Anda di halaman 1dari 2

2.1.

METABOLISME BESI
Keberadaan besi bersama dengan protein (globin) dan protoporfirin dalam tubuh

berperan pada proses pembentukan hemoglobin. Penyerapan besi oleh tubuh sangat

dipengaruhi oleh jumlah besi dalam makanan, bioavailabilitas besi dalam makanan dan

penyerapan oleh mukosa usus (Endang, 2018)

Sumber zat besi untuk metabolisme besi berasal dari makanan dan proses

penghancuran eritrosit di retikulo endotelial oleh makrofag. Zat besi yang berasal dari

makanan ada 2 bentuk yaitu heme (contoh daging, ikan, ayam, udang, cumi) dan non

heme (contoh sayuran, buah, kacang- kacangan, beras, pasta). Zat besi yang berasal dari

makanan dalam bentuk ion ferri yang harus direduksi dahulu menjadi bentuk ion ferrro

sebelum diabsorpsi. Bentuk ion ferro ini diabsorbsi oleh sel mukosa usus halus, di dalam

sel mukosa usus bentuk ion ferro akan mengalami oksidasi menjadi bentuk ion ferri

kembali. Sebagian kecil ion ferri ini akan berikatan dengan apoferitin membentuk feritin,

dan sebagian besar akan mengalami reduksi menjadi bentuk ion ferro lagi yang akan

dilepaskan ke dalam peredaran darah dan ion ferro direoksidasi menjadi bentuk ion ferri

yang kemudian berikatan dengan transferin dan disimpan sebagai cadangan di dalam hati,

lien dan sumsum tulang dalam bentuk ferritin (Kurniati , 2020).

Didalam sumsum tulang sebagian besi dilepaskan kedalam eritrosit yang selanjutnya

akan bersenyawa dengan porfirin dan membentuk hemoglobin. Setelah eritrosit berumur

120 hari, maka fungsinya akan menurun sehingga menyebabkan eritrosit dihancurkan di

dalam sel retikuloendotelial. Hemoglobin mengalami degradasi menjadi biliverdin dan

besi, selanjutnya biliverdin akan direduksi menjadi bilirubin sedangkan besi akan masuk

ke dalam plasma dan mengikuti siklus seperti sebelumnya atau akan tetap di simpan

sebagai cadangan (Endang, 2018)

Di dalam tubuh cadangan besi ada 2 bentuk yaitu ferritin yang bersifat mudah larut

tersebar di sel parenkim, makrofag, dan dihati sedangkan bentuk lainnya adalah
hemosiderin yang tidak mudah larut, ditemukan di dalam sel Kupffer hati dan makrofag

di limpa dan sumsum tulang. Cadangan besi ini akan berfungsi untuk mempertahankan

homeostasis besi dalam tubuh apabila jumlah besi dari makanan tidak mencukupi, akan

terjadi pemakaian besi yang berasal dari cadangan besi untuk mempertahankan kadar Hb

(Endang, 2018)

Bioavailabilitas besi dipengaruhi oleh komposisi zat gizi dalam makanan. Asam

arkobat, daging, ikan , dan ungags akan meningkatkan penyerapan besi heme sedangkan

jenis makanan yang mengandung asam tanat (terdapat dalam the dan kopi), kalsium,

kuing telur akan mengurangi penyerapan zat besi (Endang, 2018)

Anda mungkin juga menyukai