Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA

UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN

PROGRAM : Program Pemenuhan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya

Kesehatan Masyarakat

KEGIATAN : Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan UKP rujukan TK

Kab.

SUB KEGIATAN : Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA (Kegiatan

Pelacakan Kasus masalah kesehatan jiwa ODGJ, Depresi dan GME)

1. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

Kegiatan Pelacakan Kasus masalah kesehatan jiwa ODGJ, Depresi dan GME

2. LATAR BELAKANG

A. DASAR HUKUM

1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-undang nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menyebutkan bahwa upaya

kesehatan jiwa diselenggarakan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan bersama-

sama dengan lintas program dan lintas sektor terkait

3. Peraturan Menteri Kesehatan No 4 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan Peraturan Presiden No 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan


4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga

5. PermenkesNo54tahun2017tentangPenanggulangan Pemasungan Pada ODGJ

6. KMK No 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan tingkat Pertama

7. Permenkes No 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-

2024

B. GAMBARAN UMUM

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk

berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta

penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Selain itu berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes

tahun 2016, diperoleh data bunuh diri pertahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada

5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10-39

tahun yang merupakan usia anak remaja dan usia produktif.

 Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2017 burden of disease akibat

penyakit jiwa adalah 2,463.29 per 100,000 penduduk sedangkan burden of disease bunuh diri

adalah 3,4 per 100,000 penduduk. Berdasarkan data Riskesdas 2018 didapatkan data kasus

ODGJ berat adalah 1,8 per 1000 penduduk atau 429.332 ODGJ Berat. Terget layanan keswa

terhadap ODGJ berat pada tahun 2024adalah sebesar 100% sesuai Standar Pelayanan Minimum

bidang kesehatan. ODGJ berat yang dipasung adalah 31,5% dari jumlah penderita sementara

ODGJ yang teratur minum obat hanya 48.9 %. Pengkonsumsi Minuman beralkohol adalah 3.3%

dari jumlah penduduk Indonesia yang berusia ≥ 10 tahun. Data Depresi pada usia ≥ 15 tahun
adalah 6,1 per 100,000 penduduk, sedangkan gangguan mental emosional adalah 9.8 per

100,000 penduduk.Besaran masalah sangat penting untuk perencanaan kegiatan pencegahan

dan pengendalian serta perencanaan obat gangguan jiwa

.Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka prevalensi gangguan mental

emosional yang menunjukkan anxietas dan gejala depresi pada penduduk usia 15 tahun

ke atas mengalami kenaikan sejak tahun 2007 yaitu sebesar 9,8% dari jumlah penduduk

Indonesia.

Untuk mengatur pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia, telah dibentuk suatu

regulasi yang menjadi acuan dasar. Pelaksanaan integrasi layanan kesehatan jiwa pada

pelayanan kesehatan umum yang ada di Puskesmas terdapat pada pasal 34 Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa

Dampak dari pandemi COVID-19 ini tidak hanya terhadap kesehatan fisik saja,

namun juga berdampak terhadap kesehatan jiwa dari jutaan orang, baik yang terpapar

langsung oleh virus maupun pada orang yang tidak terpapar

Peran kesehatan Jiwa dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang diberikan

Puskesmas adalah tersedianya pelayanan kesehatan jiwa dan psikofarmaka di pelayanan

kesehatan dasar. Berdasarkan data Riskesdas 2018 didapatkan data kasus ODGJ berat adalah 1,8

per 1000 penduduk atau 429.332 ODGJ Berat. Terget layanan keswa terhadap ODGJ berat pada

tahun 2024 adalah sebesar 100% sesuai Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan jiwa dasar memegang peranan penting

dalam menanggulangi gangguan jiwa. Program berikutnya adalah meningkatkan kuantitas dan

kualitas SDM Medis. Dalam meningkatkan kualitas SDM di pelayanan kesehatan dasar agar

mereka mampu melakukan deteksi dini dan penatalaksanaan masalah kesehatan jiwa pada
pasien yang datang berobat ke pelayanan kesehatan dasar, telah dilakukan berbagai upaya

untuk meningkatkan kemampuan tenaga baik dokter maupun perawat .

Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik,

mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki

resiko mengalami gangguan jiwa. Pembangunan masyarakat sehat jiwa diupayakan melalui

pemberdayaan masyarakat, pengembangan deteksi dini masalah kesehatan jiwa berbasis

masyarakat yang disertai pendampingan dan diharapkan akan memampukan dan memandirikan

masyarakat

3. MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus Tujuan Umum : Terlaksananya kegiatan pelacakan

kasus ODGJ, GME dan Depresi

Tujuan Khusus :Untuk mengetaui jumlah ODGJ dan tren peningkatan kasus GME serta Depresi

di Kabupaten Bengkulu Tengah, dapat menjalankan proses penanganan kasus kesehatan jiwa segera

terhadap kasus yang ditemukan dan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
memberikan dukungan penuh terhadap keluarga dengan kasus masalah kesehatan jiwa dalam masalah

pengobatan yang adekuat.

4. INDIKATOR KELUARAN DAN KELUARAN

 Indikator keluaran kualitatif

 Ditemukannya kasus ODGJ baru dan lama , terlacaknya kasus GME DAN

Depresi menggunakan SRQ /SDQ

 Indikator keluaran kuantitatif


 Terbantunya pendanaan untuk menunjang operasional pelaksanaan kegiatan

pelacakan kasus ODGJ, GME dan depresi.

5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahapan Pelaksanaan :

 Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan

 Mengajukan perencanaan kegiatan yang telah di sepakati oleh Kepala Seksi dan

kepala Bidah ke Kepala Dinas Kesehatan

 DPA Yang sudah disahkan oleh BKD menjadi dasar pelaksanaan kegiatan

 Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan DPA dan rencana kerja yang di koordinir oleh

PPTK

 Kegiatan yang telah dilaksanakan di buktikan dengan SPJ untuk diajukan pembayaran

sesuai dengan petunjuk juknis dan petunjuk pelaksanaan.

6. TEMPAT/ LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN

20 wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Bengkulu Tengah

7. PELAKSANA DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

 Pelaksana kegiatan : PPTK dan pengelola program Penanggung jawab kegiatan

8. JADWAL KEGIATAN

Jadwal kegiatan terlampir

Anda mungkin juga menyukai