Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR PENDUKUNG KELAHIRAN ( PRONATALITAS )

1. Pernikahan pada usia muda.


Banyakan pasangan yang menikah di usia muda tentu memiliki potensi tinggi
melahirkan anak lebih banyak. Pasangan yang menikah di usia muda apalagi pihak
perempuan, mereka berada pada periode subur baik dari segi usia maupun sudut
pandang medis.
2. Tingkat Kesehatan.
Banyaknya bayi yang meninggal menyebabkan orang tua ada kecenderungan
mempunyai banyak anak. Jadi, bila ada yang meninggal masih ada cadangannya.
3. Asumsi bahwa banyak anak berarti banyak rezeki.
Kita pasti sering mendengar istilah “Banyak Anak Banyak Rejeki”. Memiliki
keluarga besar dengan jumlah anak yang banyak diyakini oleh beberapa masyarakat
akan mendatangkan rejeki yang berlimpah. Jika masih banyak masyarakat yang
memiliki pandangan seperti di atas tentu saja jumlah kelahiran di wilayahnya akan
tinggi dan peningkatan jumlah penduduk akan termasuk tinggi.
4. Kebutuhan tenaga kerja, khususnya di daerah agraris tradisional.
Pada beberapa negara berkembang ada banyak keluarga yang memiliki anak dalam
jumlah besar dengan maksud agar anak mereka dapat membantu pekerjaan orang
tuanya
5. Kurangnya Informasi Tentang Pentingnya Program Keluarga Berencana.
Banyak pasangan yang kurang mendapatkan informasi tentang pentingnya
perencanaan dalam keluarga, sehingga mereka kurang memperhitungkan dampak dan
konsekuensi dari jumlah anak yang banyak.
6. Keinginan memperoleh anak laki-laki sebagai penentu status dan penerus nama
keluarga.

Adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan

dengan anak perempuan. Sehingga bagi keluarga, penerus keturunan adalah anak
laki-laki, bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
FAKTOR PENGHAMBAT KELAHIRAN ( ANTINALITAS )
1. Pelaksanaan Program Keluarga Berencana.
Indonesia mengalami kenaikan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi dimulai
sejak kemerdekaan dan puncaknya bertambah dengan cepat pada era 70-80an. Untuk
menghambat agar laju pertumbuhan tersebut pemerintah pada masa itu kemudian
mencanangkan program Keluarga Berencana. Secara umum Keluarga Berencana
adalah program yang digalakkan oleh pemerintah yang intinya menganjurkan kepada
penduduk agar memiliki anak tidak lebih dari dua anak.
2. Asumsi Bahwa Anak Sebagai Beban Keluarga.
Pada faktor ini alasan memiliki anak bisa menambah beban keluarga dengan itu
banyak pasangan yang menunda memiliki anak. Pasangan yang menikah yang tidak
siap memiliki anak kemungkinan karena menganggap memiliki anak akan repot dan
mereka merasa tidak mampu menghidupi.

3. Pembatasan Tunjangan Anak Dari Tempat Kerja Orang Tua.


Upaya lain dari pemerintah untuk menghambat jumlah kelahiran adalah dengan
menerapkan pembatasan tunjangan gaji pada pegawai-pegawai pemerintah. Pemerintah
Indonesia memberikan tunjangan anak hanya sampai anak ke-2 atau hanya untuk 2
anak saja.

4. Penundaan Usia Menikah.


Faktor penghambat jumlah kelahiran dari sisi personal penduduk adalah secara
sadar maupun tidak berusaha untuk menunda usia menikah atau dengan kata lain ada
penduduk yang belum/tidak ingin menikah. Beberapa orang menunda untuk menikah
salah satunya adalah karena alasan belum siap untuk menikah. Alasan yang
melatarbelakangi ketidaksiapan inipun bervariasi, bisa karena tidak siap secara
psikis/mental juga karena tidak siap secara materi (belum punya pekerjaan, belum
punya modal cukup, karir, kontrak kerja, dll).

Anda mungkin juga menyukai