Metode Ilmiah
Metode Ilmiah
PENDAHULUAN
Meskipun menyukai tempat-tempat atau area yang basah dan lembab, lumut tetap
merupakan jenis tumbuhan darat sejati. Lumut yang dapat hidup di area berair
memang jarang kita jumpai, terkecuali lumut jenis gambut dengan nama ilmiah
sphagnum sp. Pada tumbuhan lumut, sebenarnya tidak memiliki akar sebenarnya,
pasalnya tumbuhan tersebut melekat menggunaan perantaraan Rhizoid atau akar
semu. Hal ini karena tumbuhan lumut ini merupakan peralihan bentuk antara
tumbuhan yang ber-Talus atau Talofita dengan tumbuhan yang ber-Kormus atau
Kormofita.
Tumbuhan lumut adalah sebuah tumbuhan pelopor, yakni tumbuhan yang mampu
tumbuh di suatu media sebelum tumbuhan yang lain bisa tumbuh di media tersebut.
Hal ini bisa terjadi karena tumbuhan lumut tersebut memiliki ukuran yang sangat
kecil namun membentuk sebuah koloni yang bisa menjangkau area secara luas.
Jaringan tumbuhan lain yang telah mati dijadikan sebagai sumber hara untuk
tumbuhan lumut serta tumbuhan yang lain.
Tumbuhan lumut ini juga menunjukkan diferensiasi yang cukup tegas antara bagian
organ untuk penyerap hara dan juga organ fotosintetik. Akan tetapi, belum
mempunyai akar serta daun sejati. Pada kelompok tumbuhan lumut tersebut juga
tidak mempunyai pembuluh sejati. Organ penyerap hara yang dimiliki tumbuhan ini
bukanlah akar namun akar semu yang disebut dengan rizoid. Tumbuhan lumut ini
memiliki daun dapat berfotosintesa.
Di dalam bahasa umum, istilah “lumut” biasanya merujuk sejumlah divisio. Klasifikasi
secara tradisional menggabungkan juga jenis lumut hati dalam Bryophyta. Sehingga
di dalamnya akan terangkum adanya lumut tanduk, lumut sejati atau musci dan
lumut hati. Namun, dalam perkembangan proses taksonomi tumbuhan
memperlihatkan bahwa penggabungan tersebut parafiletik, karenanya diputuskan
untuk memisahkan lumut tanduk dan lumut hati ke luar dari kelompok Bryophyta. Di
seluruh dunia setidaknya ada sekitar 4.000 jenis tumbuhan lumut, 3.000 jenis di
antaranya ditemukan di Indonesia.
1.4 MANFAAT
Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini diharapkan dapat memberikan banyak
manfaat, tak hanya untuk penulis tetapi juga pembaca ataupun pihak-pihak yang
berkepentingan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
Berdasarkan sejumlah teori yang sudah ada sebelumnya, beberapa jenis tumbuhan
lumut mempunyai lingkup kehidupan yang cukup luas. Namun beberapa diantaranya
hanya mampu hidup di habitat atau tempat hidup khusus. Secara umum tumbuhan
lumut tidak mampu tumbuh di sebuah habitat yang kering, sebagian besar tumbuhan
lumut hidup di tempat yang memiliki kelembaban cukup tinggi, dan juga teduh.
Namun saat dikaji secara menyeluruh, bisa dikatakan jika sebagian besar tumbuhan
lumut mempunyai range ekologi yang sedikit lebih sempit dan juga terbatas.
Karenanya tumbuhan lumut tersebut mamiliki nilai penting yang terbilang besar dan
digunakan sebagai indikator mengenai habitat atau lingkungan tertentu. Ada sebuah
faktor biotik yang berpengaruh pada kehidupan tumbuhan lumut yang menyangkut
berbagai masalah kompetisi, salah satu diantara ialah koloni tumbuhan lumut
tersebut. Baik dalam memperoleh makanan ataupun untuk mendapatkan tempat
hidup. Sedang faktor abiotiknya sendiri lebih kompleks, meliputi:
Munculnya tumbuhan lumut di suatu tempat cap kali dipengaruhi oleh adanya faktor
lingkungan, yang meliputi faktor abiotik dan biotik. Sangat jarang sekali ada
tumbuhan lumut yang ditemukan memiliki sifat individu. Pasalnya tumbuhan lumut ini
selalu hidup berkelompok serta memiliki beberapa bentuk kehidupan secara khusus.
Biasanya tumbuhan lumut mampu tumbuh di area atau habitat yang lembab ataupun
berair.
Meskipun demikian tumbuhan lumut pun juga masih memerlukan paparan cahaya
matahari dengan cukup. Namun sayangnya tumbuhan lumut kurang mampu hidup di
area atau habitat yang gersang dan cenderung panas, ditambah lagi selalu
memperolah cahaya matahari secara langsung. Karenanya, hal tersebut membuat
tumbuhan lumut sangat mudah dijumpai di sekitar selokan, kawasan pinggir sungai,
ataupun di saluran pembuangan.
Rencana penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian
ilmiah, oleh karenanya penulis menyusun beberapa rencana. Berikut diantaranya:
Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa alat dan juga bahan yang diperlukan
untuk mendukung kegiatan penelitian agar memperoleh hasil yang lebih maksimal.
Berikut alat-alat yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini:
● Ember
● Gayung
● Pisau
● Kertas hvs
● Alat tulis
● Penggaris
● Kayu
● Air
3.3 JADWAL PENELITIAN DAN LANGKAH-LANGKAHNYA
DAFTAR PUSTAKA