Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR

MENGANALISIS TEKS EKSPLANASI

Kompetensi Dasar

3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks


. eksplanasi.
4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau
tulis dengan memerhatikan struktur dan
kebahasaan

Tahukah kamu?
Bagaimana menganalisis teks eksplanasi dan memproduksi teks eksplanasi? Mari, kita simak
bersama penjelasan di bawah ini. Pelajari dengan sungguh-sungguh supaya banyak manfaat ilmu
yang kita dapat. Selamat belajar!
KD 3. 2 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi.
IPK
1.1.1. Mengidentifikasi struktur teks eksplanasi
1.1.2. Menelaah kebahasaan teks eksplanasi

Pada pelajaran ini kalian diajak belajar


memahami dan menganalisi teks eksplanasi.
Apa yang kalian ketahui tentang teks
eksplanasi?. Teks ekplanasi erat hubungannya
dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
kita, yaitu peristiwa alam dan peristiwa sosial.
Menjelaskan proses terjadinya sesuatu menurut
prinsip sebab-akibat adalah fungsi sosial dari
teks eksplanasi. Contoh sederhana yang
merupakan salah satu bentuk peristiwa alam
yang dapat kita lihat dan kita amati adalah
siklus air.
Teks Esplanasi ?

Eksplanasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu


Explanation yang mempunyai arti tindakan menjelaskan atau
menerangkan sebuah pernyataan atau fakta. Maka bila didasarkan
pada segi bahasa, pengertian Teks Eksplanasi (Explanation Text)
adalah sebuah teks yang memuat proses-proses yang berkaitan
dengan fenomena-fenomena sosial, alam, budaya, ilmu pengetahuan, dan lainnya.
Kata eksplanasi berasal dari bahasa Latin yaitu ex dan planare. Ex memiliki arti
membuat dan planare berarti luas, terang atau jelas. Jikalau digabungkan menjadi
membuat jelas atau terang. Artinya, teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan
membuat masalah menjadi terang atau jelas. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa teks eksplanasi adalah sebuah teks yang memberikan penjelasan
terperinci tentang proses-proses terjadinya fenomena alam atau sosial yang
menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa
Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain
sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya.
Struktur teksnya adalah pernyataan umum, urutan alasan logis.
A. Ciri-ciri Teks Eksplanasi
Ciri bahasa teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
1. Memuat informasi-informasi fakta
2. Membahas suatu fenomena yang bersifat keilmiahan atau ilmu pngetahuan
3. Bersifat informative dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca untuk
mempercayai hal yang dibahas di dalam teks
4. Memiliki/menggunakan sequence markers, seperti pertama, kedua, ketiga, dan
sebagainya. atau pertama, berikutnya, terakhir.

B. Tujuan Teks Eksplanasi


1. Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, bukan
persuatif atau ajakan untuk melakukan sesuatu
2. Eksplanasi digunakan untuk memperhitungkan mengapa sesuatu menjadi seperti
itu.
3. Eksplanasi lebih merupakan penjelasan proses-proses daripada tentang sesuatu.
Contoh: Tujuan dari teks eksplanasi Gempa Bumi adalah untuk menjelaskan
proses/fenomena terjadinya gempa bumi.

MENGANALISIS TEKS EKSPLANASI


Dalam menganalisis teks eskplanasi, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut.

A. Struktur Teks Eksplanasi

Berbagai sumber menyatakan bahwa struktur teks eksplanasi terdiri atas tiga bagian.
Anderson dan Anderson (dalam Zulaeha, dkk., 2003:84) menyebutkan bahwa teks
eksplanasi terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) description in the introductory paragraph, (2) a
sequence of sentences than tell how or why, (3) a conclution. Hal tersebut selaras dengan
penjelasan Kemendikbud (2013:116) maupun Mahsun (2014:33) yang menyebutkan
bahwa teks eksplanasi terdiri atas pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
Struktur teks eksplanasi dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.

Pernyataan Umum

Struktur Teks
Ekplanasi
Deretan Penjelas (EKSPLANASI )

Penutup (Interpretasi)

Sumber: Kemendikbud (2013:116) dan Mahsun (2014:33)


Struktur tersebut akan dipaparkan satu per satu dalam uraian berikut ini .
1. Pernyataan Umum
a. Pernyataan umum merupakan gambaran awal tentang apa yang disampaikan
dengan pernyataan yang bersifat umum. Pernyataan umum berisi gagasan yang
berupa kalimat-kalimat yang menjelaskan tentang suatu fakta yang bersifat umum.
Dengan kata lain, bagian pernyataan umum berisi informasi singkat tentang apa
yang yang dibicarakan. Bisa juga dikatakan sebagai kalimat pembuka untuk
memperkenalkan pokok masalah yang akan dibahas
b. Harus bersifat ringkas, menarik, dan jelas, yang mampu membangkitkan minat
pembaca untuk membaca detailnya
Berikut adalah contoh pernyataan umum dalam teks eksplanasi.

Kata “Tsunami” berasal dari bahasa Jepang “tsu” yang berarti „pelabuhan‟ Pernyataan
dan “nami” yang berarti „gelombang‟. Tsunami adalah serangkaian Umum
gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi
C laut atau di daratan dekat pantai. Gelombangnya yang besar
di bawah
o menyebabkan banjir dan kerusakan saat menghantam pantai.
n
Contoh tersebut merupakan pernyataan umum tentang peristiwa alam
tsunami. Pada bagian yang tebal, dijelaskan secara umum pengertian dari
tsunami yang nantinya akan dijelaskan secara lebih mendetail pada bagian
deretan penjelas. Berdasarkan contoh tersebut, dapat diambil simpulan bahwa
pernyataan umum itu berisi fakta tentang suatu peristiwa secara umum yang
kelanjutannya akan diurai dan dijelaskan secara khusus pada bagian deretan
penjelas
2. Deretan Penjelas
a. Berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaannya, proses terjadinya.
b. Sangat relatif untuk menjawab pertanyaan ‘bagaimana’, yang jawabannya
berupa statemen atau yang jawabannya berupa pernyataan
c. Untuk mengingat proses perlu dijelaskan bertahap, pertama, kedua, ketiga, dan
sebagainya. atau pertama, berikutnya, terakhir.
Berikut ini merupakan contoh deretan penjelas .
Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak Deretan Penjelas
naik turun (pergeseran lempeng di dasar laut) di
sepanjang patahan selama gempa terjadi. Patahannya
menyebabkan kesimbangan air menjadi terganggu. Semaikn
besar daerah patahan yang terjadi, semakin besar pula tenaga
gelombang yang dihasilkan.
Selain itu, tsunami juga tercipta karena meletusnya
gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di laut
atau perairan sekitarnya sangat tinggi. Gelombang
tsunami yang terjadi di laut melaju lebih cepat daripada
gelombang normal. Gelombang tersebut menyebar ke
segala arah dengan ketinggian 30 sampai dengan 50
meter dan kecepatan sekitar 800 km/jam. Ketika
gelombang tsunami memasuki air dangkal, kecepatannya
akan menurun dan ketinggiannya akan bertambah.
Ketinggian gelombang itu juga bergantung pada bentuk pantai
dan kedalamannya. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut
sangat berpotensi menimbulkan tsunami dan sangat
berbahaya bagi manusia.

Contoh tersebut merupakan bagian deretan penjelas tentang bagaimana


proses terjadinya tsunami. Deretan penjelas menjelaskan secara rinci apa yang
dikemukakan pada pernyataan umum. Bagian yang tebal menunjukkan penjelasan
bagaimana tsunami terjadi. Ada dua penyebab kemungkinan tsunami terjadi, yaitu
pergeseran lempeng dasar laut atau meletusnya gunung berapi. Berdasarkan contoh
di atas, dapat disimpulkan bahwa pada bagian deretan penjelas, biasanya akan
dijelaskan fakta tentang proses terjadinya sesuatu dan sebab akibat sesuatu itu
terjadi secara lebih rinci dan mendetail.
3. Penutup/Interpretasi
Interpretasi berisi gagasan yang dapat berupa tanggapan, kesan, pendapat
atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Bagian ini dimaksudkan sebagai
simpulan terhadap pernyataan umum dan sejumlah deretan penjelas pada bagian
sebelumnya. Akan tetapi, keberadaan bagian ini bergantung pada penyusun atau
penulis teksnya. Hal ini disebabkan bagian ini boleh ada atau tidak ada (Mahsun
2014:33).
Berikut adalah contoh dari bagian interpretasi pada teks eksplanasi.
Berisikan kesimpulan atau pernyataan tentang topic/proses yang dijelaskan.
Kamu tidak perlu khawatir karena tidak semua gempa dan Interpretasi
letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua
tsunami menimbulkan gelombang besar. Tsunami selalu
menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan
yang paling besar terjadi ketika gelombang besar tsunami
itu mengenai pemukiman manusia sehingga menyeret apa
saja yang dilaluinya.
Contoh tersebut merupakan interpretasi dari keseluruhan teks eksplanasi
tsunami. Penjelasan secara umum sudah dijelaskan pada pernyataan umum dan
dijelaskan secara rinci pada deretan penjelas. Bagian yang tebal merupakan
pendapat mengenai apa yang terjadi jika tsunami melanda suatu kawasan. Pendapat
tersebut tidak lantas muncul bagitu saja, melainkan hasil dari kesan dari sebuah
pengamatan yang didapat terhadap suatu fenomena alam yang terjadi.

B. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi


Kaidah kebahasaan teks eksplanasi menurut
Kemendikbud (2014) terdiri dari (1) konjungsi; (2) kata
kerja; (3) kata benda; (4) klausa kompleks dan klausa
simpleks; dan (5) kata istilah.

1) Konjungsi
Fitur kebahasaan yang menandai teks eksplanasi tidak jauh berbeda dengan fitur
ataupun kaidah kebahasaan yang lazim ditemukan dalam teks prosedur, terutama dalam
hal penggunaan kata keterangan waktu dan konjungsinya. Teks eksplanasi seperti yang
tampak pada beberapa contoh banyaknya menggunakan kata penunjuk keterangan waktu
dan dengan keterangan bermakna cara.
a. Penunjuk keterangan waktu, misalnya beberapa saat, setelah, segera setelah, pada
tanggal, sebelumnya. Di samping itu, kata penunjuk keterangan yang mugkin
digunakan adalah selagi, ketika, ketika itu, pada masa lalu, bertahun-tahun, selama,
dalam masa sekarang.
b. Penunjuk keterangan cara, misalnya, sangat ketat, dengan tertib, penuh haru, melalui
surat kabar, sedikit demi sedikit, sebaik-baiknya, dengan jalan yang benar.
c. Teks eksplanasi dapat pula ditandai oleh penggunaan konjungsi atau kata
penghubung yang bermakna kronologis, seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada
akhirnya. Apabila teks itu disusun secara kausalitas, konjungsi yang digunakan,
antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu.
2) Penggunaan kata benda dan Kata kerja.
Menggunakan kata kerja yang mengandung kausalitas dan Banyak menggunakan
kata kerja material dan tingkah laku
3) Kalimat simpleks dan kompleks
Kalimat simpleks disebut pula kalimat tunggal. Menurut Kemendikbud (2014: 16),
Kalimat simpleks dibentuk oleh satu struktur yaitu subjek, perdikator (pelengkap dan
keterangan). Jadi, kalimat simpleks merupakan kalimat yang hanya terdapat satu verba
utama dan dibentuk oleh unsur subjek dan predikat. Menurut Kemendikbud (2014: 16),
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari atas lebih satu aksi, peristiwa, atau
keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu kalimat yang memiliki lebih dari satu verba
utama yang di dalamnya menyatakan aksi, peristiwa dan keadaan, kalimat tersebut dapat
menggunakan konjungsi sebagai penghubung
4) Penggunaan istilah atau kata-kata ilmiah

Langkah Menganalisis Teks Eksplanasi

Hal pertama yang harus dilakukan dalam


menganalisis teks eksplanasi yaitu membaca teks
eksplanasi secara saksama. Kemudian, dilanjutkan
dengan mengidentifikasi struktur dan kebahasaan
teks eksplanasi tersebut. Setelah mengidentifikasi
struktur dan kebahasaan teks eksplanasi, cari dan
catat pokok bukti penguat hasil identifikasi
identifikasi. Pokok yang sudah dicari, kemudian dijelaskan dan menyusun hasil telaa
dengan memerhatikan ejaan, pilihan kata, kalimat dan paragraf yang utuh dan padu.
Berikut langkah-langkah menganalisis informasi teks eksplanasi.

Contoh teks eksplanasi

URBANISASI

Akhir – akhir ini jumlah penduduk di kota –


kota besar, seperti Jakarta mengalami kenaikan
yang sangat signifikan. Kenaikan jumlah penduduk
ini disebabkan oleh sebuah fenomena sosial yang
terjadi belakangan ini, yaitu Urbanisasi. Fenomena
inilah yang menyebabkan laju pertumbuhan
penduduk yang tidak terbendung, sehingga dapat
menimbulkan beberapa permasalahan –
permasalahan yang timbul di kota besar. Lalu,
apakah Urbanisasi itu, dan faktor – faktor apa saja
yang mendorong fenomena sosial ini?
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa menuju kota. Namun, berbeda
dengan perspektif ilmu pengetahuan, Urbanisasi dipandang sebagai presentase jumlah
penduduk yang tinggal di perkotaaan. Perpindahan penduduk ini dibagi menjadi beberapa
jenis, yaitu migrasi dan mobilitas penduduk. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
desa menuju kota untuk tujuan menetap. Sedangkan, mobilitas penduduk adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota hanya untuk tinggal sementara. Urbanisasi
migrasi inilah yang menjadi penyebab utama melonjaknya jumlah penduduk di daerah
perkotaan. Perpindahan penduduk yang sangat massive ini disebabkan oleh dua faktor,
yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.
Faktor pendorong adalah penyebab urbanisasi yang berasal dari desa itu sendiri.
Faktor – faktor tersebut diantaranya, yang pertama lahan pertanian yang semakin sempit.
Menyempitnya lahan pertanian di desa menyebabkan orang – orang di desa tidak bisa lagi
bekerja sehingga mengharuskan mereka untuk mencari pekerjaan lain di luar desa. Yang
kedua adalah terbatasnya sarana dan prasarana di desa. Ketiadaan sarana dan prasarana
ini menyebabkan masyrakat desa merasa kesulitan dalam berbagai hal, akibatnya mereka
merasa perlu mencari tempat yang memiliki sarana dan prasarana lengkap, yaitu di kota.
Dan yang terakhir adalah ketidak cocokan dengan budaya tempat asal. Masyarakat desa
yang tidak cocok dengan budaya asal mereka terpaksa harus ke luar dari desa tersebut
sehingga bisa hidup lebih nyaman.
Selain faktor pendorong, ada juga faktor penarik. Faktor ini adalah penyebab
urbanisasi yang berasal dari kota. Ada beberapa penyebab yang menjadi faktor penarik,
yaitu yang pertama adalah banyaknya lapangan pekerjaan di kota. Orang – orang desa yang
pindah dari desa tujuan utamannya adalah mencari pekerjaan. Dengan begitu, kota adalah
tempat yang paling tepat karena di sana tersedia banyak lapangan pekerjaan. Kemudian,
pandangan akan kehidupan kota yang lebih modern. Masyarakat desa yang bosan dengan
kehidupan serba sederhana di desa akan beralih ke kota karena di sanalah kehidupan lebih
modern dan juga ditunjang dengan fasilitas lengkap lainnya
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpukan bahwa melonjaknya jumlah
penduduk di perkotaan disebabkan oleh fenomena urbanisasi, yaitu perpindahan
masyarakat desa menuju kota. Perpindahan ini sendiri disebabkan oleh faktor pendorong
dan faktor penarik. Sebenarnya, urbanisasi ini adalah suatu fenomena yang positif jika
masyarakat yang pindah ke kota memiliki skill atau kemampuan khusus. Sebaliknya, jika
tidak memiliki skill dan kemampuan, urbanisasi ini hanya akan menyebabkan masalah
sosial di perkotaan.

Contoh menganalisis struktur dan kaidah teks ekplanasi

Bacalah teks ekplanasi di bawah ini kemudian analisislah struktur dan kaidah
kebahasaan.
Kekeringan
Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan
penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, norma pemakaian air.
Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan bencana dengan
prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak. Kekeringan
datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi , tetapi timbul perlahan-lahan
sehingga sangat mudah diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan
bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar setelah berada di periode tengahnya.
Kekeringan diklarifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan kekeringan
antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah hujan di bawah normal
dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan
kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman
tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi
kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik adalah kekeringan yang
disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan atropogenik terjadi karena
kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan
pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakkan kawasan tangkapan
air, sumber air akibat perbuatan manusia.
Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern
Oscilation). El-Nino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang.
Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan.
Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir musim
kemarau mundur dari normal, awal masuk musim hujan mundur dari normal curah hujan
musim kemarau turun tajam jika dibandingkan dengan normal, deret hari kering makin
panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian timur.
Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi
pemukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini
mengakibatkan aliran permukaan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan air yang
seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan sehingga
terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Penggunaan air yang berlebihan
pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri .
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kekeringan adalah peristiwa
yang terjadi ketika tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Kekeringan
diklarifikasikan menjadi dua yaitu kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik.
Akibatnya, tanaman di lahan pertanian menjadi mati apabila kebutuhan air tidak
tercukupi, para petani mengalami kerugian,dan kelaparan yang melanda para warga
karena gagal panen tersebut. Kerugian dari segi jiwa manusia merupakan dampak lain dari
terjadinya kekeringan.

1) Analisis struktur teks


Judul Banjir
Pernyataan umum Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks,
perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata
guna lahan, norma pemakaian air. Kompleksitas bertambah karena
diketahui kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan
lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak. Kekeringan
datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi , tetapi timbul
perlahan-lahan sehingga sangat mudah diabaikan. Tidak bisa
diketahui secara pasti awal dan kapan bencana ini berakhir, tetapi
semua baru sadar setelah berada di periode tengahnya
Deretan penjelas Kekeringan diklarifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan
kekeringan antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat
curah hujan di bawah normal dalam satu musim, kekurangan pasokan
air permukaan dan air tanah, kekurangan kandungan air di dalam
tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu
pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan
komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan
antropogenik adalah kekeringan yang disebabkan oleh
ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan atropogenik terjadi karena
kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat
ketidak-patuhan pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air
dan kerusakkan kawasan tangkapan air, sumber air akibat perbuatan
manusia.
Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena
ENSO (El-Nino Southern Oscilation). El-Nino adalah kondisi abnormal
iklim yang mengakibatkan kemarau panjang. Pengaruh El-Nino lebih
kuat pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan. Pengaruh
El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir
musim kemarau mundur dari normal, awal masuk musim hujan
mundur dari normal curah hujan musim kemarau turun tajam jika
dibandingkan dengan normal, deret hari kering makin panjang,
khususnya di daerah Indonesia bagian timur.
Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah
menjadi pemukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya
jumlah air resapan. Hal ini mengakibatkan aliran permukaan
meningkat. Peningkatan ini menyebabkan air yang seharusnya
tertampung di dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan
sehingga terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
Penggunaan air yang berlebihan pada waktu musim tanam di lahan
pertanian pada industri .

Interpretasi Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kekeringan


adalah peristiwa yang terjadi ketika tingkat curah hujan di bawah
normal dalam satu musim. Kekeringan diklarifikasikan menjadi dua
yaitu kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik. Akibatnya,
tanaman di lahan pertanian menjadi mati apabila kebutuhan air tidak
tercukupi, para petani mengalami kerugian,dan kelaparan yang
melanda para warga karena gagal panen tersebut. Kerugian dari segi
jiwa manusia merupakan dampak lain dari terjadinya kekeringan.

2) Analisis Kebahasaan teks


a) Penggunaan Istilah
kata istilah sulit dalam teks eksplanasi, makna dan kalimatnya
1) Fenomena : hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat
diterangkan serta bernilai secara ilmian.
Kalimat : Banjir adalah salah satu fenomena alam yang sering terjadi di
Indonesia.
2) Hidrologi :ilmu tentang air di bawah tanah.
Kalimat : Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang
mengalir di permukaan bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan.
3) Iklim : keadaan hawa/ suhu pada suatu daerah.
Kalimat : Perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim
4) Kompleksitas : kerumitan atau keruwetan sesuatu.
Kalimat : Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan
bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai
bencana merangkak.
5) Merangkak : sesuatu yang bergerak lamban tidak pesat kemajuannya.
Kalimat : kekeringan merupakan bencana dengan prosesnya berjalan lambat
sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak.
6) Alamiah : suatu benda atau peristiwa yang alami.
Kalimat : kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik.
7) Antropogenik : sumber pencemaran yang tidak alami karena ada pengaruh
atau campur tangan manusia.
Kalimat : kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik.
8) Periode : kurun waktu atau lingkaran waktu suatu peristiwa.
Kalimat : kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada
wilayah yang luas.
9) Komoditi : sesuatu yang berupa barang yang dapat dimanfaatkan atau benda
niaga.
Kalimat : pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal.
10) Kondisi : persyaratan atau keadaan baik atau lancar perjalanan ekonomi
seseorang.
Kalimat : El-Nino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau
panjang.

b) Konjungsi
o Yang
o Sehingga
o Dan
o Karena
o Akibat
o Adalah

c) Kata kerja material dan relasional beserta contoh kalimatnya


1) Penambahan
Kalimat : Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks,
perwujudan danpenambahan isu-isu berkaitan dengan iklim.
2) Pemakaian
Kalimat : Perwujudan dan penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata
guna lahan, norma pemakaianair.
3) Meningkat
Kalimat : Hal ini mengakibatkan aliran permukaan meningkat.
4) Tertampung
Kalimat : Peningkatan ini menyebabkan air yang seharusnya tertampung di
dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan sehingga terjadi kekurangan
pasokan air permukaan dan air tanah
5) Menurunnya
Kalimat : Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah
menjadi pemukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air
resapan.
6) Bertambah
Kalimat : Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan
bencana dengan prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai
bencana merangkak.
7) Berjalan
Kalimat : Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan
bencana dengan prosesnyaberjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana
merangkak.
8) Dibandingkan
Kalimat : Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dibandingkan pada
musim hujan.

d) Kalimat Klausa Kompleks dan Simpleks


1) Klausa Kompleks :
a. Warga di desa tersebut sudah sejak Juli lalu mengalami kekeringan dan krisis
air bersih.
b. Air untuk kebutuhan tanaman pun tidak ada sehingga terpaksa mereka
biarkan tanaman itu mati kekeringan.
c. Pihak PMI Kabupaten Malang memberikan bantuan air minum secara
langsung dengan mendatangi warga setempat.
b) Namun, imbauan petugas PMI itu tidak digubris . Warga malah berebut
menaruh jeriken di depan tangki agar lebih dulu mendapatkan air.
c) Di desa ini sama sekali tak ada air. Total KK (kepala keluarga, red) yang krisis
air sebanyak 350 KK.

2) Klausa Simplek :
a) Ratusan warga di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
Jawa Timur antre dalam pembagian air minum yang diberikan oleh Palang
Merah Indonesia (PMI).
b) Warga di desa tersebut sudah sejak Juli lalu mengalami kekeringan dan krisis
air bersih.
c) Warga malah berebut menaruh jeriken di depan tangki agar lebih dulu
mendapatkan air.
d) Pemerintah Kabupaten Malang terus memberikan bantuan air minum untuk
warga di Desa Wonorejo.
e) Kasubsi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Malang Mudji Utomo
mengatakan, air yang didistribusikan ke Desa Wonorejo sebanyak 10.000
Liter.

KD 4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memerhatikan
struktur dan kebahasaan teks
IPK
kebahasaan
4.4.1 Menentukan pola pengembangan dalam menulis teks eksplanasi
Menulis teks eksplanasi berdasarkan struktur dan kebahasaan

A. Langkah-langkah Memproduksi Teks Eksplanasi


Mulyadi (2013:176) menjelaskan langkah-langkah menyusun teks eksplanasi secara
tertulis sama dengan langkah-langkah menulis karangan pada umumnya, hanya saja isinya
yang berbeda. Langkah-langkah tersebut terdiri dari menentukan tema, menentukan tujuan,
mengumpulkan data, mengembangkan kerangka, dan menyunting teks. Berikut langkah-
langkah yang dapat dilakukan dalam memproduksi teks eksplanasi.

1. Menentukan tema/topic
Topik teks eksplanasi mempunyai sifat sebagai berikut.
a. Faktual, artinya sesuatu yang benar-benar terjadi dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.

2. Menentukan tujuan teks eksplanasi


Tujuan akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca.

3. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data atau bahan yang diperlukan dalam penulisan teks eksplanasi data
atau bahan sesuai dengan topik yang dipilih dapat diperoleh dari buku, majalah,
internet, surat kabar, dan wawancara langsung.

4. Membuat kerangka teks eksplanasi


Sebelum pembuatan teks eksplanasi, terlebih dahulu buatlah kerangkanya secara
lengkap, sistematis, dan sesuai struktur teks eksplanasi, yaitu pernyataan umum dan
deret penjelas.

5. Mengembangkan kerangka teks eksplanasi


Kembangkanlah kerangka teks secara lengkap sesuai dengan struktur teks.
Bagian pendahuluan (pernyataan umum). Bagian ini memperkenalkan topik yang akan
dijelaskan. Bagian ini ditulis secara ringkas, jelas, menarik, dan memikat pembaca
untuk melanjutkan ke penjelasan yang lebih detail.
a. Bagian isi (deret penjelas). Bagian ini terdiri dari beberapa urutan sebab-akibat.
b. Bagian ini berisi tentang hubungan sebab akibat tentang peristiwa terjadi karena
sebab peristiwa sebelumnya dan peristiwa tadi menghasilkan peristiwa baru.
c. Bagian penutup (interpretasi). Bagian ini berisi simpulan dan pandangan penulis.
Bagian penutup ini bersifat opsional (boleh ada dan boleh tidak ada).

6. Menyunting teks eksplanasi


Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam memproduksi teks eksposisi.
Teks eksplanasi merupakan karangan ilmiah yang harus menggunakan kalimat efektif
dengan ejaan yang tepat. Penulisan huruf kapital, huruf miring, tanda baca, dan apa
yang terdapat dalam ejaan bahasa Indonesia sebagai patokan untuk penulisan teks. Jadi,
sebelum melakukan proses penyuntingan terlebih dahulu kita menguasai ejaan bahasa
Indonesia dan konsep tata bahasa Indonesia baku.

Contoh Memproduksi dan menganalisis Teks Eksplanasi

A. Contoh Memproduksi
1. Tema: angin puting beliung.
2. Tujuan: menjelaskan kepada pembaca tentang sebab atau proses terjadinya angin
puting beliung dan akibat yang ditimbulkannya.
3. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data dari buku dan artikel mengenai angin puting beliung.
4. Membuat kerangka teks eksplanasi
a. Pernyataan umum: pengertian angin puting beliung secara umum.
b. Deretan penjelas: penjelasan proses terjadinya angin puting beliung dengan
urutan sebab-akibatnya, yaitu tanda-tanda datangnya angin puting beliung,
musim apa terjadinya angin puting beliung, kaitan erat angin puting beliung
dengan fase tumbuh awan cumulonimbus, dan akibat angin putting beliung.
c. Interpretasi: simpulan dan pandangan penulis teks eksplanasi.
5. Mengembangkan kerangka teks eksplanasi
Kerangka teks eksplanasi pada bagian materi ini dikembangkan
menjadi sebuah teks eksplanasi yang utuh.

ANGIN PUTTING BELIUNG

Struktur teks Kalimat

Pernyataan Tahukah Anda apa itu angin


Umum puting beliung? Angin puting beliung
disebut juga angin puyuh, angin bahorok,
atau lesus. Angin puting beliung adalah
angin yang berputar kencang dengan
kecepatan lebih dari 63 km/jam dan
bergerak secara garis lurus dengan lama
kejadian maksimum lima menit. Di Amerika, angin yang disebut tornado ini
mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter..
Deretan Penjelas Tanda-tanda datangnya angin puting beliung dapat diketahui dari
penampakan awan putih yang menjulang tinggi seperti bunga kol di siang
hari. Awan itu berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara
dingin kemudian mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan. Tak
lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat atau hujan es.
Awan gelap itu semakin hitam membentuk pusaran angin seperti kerucut
turun menuju bumi.
Proses terjadinya angin puting beliung sangat terkait erat dengan fase
tumbuh awan cumulonimbus. Pada fase tumbuh dalam awan terjadi arus
udara naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-titik air maupun kristal
es masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas puncak awan. Pada fase
masak, titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan
turun menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur
massa udara yang turun ini lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus
udara yang naik dan turun dapat timbul arus geser memutar dan membentuk
pusaran. Arus udara ini berputar semakin cepat “menjilat” bumi yang dikenal
dengan sebutan angin puting beliung. Angin ini terkadang disertai hujan deras
yang membentuk pancaran air (water spout). Angin ini dapat menghancurkan
apa saja yang diterjangnya karena dengan pusarannya benda yang terlewati
terangkat dan terlempar.

Interpretasi Angin puting beliung tidak dapat dicegah, Namun, dengan


mengetahui karakteristiknya, kita dapat mengantisipasi dengan cara
mengetahui bulan-bulan pancaroba untuk meningkatkan kewaspadaan.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. “Pemberdayaan Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Kemungkinan
Timbulnya Kecemburuan Global”. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional
Prospek Pengembangan Kajian Indonesia dalam Konteks Kemajemukan Budaya, 25
Juni 2002, di Hotel Patra Jasa Semarang.
Anderson, Mark and Kathy Anderson. 2003. Type Text In English 1. Australia: Macmillan
Education Australia RTY LTD.
Kemendikbud. 2017. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA Kelas XI. Jakarta: Kemendikbud.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Priyatni, Endah Tri. 2013. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai