Anda di halaman 1dari 3

Fakhri Furqoni

1405618036

Sosiologi Kepemudaan

Review Pemuda : Gender, Seksualitas, Cinta dan Pemuda

Gender merupakan peran dan tanggung jawab antara laki – laki dan perempuan yang
bersifat dinamis dan cair. Interpretasi gender berbeda karena tergantung hasil konstruksi
sosial budaya masyarakat di masing – masing daerah. Maka dari itu gender sifatnya tidak
tetap menurut waktu, tempat, serta budaya tertentu. Terdapat batas kodrati dan non kodrati
yang membedakan laki – laki perempuan. Kodrati itu tidak dapat diubah seperti perempuan
melahirkan. Sedangkan non kodrati itu dapat diubah dan dapat dipeturkarkan sesuai
perkembangan zaman seperti perempuan bekerja atau laki – laki mengasuh anak dan lain –
lain. Dan pemuda sendiri dengan sendirinya merekontruksi terus menerus tentang gender
dalam kehidupan saat ini.

Dalam perkembangan gender terdapat bentuk – bentuk ketidakadilan gender didalam


masyarakat. Beban Kerja, contohnya beban kerja perempuan menjadi lebih banyak ketika
dia harus menjadi ibu rumah tangga ditambah juga kerja di luar rumah. Stereotype, seperti
perempuan lemah dan laki – laki kuat. Subordinasi, laki – laki merasa lebih dominan
dibanding perempuan. Marginalisasi, perempuan dikesampingkan perannya. Kekerasan,
terdapat kekerasan ke salah satu gender saja. Mengapa pada akhirnya fokus kepada
perempuan, karena konstruksi sosial budaya kita yang menempatkan perempuan sebagai
objek dan bagian dari kepemilikan. Serta adanya paham misoginis yang ditujukan pada
perempuan secara sosial, budaya hingga agama. Sehingga muncul gerakan gerakan feminis
yang membela hak perempuan.

Sedangkan Seks merupakan perbedaan secara biologis pada manusia atau yang biasa
kita kenal jenis kelamin. Seperti kepemilikan organ reproduksi seperti perempuan
mempunyai vagina dan laki – laki penis. Serta memiliki sifat – sifat permanen yang tidak bisa
dirubah satu sama lain. Didalam perkembangan seks kita harus memahami tiap individu,
karena tiap inidivu itu berbeda – beda. Dalam konteks Seksualitas menyangkut hal yang lebih
luas, dari segi dimensi biologis kaitanny dengan organ reproduksi dan alat kelamin dan
bagaimana kita memaksimalkan secara optimal dorongan seksualnya. Dalam dimensi
psikologis berkaitan dengan menjalankan fungsi masing – masing individu sebagai makhluk
seksual, identitas peran, serta bagaimana dinamika aspek – aspek didalam psikologis terhadap
seksualitas itu sendiri. Dari dimensi sosial dan kultural, bagaimana seksualitas muncul dari
hubungan sosial antar manusia serta budaya yang ada di masyarakat, dan bagaimana
lingkungan membentuk pandangan tentang seksualitas. Faktor yang mendorong individu
melakukan hubungan seksual yaitu dorongan seksualnya itu sendiri, keluarga, lingkungan
pergaulan, masyarakat sekitar, dan interaksi dengan produktik.

Cinta menurut saya sangat sulit didefinisikan memakai kata – kata, saya sendiri pun
bingung kenapa perasaan cinta bisa muncul dan berkembang hingga merasuk ke dalam jiwa
saya. Cintapun mempunyai banyak pemaknaan dan sudut pandang tergantung masing –
masing individu memahaminya. Cinta pun berbeda dengan infatuasi, bahwa dalam cinta
terdapat relasi dominasi dimana pihak yang mendominasi disebut subjek cinta, dan yang
didominasi disebut objek cinta. Cinta merupakan kehidupan sosial ia akan mengupayakan
Hasrat untuk memiliki cinta itu terwujud. Cinta sendiri mempunyai siklus individu untuk
jatuh cinta dan terdapat tiga fase :

Arousal = fase dimana seseorang merasa bergairah terhadap orang lain yang
dilihatnya atau ditemuinya.

Attraction = fase daya Tarik yang bisa dirasakan seseorang terhadap orang lain dan
mulai mencari tahu orang tersebut.

Attachment = fase dimana seseorang ingin menjadi bagian hidup dari orang lain dan
memilikinya.

Dalam hubungan percintaan juga terdapat tiga fase, yaitu :

Pre – Relationship = fase dimana seseorang merekonstruksi citra baik dirinya


sehingga orang yang dicintainya mencintainya balik.

In Relationship = antar individu terus menjalani hubungan cinta tersebut, didalam


fase ini ada rasa bosa, konflik, dan lain – lain

Post – Relationship = setelah itu masing – masing individu melakukan evaluasi


apakah hubungannya mau dilanjutkan apa tidak.
Dalam membangun hubungan percintaan terdapat 6 motif seorang pemuda membangun
hubungan percintaan yaitu :

1. Eros, setiap individu sangat tertarik pada daya tarik fisik dan menanggap kontak fisik
sangatlah penting
2. Ludrus, motif ini tidak pernah serius bercinta, kalua dalam hubungan dirasa terlalu
mengikat atau menjenuhkan individu memilih menghentikan cintanya.
3. Stroge, berawal dari hubungan pertemanan dimana hubungan cinta disirami emosi
dan perasaan yang dalam serta saling menghargai. Individu dalam motif ini tidak
mencari nafsu dan berfokus pada pembentukan hubungan yang seimbang
4. Mania, motif cinta individu yang dipenuhi sifat obsesi, cemburu, dan sangat
bergantung.
5. Pragma, penganut motif ini menimbang – nimbang dan memilih milih latar belakang,
perilaku, dan keyakinan seseorang yang ingin membangun hubungan dengannya
6. Agape, tipe ini merujuk pada cinta yang kekuatannya melebihi ego dan tubuh semata.
Dan tidak mementingkan diri sendiri sama sekali. Seperti didasarkan pada agama atau
keyakinan tertentu.

Pemuda dengan masing – masing individunya yang berbeda dan unik memaknai dan
menjalankan hubungan cinta begitu beragam. Dalam menjalankan hubungan cintanya, ada
pemuda yang hanya sebatas memenuhi hasratnya, prestises (kelas sosial) atau bahkan ke
jenjang yang lebih serius kedepannya. Pemuda juga masih bimbang dan mencari mana orang
yang lebih dicintainya apakah pasangannya, orang tua (keluarga), teman atau dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai