Kelompok 12 Permasalahan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Kelompok 12 Permasalahan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Oleh
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Administrasi tentang
PERMASALAHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD).
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. PERMASALAHAN ...............................................................................6
1. Apa saja faktor-faktor penyebab rendahnya Pendapatan Asli Daerah?
2. Apa permasalahan dari Pendapatan Asli Daerah?
3. Bagaimana upaya mengoptimalkan peningkatan Pendapatan Asli
Daerah?
B. PEMBAHASAN ...................................................................................6
1. Faktor-faktor penyebab rendahnya Pendapatan Asli Daerah
2. Permasalahan dari Pendapatan Asli Daerah
3. Upaya mengoptimalkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah
KESIMPULAN .......................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendapatan asli daerah merupakan salah satu faktor yang penting
dalam pelaksanaan roda pemerintahan suatu daerah yang berdasar pada
prinsip otonomi yang nyata, luas dan bertanggung jawab. Peranan
pendapatan asli daerah dalam keuangan daerah menjadi salah satu tolak
ukur penting dalam pelaksanaan otonomi daerah dalam arti semakin besar
suatu daerah memperoleh dan menghimpun Pendapatan Asli Daerah
(PAD), maka akan semakin besar pula tersedia jumlah keuangan daerah
yang dapat digunakan untuk membiayai penyelenggarakan otonomi
daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu indikator yang
menentukan derajat kemandirian suatu daerah. Semakin besar penerimaan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) suatu daerah maka semakin rendah tingkat
ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap pemerintah pusat.
Hal ini dikarenakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber-
sumber penerimaan daerah yang berasal dari dalam daerah itu sendiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 pasal 1 ayat 18
dijelaskan bahwa, “Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan
yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu
modal keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan daerah. Hal ini
karena PAD menentukan kapasitas pemerintah daerah dalam menjalankan
fungsi-fungsi pemerintahan, yaitu melaksanakan pelayanan publik (public
service function), dan melaksanakan pembangunan (development function).
Dalam mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah melalui Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
1
Daerah diberikan kewenangan antara lain untuk menetapkan pajak dan
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
diskresi untuk menetapkan tarif yang sesuai dengan kemampuannya dan
sumber lain yang sah. Namun, dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah
harus memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan dan keadilan,
melibatkan peran serta masyarakat, dan akuntabilitas dengan
memperhatikan potensi daerah.
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
3. Mengetahui permasalahan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
4. Mengetahui bagaimana upaya mengoptimalkan peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD).
2
BAB II
KAJIAN TEORITIK
3
4. Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
“PAD dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu : pajak daerah,
retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah”
Jenis-Jenis Pendapatan :
A. Pajak Daerah
Di dalam UU No 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dinyatakan bahwa Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut
Pajak, adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Selanjutnya, di dalam UU nomor 28 tahun 2009 ditegaskan
bahwa pajak kabupaten/kota dibagi menjadi beberapa jenis, yakni Pajak
Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, Pajak Mineral bukan Logam dan Batuan, Pajak
Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, dan Pajak Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan.
B. Hasil Retribusi Daerah
Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan
daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang
khusus disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan (Pasal 1 Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009).
C. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
Menurut Ahmad Yani (2004:40) hasil pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan antara lain bagian laba, deviden, dan penjualan saham
milik daerah.
4
D. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lain-lain
PAD yang sah meliputi :
1. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
2. Jasa giro
3. Pendapatan bunga
4. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing,
5. Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
atau pengadaan barang dan jasa oleh daerah.
5
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN DARI
PERMASALAHAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
A. PERMASALAHAN
1. Apa saja faktor-faktor penyebab rendahnya Pendapatan Asli Daerah
(PAD)?
2. Apa permasalahan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)?
3. Bagaimana upaya untuk mengoptimalkan peningkatan Pendapatan Asli
Daerah (PAD)?
B. PEMBAHASAN
1. Faktor-faktor penyebab rendahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
6
B. Tingginya derajat sentralisasi dalam bidang perpajakan, karena
semua jenis pajak utama yang paling produktif baik pajak langsung
maupun tidak langsung ditarik oleh pusat.
C. Kendati pajak daerah cukup beragam, ternyata hanya sedikit yang
bisa diandalkan sebagai sumber penerimaan.
D. Alasan politis di mana banyak orang khawatir apabila daerah
mempunyai sumber keuangan yang tinggi akan mendorong
terjadinya disintegrasi dan separatisme.
E. Kelemahan dalam pemberian subsidi pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah yang memberikan kewenangan yang lebih kecil
kepada pemerintah daerah untuk merencanakan pembangunan di
daerahnya.
7
permasalahan peningkatan PAD masih ditemukan permasalahan yang
sama.
Rata-rata Pendapatan Asli Daerah (PAD) berdasarkan provinsi
hanya mampu mencapai 37,8% dari total pendapatan daerah masing-
masing. Belum ada daerah yang persentase PAD terhadap pendapatan
daerahnya mencapai 70%. Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
daerah belum memperlihatkan kemandiriannya dan masih sangat
tergantung pada bantuan dari pusat untuk membiayai segala kewajiban
terkait dengan pembangunan dan pemerintahan daerahnya masing-
masing.
8
membayar pajak dan retribusi dari masyarakat guna menunjang
peningkatan kualitas dan kuantitas SDM, membangun sistem
administrasi yang baik dan upaya melakukan pengawasan yang efektif
tidak terlepas dari ketersediaan anggaran yang dimiliki daerah. Saat ini
dengan melihat kemampuan daerah melalui gambaran PAD, nampaknya
untuk pembiayaan seluruh kegiatan untuk meningkatkan PAD masih
akan terkendala. Daerah arus melakukan pemilihan prioritas kegiatan
yang akan dibiayai lebih awal. Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa
dengan system administrasi pendapatan PAD yang saat ini dimiliki
sebagian besar daerah, akan sulit untuk meningkatkan pendapatan
pajak dan retribusi daerah. Sistem administrasi yang manual dan tidak
terintegrasi akan cenderung menimbulkan kebocoran pendapatan
daerah. Tetapi ada beberapa daerah juga yang sudah bagus dan sudah
mulai menerapkan sistem online yaitu dengan alat yang disediakan
pemerintah daerah yang ditempatkan di restoran-restoran besar dan
terhubung dengan pusat data di Pemda. maka aktivitas transaksi
restoran dapat dipantau secara real time (langsung). Namun diakui,
upaya peningkatan pajak melalui sistem ini memang membutuhkan
investasi pemerintah daerah yang besar.
9
retribusi daerah yang telah ada serta membuat perda baru untuk
menerapkan pajak daerah dan retribusi daerah yang baru.
Karena pajak daerah dapat diartikan sebagai pungutan yang
dilakukan oleh pemerintah berdasarakan peraturan perundang-
undangan yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran
umum pemerintah yang balas jasanyatidak secara langsung diberikan.
10
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah penerimaan yang diperoleh
dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen
sumber pendapatan daerah bahwa sesuatu yang diperoleh pemerintah
daerah yang dapat diukur dengan uang karena kewenangan (otoritas)
yang diberikan masyarakat dapat berupa hasil pajak daerah dan retribusi
daerah. Sumber pendapatan daerah terdiri dari hasil pajak daerah dan
retribusi daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu indikator yang
menentukan derajat kemandirian suatu daerah. Semakin besar
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) suatu daerah maka semakin
rendah tingkat ketergantungan pemerintah daerah tersebut terhadap
pemerintah pusat.
Peranan pemerintah sangat diperlukan dalam pengelolaan keuangan
daerah agar setiap daerah tersebut lebih bisa mengendalikan
pengeluaran dan pemasukan yang diterima dari daerah tersebut.
Pemerintah perlu melakukan identifikasi permasalahan, kelemahan,
kekuatan, peluang dan tantangan dalam sisem dan prosedur
penerimaan pajak daerah. Hal ini menjadi penting sebagai pondasi awal
dalam membuat perencanaan program peningkatan pendapatan asli
daerah, khususnya dari pajak daerah.
11
REFERENSI PUSTAKA
12