Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok 6 :

1. Arya Prameswara H. (4)


2. Fatin Sajid D. (16)
3. M. Hilmi Fawwaz (24)
4. Priandhika Athallah R. (27)

Kasus Putra Aji Adhari

Di tahun 2019, seorang remaja bernama Putra Aji Adhari berhasil membobol situs
resmi milik NASA di mana ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Tidak hanya website resmi NASA, ia juga telah meretas situs besar dalam dan
luar negeri.

Retas situs NASA

Satu hal yang paling dibanggakan Putra ialah ketika ia berhasil meretas situs
lembaga antariksa Amerika Serikat atau yang biasa dikenal dengan NASA.
"Awalnya dapat informasi dari teman, komunitas yang ngeshare program bug
bounty yang diadakan oleh NASA, pas ngeliat ngerasa tertantang, terus coba,"
ujar Putra. Bukan perkara mudah untuk menembus sistem keamanan dari
organisasi yang bertanggung jawab atas penelitian luar angkasa tersebut. Putra
mengatakan, butuh waktu tiga hari hingga akhirnya ia bisa menemukan celah
untuk mengakses server NASA.

Dengan celah temuannya itu, seseorang bisa melakukan apa saja terhadap sistem
yang dimiliki NASA, mulai dari mengotak-atik isi data, mengganti, hingga
mematikan server tersebut. Namun, tak mau terlibat dalam tindak kejahatan, ia
kemudian melaporkan temuannya itu kepada admin dari NASA agar temuan itu
segera diperbaiki. Satu hal yang disayangkan Putra dari organisasi milik
pemerintah Amerika Serikat tersebut, ia hanya mendapat ucapan terima kasih
melalui email. Tak ada penghargaan berupa sertifikat, plakat, ataupun uang yang
diberikan kepadanya. Meski begitu,
Putra sama sekali tak patah semangat karena ia sadar perbuatannya dapat menjadi
amal yang menimbulkan banyak manfaat bagi orang lain. Ia juga tak tergoda
untuk beralih sebagai black hat hacker yang sejatinya bisa menghasilkan uang
berkali-kali lipat. "Kalau black hat memang uangnya lebih gede, tapi kita bisa
kena pasal, terus haram juga. Kalau white hat biarpun uangnya dikit, bermanfaat
buat orang, menguntungkan dan halal," ujar Putra.

Anda mungkin juga menyukai