Anda di halaman 1dari 1

Bacalah penggalan cerpen di bawah ini!

Beberapa murid tengah mengerubungi salah satu meja, saat Aisyah memasuki
ruangan yang terletak di antara ruang kepala sekolah dan toilet guru itu. Kemudian ia pun
ikut membaur. Baris berjajar, menunggui giliran di belakang seorang murid laki-laki. Setelah
masing-masing mendapat selebaran kertas yang bertuliskan daftar keterangaan biaya yang
belum dilunasi dan sebuah kartu peserta -yang mendapat- beasiswa. Aisyah dan semua
murid mendengarkan keterangan petugas TU yang mewajibkan mereka untuk
menyelesaikannya sebelum MOS berakhir, karena senin depan dimulainya pelajaran
semester pertama sekolah. Yang artinya harus ‘hari ini’.
Aisyah termenung menatapi selembar kertas dan sebuah kartu hijau di tangan,
sambil sesekali menengok ke arah bangunan sekolah di belakangnya. Beberapa saat lalu
hatinya kepalang senang, sekarang ia hanya anak malang. Tak disangka-sangka Ayahnya
tidak membayarkan biaya pendaftaran dirinya, dan kini entah di mana dia berada. Aisyah
bingung. Padahal ia tahu uang itu diamanahkan oleh Ibunya khusus untuk biaya sekolahnya.
Ada kesal, sedih, bingung, bercampur menjadi satu. Dan sekarang, di kantongnya hanya
cukup untuk ongkos pulang saja. Nenek Aisyah selalu memberinya uang saku yang pas-
pasan. Bahkan selama sekolah ia tak pernah jajan.
Kertas itu kembali diliriknya. Sangat jelas, seolah huruf-huruf bertinta hitam di atas
lembar putihnya mencolok bening pupil hingga sakitnya menjalar menusuk-nusuk jantung.
Sedangkan kartu itu seperti pasien yang perlu dilarikan ke UGD (Unit Gawat Darurat) di
Dinas pendidikan karena nama wali murid yang tertera tidak sesuai dengan nama di Ijazah
SD-nya. Pilihannya sudah jelas tinggal satu, yaitu memperbaiki kartu itu hari ini juga ke Dinas
Pendidikan. Tapi kendalanya adalah … pulang ke rumah? Untuk apa? Ia tak yakin Neneknya
punya uang lebih untuk saat ini. Makan sehari-hari saja selalu gali lubang tutup lubang. Tapi
bila tak segera, maka senin besok ia tak dibolehkan masuk kelas. Tenggorokannya serasa
terganjal sesuatu yang padat dan keras. Awan semakin menggelap di atas kepalanya.
(Mentari di Ujung Senja karya Mella Amelia)

Tentukanlah:
a. Konflik yang dialami tokoh dalam cerpen terebut
b. Nilai-nilai kehidupan yang terungkap dari cerpen tersebut
c. Nilai kehidupan cerpen tersebut yang masih relevan dengan kehidupan masa kini
d. Amanat yang disampaikan pengarang melalui cerpen tersebut

Anda mungkin juga menyukai