Anda di halaman 1dari 30

MODUL

PRAKTIK LABORATORIUM
MATA KULIAH ILMU BIOMEDIK DASAR

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KOTABUMI


POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN TANJUNGKARANG
TAHUN 2021
A. Latar Belakang

Panduan praktikum fisika dan biologi ini akan mengajak kepada peserta pendidikan untuk
dapat memahami mekanisme kerja peralatan dan tindakan keperawatan yang sesuai
dengan kaidah fungsi tubuh manusia. Sebenarnya tindakan keperawatan dan peralatan
sudah sering kita gunakan/terapkan dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari,
namun kali ini kita akan lebih mengkaji mekanisme kerja dari prosedur tersebut. Sehingga
dengan lebih mengetahui bahkan memahami mekanisme kerja peralatan maupun
mekanisme kerja tindakan kita yang diperoleh dari kegiatan praktikum laboratorium dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan lebih baik kepada klien kita.

Secara garis besar panduan praktikum fisika dan biologi ini disusun berdasarkan kebutuhan
praktikum dalam menerapkan ilmu keperawatan. Penyusunan panduan praktikum fisika
dan biologi ini terdiri dari beberapa topik sebagai berikut: Pemeriksaan Penglihatan,
Pemeriksaan Kekuatan Otot, Pemeriksaan Golongan Darah, Pemeriksaan Pendengaran
Bioakustik, Pemeriksaan Reduksi Urine, Pemeriksaan Protein Urine, Pemeriksaan
Hemoglobin.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran pratikum laboraorium ini diharapkan mahasiswa
mampu melakukan tindakan pemeriksaan kesehatan berkaitan dengan anatomi dan
fisiologi tubuh manusia.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pengajaran pratikum laboratium kelas ini mahasiswa mampu :
a. Melakukan prosedur pemeriksaan visus (30-30-36)
b. Melakukan prosedur pemeriksaan pendengaran (30-30-36)
c. Melakukan prosedur pemeriksaan kekuatan otot (30-30-36)
d. Melakukan prosedur pemeriksaan urine (48) (24:24) Kamis dan Jumat
e. Melakukan prosedur pemeriksaan darah (48) (24:24) Kamis dan Jumat

C. Waktu dan Tempat


Pembelajaran partikum di bagi 2 yaitu :
1. Pratikum daring
Dilaksanakan di rumah mahasiswa masing, belajar melalui video untuk melihat
prosedur keperawatan yang diajarkan dan menyaksikan video di link youtobe yang
direkomendasikan . waktunya di mulai tanggal 13 September – 27 Oktober 2021
2. Pratikum tatap muka di laboratorium kampus
Dilaksankan di laboratorium kampus, secara bergiliran sesuai dengan jadual yang
ditentukan dari tanggal 4 – 9 Oktober 2021, dimulai pukul 08.00 – 16.00 WIB

D. Peserta
Mahasiswa tingkat 1 semester 1 Tahun Akademik 2021 / 2022 yang berjumlah oleh 96
orang ( daftar mahasiswa terlampir )

E. Pembimbing
Adapun pembimbing dalam pengajaran pratikum laboratorium IBD adalah sebagai berikut
:
1. Ihsan Taufiq, M.Kep
2. Fajar Desma Wahyudi, Ns. S.Kep
3. Retno Puji Hastuti, M.Kep
4. Biantara, SST

F. Prosedur Tindakan keperawatan


Daring Tatap Muka
- Pemeriksaan visus - Pemeriksaan visus
- Pemeriksaan pendengaran - Pemeriksaan pendengaran
- Pemeriksaan kekuatan otot - Pemeriksaan kekuatan otot
- Pemerikisaan urine (gula, protein) - Pemerikisaan urine (gula,
protein)
- Pemeriksaan darah (Hb, gol darah) - Pemeriksaan darah (Hb, gol
darah)

G. Strategi
Peserta didik
1. Mahasiswa telah dilakukan pembekalan sebelum partikum secara daring/luring
2. Mahasiswa telah mempelajari SOP pratikum (tatap muka) yang direncanakan
3. Mahasiswa mengisi daftar hadir yang sudah disediakan
4. Mahasiswa mengikuti dan menyimak demonstrasi yang dilakukan oleh dosen /PLP
5. Mahasiswa melakukan redemonstrasi sesuai SOP
6. Mahasiswa mendapatkan bimbingan dan evaluasi dari dosen / PLP

Dosen / PLP
1. Membimbing mahasiswa sesuai dengan tindakan yang dilakukan
2. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa
3. Mengisi daftar hadir bimbingan
4. Melaksanakan bimbingan sesuai dengan kelompok yang sudah ditetapkan
5. Menilai praktek mahasiswa bimbingan

H. Metode Bimbingan
Setiap mahasiswa akan dibimbing oleh dosen/PLP untuk melakukan tindakan
keperawatan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan metode
demonstrasi, Tanya jawab dan evaluasi

I. Evaluasi
Setiap prosedur tindakan keperawatan yang dilakukan oleh mahasiswa akan dberikan
penilaian oleh dosen/PLP dengan menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Mengetahui
Kotabumi, 22 September 2021
Prodi Keperawatan Kotabumi
Ketua, Koor. MK IBD

Sono, S.Kp, M.Kep


Ihsan Taufiq, M.Kep
NIP. 196607061993031001 NIP. 197712112006041014
DAFTAR KELOMPOK BESAR PENGAJARAN PRATIKUM LABORATORIUM ILMU BIOMEDIK
DASAR (SENIN, SELASA, RABU)
NO SENIN (4 OKT 2021) NO SELASA (5 OKT 2021)
1 ALDANI RAIHAN SYAHREZA1 1 FEBRINA ROSA VALENTINA1
2 ALFIYYA SYIFA SALSABILA1 2 FIKA TRISYANI1
3 ANNISA EKA CANDRA1 3 FUSPITA AISYAH ADYAN1
4 ESA ARZAL1 4 HAIRANI ZARITA PRASETIA1
5 FICO RERDANA1 5 HESTI PUJA RAHAYU1
6 HAMDAN AR-RASYID AQHIRU1 6 MELANISA1
7 MEISYA MELANI SALSABILA1 7 MELITA AYU DHELLA ASMITHA1
8 NADA NABILA1 8 NADILA YUSLINA PUTRI1
9 NISA ASIFA1 9 NIA LUTHFIATI1
10 NUR RISKA SARI1 10 NILA CINTA SARI1
11 NURUL SHASHA BILLA2 11 NOVIA DARMARITA2
12 PUTRI NURSEPTIARAWATI S2 12 SITI NURHANIFAH2
13 PUTRI NURUL SETIA DEWI2 13 SYASKY THIANDARA AURELIA2
14 RENDA CAMIAGO2 14 YOLANDA DWI BERLIANA2
15 REYGIUS ARTA META2 15 TIARA MEUTIA2
16 SILVI DIA LESTARI2 16 VADIA VIRANA SIMANJUNTAK2
17 SISKA AMALIA PUTRI2 17 WIRAWAN IMAM PRASOJO2
18 DESI ELIYANTI2 18 MELIYA ANJELI2
19 RENI SORAYA2 19 ACHMAD NABIL2
20 ANNISA NEVIARICHA2 20 ADAM MAHARDIKA2
21 DELIANA PUTRI3 21 AMELIA3
22 ANNISA NURUL AZAHRO3 22 ANNISA TRI ANDANI3
23 DESI ENJELLITA3 23 APTA HIKMAL MAULANA3
24 AISYAH RAHMA DONA3 24 ARDESTA ASA SURDJANI3
25 ANISA KARMILA3 25 DESTRI PUSPITA SARI3
26 BAYU RAHMAN HAKIM3 26 DHIKI RAMADHANI SUGA3
27 DIAN AGUSTIN CAHYANI3 27 DINDA ANNISA3
28 DILA APRIDA YANTI3 28 ELIVA INDRIANI3
29 DINNI AULIA3 29 EVI MARLINA BR. SIMAMORA3
30 DWIFANI BELLA MEYLISA3 30 FAQIH YUDHA FERNANDA3

NO RABU (6 OKT 2021)


1 FARHAN BRILIAN1 21 RISKA JAYA RIANTINA2
2 FIRMAN PUTRA RIZKY PRATAMA1 22 ROY AHMAD WAHYU PERMANA2
3 HANI AGUSTINA1 23 SALMA2
4 HOLDA APRIDA1 24 SILMI ATIKA UTAMI2
5 INDAH NURIAH ANDANI1 25 SISI ARDELIA3
6 INTAN APRILYANI1 26 TAUFIK ANGGARA3
7 INTAN RAHMA TARMIZI1 27 TOHIR BUDIMAN3
8 LIA ANGGRAINI DEWI1 28 VIRA AYU SAFITRI3
9 MIFTAHUL HIDAYAT1 29 YOLA AGNESIA3
10 NADIA SYIFA AMELIYYA1 30 YULIA ANTIKA SARI3
11 NASRUL ANIZAR1 31 ZHAFIRA ANINDYA3
12 NENI EMILIANA1 32 ZIKRU FATHURRAHMAN3
13 NILA SARI2 33 AS-SYIFA YULI AGUSTYA3
14 NINA SURYANI2 34 DITA FARADILA3
15 NUR AZZIZAH SUSILOWATI2 35 NURMALA3
16 NURLELI CIKITA AMZA2 36 ANGGUN FEBRIYANTI
17 NURUL FIRDAYANTI2
18 PASCAL BRAMASTA EDO P2
19 PUTRI AURA DEWANTI2
20 RENI PRASTIKA DEWI2

KELOMPOK SENIN

KELOMPOK I KELOMPOK II KELOMPOK III

ALDANI RAIHAN SYAHREZA1 NURUL SHASHA BILLA2 DELIANA PUTRI3


ALFIYYA SYIFA SALSABILA1 PUTRI NURSEPTIARAWATI 2 ANNISA NURUL AZAHRO3
ANNISA EKA CANDRA1 PUTRI NURUL SETIA DEWI2 DESI ENJELLITA3
ESA ARZAL1 RENDA CAMIAGO2 AISYAH RAHMA DONA3
FICO RERDANA1 REYGIUS ARTA META2 ANISA KARMILA3
HAMDAN AR-RASYID A1 SILVI DIA LESTARI2 BAYU RAHMAN HAKIM3
MEISYA MELANI SALSABILA1 SISKA AMALIA PUTRI2 DIAN AGUSTIN CAHYANI3
NADA NABILA1 DESI ELIYANTI2 DILA APRIDA YANTI3
NISA ASIFA1 RENI SORAYA2 DINNI AULIA3
NUR RISKA SARI1 ANNISA NEVIARICHA2 DWIFANI BELLA MEYLISA3

KELOMPOK SELASA

KELOMPOK I KELOMPOK II KELOMPOK III

FEBRINA ROSA VALENTINA1 NOVIA DARMARITA2 AMELIA3


FIKA TRISYANI1 SITI NURHANIFAH2 ANNISA TRI ANDANI3
FUSPITA AISYAH ADYAN1 SYASKY THIANDARA A2 APTA HIKMAL MAULANA3
HAIRANI ZARITA PRASETIA1 YOLANDA DWI BERLIANA2 ARDESTA ASA SURDJANI3
HESTI PUJA RAHAYU1 TIARA MEUTIA2 DESTRI PUSPITA SARI3
MELANISA1 VADIA VIRANA S2 DHIKI RAMADHANI SUGA3
MELITA AYU DHELLA 1 WIRAWAN IMAM PRASOJO2 DINDA ANNISA3
NADILA YUSLINA PUTRI1 MELIYA ANJELI2 ELIVA INDRIANI3
NIA LUTHFIATI1 ACHMAD NABIL2 EVI MARLINA BR. S3
NILA CINTA SARI1 ADAM MAHARDIKA2 FAQIH YUDHA FERNANDA3
KELOMPOK RABU

KELOMPOK I KELOMPOK II KELOMPOK III

FARHAN BRILIAN1 NILA SARI2 SISI ARDELIA3


FIRMAN PUTRA RIZKY P1 NINA SURYANI2 TAUFIK ANGGARA3
HANI AGUSTINA1 NUR AZZIZAH SUSILOWATI2 TOHIR BUDIMAN3
HOLDA APRIDA1 NURLELI CIKITA AMZA2 VIRA AYU SAFITRI3
INDAH NURIAH ANDANI1 NURUL FIRDAYANTI2 YOLA AGNESIA3
INTAN APRILYANI1 PASCAL BRAMASTA EDO P2 YULIA ANTIKA SARI3
INTAN RAHMA TARMIZI1 PUTRI AURA DEWANTI2 ZHAFIRA ANINDYA3
LIA ANGGRAINI DEWI1 RENI PRASTIKA DEWI2 ZIKRU FATHURRAHMAN3
MIFTAHUL HIDAYAT1 RISKA JAYA RIANTINA2 AS-SYIFA YULI AGUSTYA3
NADIA SYIFA AMELIYYA1 ROY AHMAD WAHYU P2 DITA FARADILA3
NASRUL ANIZAR1 SALMA2 NURMALA3
NENI EMILIANA1 SILMI ATIKA UTAMI2 ANGGUN FEBRIYANTI3

PROSES PUTARAN SENIN (4 Oktober 2021)

PUKUL PEMERIKSAAN VISUS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KEKUATAN


(RUANG LAB KMB) PENDENGARAN OTOT
(RUANG B) (RUANG C)
08.00 – 10.00 I II III
10.00 – 12.00 III I II
13.00 – 15.00 II III I

PROSES PUTARAN SELASA (5 Oktober 2021)

PUKUL PEMERIKSAAN VISUS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KEKUATAN


(RUANG LAB KMB) PENDENGARAN OTOT
(RUANG B) (RUANG C)
08.00 – 10.00 I II III
10.00 – 12.00 III I II
13.00 – 15.00 II III I

PROSES PUTARAN RABU (6 Oktober 2021)

PUKUL PEMERIKSAAN VISUS PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN KEKUATAN


(RUANG LAB KMB) PENDENGARAN OTOT
(RUANG B) (RUANG C)
08.00 – 10.00 I II III
10.00 – 12.00 III I II
13.00 – 15.00 II III I
DAFTAR KELOMPOK BESAR PENGAJARAN PRATIKUM LABORATORIUM ILMU BIOMEDIK
DASAR (KAMIS DAN JUMAT)

KAMIS ( 7 OKTOBER 2021 )


NO NAMA NIM
PUKUL 08.00 – 12.00 WIB
1 ALDANI RAIHAN SYAHREZA 2114471001
2 ALFIYYA SYIFA SALSABILA 2114471002
3 ANNISA EKA CANDRA 2114471003
4 ESA ARZAL 2114471004
5 FICO RERDANA 2114471005
6 HAMDAN AR-RASYID AQHIRU 2114471006
7 MEISYA MELANI SALSABILA 2114471007
8 NADA NABILA 2114471008
9 NISA ASIFA 2114471009
10 NUR RISKA SARI 2114471010
11 NURUL SHASHA BILLA 2114471011
12 PUTRI NURSEPTIARAWATI SANTOSO 2114471012
13 PUTRI NURUL SETIA DEWI 2114471013
14 RENDA CAMIAGO 2114471014
15 REYGIUS ARTA META 2114471015
16 SILVI DIA LESTARI 2114471016
17 SISKA AMALIA PUTRI 2114471017
18 DESI ELIYANTI 2114471018
19 RENI SORAYA 2114471019
20 ANNISA NEVIARICHA 2114471020
21 DELIANA PUTRI 2114471021
22 ANNISA NURUL AZAHRO 2114471022
23 DESI ENJELLITA 2114471023
24 AISYAH RAHMA DONA 2114471024
PUKUL 13.00 – 16.00 WIB
25 ANISA KARMILA 2114471025
26 BAYU RAHMAN HAKIM 2114471026
27 DIAN AGUSTIN CAHYANI 2114471027
28 DILA APRIDA YANTI 2114471028
29 DINNI AULIA 2114471029
30 DWIFANI BELLA MEYLISA 2114471030
31 FEBRINA ROSA VALENTINA 2114471031
32 FIKA TRISYANI 2114471032
33 FUSPITA AISYAH ADYAN 2114471033
34 HAIRANI ZARITA PRASETIA 2114471034
35 HESTI PUJA RAHAYU 2114471035
36 MELANISA 2114471036
37 MELITA AYU DHELLA ASMITHA 2114471037
38 NADILA YUSLINA PUTRI 2114471038
39 NIA LUTHFIATI 2114471039
40 NILA CINTA SARI 2114471040
41 NOVIA DARMARITA 2114471041
42 SITI NURHANIFAH 2114471042
43 SYASKY THIANDARA AURELIA 2114471043
44 YOLANDA DWI BERLIANA 2114471044
45 TIARA MEUTIA 2114471045
46 VADIA VIRANA SIMANJUNTAK 2114471046
47 WIRAWAN IMAM PRASOJO 2114471047
48 MELIYA ANJELI 2114471048

JUMAT (8 OKTOBER 2021)

NO NAMA NIM
PUKUL 08.00 – 12.00 WIB
1 ACHMAD NABIL 2114471049
2 ADAM MAHARDIKA 2114471050
3 AMELIA 2114471051
4 ANNISA TRI ANDANI 2114471052
5 APTA HIKMAL MAULANA 2114471053
6 ARDESTA ASA SURDJANI 2114471054
7 DESTRI PUSPITA SARI 2114471055
8 DHIKI RAMADHANI SUGA 2114471056
9 DINDA ANNISA 2114471057
10 ELIVA INDRIANI 2114471058
11 EVI MARLINA BR. SIMAMORA 2114471059
12 FAQIH YUDHA FERNANDA 2114471060
13 FARHAN BRILIAN 2114471061
14 FIRMAN PUTRA RIZKY PRATAMA 2114471062
15 HANI AGUSTINA 2114471063
16 HOLDA APRIDA 2114471064
17 INDAH NURIAH ANDANI 2114471065
18 INTAN APRILYANI 2114471066
19 INTAN RAHMA TARMIZI 2114471067
20 LIA ANGGRAINI DEWI 2114471068
21 MIFTAHUL HIDAYAT 2114471069
22 NADIA SYIFA AMELIYYA 2114471070
23 NASRUL ANIZAR 2114471071
24 NENI EMILIANA 2114471072
PUKUL 13.00 – 16.00 WIB
25 NILA SARI 2114471073
26 NINA SURYANI 2114471074
27 NUR AZZIZAH SUSILOWATI 2114471075
28 NURLELI CIKITA AMZA 2114471076
29 NURUL FIRDAYANTI 2114471077
30 PASCAL BRAMASTA EDO PRATAMA 2114471078
31 PUTRI AURA DEWANTI 2114471079
32 RENI PRASTIKA DEWI 2114471080
33 RISKA JAYA RIANTINA 2114471081
34 ROY AHMAD WAHYU PERMANA 2114471082
35 SALMA 2114471083
36 SILMI ATIKA UTAMI 2114471084
37 SISI ARDELIA 2114471085
38 TAUFIK ANGGARA 2114471086
39 TOHIR BUDIMAN 2114471087
40 VIRA AYU SAFITRI 2114471088
41 YOLA AGNESIA 2114471089
42 YULIA ANTIKA SARI 2114471090
43 ZHAFIRA ANINDYA 2114471091
44 ZIKRU FATHURRAHMAN 2114471092
45 AS-SYIFA YULI AGUSTYA 2114471093
46 DITA FARADILA 2114471094
47 NURMALA 2114471095
48 ANGGUN FEBRIYANTI 2114471096

PROSES SIRKULASI KAMIS (7 Oktober 2021)

PUKUL NO URUT KETERAMPILAN


08.00 – 11.00 1-24 PEMERIKSAAN DARAH DAN URINE
13.00 – 16.00 25 - 48 (LAB KEPDAS)

PROSES SIRKULASI JUMAT (8 Oktober 2021)

PUKUL NOMOR URUT KETERAMPILAN


08.00 – 11.00 1-24 PEMERIKSAAN DARAH DAN URINE
13.00 – 16.00 25 - 48 (LAB KEPDAS)
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Alamat :
Orang Tua/ Wali :
HP orang tua :

Dengan ini menyatakan Keberatan/ Tidak Keberawatan anak saya datang ke Kampus Prodi
Keperawatan Kotabumi untuk mengikuti kegiatan Pembelajaran Praktikum Mata Kuliah Ilmu
Biomedik Dasar ( IBD) pada tanggal…………

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………………….., Oktober 2021

Mengetahui

Orang Tua/ Wali

(……………………………)
TATA TERTIB PERKULIAHAN

PRAKTIK LABORATORIUM KEPERAWATAN ERA NEW NORMAL

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KOTABUMI

A. Ketentuan Umum
1. Mahasiswa wajib dalam keadaan sehat untuk mengikuti perkuliahan praktik
laboratorium.
2. Mahasiswa dengan salah satu dari keluhan demam, batuk, ataupun sakit
tenggorokan diwajibkan melapor kepada dosen pengajar dan memeriksakan
diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
3. Mahasiswa wajib mengenakan masker dengan benar, menjaga jarak fisik
minimal 1,5 meter dan menghindari kontak fisik.
4. Menggunakan pakaian pelindung (jaket atau kemeja lengan panjang) selama
perjalanan menuju ke kampus ataupun saat pulang.
5. Mahasiswa membawa masker cadangan, hand sanitizer, bekal makanan dan
minuman dari rumah, alas kaki khusus yang akan digunakan di dalam
laboratorium, kantong plastik dan peralatan ibadah sendiri.

B. Ketentuan memasuki wilayah kampus


1. Mahasiswa memasuki lingkungan kampus mengenakan pakaian bersih, rapih,
dan sopan. Celana jeans, kaos oblong dan sandal tidak diperkenankan untuk
digunakan di lingkungan kampus.
2. Mahasiswa wajib mengenakan masker dengan benar
3. Mahasiswa mematuhi pengukuran suhu tubuh di pintu masuk ke dalam
kampus
4. Bagi mahasiswa yang mengendarai kendaraan memarkirkan kendaraan di
tempat parkir yang disediakan
5. Mahasiswa mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand
sanitizer
6. Selama berada di dalam kampus mahasiswa wajib tetap menjaga jarak minimal
1,5 meter, tidak berkerumun, menjaga kebersihan dan membuang sampah di
tempat sampah.

C. Ketentuan memasuki ruang laboratorium


I. Awal kegiatan pembelajaran laboratorium
1. Mahasiswa mengganti pakaian dengan seragam perkuliahan di ruangan
yang telah di sediakan secara bergantian sebelum dimulai kegiatan
pembelajaran praktikum di laboratorum keperawatan
2. Alas kaki yang dipakai dari luar dilepaskan dan dimasukkan dalam kantung
plastik, diganti dengan alas kaki khusus di dalam ruangan.
3. Sepatu dan tas diletakkan di luar ruangan laboratorium / tempat yang
disediakan
4. Mahasiswa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
memasuki ruangan laboratorium
5. Mahasiswa mengisi daftar hadir kegiatan perkuliahan laboratorium secara
online (link akan dibagikan on site)
6. Mahasiswa masuk ke ruang laboratorium secara bergantian, menjaga
jarak fisik dan mengikuti alur sirkulasi masuk laboratorium
7. Mahasiswa langsung menempati tempat yang telah disiapkan
8. Mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan tertib dan teratur

II. Setelah selesai kegiatan perkuliahan


1. Mahasiswa keluar ruang laboratorium dengan tertib sesuai alur sirkulasi
keluar masuk laboratorium atau arahan dari dosen pengajar dan tetap
menjaga jarak sesuai
2. Mahasiswa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand
sanitizer
3. Mahasiswa meninggalkan kampus dengan mengenakan jaket pelindung,
masker, menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan tangan, etika batuk atau
bersin,

Kotabumi, Oktober 2021

Mengetahui, Koordinator Penunjang


Ketua Prodi Keperawatan Kotabumi

Sono, S.Kp., M.Kep. Ns. Rina Mariani, S.Kep., M.Kes.


196607061993031003 NIP. 1971799719995032005
PEMERIKSAAN UJI BENEDICT

A. Tujuan
Menetapkan kadar gula dalam urine secara kuantitatif

B. Alat dan bahan


1. Urine normal 24 jam dan urine yang mengandung glukosa 0,3%, 1%, dan 5%
2. Larutan benedict
3. Tabung reaksi
4. Pipet Mohr 10 mL
5. Pipet tetes
6. Alat pemanas/penangas air mendidih
7. Pengatur waktu

C. Prosedur pelaksanaan
1. Campurlah dalam tabung reaksi 2,5 mL larulan benedict dan 4 tetes urine
2. Panaskan tabung reaksi tadi selama 5 menit dalam penangas air mendidih atau didihkan
langsung selama 2 menit menit memakai alat pemanas
3. Dinginkan perlahan – lahan
4. Perhatikan endapan atau warna yang terbentuk
Warna Penilaian Konsentrasi
Biru / hijau keruh - -
Hijau / hijau kekuningan +1 < 0,5 %
Kuning kehijauan / kuning +2 0,5 – 1,0%
Jingga +3 1,0 – 2,0%
Merah +4 >2%

D. Hasil percobaan
Uji Bnedict semikuantitatif Warna Penilaian Konsentrasi
Urine normal
Urine mengandung glukosa 0,3%
Urine mengandung glukosa 1%
Urine mengandung gluukosa 5%

E. Kesimpulan

Pertanyaan
Selain glukosa, apakah fruktosa, galaktosa, sukrosa, laktosa, dan maltose member hasil positif
pada uji benedict? Mengapa?
Kotabumi, ………………………………
Instruktur Praktikan

_________________________ ______________________
NIM. …………………….
Pemeriksaan Protein Urine

Pemanasan Dengan Asam Asetat 10%


Pengertian: Tes protein akan menggumpal jika dipanaskan dan bereaksi dengan asam.
Salah satu caranya adalah pemanasan dengan asam asetat.

Tujuan: untuk mengidentifikasi apakah terdapat protein dalam urine atau tidak.

Alat dan Bahan


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Centrifuge dan tabungnya
3. Penjepit
4. Lampu spiritus
5. Pipet tetes
Bahan :
1. Asam asetat 10%, Natrium asetat, Asam asetat glacial
2. Aquadest dan Urine sewaktu

Langkah/Prosedur
1. Pembuatan reagen asam asetat 10%
2. Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya
3. Didihkan selama 1-2 menit
4. Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin
5. Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih,
amati

Standar Hasil
No Pengamatan hasil Simbol
1 Tidak ada kekeruhan (-)
2 Kekeruhan sedikit sekali (+)
3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %
4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %
5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %
6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %

Penilaian
- : tidak ada kekeruhan
+ : kekeruhan ringan (seperti awan) tanpa butir (kadar protein 0,01-0,05%)
++ : kekeruhan mudah diilihat dan tampak butir-butir dalam kekeruhan (0,05-0,2%)
+++ : urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping (0,2-0,5%)
++++ : urin sangat keruh dan berkeping-keping besar atau bergumpal-gumpal (>0,5%)

Syarat = urine yang dipakai untuk pemeriksaan harus jernih.


LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN URINE METODE ASAM ASETAT 10%

Pemeriksaan Keterangan
Warna

Endapan

Kesimpulan

Pertanyaan
Apa yang menyebabkan terjadinya perubahan warna dan terbentuknya endapan pada urine
yang mengandung protein?

Kotabumi, ………………………………
Instruktur Praktikan

_________________________ ______________________
NIM. …………………….
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN (Hb) DARAH

A. Tujuan
Mengetahui kadar Hb dalam darah

B. Alat dan bahan


1. Haemometer set
2. HCl 0,1 N
3. Aquades

C. Prosedur pelaksanaan
1. Masukkan larutan HCl 0,1% ke dalam tabung Sahli sampai dengan garis 2 ( ± 5 tetes )
2. Isapkan darah dengan pipet Sahli sebanyak 20 IU, kemudian masukkan ke dalam tabung Sahli
yang telah berisi larutan HCl 0,1 N
3. Aduk dengan batang pengaduk sampai dengan membentuk hematin asam yang berwaarna
coklat tua
4. Tambahkan tetes demi tetes aquades, aduk dengan batang pengaduk sampai dengan
warnanta sama dengan warna standar
5. Bacalah kadar Hb dengan satuan gr/dL
Hal yang harus diperhatikan
a. Alat bersih dan kering
b. Darah dipipet harus tepat 20 IU
c. Standarisasi warna sampel terhadap standar

D. Hasil percobaan
Tabung Sahli 1
HCl 0,1 N 5 tetes
Darah 20 IU
Aquades Beberapa tetes sampai dengan warna sisi standar
Hasil

E. Kesimpulan
Kotabumi, ………………………………

Instruktur Praktikan

_________________________ ______________________
NIM. …………………….
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH

A. Tujuan
Mengetahui jenis golongan darah seseorang

B. Alat dan bahan


1. Kartu golongan darah
2. Pen
3. Blood lancet
4. Lodi pengaduk
5. Kapas alkohol
6. Reagen antisera A, B, AB, dan rhesus

C. Prosedur pelaksanaan
1. Persiapkan pasien
2. Desinfeksi area penusukan dengan kapas alcohol
3. Pasang lancet pada pen, atur kedalaman, tusukkan pen
4. Taruhlah satu tets darah pada kolom anti A, Anti B, anti AB dan anti rhesus pada kartu
golongan darah
5. Tambahkan antisera A pada darah yang ada di kolom anti A, antisera B paada kolon anti B,
antisera AB pada kolom anti AB, antisera rhesus pada kolom anti rhesus
6. Campur masing-masing antisera dengan lidi
7. Goyangkan kartu golongan darah dengan membuat lingkaran
8. Perhatikan adanya aglutinasi dengan mata telanjang, benarkan dengan mikroskop

D. Hasil pemeriksaan
Anti A Anti B Anti AB Golongan darah
- - - O
+ - + A
- - + B
+ + + AB
PERHATIAN:
Membaca hasil tidak boleh lebih dari 1 menit
Aglutinasi harus jelas terlihat pada waktu pembentukan golongan darah

E. Kesimpulan
Pertanyaan
Apakah jenis golongan darah anda? Apa alasannya?

Kotabumi, ………………………………

Instruktur Praktikan

_______________________ ______________________
NIM. …………………….
PEMERIKSAAN PENGLIHATAN

Kompetensi khusus :
Setelah mempelajari prosedur pemeriksaan penglihatan, diharapkan Saudara mampu :
1. Melakukan pemeriksaan penglihatan
2. Membedakan visus

PERSIAPAN
1. Kartu Snellen
2. Penutup mata
3. Lembar observasi/ Alat tulis

Cara memeriksa
1. Kartu diletakkan pada jarak 5 atau 6 meter dari pasien dengan posisi lebih tinggi atau
sejajar dengan mata pasien.
2. Bila jarak 5 meter, maka visus normal akan bernilai 5/5 artinya mata normal dapat
melihat pada jarak 5 meter, pasien juga dapat melihat pada jarak 5 meter. Bilamana
berjarak 6 m, berarti visus Pastikan cahaya harus cukup normalnya 6/6. Satuan selain
meter ada kaki = 20/20
3. Bila ingin memeriksa visus mata kanan, maka mata kiri harus ditutup dan pasien
diminta membaca kartu.
4. Cara menilai visus dari hasil membaca kartu :
a. Bila pasien dapat membaca kartu pada baris dengan visus 5/5 atau 6/6, maka
tidak usah membaca pada baris berikutnya => artinya mata normal/ visus
normal
b. Bila pasien tidak dapat membaca kartu pada baris tertentu di atas visus normal,
maka cek pada 1 baris tersebut
1) Bila cuma tidak bisa membaca 1 huruf, berarti visusnya terletak pada
baris tersebut dengan false 1.
2) Bila tidak dapat membaca 2 huruf, berarti visusnya terletak pada baris
tersebut dengan false 2.
3) Bila tidak dapat membaca lebih dari setengah jumlah huruf yang ada,
berarti visusnya berada di baris tepat di atas baris yang tidak dapat
dibaca.
4) Bila tidak dapat membaca satu baris, berarti visusnya terdapat pada
baris di atasnya.
c. Bila terdapat penurunan/ tidak ada kemajuan visus, maka cek dengan
menggunakan pin hole (alat untuk memfokuskan titik pada penglihatan pasien)
1) Bila visus tetap berkurang => berarti bukan kelainan refraksi
2) Bila visus menjadi lebih baik dari sebelumnya => berarti merupakan
kelainan refraksi
Membaca Hasil pemeriksaan Snellen Chart
1. Visus normal orang adalah 20/20 (dalam feet) atau 6/6 (dalam meter).
2. Jika penderita hanya bisa melihat 3 huruf dari 6 huruf (50%) maka dianggap pada baris
tersebut belum lolos atau visus nya 6/12 meter (sebagai contoh tidak lulus dari baris
6 maka dianggap visusnya bisa melihat pada baris 5).
3. Semisal lebih dari 3 huruf (lebih dari 50%) maka visusnya dianggap lolos atau visusnya
6/9 meter (sebagai contoh lulus dari baris 6 maka dianggap visusnya bisa melihat pada
baris 6). Bisa dikatakan juga, semisal penderita hanya bisa melihat 3 huruf dari 6 huruf
atau 50% (baris 6) maka visus ditulis 6/12 meter plus 3 atau visus 6/9 meter false 3.
4. Bila tidak bisa membaca kartu, maka dilakukan penghitungan jari.

Cara Memeriksa Visus Dengan Jari tangan


1. Penghitungan jari di mulai pada jarak tepat di depan Snellen Chart => jarak 5m atau
6m
2. Dapat menghitung jari pada jarak 6 m => maka visusnya 6/60
3. Bila tidak dapat menghitung jari pada jarak 6 m, maka maju 1 m dan lakukan
penghitungan jari. Bila pasien dapat membaca, visusnya 5/60.
4. Begitu seterusnya, bila tidak dapat menghitung jari 5 m, di majukan jadi 4 m, terus
maju 3 m, sampai 1 m di depan pasien.
5. Bila tidak bisa dengan menghitung jari, maka dilakukan pemeriksaan dengan
goyangan/lambaian tangan.
Cara Memeriksa Visus dengan Lambaian tangan
1. Lambaian/goyangan tangan dilakukan tepat 1 m di depan pasien.
2. Dapat berupa lambaian ke kiri dan kanan, atau keatas dan bawah. Bila pasien dapat
menyebutkan arah lambaian tangan, berarti visusnya 1/300
3. Bila tidak bisa melihat lambaian tangan, maka pemeriksaan visus dilakukan dengan
memberikan penyinaran, yaitu dapat menggunakan 'pen light'.

Cara Memeriksa dengan cahaya


1. Bila dapat melihat sinar, berarti visusnya 1/~ (satu/tak terhingga)
2. Tentukan arah proyeksi: Bila pasien dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang
datang,berarti visusnya 1/~ dengan proyeksi baik.
3. Proyeksi sinar ini di cek dari 4 arah. Hal tersebut untuk mengetahui apakah
tangkapan retina masih bagus pada 4 sisinya, temporal, nasal, superior, dan inferior.
5. Bila tak dapat menyebutkan dari mana arah sinar yang datang, berarti visusnya 1/~
dengan proyeksi salah.
6. Bila tidak dapat melihat cahaya sama sekali , maka dikatakan visusnya = 0 (nol)
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
Instrumen Alat dan bahan
Alat yang diginakan adalah garpu tala

Prosedur dan praktikum


Test Rinne
Tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan hantaran
udara pada satu telinga pasien.

Tujuan Test Rinne


Untuk membandingan air conduction (AC) dengan bone conduction (BC). Tindakan
untuk mengetahui jenis pendengaran hantaran tulang, terdiri dari :
a. Penala digetarkan pada punggung tangan atau siku, dengan tujuan supaya tidak terlalu
keras (meja, besi) Frekuensi yang dipakai biasanya 512, 1024 dan 2048 Hz.
b. Tekankan ujung tangkai penala pada prosessis mastoideus salah satu telinga OP tangan
pemeriksa tidak boleh menyentuh jari – jari penala

Tindakan untuk mengetahui jenis pendengaran hantaran udara, terdiri dari :


a. Tanyakan kepada OP apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang
diperiksa.
b. Bila mendengar, OP disuruh mengacungkan jari telunjuk.
c. Begitu tidak mendengar lagi, jari telunjuk diturunkan.
d. Pada saat itu pemeriksa mengangkat penala dari prosesus mastoideus OP dan kemudian
ujung jari penala ditempatkan sedekat – dekatnya ke depan liang telingan
OP.
e. Tanyakan apakah OP mendengar dengungan dari garpu tala tadi.
f. Konduksi udara seharusnya lebih besar daripada konduksi tulang dan pasienseharusnya
mampu mendengar garputala yang diletakkan di depan liang telinga setelah ia tidak
mampu lagi mendengarnya di mastoid.

Prosedur kerja
Metode 1:
a. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus
pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus).
b. Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan
meatus akustikus eksternus pasien.
c. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya Tes Rinne negative
jika pasien tidak dapat mendengarnya
Metode 2:
a. Bunyikan garputala 512 Hz secara lunak lalu tempatkan tangkai garputala tegak lurus
pada planum mastoid pasien
b. Segera pindahkan garputala di depan meatus akustikus eksternus.
c. Tanyakan kepada pasien apakah bunyi garputala di depan meatus akustikus eksternus
d. lebih keras dari pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid).
e. Tes Rinne positif jika pasien mendengar di depan negati akustikus eksternus lebih keras.
Sebaliknya Tes Rinne negative jika pasien mendengar di depan meatus akustikus
eksternus lebih lemah atau lebih keras dibelakang.

Hasil pengamatan pemeriksaan Rinne sebagai berikut


1. AC lebih lama atau sama dengan BC
▪ normal, atau
▪ sensorineural hearing loss (SNHL)
▪ (Rinne = + : Bila OP masih mendengar dengungan melalui hantaran udara)
2. AC lebih kecil daripada BC
▪ conductive hearing loss (CHL)
▪ (Rinne = – : Bila OP tidak lagi mendengar dengungan melalui hantaran udara)

Test Schwabach
Membandingkan daya transpor melalui tulang mastoid antara pemeriksa (normal)
dengan probandus.

Tujuan test Schwabach :


Untuk membandingan Bone Conductive antara penderita dan pemeriksa dengan catatan
telinga pemeriksa dianggap normal. Berarti harus sudah dipastikan dulu bahwa pemeriksa
tidak mengalami gangguan pendengaran dan memiliki telinga yang normal.

Prinsip Kerja
1. Getarkan penala berfrekuensi 512 seperti cara di atas
2. Tekankan ujung tangkai penala opada prosesus mastoideus salah sati telinga OP
3. Suruh OP mengacungkan jarinya pada saat dengungan bunyi menghilang
4. Pada saat itu dengan segera pemeriksaan memindahkan penala dari prosesus
mastoiudeus OP ke prosesus mastoideus sendiri. Bila dengungan penala masih dapat
didengar oleh pemeriksa maka hasil pemeriksaan ialah
▪ SNHL
▪ SCHWABACH MEMENDEK (BC penderita kecil/pendek BC pemeriksa)

Prosedur kerja
1. Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan pada puncak kepala
probandus.
2. Probandus akan mendengar suara garputala itu makin lama makin melemah dan
akhirnya tidak mendengar suara garputala lagi.
3. Pada saat garputala tidak mendengar suara garpu tala, maka penguji akan segera
memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui normal ketajaman
pendengarannya (pembanding).
4. Bagi pembanding dua kemungkinan dapat terjadi: akan mendengar suara, atau tidak
mendengar suara.
HASIL PEMERIKSAAN
Apabila dengungan penala yang telah dinyatakan berhenti oleh OP, juga tidak terdengar oleh
pemeriksa, maka hasil pemeriksaan mungkin SCHAWBACH NORMAL ATAU SCHWABACH
MEMANJANG. Untuk memastikan, dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Penala digetarkan, ujung tangkai penala mula – mula ditekankan ke prosesus
mastoideus pemeriksa sampai tidak terdengar lagi dengungan
b. Kemudian, ujung tangkai penala seger aditekankan ke prosesus mastoideus OP
c. Bila dengungan masih dapat didengar oleh OP, hasil pemeriksaan ialah CHL
SCHWABACH MEMANJANG (BC penderita lebih panjang dari BC pemeriksa).
d. Bila dengungan setelah dinyatakan berhenti oleh pemeriksa, huga tidak dapat
didengar oleh OP maka hasil pemeriksaan ialah SCHWABACH NORMAL (BC penderita
= BC pemeriksa)
e. Tujuan peneriksaan pendengarann dengan penala adalah : untuk membedakan jenis
tuli pada pasien, yaitu :
a. Tuli syaraf (tuli perseptif)/sensorineural hearing loss (SNHL)
b. Tuli hantaran (tuli konduktif)/conductive hearing loss (CHL)

Tes WEBER
Tes weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.

Prinsip Test Weber


Pada keadaan patologis pada meatus acusticus eksterna (MAE) atau cavum timpani misalnya
otitis media purulenta pada telinga kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum
timpani ini akan bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah kanan.

Tujuan Test Weber


1. Bertujuan untuk membandingan kekerasan BC antara telinga kanan dan kiri.
2. Getarkan penala yang berfrekuensi 512 seperti pada butir sebelumnya
3. Tekanlah ujung penala pada dahi OP di garis median
4. Tanyakan kepada OP, apakah ia mendengar dengungan bunyi penala sama kuat di
kedua telinganya atau terjadi lateralisasi, yaitu peristiwa terdengarnya dengungan
penala lebih kuar pada salah satu telinga. Bila dengungan lebih kuat terdengar di
telinga kiri, disebut terjadi lateralisasi ke kiri. Demikian pula jika terjadi penguatan di
telinga kanan, berarti terjadi laterarisasi ke kiri. Bila terjadi laterarisasi berarti tidak
normal.

Prosedur kerja
1. Cara kita melakukan Test Weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu
tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis horisontal.
2. Tanyakan ke pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Jika
telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi
lateralisasi ke sisi telinga tersebut.
3. Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar
maka berarti tidak ada lateralisasi.
4. Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak, sehingga akan
terdengar di seluruh bagian kepala.

Hasil
Aural dextra/telinga kanan (AD), aural sinistra (AS)
1. AD = AS -- Normal AD/AS
2. AD lebih keras dari AS -- LATERALISASI KANAN – CHL AD/SNHL AS
3. AD lebih kecil dari AS -- LATERALISASI KIRI – CHL AS/SNHL AD
PROSEDUR PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL EKSTREMITAS
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti pratikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan
keterampilan dalam melakukan pemeriksaan pada muskuloskeletal.
2. Tujuan khusus
Setelah melakukan pratikum berikut mahasiswa mampu :
a. Melakukan pemeriksaan otot
b. Melakukan pemeriksaan tulang
c. Melakukan pemeriksaan tendon
d. Mengidentifikasi kelainan yang ditemukan saat pemeriksaan
Skala kekuatan otot :

skala Ciri –ciri


0 Paralisi total
1 Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
2 Ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat melawan gravitasi (hanya
geseran)
3 Bisa melawan gravitasi tetapi tidak dapat menahan/melawan tahanan
pemeriksaan.
4 Bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa tetapi kekuatannya
berkurang.
5 Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan maksimal

No Tindakan Nilai
0 1 2
1 Persiapan alat
1. Sarung tangan
2. Pengaris
3. Bulpen
4. Lembaran dokumentasi
2 Persiapan perawat :
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
3. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur

4 Minta klien untuk berdiri, amati sruktur rangka dan


perhatikan adanya kelainan dan deformitas
5 Amati adanya kontraktur dengan memintak klien untuk
menggerakkan persendian ekstremitas
6 Minta klien merentangkan kedua lengan kedepan, amati
dengan adanya tremor, ukuran otot (atropi, hipertrofi)
serta ukur lingkar ekstremitas (perbedaan >1cm di
anggap bermakna)
Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan otot
7 Sternokleidomastoideus: klien menegok ke salah satu
sisi dengan melawan tahanan tangan pemeriksa
8 Trapezius: letakkan kedua tangan pada bahu klien, minta
klien menaikkan bahu melawan tahanan tangan
pemeriksa
9 Deltoideus: minta klien mengangkat kedua lengan dan
melawan dorongan tangan pemeriksa ke arah bawah
10 Otot panggul: posisi klien terlentang dengan kedua
tungkai ekstensi, minta klien mengangkat salah satu
tungkai
11 Abduksi panggul: posisikan klien telentang dengan
kedua tungkai ekstensi, letakkan kedua tangan pada
permukaan lateral masing- masing lutut klien,
merengangkan kedua tungkai, melawan tahanan
pemeriksa
12 Aduksi panggul: posisikan klien telentang dengan kedua
tungkai ekstensi, letakkan kedua tangan diantara kedua
lutut klien, minta klien dengan menerapkan kedua
tungkai melawan tahanan pemeriksa
Palpasi otot untuk memeriksa apakah ada kelainan
otot, kekuatan otot
13 Bisep: minta klien meretangkan kedua lengan dan
mencoba menekuknya, pemeriksan menahan lengan
agar tetap ekstensi
14 Trisep: minta klien menekuk kedua lengan dan mencoba
merentangkannya melawan usaha pemeriksa untuk
membuat lengan klien tetap fleksi
15 Otot pergelangan tangan dan jari-jari: minta klien
meregangkan kelima jari dan melawan usaha pemeriksa
untuk mengumpulkan ke lima jari
16 Kekuatan gemgaman: minta klien megemgamkan jari
telunjuk dan jari tengah pemeriksa, tarik kedua jari dari
gemgaman klien
17 Hamstring: posisikan klien telentan, kedua lutut ditekuk,
minta klien meluruskan tungkai melawan tahanan
pemeriksa
18 Kuadrisep: posisikan telentang, lutut setengah ekstensi,
klien menahan usaha pemeriksa untuk memfleksikan
lutut
19 Otot mata kaki dan kaki: minta klien melawan usaha
pemeriksa untuk mendorsofleksikan kakinya dan kembali
melawan usaha pemeriksa untuk memfleksikan kakinya
20 Palpasi tulang ekstremitas dan setiap persendian untuk
menemukan area yang mengalami edema atau nyeri
tekan, bengkak, grevitasi dan nodul
21 Rapikan alat dan klien
22 Dokumentasikan hasil pemeriksaan
TOTAL : …………..
Nilai= 1x (jml nilai 1+2x (jml nilai2) = ...... x100 =...... ...../...../.....
2x (jml nilai 1 + jml nilai 2) Fasilitator
................

Anda mungkin juga menyukai