Anda di halaman 1dari 6

Nama : Amhar Syukur Rizki, S.Kep.

, Ners
NIP : 199306072022031006
Tempat Kerja : UPTD Puskesmas Haurngombong

RESUME PEMBEKALAN LATIHAN DASAR


HARI KEDUA

2. Materi Kedua

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses untuk menentukan kebijakan masa
depan, melalui urutan pilihan, yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam jangka waktu tertentu di
Daerah.
Mewujudkan Masyarakat Sejahtera, melalui:
• Peningkatan dan Pemerataan Pendapatan Masyarakat
• Peningkatan dan Pemerataan Lapangan Berusaha
• Meningkatkan Akses dan Kualitas Daya Saing Daerah
• Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Publik
• Peningkatan dan Pemerataan Kesempatan Kerja
Dokumen Perencanaan, Disusun dengan pendekatan:
• TEMATIK
Fokus Perencanaan yang didetailkan sampai dengan Program Prioritas
• HOLISTIK
Pendekatan menyeluruh dan komprehensif (hulu -> hilir)
• INTEGRATIF
Integrasi dalam siapa berbuat apa, dan integrasi sumber pendanaan
• SPASIAL
Keterkaitan fungsi lokasi dari berbagai kegiatan yang terintegrasi
SINERGITAS PERENCANAAN & PENGANGGARAN
RPJPD Kab. Sumedang disusun 5 tahun sekali, diturunkan menjadi Renstra OPD disusun 5
tahun sekali, kemudian dijabarkan kepada RKPD setahun sekali, pada RKPD dilakukan
penyusunan Renja OPD setahun sekali, dari RKPD selanjutnya disusun RAPBD lalu disusun
RKA OPD, selanjutnya menjadi rancangan APBD.

KESELARASAN KEBIJAKAN & PROGRAM


Keselarasan Kebijakan & Program akan ideal jika memiliki 7 indikator, jika terdapat salah
satu indicator yang tidak ada, maka suatu perencanaan tidak akan optimal.
1. Visi
2. Misi
3. Sasaran
4. Strategi
5. Kebijakan
6. Program
Jika ketujuh indikator ada, maka kinerja akan menjadi prima.
Jika visi tidak ada, maka akan terjadi kebingungan
Jika misi tidak ada, maka akan terjadi frustasi
Jika sasaran tidak ada, maka tidak akan terarah
Jika strategi tidak ada, maka tidak akan efektif
Jika kebijakan tidak ada, maka akan salah langkah
Jika program tidak ada, maka tidak efisien.

5 masalah utama Kab. Sumedang:

1. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran


2. Belum meratanya jangkauan pelayanan pendidikan dan kesehatan
3. Kurang memadainya infrastruktur dasar
4. Investasi beum memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
5. Kinerja ASN belum optimal dalam memberikan pelayanan.
Dari 5 masalah utama Kab. Sumedang diatas, maka disusunlah visi dan misi Kab.
Sumedang, yaitu:
Visi : Terwujudnya Masyarakat Sumedang yang Sejahtera, Agamis, Maju, Professional,
dan Kreatif (SIMPATI) pada Tahun 2023.
Misi:
1. Memenuhi kebutuhan dasar secara mudah dan terjangkau;
2. Menguatkan norma agama dalam tatanan kehidupan social masyarakat dan
pemerintahan;
3. Mengembangkan wilayah ekonomi didukung denganpeningkatan infrastruktur dan
daya dukung lingkunganserta penguatan budaya dan kearifan lokal;
4. Menata birokrasi pemerintah yang responsif danbertanggung jawab secara
profesional dalam pelayananmasyarakat;
5. Mengembangkan sarana prasarana dan sistemperekonomian yang mendukung
kreativitas dan inovasimasyarakat Kabupaten Sumedang.

Selain permasalahan yang dihadapi, Kab. Sumedang juga memiliki 6 potensi unggulan,
yiatu:

1. Sumber Daya Manusia


2. Smber Daya Alam
3. Sejarah dan Budaya Luhur
4. Letak Geografis
5. KEK Jatigede dan Kawasan Industri Butom Gede
6. Kawasan Pendidikan dan IPTEK Jatinangor.

Geografi, Topografi dan Demografi Kab. Sumedang:

- Geo-Ekonomis; Sumedang terletak di Koridor Ekonomi Jawa yang diapit oleh dua
kota Metropolitan Bandung Raya & Cirebon Raya.
- Luas Wilayah : 155.872 Ha
- Jumlah Kecamatan : 26 Kecamatan
- Jumlah Desa : 270 Desa
- Jumlah Kelurahan : 7 Kelurahan
- Jumlah Penduduk (2020) : 1.159.454 jiwa
- Batas Wilayah :
Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu
Sebelah Timur : Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Tasikmalaya
Sebelah Barat : Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung
Sebelah Selatan : Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung

Isu Strategis Dan Permasalahan Tahun 2023

1. KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN:


a. Tingginya Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
b. Belum efektifnya Program Perlindungan Sosial
c. Miss Match antara Pendidikan dengan lapangan pekerjaan
d. Masih tingginya pencari kerja di usia muda dan pengangguran terdidik
2. KUALITAS PEMBANGUNAN SDM YANG BERDAYA SAING
a. Lambatnya pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
b. Menurunnya Pendapatan Masyarakat
c. Masih Rendahnya Kompetensi Tenaga Kerja
d. Belum Meratanya Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan
3. PRODUKTIVITAS MASYARAKAT DIDUKUNG INFRASTRUKTUR PUBLIK
YANG BERKUALITAS
a. Belum Optimalnya Pelayanan Infrastruktur Publik
b. Masih rendahnya pemanfaatan teknologi digital dalam kegiatan ekonomi
produktif
c. Belum memadainya infrastruktur menuju destinasi wisata
4. PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKELANJUTAN
a. Melambatnya pertumbuhan ekonomi dampak dari pandemi Covid-19
b. Masih tingginya resiko bencana
c. Belum Optimalnya pengelolaan persampahan
5. PELAYANAN DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF DAN
BERKUALITAS
a. Masih terdapat keluhan atas pelayanan publik
b. Rendahnya sinergitas program Pembangunan
c. Belum Optimalnya regulasi, kejelasan lahan (Clear & Clean) Obyek Investasi

PDRB dan PDRB per kapita Kab. Sumedang sebelum pandemi mampu tumbuh lebih
cepat dari Provinsi Jawa Barat maupun nasional, bahkan di saat tahun pertama pandemi
(2020) PDRB per kapita Sumedang masih tumbuh positif dan mampu menahan kontraksi
pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah. Namun, di 2021 pertumbuhan ekonomi dan PDRB
per kapita sedikit lebih rendah dari wilayah di atasnya karena terkontraksinya sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan yang merupakan salah satu sektor utama perekonomian
Kab. Sumedang.

Persentase tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2021 TPT Kab. Sumedang
mengalami penurunan sebanyak 7.18% dari tahun 2020, tetapi masih lebih tinggi dari angka
TPT Nasional dengan angka 6.49%. Sementara jumlah pengangguran Kab. Sumedang tahun
2021 sebanyak 58.770 jiwa, terjadi penurunan dari tahun 2020 dengan angka 63.062 jiwa.
Penurunan pengangguran ini bisa disebabkan oleh adanya pelonggaran aturan saat pandemi
Covid-19, dimana ekomoni mulai bangkit kembali, lapangan kerja di buka kembali setelah 2
tahun terakhir mengalami masalah. Jika dibandingkan dengan 27 Kab./Kota di Provinsi Jawa
Barat, Kab. Sumedang berada dalam kuadran terbaik karena capaian TPT dan penurunannya
lebih baik dari Kab./Kota lain di Jawa Barat, meskipun Sumedang memiliki UMK diatas rata-
rata provinsi.

Persentase tingkat kemiskinan di Kab. Sumedang pada tahun 2021 terjadi


peningkatan sebesar 4.39% dari tahun sebelumnya yaitu 10.26%, angka tersebut masih tinggi
jika dibandingkan dengan persentase tingkat kemiskinan tingkat provinsi dan tingkat nasional.
Menurut data, rata-rata jumlah penduduk miskin di Kab. Sumedang berada di bawah rata-rata
jumlah penduduk miskin di Jawa Barat yaitu sebanyak 126.000 jiwa, sedangkan Jawa Barat
sebanyak 155.000 Jiwa.

Capaian IPM Kab. Sumedang sudah terkategori tinggi, namun masih berada di bawah
IPM Jabar kecuali Harapan Lama Sekolah (lebih tinggi 0.08% dari Jawa Barat), namun secara
keseluruhan IPM Sumedang berada di peringkat 12 dari 27 Kab/Kota atau terbaik ke 3 jika
dibandingkan antar kabupaten di Jabar.

Gini ratio Kab. Sumedang pada tahun 2021 mengalami penurunan yang signifikan
(turun sebanyak 6.51%) di saat sebagian besar kabupaten dan seluruh kota di jabar mengalami
peningkatan ketimpangan.

Disrupsi Ekonomi Global yang di sebabkan oleh: Dampak Pandemi Covid-19,


Dampak Perang Ukraina – Rusia, Peningkatan Suku Bunga Bank Sentral Amerika yang
menyebabkan adanya 60 negara menuju kegagalan (bangkrut), dikarenakan: Tidak bisa
membayar utang, tidak bisa memberikan subsidi, Tidak bisa menjamin kehidupan warganya
dan Pasar modal dan lembaga keuangan kolaps. Jika Indonesia terdisrupsi, Sumedang akan
terpukul karena ketergantungan fiskal Sumedang terhadap transfer pusat menembus 80 %.
Oleh karena itu, disiapkan arah kebijakan ekonomi 2023: membangun ketahanan ekonomi
daerah, berupa, peningkatan ketahanan pangan, digitalisasi ekonomi, dan hilirisasi Industri.

Dengan kondisi awal seperti yang dijelaskan diatas, dilakukanna reformasi birokrasi
dan transfomasi mindset dari human doing, silo, ekslusif dan egosistem menjadi human
being, integrase, inklusif dan ekosistem maka diperlukan optimalisasi program berupa,
akselerasi program, sasaran dilakukan secara tematik, lokasi prioritas berbasis geospasial,
sinkronisasi pembiayaan dan dilakukannya cross cutting sehingga tercapainya tujuan akhir
sesuai target.

Bebearapa program unggulan Bappeda Kab. Sumedang, yaitu: Sumedang Agamis,


rumah besar fakir miskin dan pelayanan keehatan sampai tingkat desa, Sumedang Buludru,
pelayanan dasar, pembangunan infrastruktur, pengembangan pariwisata, pengembangan
agrobisnis, profesional ASN dan membangun Sumedang preneurship. Program unggulan
Bappeda tersebut harus berpedoman kepada misi Kabupaten Sumedang dan dilaksanakan
melaui program pada perangkat daerah terkait, sehingga diharapkan terwujudnya Sumedang
Simpati 2023.

Anda mungkin juga menyukai