Kompetensi Dasar
Tahukah kamu?
Bagaimana menganalisis teks eksplanasi dan memproduksi teks eksplanasi? Mari, kita simak
bersama penjelasan di bawah ini. Pelajari dengan sungguh-sungguh supaya banyak manfaat ilmu
yang kita dapat. Selamat belajar!
KD 3. 2 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi.
IPK
1.1.1. Mengidentifikasi struktur teks eksplanasi
1.1.2. Menelaah kebahasaan teks eksplanasi
Berbagai sumber menyatakan bahwa struktur teks eksplanasi terdiri atas tiga bagian.
Anderson dan Anderson (dalam Zulaeha, dkk., 2003:84) menyebutkan bahwa teks
eksplanasi terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) description in the introductory paragraph, (2) a
sequence of sentences than tell how or why, (3) a conclution. Hal tersebut selaras dengan
penjelasan Kemendikbud (2013:116) maupun Mahsun (2014:33) yang menyebutkan
bahwa teks eksplanasi terdiri atas pernyataan umum, deretan penjelas, dan interpretasi.
Struktur teks eksplanasi dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.
Pernyataan Umum
Struktur Teks
Ekplanasi
Deretan Penjelas (EKSPLANASI )
Penutup (Interpretasi)
Kata “Tsunami” berasal dari bahasa Jepang “tsu” yang berarti „pelabuhan‟ Pernyataan
dan “nami” yang berarti „gelombang‟. Tsunami adalah serangkaian Umum
gelombang yang terbentuk karena gempa atau letusan gunung berapi
C laut atau di daratan dekat pantai. Gelombangnya yang besar
di bawah
o menyebabkan banjir dan kerusakan saat menghantam pantai.
n
Contoh tersebut merupakan pernyataan umum tentang peristiwa alam
tsunami. Pada bagian yang tebal, dijelaskan secara umum pengertian dari
tsunami yang nantinya akan dijelaskan secara lebih mendetail pada bagian
deretan penjelas. Berdasarkan contoh tersebut, dapat diambil simpulan bahwa
pernyataan umum itu berisi fakta tentang suatu peristiwa secara umum yang
kelanjutannya akan diurai dan dijelaskan secara khusus pada bagian deretan
penjelas
2. Deretan Penjelas
a. Berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaannya, proses terjadinya.
b. Sangat relatif untuk menjawab pertanyaan ‘bagaimana’, yang jawabannya
berupa statemen atau yang jawabannya berupa pernyataan
c. Untuk mengingat proses perlu dijelaskan bertahap, pertama, kedua, ketiga, dan
sebagainya. atau pertama, berikutnya, terakhir.
Berikut ini merupakan contoh deretan penjelas .
Tsunami tercipta saat permukaan dasar laut bergerak Deretan Penjelas
naik turun (pergeseran lempeng di dasar laut) di
sepanjang patahan selama gempa terjadi. Patahannya
menyebabkan kesimbangan air menjadi terganggu. Semaikn
besar daerah patahan yang terjadi, semakin besar pula tenaga
gelombang yang dihasilkan.
Selain itu, tsunami juga tercipta karena meletusnya
gunung berapi yang menyebabkan pergerakan air di laut
atau perairan sekitarnya sangat tinggi. Gelombang
tsunami yang terjadi di laut melaju lebih cepat daripada
gelombang normal. Gelombang tersebut menyebar ke
segala arah dengan ketinggian 30 sampai dengan 50
meter dan kecepatan sekitar 800 km/jam. Ketika
gelombang tsunami memasuki air dangkal, kecepatannya
akan menurun dan ketinggiannya akan bertambah.
Ketinggian gelombang itu juga bergantung pada bentuk pantai
dan kedalamannya. Gempa bumi yang terjadi di dasar laut
sangat berpotensi menimbulkan tsunami dan sangat
berbahaya bagi manusia.
1) Konjungsi
Fitur kebahasaan yang menandai teks eksplanasi tidak jauh berbeda dengan fitur
ataupun kaidah kebahasaan yang lazim ditemukan dalam teks prosedur, terutama dalam
hal penggunaan kata keterangan waktu dan konjungsinya. Teks eksplanasi seperti yang
tampak pada beberapa contoh banyaknya menggunakan kata penunjuk keterangan waktu
dan dengan keterangan bermakna cara.
a. Penunjuk keterangan waktu, misalnya beberapa saat, setelah, segera setelah, pada
tanggal, sebelumnya. Di samping itu, kata penunjuk keterangan yang mugkin
digunakan adalah selagi, ketika, ketika itu, pada masa lalu, bertahun-tahun, selama,
dalam masa sekarang.
b. Penunjuk keterangan cara, misalnya, sangat ketat, dengan tertib, penuh haru, melalui
surat kabar, sedikit demi sedikit, sebaik-baiknya, dengan jalan yang benar.
c. Teks eksplanasi dapat pula ditandai oleh penggunaan konjungsi atau kata
penghubung yang bermakna kronologis, seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada
akhirnya. Apabila teks itu disusun secara kausalitas, konjungsi yang digunakan,
antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu.
2) Penggunaan kata benda dan Kata kerja.
Menggunakan kata kerja yang mengandung kausalitas dan Banyak menggunakan
kata kerja material dan tingkah laku
3) Kalimat simpleks dan kompleks
Kalimat simpleks disebut pula kalimat tunggal. Menurut Kemendikbud (2014: 16),
Kalimat simpleks dibentuk oleh satu struktur yaitu subjek, perdikator (pelengkap dan
keterangan). Jadi, kalimat simpleks merupakan kalimat yang hanya terdapat satu verba
utama dan dibentuk oleh unsur subjek dan predikat. Menurut Kemendikbud (2014: 16),
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri dari atas lebih satu aksi, peristiwa, atau
keadaan sehingga mempunyai lebih dari satu kalimat yang memiliki lebih dari satu verba
utama yang di dalamnya menyatakan aksi, peristiwa dan keadaan, kalimat tersebut dapat
menggunakan konjungsi sebagai penghubung
4) Penggunaan istilah atau kata-kata ilmiah
URBANISASI
Bacalah teks ekplanasi di bawah ini kemudian analisislah struktur dan kaidah
kebahasaan.
Kekeringan
Kekeringan merupakan fenomena hidrologi yang paling kompleks, perwujudan dan
penambahan isu-isu berkaitan dengan iklim, tata guna lahan, norma pemakaian air.
Kompleksitas bertambah karena diketahui kekeringan merupakan bencana dengan
prosesnya berjalan lambat sehingga dikatakan sebagai bencana merangkak. Kekeringan
datang tidak tiba-tiba seperti banjir atau gempa bumi , tetapi timbul perlahan-lahan
sehingga sangat mudah diabaikan. Tidak bisa diketahui secara pasti awal dan kapan
bencana ini berakhir, tetapi semua baru sadar setelah berada di periode tengahnya.
Kekeringan diklarifikasikan menjadi dua: kekeringan alamiah dan kekeringan
antropogenik. Kekeringan alamiah terjadi akibat tingkat curah hujan di bawah normal
dalam satu musim, kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah, kekurangan
kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman
tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas, pasokan komoditi ekonomi
kurang dari kebutuhan normal. Kekeringan antropogenik adalah kekeringan yang
disebabkan oleh ketidakpatuhan pada aturan. Kekeringan atropogenik terjadi karena
kebutuhan air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan
pengguna terhadap pola tanam/pola penggunaan air dan kerusakkan kawasan tangkapan
air, sumber air akibat perbuatan manusia.
Kekeringan di Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern
Oscilation). El-Nino adalah kondisi abnormal iklim yang mengakibatkan kemarau panjang.
Pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dibandingkan pada musim hujan.
Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola, yakni akhir musim
kemarau mundur dari normal, awal masuk musim hujan mundur dari normal curah hujan
musim kemarau turun tajam jika dibandingkan dengan normal, deret hari kering makin
panjang, khususnya di daerah Indonesia bagian timur.
Semakin meningkatnya jumlah luas lahan pertanian yang diubah menjadi
pemukiman dapat mengakibatkan semakin menurunnya jumlah air resapan. Hal ini
mengakibatkan aliran permukaan meningkat. Peningkatan ini menyebabkan air yang
seharusnya tertampung di dalam tanah menjadi terbawa aliran permukaan sehingga
terjadi kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Penggunaan air yang berlebihan
pada waktu musim tanam di lahan pertanian pada industri .
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kekeringan adalah peristiwa
yang terjadi ketika tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Kekeringan
diklarifikasikan menjadi dua yaitu kekeringan alamiah dan kekeringan antropogenik.
Akibatnya, tanaman di lahan pertanian menjadi mati apabila kebutuhan air tidak
tercukupi, para petani mengalami kerugian,dan kelaparan yang melanda para warga
karena gagal panen tersebut. Kerugian dari segi jiwa manusia merupakan dampak lain dari
terjadinya kekeringan.
b) Konjungsi
o Yang
o Sehingga
o Dan
o Karena
o Akibat
o Adalah
2) Klausa Simplek :
a) Ratusan warga di Desa Wonorejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
Jawa Timur antre dalam pembagian air minum yang diberikan oleh Palang
Merah Indonesia (PMI).
b) Warga di desa tersebut sudah sejak Juli lalu mengalami kekeringan dan krisis
air bersih.
c) Warga malah berebut menaruh jeriken di depan tangki agar lebih dulu
mendapatkan air.
d) Pemerintah Kabupaten Malang terus memberikan bantuan air minum untuk
warga di Desa Wonorejo.
e) Kasubsi Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Malang Mudji Utomo
mengatakan, air yang didistribusikan ke Desa Wonorejo sebanyak 10.000
Liter.
KD 4.4 Memproduksi teks eksplanasi secara lisan atau tulis dengan memerhatikan
struktur dan kebahasaan teks
IPK
kebahasaan
4.4.1 Menentukan pola pengembangan dalam menulis teks eksplanasi
Menulis teks eksplanasi berdasarkan struktur dan kebahasaan
1. Menentukan tema/topic
Topik teks eksplanasi mempunyai sifat sebagai berikut.
a. Faktual, artinya sesuatu yang benar-benar terjadi dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
3. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data atau bahan yang diperlukan dalam penulisan teks eksplanasi data
atau bahan sesuai dengan topik yang dipilih dapat diperoleh dari buku, majalah,
internet, surat kabar, dan wawancara langsung.
A. Contoh Memproduksi
1. Tema: angin puting beliung.
2. Tujuan: menjelaskan kepada pembaca tentang sebab atau proses terjadinya angin
puting beliung dan akibat yang ditimbulkannya.
3. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data dari buku dan artikel mengenai angin puting beliung.
4. Membuat kerangka teks eksplanasi
a. Pernyataan umum: pengertian angin puting beliung secara umum.
b. Deretan penjelas: penjelasan proses terjadinya angin puting beliung dengan
urutan sebab-akibatnya, yaitu tanda-tanda datangnya angin puting beliung,
musim apa terjadinya angin puting beliung, kaitan erat angin puting beliung
dengan fase tumbuh awan cumulonimbus, dan akibat angin putting beliung.
c. Interpretasi: simpulan dan pandangan penulis teks eksplanasi.
5. Mengembangkan kerangka teks eksplanasi
Kerangka teks eksplanasi pada bagian materi ini dikembangkan
menjadi sebuah teks eksplanasi yang utuh.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2002. “Pemberdayaan Bahasa Indonesia dalam Menghadapi Kemungkinan
Timbulnya Kecemburuan Global”. Makalah disajikan dalam Seminar Internasional
Prospek Pengembangan Kajian Indonesia dalam Konteks Kemajemukan Budaya, 25
Juni 2002, di Hotel Patra Jasa Semarang.
Anderson, Mark and Kathy Anderson. 2003. Type Text In English 1. Australia: Macmillan
Education Australia RTY LTD.
Kemendikbud. 2017. Bahasa Indonesia SMA/SMK/MA Kelas XI. Jakarta: Kemendikbud.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Priyatni, Endah Tri. 2013. Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.