Kesehatan Masyarakat
Kab.
Kegiatan Pelacakan Kasus masalah kesehatan jiwa ODGJ, Depresi dan GME
2. LATAR BELAKANG
A. DASAR HUKUM
2. Undang-undang nomor 18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa menyebutkan bahwa upaya
3. Peraturan Menteri Kesehatan No 4 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
6. KMK No 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
7. Permenkes No 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-
2024
B. GAMBARAN UMUM
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk
berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta
Selain itu berdasarkan Sistem Registrasi Sampel yang dilakukan Badan Litbangkes
tahun 2016, diperoleh data bunuh diri pertahun sebanyak 1.800 orang atau setiap hari ada
5 orang melakukan bunuh diri, serta 47,7% korban bunuh diri adalah pada usia 10-39
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2017 burden of disease akibat
penyakit jiwa adalah 2,463.29 per 100,000 penduduk sedangkan burden of disease bunuh diri
adalah 3,4 per 100,000 penduduk. Berdasarkan data Riskesdas 2018 didapatkan data kasus
ODGJ berat adalah 1,8 per 1000 penduduk atau 429.332 ODGJ Berat. Terget layanan keswa
terhadap ODGJ berat pada tahun 2024adalah sebesar 100% sesuai Standar Pelayanan Minimum
bidang kesehatan. ODGJ berat yang dipasung adalah 31,5% dari jumlah penderita sementara
ODGJ yang teratur minum obat hanya 48.9 %. Pengkonsumsi Minuman beralkohol adalah 3.3%
dari jumlah penduduk Indonesia yang berusia ≥ 10 tahun. Data Depresi pada usia ≥ 15 tahun
adalah 6,1 per 100,000 penduduk, sedangkan gangguan mental emosional adalah 9.8 per
.Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka prevalensi gangguan mental
emosional yang menunjukkan anxietas dan gejala depresi pada penduduk usia 15 tahun
ke atas mengalami kenaikan sejak tahun 2007 yaitu sebesar 9,8% dari jumlah penduduk
Indonesia.
regulasi yang menjadi acuan dasar. Pelaksanaan integrasi layanan kesehatan jiwa pada
pelayanan kesehatan umum yang ada di Puskesmas terdapat pada pasal 34 Undang-
Dampak dari pandemi COVID-19 ini tidak hanya terhadap kesehatan fisik saja,
namun juga berdampak terhadap kesehatan jiwa dari jutaan orang, baik yang terpapar
Peran kesehatan Jiwa dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan yang diberikan
kesehatan dasar. Berdasarkan data Riskesdas 2018 didapatkan data kasus ODGJ berat adalah 1,8
per 1000 penduduk atau 429.332 ODGJ Berat. Terget layanan keswa terhadap ODGJ berat pada
tahun 2024 adalah sebesar 100% sesuai Standar Pelayanan Minimum bidang kesehatan.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan jiwa dasar memegang peranan penting
dalam menanggulangi gangguan jiwa. Program berikutnya adalah meningkatkan kuantitas dan
kualitas SDM Medis. Dalam meningkatkan kualitas SDM di pelayanan kesehatan dasar agar
mereka mampu melakukan deteksi dini dan penatalaksanaan masalah kesehatan jiwa pada
pasien yang datang berobat ke pelayanan kesehatan dasar, telah dilakukan berbagai upaya
Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) adalah orang yang mempunyai masalah fisik,
mental, sosial, pertumbuhan dan perkembangan dan/atau kualitas hidup sehingga memiliki
resiko mengalami gangguan jiwa. Pembangunan masyarakat sehat jiwa diupayakan melalui
masyarakat yang disertai pendampingan dan diharapkan akan memampukan dan memandirikan
masyarakat
Tujuan Umum Dan Tujuan Khusus Tujuan Umum : Terlaksananya kegiatan pelacakan
Tujuan Khusus :Untuk mengetaui jumlah ODGJ dan tren peningkatan kasus GME serta Depresi
di Kabupaten Bengkulu Tengah, dapat menjalankan proses penanganan kasus kesehatan jiwa segera
terhadap kasus yang ditemukan dan memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
memberikan dukungan penuh terhadap keluarga dengan kasus masalah kesehatan jiwa dalam masalah
Ditemukannya kasus ODGJ baru dan lama , terlacaknya kasus GME DAN
Tahapan Pelaksanaan :
Mengajukan perencanaan kegiatan yang telah di sepakati oleh Kepala Seksi dan
DPA Yang sudah disahkan oleh BKD menjadi dasar pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan DPA dan rencana kerja yang di koordinir oleh
PPTK
Kegiatan yang telah dilaksanakan di buktikan dengan SPJ untuk diajukan pembayaran
8. JADWAL KEGIATAN