Anda di halaman 1dari 3

Bentuk-bentuk demokrasi[sunting 

| sunting sumber]
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.

Demokrasi tidak Langsung[sunting | sunting sumber]


Demokrasi yang dilaksanakan dengan sistem perwakilan. Didalam demokrasi ini masyarakat
menyalurkan kehendak dengan memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam dewan perwakilan
rakyat. termasuk juga dalam demokrasi ini, demokrasi perwakilan dengan sistem referendum, yaitu
gabungan antara demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan, masyarakat memilih wakil-
wakilnya untuk duduk dalam perwakilan rakyat, namun dewan itu dikontrol oleh pengaruh
masyarakat dengan sistem referendum dan inisiatif masyarakat.

Demokrasi langsung[sunting | sunting sumber]


Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi di mana setiap masyarakat memberikan
suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan politik. Dalam sistem ini, setiap
masyarakat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki
pengaruh langsung terhadap keadaan politik jabatan yang terjadi. Sistem demokrasi digunakan
pada jaman awal terbentuknya demokrasi di mana ketika terdapat suatu permasalahan yang harus
diselesaikan, seluruh masyarakat berkumpul untuk membahasnya. Di jaman modern sistem ini
menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan mengumpulkan
seluruh masyarakat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut
partisipasi yang tinggi dari masyarakat sedangkan masyarakat modern cenderung tidak memiliki
waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik tingkat negara, wilayah, daerah hingga
jenjang yang terbawah.
Demokrasi dibedakan menjadi:

1. Demokrasi yang menjunjung persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya
untuk mengurangi kesenjangan dalam bidang ekonomi.
2. Demokrasi yang menekankan pada upaya menghilangkan kesenjangan ekonomi,
sementara bersamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan atau bahkan
dihilangkan.
3. Demokrasi paduan dari demokrasi formal dan materil. Demokrasi ini berupaya
mengambil hal-hal baik dan membuang hal buruk dari kedua demokrasi tersebut[45].

Jenis demokrasi berdasarkan prioritas[sunting | sunting sumber]


Jenis-jenis demokrasi berdasarkan yang dijadikan prioritas atau titik perhatian: Melansir laman
Sumber Belajar Kemdikbud, berdasarkan penyaluran kehendak rakyat, prinsip ideologi, dan titik
perhatian atau tujuan, ada 8 macam demokrasi yang ada di masyarakat. Berikut penjelasannya.

 Berdasarkan Penyaluran Kehendak Rakyat

1. Demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya untuk bermusyawarah


dalam menentukan kebijakan umum negara.
2. Demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Demokrasi jenis ini
diterapkan atas pertimbangan kenyataan suatu negara dengan jumlah penduduk
yang besar, wilayah yang luas, dan permasalahan yang semakin kompleks.

 Berdasarkan Prinsip Ideologi


1. Demokrasi Konstitusional. Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang
berlandaskan pada kebebasan atau individualisme. Demokrasi ini dicirikan dengan
kekuasaan pemerintah yang terbatas dan tidak diperkenankan banyak campur
tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap warganya. Dalam hal ini,
kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
2. Demokrasi Rakyat. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar merupakan salah satu
jenis demokrasi yang berhaluan Marxisme-Komunisme. Demokrasi ini menginginkan
kehidupan tanpa adanya kelas sosial. Contohnya adalah negara Korea utara dan
bekas negara Uni Soviet.
3. Demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang berlaku di
Indonesia. Demokrasi ini bersumber dari tatanan nilai sosial dan budaya dengan
berasaskan musyawarah untuk mufakat. Demokrasi ini juga mengutamakan
kepentingan yang berimbang.

 Berdasarkan Tujuan

1. Demokrasi Formal. Demokrasi formal adalah demokrasi yang menjunjung tinggi


persamaan dalam bidang politik tanpa adanya pengurangan kesenjangan dalam
bidang ekonomi. Demokrasi formal dianut oleh negara-negara liberal.
2. Demokrasi Material. Demokrasi material adalah demokrasi yang fokus pada upaya
untuk menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, di mana persamaan dalam
bidang politik kurang diperhatikan. Demokrasi jenis ini dianut oleh negara-negara
komunis.
3. Demokrasi Gabungan. Macam-macam demokrasi selanjutnya adalah demokrasi
gabungan yang dianut oleh negara-negara non blok. Demokrasi gabungan berada
pada jalur tengah, yakni mengambil kebaikan dan membuang keburukan dari
pelaksanaan demokrasi formal dan material[46].

Demokrasi dan birokrasi[sunting | sunting sumber]


Hubungan birokrasi dan demokrasi sesungguhnya rapat. Istilah birokrasi dan demokrasi kerap
dipertentangkan satu sama lain. Pertentangan ini berlaku baik pada tataran akademis maupun
awam. Di satu sisi, birokrasi publik menempati posisi penting dalam administrasi publik yang efektif.
Namun, birokrasi dianggap bersifat legalistik dan mengabaikan tuntutan serta keinginan warga
negara secara individual. Birokrasi cenderung diasosiasikan dengan sesuatu yang bersifat hirarkis
bahkan bentuk pemerintahan yang otoritarian. Ini tetap terjadi meski birokrasi tercipta justru untuk
mengimplementasikan kebijakan yang telah dibuat, dan sering kali secara demokratis.
Di sisi lain, lembaga pemerintahan yang demokratis diasumsikan amat responsif pada keinginan
publik. Pemerintahan demokratis berupaya memetakan pilihan publik ke dalam kebijakan positif bagi
warga negaranya. Richard Rose dan lainnya telah mengkaji hubungan antara voting dan pilihan
kebijakan dalam negara demokrasi perwakilan yang ternyata tidak begitu jelas seperti yang
digembar-gemborkan. Bahkan, publik dapat saja memilih tujuan-tujuan yang inkonsisten. Atau,
publik punya harapan yang kurang realistik yang memaksa pemimpin (baik di kalangan legislatif
ataupun birokrasi) membuat keputusan hanya untuk diri mereka seorang. Potret Indonesia
Hubungan antara birokrasi dan demokrasi sekaligus paradoksal juga saling melengkapi. Paradoksal
akibat kenyataan bahwa negara demokrasi yang efektif justru memerlukan birokrasi yang berfungsi
baik. Stereotip kaku yang ditempelkan secara negatif pada birokrasi justru diperlukan agar negara
demokratis berfungsi baik.
Konsep birokrasi dan demokrasi mungkin terkesan bertentangan. Namun, sesunggunya keduanya
diperlukan demi terciptanya pemerintahan yang efektif dan responsif. Keduanya menyediakan
manfaat bagi masyarakat. Responsifnya pemerintahan demokratis harus diimbangi dengan dengan
kepastian dan kenetralan yang ada di lembaga birokrasi. Begitu juga, proses-proses demokratis
diperlukan demi mengabsahkan proses pemerintahan dan menghasilkan perundang-undangan yang
benar-benar diinginkan warganegara. Sifat komplementer birokrasi dan demokrasi ini esensial bagi
good governance.

Anda mungkin juga menyukai