Anda di halaman 1dari 2

Ceteris paribus 

adalah suatu asumsi dasar dalam ilmu ekonomi yang berarti faktor-faktor


lain dianggap tetap. Contoh: Harga barang naik, cateris paribus, maka jumlah barang yang
diminta berkurang. Berarti faktor-faktor lain seperti pendapatan, selera, dan harga barang
lain itu dianggap tetap.

Contohnya: hukum penawaran dan permintaan menyatakan bahwa jika jumlah permintaan


melebihi jumlah penawaran, maka harga barang akan naik, dengan asumsi ceteris paribus
atau variabel-variabel lain dianggap konstan. Asumsi ceteris paribus di sini dibutuhkan agar
luaran atau output dari hukum permintaan dan penawaran tersebut tetap valid, karena ada
faktor-faktor atau variabel-variabel tak terduga yang dapat membuat prediksi yang dibuat
hukum tersebut menjadi salah.

Contoh variabel yang bisa mengubah luaran hukum permintaan dan penawaran tersebut,


misalnya, adalah adanya barang substitusi yang bisa digunakan sebagai pengganti barang
yang dimaksud. Adanya barang substitusi membuat harga barang yang dimaksud tidak
akan naik, meskipun jumlah permintaan melebihi jumlah penawaran.

Penggunaan asumsi ceteris paribus mengimplikasikan bahwa status atau derajat kepastian
di dalam eksplanasi teori ilmu ekonomi modern membutuhkan prasyarat. Hal ini
menunjukkan bahwa pada hakekatnya ilmu ekonomi bukan (dan tidak akan pernah
menjadi) exact science. Hanya saja, ilmu ekonomi sebagai sebuah ilmu sosial secara tepat
dapat mengkonstruksi realitas khusus (yakni “realitas ekonomi”, atau “economic realm” jika
menggunakan istilah Uskali Maki) yang bekerja dengan logika dan metodologi yang khusus
pula sehingga teori dan eksplanasi yang diberikan memiliki relasi kausal-efek yang setara
dengan ilmu-ilmu alam.

Logika dan sifat mekanistik dari teori-teori ilmu ekonomi modern sendiri pada umumnya


sangat bergantung pada pemodelan atau penyederhanaan variabel- variabel melalui
asumsi ceteris paribus semacam ini. Penyederhanaan semacam ini tentu saja tidak bisa
dihindari mengingat objek kajian ilmu sosial memiliki derajat kompleksitas yang lebih tinggi
ketimbang ilmu alam, terutama karena objek kajian ilmu sosial banyak melibatkan dimensi
intensionalitas dan pilihan bebas manusia yang sulit diprediksi.

Cēterīs pāribus adalah istilah dalam bahasa Latin, yang secara harafiah dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan sebagai “dengan hal-hal lainnya tetap sama”, dan dalam
bahasa Inggris biasanya diterjemahkan sebagai “all other things being equal.”

Dalam ilmu ekonomi, istilah ceteris paribus seringkali digunakan, yaitu sebagai suatu
asumsi untuk menyederhanakan beragam formulasi dan deskripsi dari berbagai anggapan
ekonomi.

“Harga dari daging sapi akan meningkat — ceteris paribus — bila kuantitas daging sapi
yang diminta oleh pembeli juga meningkat.”

Dalam contoh tersebut, penggunaan ceteris paribus adalah untuk menyatakan hubungan


operasional antara harga dan kuantitas suatu barang (daging sapi). Ceteris paribus di sini
berarti bahwa asumsi yang diambil ialah mengabaikan berbagai faktor yang diketahui dan
yang tidak diketahui yang dapat memengaruhi hubungan antara harga dan
kuantitas permintaan. Faktor-faktor tersebut misalnya termasuk: harga barang substitusi
(misalnya harga daging ayam atau daging kambing), tingkat penghindaran risiko para
pembeli (misalnya ketakutan pada penyakit sapi gila), atau adanya tingkat permintaan
keseluruhan terhadap suatu barang tanpa memperhatikan tingkat harganya (misalnya
perpindahan masyarakat kepada vegetarianisme).

Anda mungkin juga menyukai