Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah
Hasil Eksplorasi Analisis Eksplorasi
No. Yang Telah
Penyebab Masalah Penyebab Masalah
Diidentifikasi
1. Rendahnya Hasil Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
motivasi Uno dalam Melinda Rismawati dan Eta penyebab masalah pada
belajar siswa Khairiati (2020) masalah yang telah
kelas VI. Hakikat Motivasi belajar adalah suatu diidentifikasi sesuai
dorongan baik internal maupun eksternal yang dengan hasil kajian
berasal dari siswa yang sedang melaksanakan literatur, hasil wawancara,
pembelajaran demi merubah tingkah lakunya. serta kegiatan observasi
1. Muhammad Sururuddin dan Nirmala didapat kesimpulan bahwa
Prihatini (2018) permasalahan disebabkan
Rendahnya motivasi belajar berasal dari : karena guru belum
a. keluarga yaitu orang tua dan keadaan menggunakan variasi
ekonomi; metode pembelajaran
b. lingkungan yaitu pergaulan di sekolah inovatif.
dan masyarakat;
c. guru yaitu gaya mengajar dan metode
mengajar.
2. Siti Suprihatin (2015)
Motivasi siswa dapat ditingkatkan melalui
beberapa cara :
a. memperjelas tujuan yang ingin dicapai;
b. membangkitkan motivasi siswa;
c. ciptakan suasan yang menyenangkan
dalam belajar;
d. menggunakan variasi metode penyajian
yang menarik;
e. berilah pujian yang wajar setiap
keberhasilan siswa;
f. berikan penilaian;
g. berilah komentar terhadap hasil
pekerjaan siswa;
h. ciptakan persaingan dan kerjasama.

Hasil Wawancara :
1. Siswoyo, S.Pd.SD (Kepala Sekolah)
Pendapat Kepala SDN 1 Sagara tentang
motivasi belajar siswa yang rendah
disebabkan oleh :
a. gaya belajar dalam kelas serta
penerapan metode dan keterampilan
menyampaikan pembelajaran belum
melibatkan aktifitas belajar siswa;
b. lingkungan sosial asal siswa belum
memberikan daya dukung untuk
memotivasi siswa dalam belajar;
c. belum ada kemauan belajar yang kuat
karena masih berada pada masa
adaptasi sekolah setelah melaksanakan
PJJ selama pandemi.

Hasil Observasi
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru
sehingga siswa belum secara aktif terlibat
kegiatan belajar.
2. Aktifitas siswa dalam kelas didominasi
kegiatan yang tidak diharapkan muncul
(task of behavior).
3. Pada kegiatan apersepsi, belum adanya
kreatifitas guru dalam membuka
pembelajaran sehingga siswa kurang
tertarik untuk mengikuti KBM.
4. Belum maksimalnya penggunaan
media/alat peraga dalam pembelajaran.
5. Beberapa siswa memiliki tingkat kehadiran
rendah karena alasan membantu pekerjaan
orang tua.
6. Sebagian siswa tidak mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan karena
kesulitan bertanya kepada siapa jika
menemukan soal yang menurutnya sulit.
7. Siswa menyukai pembelajaran yang sifatnya
aktiftas secara fisik seperti pelajaran
olahraga.
2. Rendahnya Hasil Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
kegiatan Musthafa dalam Muhammad Kharizmi (2015) penyebab masalah pada
literasi Literasi dalam bentuk yang paling fundamental masalah yang telah
(bahasa, adalah kemampuan membaca, menulis, dan diidentifikasi sesuai
matematis, berpikir kritis. dengan hasil kajian
dan sains). 1. Nurdiyanti dalam M Kharizmi (2015) literatur, hasil wawancara,
mengemukakan bahwa masyarakat serta kegiatan observasi
Indonesia adalah masyarakat aliterat, didapat kesimpulan bahwa
artinya masyarakat yang bisa membaca, permasalahan disebabkan
namun belum memiliki keinginan untuk karena guru belum
menjadikan kebiasaan membaca sebagai maksimal dalam melatih
aktivitas keseharian. dan memfasilitasi kegia-
2. Salma dan Mudzanatun (2019) tan literasi siswa.
menyatakan faktor penyebab kurangnya
literasi di Indonesia adalah :
a. terbatasnya sarana dan prasarana
membaca seperti ketersesdiaan
perpustakaan dan buku bacaan
bervasiasi;
b. pada situasi yang kurang memotivasi
siswa untuk mempelajari buku tertentu
di luar buku paket;
c. kurangnya role model bagi siswa;
d. berkembangnya teknologi informasi;
e. berkembangnya handphone dan internet;
f. banyak keluarga belum menanamkan
kebiasaan wajib membaca;
g. keterjangkauan daya beli masyrakat
terhadap buku.
3. Rahim dalam Cerianing Putri Pratiwi
(2020)
Faktor yang mempengaruhi rendahnya
kemampuan anak dalam kegiatan literasi
yaitu :
a. belum terbiasa untuk membaca;
b. kecenderungan lebih senang menonton
dari pada membaca;
c. keterbatasan buku bacaan yang dimiliki;
d. waktu luang lebih banyak digunakan
untuk bermain.

4. Retno Aulia Fortuna dan Yanti Fitria


(2021) menyebutkan cara untuk
meningkatkan literasi informasi siswa
adalah :
a. melakukan pembelajaran secara efektif
untuk meningkatkan minat siswa dalam
belajar dan menumbuhkan rasa ingin
tahu;
b. guru menyediakan sumber belajar yang
banyak sebagai bahan bacaan dalam
belajar maupun meningkatkan wawasan
siswa;
c. orang tua dan guru harus bekerja sama
dalam memantau, memfasilitasi, dan
memotivasi siswa untuk
mengembangkan pola belajarnya.

Hasil Wawancara :
1. Indra Feriana Ridwan, S.Pd. Gr (Guru
Senior)
Pendapat guru senior tentang kemampuan
literasi yang rendah disebabkan oleh :
a. kesulitan untuk membaca dan menulis;
b. memiliki kondisi kesulitan belajar seperti
lamban belajar atau problem belajar;
c. sarana dan prasarana yang belum
menunjang kegiatan literasi;
d. tidak adanya pembiasaan literasi sejak
dini;
e. kesalahan dalam pemanfaatan
perkembangan teknologi.

Hasil Observasi :
1. Tidak adanya pojok baca di dalam kelas.
2. Sedikitnya buku penunjang lain yang dapat
menarik minat siswa untuk membaca.
3. Kurangnya pembiasaan membaca literasi
numerasi sejak dini sehingga siswa belum
menyukai aktifitas membaca.
4. Menghabiskan waktu istirahat dengan
bermain dihalaman.
5. Dalam mengerjakan soal-soal yang
diberikan tidak mengikuti langkah-langkah
sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh
guru di depan kelas.
6. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam
belajar dan memerlukan bimbingan khusus.
7. Perpustakaan jarang digunakan karena
bangunan takut roboh, tidak adanya
petugas perpustakaan khusus, serta hanya
tersedia buku-buku paket yang sudah
usang saja.
3. Proses Hasil Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
pembelajaran Nevi Retnoasih (2018) penyebab masalah pada
dalam kelas Pendidikan tidak hanya untuk mencerdaskan masalah yang telah
masih belum peserta didik tetapi juga menguatkan karakter diidentifikasi sesuai
berbasis dan kepedulian untuk menyelesaikan dengan hasil kajian
HOTS. permasalahan yang muncul disekitar. literatur, hasil wawancara,
Pembelajaran HOTS adalah pembelajaran yang serta kegiatan observasi
berorientasi pada keterampilan berfikir tingkat didapat kesimpulan bahwa
tinggi yang mengajak peserta didik untuk permasalahan disebabkan
berfikir kritis, kolaborasi, dan komunik (Yoki karena guru belum
Ariana, dkk 2018). memunculkan kegiatan
1. M. Hosnan (2014) pembelajaran HOTS pembelajaran berbasis
memiliki karakteristik : HOTS dalam menyusun
a. aktivitas kegiatan belajar mengajar RPP dan instrumen
berpusat pada peserta didik; penilaian.
b. pembelajaran mengacu ranah kreativitas
peserta didik;
c. pembelajaran bersifat menarik,
bermakna, dan menyenangkan;
d. pembelajaran didesain mengembangkan
berbagai kemampuan atau keterampilan
yang berisi nilai dan makna;
e. learning by doing;
f. orientasi pada penggalian informasi,
penemuan pengetahuan, dan penciptaan
karya atau fakta;
g. pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual.
2. Hanifah dalam Erna Yayuki, dkk (2019)
guru memahami harus mengembangkan
HOTS dalam pembelajaran termasuk dalam
instrumen penilaian, namun mereka
mengalami kesulitan dalam merumuskan
indikator yang ada dalam HOTS menjadi
instrumen penilaian.
3. Limbach dan Waugh dalamSofi Aji
Fitriani dan Dhany Efita Sari (2019)
menyebutkan penerapan keterampilan
HOTS dalam pembelajaran dapat
dilaksanakan melalui lima tahapan yaitu :
a. melakukan identifikasi terhadap suatu
pembelajaran;
b. melakukan pengembangan terkait
dengan teknik dalam bertanya yang
mampu untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi pada
peserta didik;
c. melaksanakan latihan secara terus
menerus;
d. mengulang kembali hal-hal yang telah
dipelajari;
e. memberikan umpan balik terhadap
proses yang telah dilaksanakan.

Hasil Wawancara :
1. Arif Heriyanto, S.Pd.SD (Guru Penggerak)
a. Dalam RPP belum termuat aktifitas
pembelajaran berbasis HOTS karena
kurang memahami tahapan
pembelajaran HOTS.
b. Instrumen penilaian yang digunakan
dalam pembelajaran belum
memunculkan penilaian HOTS.
c. Terlalu banyak bahan pelajaran yang
harus disampaikan untuk mengejar
target kurikulum sehingga tidak sampai
untuk berlatih meningkatkan kapasitas
berpikir ketarap optimal.

Hasil Observasi
1. Kesulitan merumuskan indikator yang ada
dalam HOTS untuk menjadi instrumen
penilaian.
2. Perlu adanya persiapan khusus selain
penguasaan materi, metode, media, dan
evaluasi dalam pembelajaran berbasis
HOTS sehingga guru enggan
melaksanakannya karena terbentur waktu.
3. Belum menerapkan pembelajaran HOTS
secara maksimal karena karakteristik
sebagian siswa daerah masih berfikir LOTS.
4. Ketika diajak untuk melaksanakan
pembelajaran HOTS siswa malah terlihat
kebingungan untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan.
Terjadinya Hasil Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
4. miskonsepsi Syahrul, et all dalam Fitri Nurul Solihat, dkk penyebab masalah pada
siswa dalam (2017) Miskonsepsi adalah ketidaksesuaian masalah yang telah
memahami pemahaman yang diperoleh siswa dengan diidentifikasi sesuai
soal tematik konsep yang dianut oleh para ahli. dengan hasil kajian
dan 1. Dimas Adiansyah Syahrul dan Woro literatur, hasil wawancara,
matematika. Setyarsih (2015) penyebab terjadinya serta kegiatan observasi
miskonsepsi dapat disebabkan oleh didapat kesimpulan bahwa
beberapa sumber, yaitu dari diri siswa, permasalahan disebabkan
guru, buku teks yang digunakan, konteks, karena guru belum
dan cara mengajar guru. menerapkan pembelaja-
2. Rosilasari dalam Fera Astuti, dkk (2016) ran sesuai dengan
menyebutkan rendahnya hasil belajar siswa karakter siswa.
secara umum karena :
a. Pemahaman siswa terhadap suatu
masalah belum tuntas akibatnya
konsep-konsep yang dimaksud belum
dipahami.
b. Terjadinya miskonsepsi essensial yang
mengganggu pemahaman terhadap
konsep tertentu.
c. Rendahnya kualitas pembelajaran
dikelas akibat dari rendahnya mutu
guru baik dari penguasaan materi
maupun metodologinya.

Hasil Wawancara :
1. Fauzi Azhari, S.Pd (Teman Sejawat)
Penyebab miskonsepsi pada siswa adalah
karena :
a. muatan materi sulit dipahami serta guru
menerapkan model pembelajaran yang
kurang sesuai dengan karakteristik
siswa;
b. belum siap menerima pembelajaran
sehingga kegiatan belajar belum
maksimal;
c. soal cerita yang cenderung memuat teks
literasi panjang sehingga tidak disukai
siswa karena terlalu banyak yang harus
dibaca serta inti permasalahan tidak
ditemukan langsung.
d. kualitas membaca bermakna dan
membaca memahami masih rendah.

Hasil Observasi :
1. Siswa belum memahami materi
pembelajaran dengan baik sehingga ketika
diberikan soal masih kesulitan untuk
memahami dan menyelesai-kannya.
2. Metode yang digunakan guru untuk
mengajar konsep didominasi oleh metode
konvensional.
3. Bahan dan media pembelajaran yang
digunakan guru belum menarik sehingga
apa yang mereka simak akan cepat
terlupakan.
4. Muatan pembelajaran yang banyak
mengharuskan guru melakukan kegiatan
pembelajaran dengan mengejar target
kurikulum bukan pemahaman siswa.
5. Sedikitnya siswa yang berani mengajukan
pertanyaan ketika mereka tidak mengerti.
6. Tingkat ketuntasan belajar siswa masih
rendah dilihat dari capaian evaluasi
penilaian pada daftar nilai.
5. Pemanfaatan Hasil Kajian Literatur : Analisis eksplorasi
penggunaan Darwin Effendi dan Achmad Wahidy (2019) penyebab masalah pada
teknologi yang aplikasi dan adaptasi teknologi dalam ruang- masalah yang telah
belum ruang pembelajaran menjadi sebuah keharusan diidentifikasi sesuai
maksimal dalam menghadapi perubahan di era globalisasi, dengan hasil kajian
dalam perkembangan teknologi informasi dan literatur, hasil wawancara,
kegiatan komunikasi telah memberikan pengaruh serta kegiatan observasi
pembelajaran. terhadap dunia pendidikan khususnya dalam didapat kesimpulan bahwa
proses pembelajaran. permasalahan disebabkan
1. Chistina Ismaniati (2010) penggunaan TIK karena belum tersedia-
apabila dirancang dan dikembangkan nya sarana dan prasara-
dengan benar serta dimanfaatkan sesuai na yang menunjang
tujuan dan karakteristik siswa maka TIK pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran akan meningkatkan dalam pembelajaran.
kualitas pembelajaran baik proses maupun
hasilnya.
2. Izzudin dalam Azhari Zabir (2018)
penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran membuat siswa dapat
melakukan kontrol dalam aktivitas
belajarnya.
3. Cepi Riyana (2008) menyatakan
peningkatan kualitas pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan teknologi
pendidikan dengan mengidentifikasi
permasalahan dan mencari solusinya
menggunakan aplikasi teknologi
pendidikan. Alternatif teknologi pendidikan
tersebut seperti :
a. pemanfaatan sumber belajar dari
internet;
b. penggunaan multimedia persentasi;
c. penggunaan media pembelajaran;
d. penggunaan pembelajaran interaktif
berbasis komputer.

Hasil Wawancara :
1. Miptah Hulpalah, S.Pd (Guru Kelas dan
Operator Sekolah) menurutnya penyebab
pemanfaatan media berbasis teknologi di
sekolah adalah karena :
a. belum ada sarana dan prasarana yang
menunjang untuk kegiatan
pembelajaran berbasis teknologi;
b. kurangnya pemahaman dalam
penggunaan serta pemanfaatan media
pembelajaran berbasis teknologi;
c. tidak mau repot untuk mempersiapkan
media pembelajaran berbasis teknologi;
d. kurangnya pemahaman dalam
penggunaan media pembelajaran
berbasis teknologi.

Hasil Observasi :
1. Keterbatasan sarana dan prasarana yang
mendukung untuk dapat menerapkan
pembelajaran berbasis TIK.
2. Kemampuan dan pengetahuan guru yang
masih kurang untuk menggunakan
teknologi yang behubungan dengan materi
pembelajaran.
3. Keadaan wilayah dimana akses sinyal dan
listrik belum stabil.
4. Belum semua siswa dan orang tua/wali
memiliki perangkat seperti handphone.
5. Beberapa siswa yang memiliki handphone
cendrung hanya digunakan untuk bermain
game saja ketimbang dimanfaatkan untuk
sarana belajar.

Anda mungkin juga menyukai