Anda di halaman 1dari 8

MOSI 1 : ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN UNTUK PEMBANGUNAN

KAWASAN PEMUKIMAN BARU

Kata kunci
1. Alih fungsi lahan hutan : adalah perubahan fungsi pokok hutan menjadi
kawasan non hutan seperti, pemukiman, areal pertanian dan perkebunan
2. Pembangunan merupakan sebuah
3. KAWASAN PEMUKIMAN : kawasan permukiman adalah daerah yang digunakan
sebagai tempat bermukim masyarakat suatu negara

Hadirin yang saya hormati


Secara garis besar, kawasan permukiman bukan hanya sekedar lingkungan
yang terdiri dari tempat tinggal saja. Pembangunan atau relokasi
permukiman adalah teknik yang dilakukan demi memenuhi sejumlah
maksud dan tujuan tertentu. Benang merah dari maksud pemerintah
mengalihfungsikan lahan hutan tentu untuk menyediakan sarana prasarana
serta utilitas umum dalam menunjang kegiatan masyarakat baik di tingkat
desa atau kota.

Pembatasan
Pembangunan Kawasan pemukiman baru

 Indonesia juga dikenal sebagai negara dengan penduduk terpadat ke empat


di dunia. Berdasarkan data dari CIA World Factbook tahun 2015 jumlah
penduduk Indonesia 225.993.674 jiwa atau sekitar 3,5% dari keseluruhan
jumlah penduduk Dunia.
 Alih fungsi lahan bukanlah hal baru di Indonesia, sejak zaman penjajahan
pun alih fungsi lahan sudah berlangsung sebagai konsekuensi dari yang
namanya industri. Permintaan pasar terutama dari Eropa, membuat para
penjajah memaksa untuk menanam tanaman industri tersebut, mulai dari
kopi, teh, kakao, dan masih banyak lagi. Dalam UU No. 41 tahun 1999 pasal
19, istilah alih fungsi dikenal sebagai perubahan peruntukan dan fungsi
kawasan hutan;
Ditinjau dari Undang-Undang Alih fungsi kawasan hutan memang
diperbolehkan, namun ada aturannya. Pasal 19 ayat (1), UU No. 41 Tahun
1999 tentang Kehutanan, menyatakan, perubahan peruntukan dan fungsi
kawasan hutan ditetapkan oleh pemerintah dengan didasarkan pada hasil
penelitian terpadu.
Pemerintah telah memberikan solusi akan masalah alih fungsi lahan ini, seperti
menerapkan denda untuk penebangan hutan dan hukum pidana. Ketentuan pidana
yang di atur dalam Pasal 50 dan sanksi pidananya dalam Pasal 78 UU No. 41 / 1999,
merupakan salah satu dari upaya perlindungan hutan dalam rangka
mempertahankan fungsi hutan secara lestari. Maksud dan tujuan dari pemberian
sanksi pidana yang berat terhadap setiap orang yang melanggar hukum di bidang
kehutanan ini adalah agar dapat menimbulkan efek jera bagi pelanggar hukum di
bidang kehutanan (penjelasan umum paragraph ke 18 UU No. 41 / 1999). Efek jera
yang dimaksud bukan hanya kepada pelaku yang telah melakukan tindak pidana
kehutanan, akan tetapi kepada orang lain yang mempunyai kegiatan dalam bidang
kehutanan menjadi berpikir kembali untuk melakukan perbuatan melanggar hukum
karena sanksi pidannya berat.

KONTRA

KATA KUNCI

 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 tahun 1999, hutan adalah


suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.

FUNGSI HUTAN

1. Pertama, Melalui kumpulan pohon-pohonnya, hutan mampu memprduksi Oksigen


(O2) yang diperlukan bagi kehidupan manusia dan dapat pula menjadi penyerap
karbondioksida (CO2) sisa hasil kegiatan manusia, atau menjadi paru-paru wilayah
setempat bahkan jika dikumpulkan areal hutan yang ada di daerah tropis ini, dapat
menjadi paru-paru dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim
suatu wilayah. Fungsi ini dapat disebut juga sebagai fungsi klimatologis.
2. Kedua, Hutan MEMILIKI FUNGSI HIDROLOGIS sebagai gudang penyimpan air.
Dengan adanya hutan, air hujan yang berlimpah dapat diserap dan diimpan di
dalam tanah dan tidak terbuang percuma. pada khirnya akan mengalirkannya ke
sungai-sungai melalui mata air-mata air yang berada di hutan
3. Ketiga, Hutan merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman- tanaman,
dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur haranya (nutrien, makanan bagi
tanaman) dan melalui aliran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan makanannya
ke area sekitarnya.
4. Keempat, Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan fauna sehingga
fungsi hutan yang penting lagi adalah sebagai area yang memproduksi embrio-
embrio flora dan fauna yang bakal menembah keanegaragaman hayati. Dengan
salah satu fungsi hutan ini, dapat mempertahankan kondisi ketahanan
ekosistem di satu wilayah.
5. Kelima, Hutan mampu memberikan sumbangan alam yang cukup besar bagi
devisa negara, terutama di bidang industri, selain kayu hutan juga
menghasilkan bahanbahan lain seperti damar, kopal, terpentein, kayu putih,
rotan serta tanaman-tanaman obat.
6. Keenam, Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turismenya,
sebagai penambah estetika alam bagi bentang alam yang dimiliki. Fungsi ini
disebut juga sebagai fungsi estetis.
7. Ketujuh, Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi
sebagai pengikat butiran-butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak
langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau
terserap masuk ke dalam tanah.

Apa yang terjadi hutan yang memiliki beragam manfaat dialihfungsikan


sbagai lahan pembangunan Kawasan pemukiman?

Hutan tropis termasuk


sumberdaya alam terpenting di
dunia.
Luasnya hanya 30% permukaan
bumi namun merupakan wadah
utama
bagi keanekaragaman hayati
(WWF, 2003). Keberadaan
hutan tropis
Indonesia telah dikenal sebagai
salah satu paru-paru dunia
yang
manfaatnya tidak hanya dirasakan
di dalam negeri namun telah
diakui di
skala global
Hutan tropis termasuk
sumberdaya alam terpenting di
dunia.
Luasnya hanya 30% permukaan
bumi namun merupakan wadah
utama
bagi keanekaragaman hayati
(WWF, 2003). Keberadaan
hutan tropis
Indonesia telah dikenal sebagai
salah satu paru-paru dunia
yang
manfaatnya tidak hanya dirasakan
di dalam negeri namun telah
diakui di
skala global
Hutan tropis termasuk
sumberdaya alam terpenting di
dunia.
Luasnya hanya 30% permukaan
bumi namun merupakan wadah
utama
bagi keanekaragaman hayati
(WWF, 2003). Keberadaan
hutan tropis
Indonesia telah dikenal sebagai
salah satu paru-paru dunia
yang
manfaatnya tidak hanya dirasakan
di dalam negeri namun telah
diakui di
skala global
Hutan tropis termasuk
sumberdaya alam terpenting di
dunia.
Luasnya hanya 30% permukaan
bumi namun merupakan wadah
utama
bagi keanekaragaman hayati
(WWF, 2003). Keberadaan
hutan tropis
Indonesia telah dikenal sebagai
salah satu paru-paru dunia
yang
manfaatnya tidak hanya dirasakan
di dalam negeri namun telah
diakui di
skala global
Hutan tropis termasuk sumberdaya alam terpenting di dunia. Luasnya hanya 30%
permukaan bumi namun merupakan wadah utama bagi keanekaragaman hayati (WWF,
2003). Keberadaan hutan tropis Indonesia telah dikenal sebagai salah satu paru-paru
dunia yang manfaatnya tidak hanya dirasakan di dalam negeri namun telah diakui di skala
global

Sejak lama Indonesia dikenal dengan julukan negara agraris. Berbagai macam jenis
tanaman pertanian dan perkebunan dapat ditemukan di Indonesia. Luas lahan
pertanian Indonesia berdasarkan data statistik tahun 2014 adalah 41,5 juta hektar
Terdiri dari 567 ribu hektar tanaman hortikultura, 19 juta hektar tanaman pangan,
dan 22 juta hektar tanaman perkebunan.
Fakta diatas menunjukkan betapa kayanya Indonesia. Sayangnya, menurut buku
Rekor Dunia Guinness, Indonesia adalah negara yang memiliki tingkat kehancuran
hutan tercepat di antara negara-negara yang memiliki 90 persen dari sisa hutan di
dunia. Menurut buku tersebut, Indonesia menghancurkan luas hutan yang setara
dengan 300 lapangan sepak bola setiap jamnya. Forest Watch Indonesia pun
mencatat kerusakan hutan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat,
sampai saat ini saja sudah mencapai 2 juta hektar per tahun. Sebanyak 72 persen dari
hutan asli Indonesia telah musnah. Akibatnya, luas hutan Indonesia selama 50 tahun
terakhir telah berkurang dari 162 juta hektar menjadi 98 juta hektar (Sumber :
Kompas.com).

Namun dengan dikeluarkannya moratorium konversi hutan alam


sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Menteri Kehutanan dan Perkebunan
No. 603/Menhutbun-VIII/2000 jo surat Menhut No. 1712/Menhut-VII/2001 yang
ditujukan kepada gubernur dan bupati seluruh Indonesia untuk tidak menerbitkan
rekomendasi permohonan pelepasan kawasan hutan bagi pengembangan budidaya
perkebunan, sehingga dengan adanya penerapan moratorium konversi hutan alam
tersebut, maka sejak 7 Juni 2000 Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup
tidak lagi mengeluarkan ijin alih fungsi kawasan hutan untuk kegiatan pelepasan
kawasan hutan bagi kepentingan pembangunan budidaya pertanian/perkebunan.
Sehingga kedepan Tata kelola hutan di era otonomi daerah ini, diharapkan memberi
manfaat besar bagi warga sekitar hutan itu. Permasalahan tata kelola hutan menjadi
salah satu faktor tergerusnya hutan di dunia. Padahal fungsi hutan itu sangat
banyak, terutama bila dikaitkan pada masalah pemanasan global. Salah satu kunci
untuk mengelola hutan yang berkelanjutan, adalah menyepakati soal tata kelola
hutan oleh berbagai pihak.

Anda mungkin juga menyukai