria penilaian diatas maka akan diberikan peringket terhadap pemrakarsa usaha dengan syarat sebagai berikut: 1. Total 16 point peringkat Sangat Baik: 2. Total 15 — 10 point peringkat Baik: 3 4. Total 10~ 5 point peringkat cukup: dan Total <5 point peringkat kurang baik. ILAWESI SELATAN. Dr. H. SYAHRUL YASIN LI

Anda mungkin juga menyukai