1. Terapi wicara adalah bentuk pelayanan kesehatan professional berdasarkan ilmu
pengetahuan, teknologi dalam bidang bahasa,wicara, suara, irama/kelancaran (komunikasi), dan menelan yang ditujukan kepada individu, keluarga dan/atau kelompok untuk meningkatkan upaya kesehatan yang diakibatkan oleh adanya gangguan/kelainan anatomis, fisiologis, psikologis dan sosiologis. 2. 5 bidang garap terapi wicara terdiri dari: a. Wicara b. Bahasa c. Suara d. Irama kelancaran e. Menelan 3. Nama-nama kasus yang termasuk gangguan didalam 5 bidang garap terapi wicara, adalah a. Gangguan Wicara, antara lain: Dislogia Disartria Disglosia Disaudia Dislalia Dispraksia b. Gangguan Bahasa, antara lain: Afasia Perkembangan Afasia dewasa Gangguan Pragmatik Demensia c. Gangguan Suara, antara lain: Disfonia Afonia d. Gangguan Irama Kelancaran, antara lain: Stuttering Cluttering Latah e. Gangguan Menelan yaitu Disfagia 4. Dislogia adalah gangguan wicara yang disebabkan adanya mental retadasi/intelektual disabilitas yang terjadi dalam masa perkembangan karena adanya kerussakan otak, genetik, psikososial. Disglosia adalah kelainan wicara yang diakibatkan karena adanya kelainan pada struktur organ bicara khususnya organ artikulasi, contoh adanya celah pada bibir. Disaudia adalah gangguan berartikulasi yang disebabkan gangguan funsi feedback auditory. 5. Jika mendapat/menerima rujukan pasien baru dari dokter rehabilitasi medik, seorang terapis wicara akan tetap melakukan assessment seperti wawancara dan observasi lebih lanjut, lalu menentukan tindakan terapi maupun metode terapi yang sesuai dengan melihat program dari dokter rehabilitasi medik. 6. Gangguan yang bisa dialami oleh pasien dewasa dengan kasus post stroke itu antara lain: a. Gangguan bahasa atau afasia. Afasia adalah gangguan bahasa perolehan yang disebabkan oleh cedera otak dan ditandai oleh gangguan pemahaman serta gangguan pengutaraan bahasa. Afasia yang dialami oleh pasien dewasa post stroke itu bermacam macam tergantung letak gangguan pada otak yang terkena sumbatan atau perdarahan di area mana. Macam-macam afasia itu sendiri ada afasia broca, afasia wernicke, afasia global, afasia konduksi, dan lain-lain. b. Gangguan wicara seperti disartria. Disartria adalah gangguan wicara yang disebabkan karena disfungsi neuromuscular. Penderita disartria biasanya ditandai dengan bicara rero, bibir asimetris, dan lain-lain. c. Gangguan menelan atau Disfagia. Disfagia adalah gangguan dimana penderitanya mengalami kesulitan memindahkan cairan/bolus makanan dari rongga mulut bagian depan ke belakang menuju faring, esophagus yang disebabkan oleh patologik, neurologic dan psikologik. 7. Penyebab anak mengalami “Speech Delay” itu bisa karena terlalu sering menggunakan gadget atau menonton televisi dengan tontonan kartun yang tokohnya tidak berbicara sehingga menyebabkan anaknya kurang stimulasi, belum matangnya kemampuan oral, atau anak memiliki gangguan penyerta lain. 8. 3 fase menelan pada gangguan Disfagia terdiri dari: a. Disfagia fase oral b. Disfagia fase faringeal c. Disfagia fase esophageal 9. Alat diagnostik yang biasa dipakai oleh terapis wicara, terdiri dari: Spirometer Token tes Stopwatch Tape recorder Kaca laring Tes TEDYVA (Artikulasi) Tes TADIR (tes afasia) Alat terapi yang biasa dipakai terapis wicara, antara lain: Flaschcard kategori (benda, hewan, buah-buahan, dll) Macam-macam alat tiup Tongue spatel Sikat Bubble Kartu fonem Alat untuk latihan mengunyah seperti jaw exercise 10. Tahap-tahap perkembangan bicara pada bayi Reflek vokalisasi = 0-1,5 bulan, tangis belum bermakna, setelah 2 minggutangis sudah bermakna (bisa karna sakit, lapar, manja). Babbling = 1,5-6 bulan, Mampu membuat bunyi seperti mengoceh pa, ba, ma secara berulang. Lalling = 6-9 bulan, mulai memperhatikan orang lain yang mengajak berbicara dan meresponnya meskipun mengeluarkan suara yang tidak jelas. Echolalia = 9-12 bulan, mulai menirukan ucapan orang lain yang ada disekitarnya. True speech = 12-16 bulan, dapat berbicara dengan benar mempunyai arti/maksud yang dikehendaki anak dengan suatu benda sudah cocok.