Anda di halaman 1dari 18

1.

9 Teorema Dasar Kalkulus

Tokoh penting dalam sejarah kalkulus Isaac Newton dan Gottfried Leibniz secara
bersamaan tetapi saling bebas telah berhasil memanfaatkan hubungan erat antara
anti turunan dengan integral tentu, hubungan tersebut memungkinkan kita dapat
menghitung nilai integral tentu dengan mudah tanpa harus menggunakan jumlah
Riemann. Hubungan tersebut dinyatakan dalam teorema yang sangat penting
sehingga disebut Teorema Dasar Kalkulus Pertama.

Teorema 1.7 (Teorema Dasar Kalkulus Pertama)

Andaikan f kontinu pada selang [ , ] dan andaikan F sembarang anti


turunan dari f pada [ , ] maka

= −

Bukti:
Partisikan selang [a,b] menjadi n selang bagian dengan titik-titik bagi
= < < < <⋯< < <⋯< = , maka
− = − + − +⋯+ −

= −

Menurut Teorema Nilai Rata-rata untuk Turunan yang diterapkan untuk fungsi F
pada selang [ , ], diperoleh
− = − = .∆
Sehingga untuk ∈[ , ]

− = .∆
Jadi

− = lim [ − ] = lim .∆ =
|(|→ |(|→

Untuk menyederhanakan penulisan − selanjutnya diperkenalkan


lambang baru. Kita tuliskan

− =[ ] atau − = |
Jadi

=[ ] = −

atau

= | = −

Contoh
+
1 +
1. +1 =, + .
3

1 1
= / 4 + 41 − / 0 + 01
3 3
1
= 25
3
6
2 1 6
2. √ − =, √ + .
3 2

2 1 2 1
= / . 9√9 + 9 1 − / . 1√1 + . 1 1
3 2 3 2
81 2 1
= /18 + 1−/ + 1
2 3 2
1
= 57
3
Perhatikan bahwa Teorema Dasar Kalkulus di atas juga dapat disajikan sebagai

=, .
Ini berarti untuk menghitung : kita dapat menghitung :
terlebih dahulu, tentunya dengan berbagai cara termasuk teknik subsitusi atau
aturan pangkat.

Contoh

1. Hitung −2 @

Penyelesaian

ABCB D. Mencari −2 @
Jerlebih dahulu,

dengan teknik subsitusi variabel baru


Misal: −2=Q
→3 = Q
1
→ = Q
3
Sehingga

−2 @
= −2 @

1
= Q@ Q
3
1 1 S
= . Q +T
3 6
1
= −2 S
+T
18
Berdasarkan Teorema Dasar Kalkulus, diperoleh
1
−2 @
=, −2 S
+ T.
18
1 1
=/ 1 −2 S
+ T1 − / 0 −2 S
+ T1
18 18
63
=−
18

Perhatikan berdasarkan contoh di atas, konstanta sembarang c selalu tercoret


habis, oleh karena itu pada Teorema Dasar Kalkulus kita boleh memilih c=0.
Cara 2. Anti turunan diperoleh dengan aturan pangkat yang diperumum
1 1
Karena −2 @
= −2 @
.3 = −2 S
+T
3 18
1
Maka −2 @
=, − 2 S.
18
1 1
=/ 1 − 2 S1 − / 0 − 2 S1
18 18
63
=−
18
Perhitungan dapat dilakukan secara langsung, sebagai berikut
1
−2 @
= − 2 @. 3
3
1 1
=, . − 2 S.
3 6
1
=, − 2 S.
18
1 1 63
=/ 1 − 2 S1 − / 0 − 2 S1 = −
18 18 18
Cara 3. Anti turunan diperoleh dengan teknik subsitusi tanpa variabel baru
Karena
1 1
−2 @
= −2 @
− 2 , VW = −2
3 3
1
= −2 S
+T
18
1
Maka −2 @
=, − 2 S.
18
1 1
=/ 1 − 2 S1 − / 0 − 2 S1
18 18
63
=−
18
Perhitungan dapat dilakukan secara langsung, sebagai berikut
1
−2 @
= −2 @
−2
3
1 1
=, . − 2 S.
3 6
1
=, − 2 S.
18
1 1
=/ 1 − 2 S1 − / 0 − 2 S1
18 18
63
=−
18
X

2. Hitung sin cos

Z[\][^[_`a`\
Cara1. Akan dihitung : sin cos terlebih dahulu menggunakan
subsitusi dengan variabel baru.
Misal sin = Q
→ sin = Q
→ cos = Q
1 1
Maka sin cos = Q Q = Q + T = sin +T
3 3
X X
1
Jadi sin cos = , sin .
3
1 d 1
= sin c e − sin 0
3 2 3
1
=
3
Cara 2.
X X

sin cos = sin cos

X
1
= , sin .
3
X
= csin e − sin 0
1
=
3
Cara 3.
X X

sin cos = sin cos

X
1
= , sin .
3
1 d 1
= sin c e − sin 0
3 2 3
1
=
3

Teorema 1.8 (Kelinieran Integral Tentu)

Andaikan fungsi f dan g terintegralkan pada [ , ] dan k konstanta, maka


f , +g h − g juga terintegralkan dan

i f =f

ii [ +g ] = + g

iii [ −g ] = − g

ii) dan iii) dapat diperluas untuk sejumlah terhingga fungsi yang terintegralkan
pada [ , ]

Bukti Teorema 1.8.ii


h

[ +g ] = jik [ li + g li ] ∆ i
|(|→
i=1
h h

= jik m li ∆ i + g li ∆ in
|(|→
i=1 i=1
h h

= jik l i ∆ i + jik g li ∆ i
|(|→ |(|→
i=1 i=1
= + g

Bukti teorema lain diserahkan kepada pembaca.

Contoh

1. Hitung o + p − 1q

Penyelesaian

o + p − 1q = + p −1

1 1
=, +
. + − 1 .2
4 2
1 1 1
= / 2+ − 1+ 1 + , −1 p − 1.
4 4 3
1 1 1
= /4 − 1 ,/ 3√31 − / 0√01.
4 3 3
3
= 3 + √3
4
X

2. Hitung − Vih
X

Penyelesaian
X X X X
1 X
− Vih = − sin =, . − [− cos ]
2
1 d 1 d
= , c e − 0 . − oc−cos c ee − −cos 0 q
2 2 2 2
d
= − 1 ≈ −0,61
8

Teorema 1.9 (Penggantian Dalam Integral Tentu)

Andaikan fungsi g mempunyai turunan kontinu pada selang [ , ] dan


andaikan f kontinu pada daerah nilai dari g, maka

u
sg t.g = Q Q
u
Bukti.
Andaikan F adalah anti turunan dari f maka menurut Teorema Dasar Kalkulus
u
Q=[ Q ]u
u
Q = sg t− g
u

Menurut aturan rantai untuk anti turunan

sg t.g = sg t+T

menurut Teorema Dasar Kalkulus

sg t.g =[ g ] = sg t− g

Selanjutnya teorema ini disebut teknik subsitusi dengan variabel baru untuk
integral tentu.

Contoh

1. Hitung 4 −1 @

Misal 4 − 1 = Q = 0 → Q = 4. 0 − 1 = −D
→ 12 = Q = 1 → Q = 4. 1 − 1 = v
1
→ = Q
12

Jadi 4 −1 @
= 4 −1 @
.

v
1
= Q@ . Q
D 12
1
= Q@ Q
12

1 QS
= w x
12 6

3S − 1
= ≈ 10,1
72
X
S sin
2. Hitung
TyV

Misal cos = Q = 0 → Q = cos 0 = D


d d D
→ − sin = Q = → Q = TyV = √v
6 6 z
→ sin =− Q
X D
S sin z√
v
1
Jadi = . − Q
TyV D Q

= − Q Q

1 √
= , .
2Q

2 1
= −
3 2
1
=
6

Sifat-sifat integral tentu lebih lanjut

Y Dimotivasi oleh masalah luas daerah,


f
jika daerah { = { ∪ { maka

R1 R2 luas daerah tersebut

a b c x } { =} { ∪{ =} { +} { .

Ternyata integral tentu juga memenuhi sifat tersebut.

Teorema 1.10 (Penambahan Selang)

Jika fungsi f terintegralkan pada selang yang memuat titik-titik a,b, dan c,
maka

~ ~
= +

Bagaimanapun urutan dari a,b, dan c

Bukti
Jika fungsi f terintegralkan pada selang [ , T] dan < < T . Andaikan kita
partisikan selang [ , T] menjadi n selang bagian dengan titik-titik bagi
= < < <⋯< • = <⋯< = T (titik • = sebagai salah satu
titik partisi) maka
h k h

li ∆ i = li ∆ i + li ∆ i
i=1 i=1 i=k+1
h k h
~
= jik li ∆ i = jik m li ∆ i + li ∆ in
|(|→ |(|→
i=1 i=1 i=k+1
k h

= jik l i ∆ i + jik li ∆ i
|(|→ |(|→
i=1 i=k+1
~
= +

Contoh
@ @
= +

Tetapi benar juga bila kita menulis sebagai


@ € @
= +

Agar kita yakin tentang kebenarannya, silahkan anda buktikan dengan cara
menghitung nilai kedua ruas inregral tentu di atas.

Peninjauan terhadap perbandingan luas dari dua daerah seperti gambar di bawah
memicu teorema perbandingan integral berikut.

Y y=g(x)
Andaikan R2 adalah daerah dibawah
R1 kurva y=g(x) di atas [ , ] dan R1
adalah daerah dibawah kurva y=f(x)
di atas [ , ]
R2 y= f(x)

a b X
Teorema 1.11 (Perbandingan)

Jika fungsi f dan g terintegralkan pada selang [ , ] dan jika ≤g

untuk semua x dalam selang [ , ], maka

≤ g

Bukti
Jika fungsi-fungsi f dan g terintegralkan pada selang [ , ]. Partisikan selang
[ , ] menjadi n selang bagian dengan titik-titik bagi
= < < <⋯< < <⋯< = T dan andaikan untuk setiap i,
titik ̅ adalah titik contoh dari [ , ] , maka
̅ ≤ ̅
li ∆ i ≤ g li ∆ i
h h

li ∆ i ≤ g li ∆ i
i=1 i=1
k h

jik li ∆ i ≤ jik g li ∆ i
|(|→ |(|→
i=1 i=k+1

≤ g

Teorema 1.12 (Keterbatasan)

Jika fungsi f terintegralkan pada selang [ , ] dan jika k ≤ ≤ƒ

untuk semua x dalam selang [ , ], maka

k − ≤ ≤ƒ −

Bukti
Andaian fungsi-fungsi f, g dan h terintegralkan dan ℎ ≤ ≤g pada
selang [ , ], maka menurut Teorema 1.11

ℎ ≤ ≤ g
Sekarang andaikan ℎ = k dan g = ƒ maka diperoleh

k ≤ ≤ ƒ

→ [k ] ≤ ≤ [ƒ ]

→ k − ≤ ≤ƒ −

Teorema berikut merupakan yang penting maka sering disebut juga Teorema
Dasar Kalkulus Kedua.
y Andaikan fungsi f terintegralkan pada
selang [ , ] dan andaikan x titik
sembarang dalam [ , ]. Maka untuk
y=f(t)

… …
: setiap nilai x , : J J adalah
bilangan tunggal.
a x t

Dengan demikian † =: J J adalah suatu fungsi dengan daerah asal

[ , ]. Bentuk : J J kita sebut juga integral dengan batas atas peubah.

Teorema 1.13 (Pendiferensialan Integral Tentu)

Andaikan fungsi f kontinu pada selang [ , ] dan andaikan x sebuah (peubah)


titik dalam [ , ]. Maka


w J Jx =

Bukti

Jika † = J J maka menurut teorema penambahan selang

…ˆ‰ … …ˆ‰
† +ℎ −† = J J− J J= J J

Andaikan m dan M adalah nilai minimum dan maksimum f pada [ , + ℎ],


maka menurut teorema keterbatasan integral
…ˆ‰
kℎ ≤ J J ≤ ƒℎ

atau
kℎ ≤ † +ℎ −† ≤ ƒℎ
‹ …ˆ‰ ‹ …
Bila ℎ > 0 maka k≤ ≤ƒ

‹ …ˆ‰ ‹ …
Bila ℎ < 0 k≤ ≤ƒ

maka

Karena f kontinu pada maka bila ℎ → 0 haruslah m dan M keduanya mendekati


. Dengan teorema apit diperoleh
† +ℎ −†
† = lim =
‰→ ℎ

Contoh

1. Carilah w J + 1 Jx

Penyelesaian
Cara 1. Dengan cara menghitung integral tentunya terlebih dahulu.

1 + …
1
J + 1 J = , J + J. = +
+ −6
4 4

1
Jadi w J + 1 Jx = , +
+ − 6. = +1
4

Cara 2. Dengan Teorema 1.13



w J + 1 Jx = +1


2. Carilah w pJ − J Jx

Penyelesaian. Kita akan mengalami kesulitan menggunakan cara 1, tetapi


sangat mudah dengan cara 2. Yakni

w pJ − J Jx = p −
Teorema 1.14 (Teorema Nilai Rata-rata Integral)

Andaikan fungsi f kontinu pada selang [ , ] maka terdapat suatu bilangan


T ∈ [ , ] sedemikian hingga

J J= T −

Bukti

Andaikan ≤ ≤ dan † = J J
Maka menurut teorema nilai rata-rata untuk turunan ada nilai T ∈ [ , ] sehingga
† −† =† T −
atau
J J− J J=† T −

Menurut Teorema 1.13 maka

J J−0= T −
atau
: J J
T =


:‘ Ž • ’•
Bilangan disebut nilai rata-rata integral dari f pada [ , ]

Teorema 1.15 (Teorema Simetri)

Jika f fungsi genap yakni − = maka

=2

Jika f fungsi ganjil yakni − =− maka

=0
Bukti.
Menurut teorema penambahan selang

= +

Untuk fungsi genap − = , dengan memisalkan – = Q maka

= − =− Q Q= Q Q=

Sehingga

= + =2

Untuk fungsi ganjil − =− , dengan memisalkan – = Q maka

=− − = Q Q=− Q Q=−

Sehingga

=− + =0

Contoh

1. Hitunglah

Penyelesaian: Perhatikan bahwa = adalah fungsi genap


Cara 1. Dihitung dengan teorema simetri
1
=2 = 2, . = 2 9 − 0 = 18
3
Cara 2. Dihitung tidak menggunakan teorema simetri

1
= =, . = 9 − −9 = 18
3
X
2. Hitunglah sin
X

Penyelesaian: Perhatikan bahwa = Vih adalah fungsi ganjil

Cara 1. Dihitung dengan teorema simetri


X
sin =0
X

Cara 2. Dihitung tanpa menggunakan teorema simetri


X
sin = [−TyV ]X X = [− −1 ]— [− −1 ] = 0
X

Teorema 1.16 (Integral Tentu Fungsi Perodik)

Jika f fungsi periodik dengan periode p yakni +• = maka

ˆ–
=
ˆ–

Bukti
Pada ruas kiri diandaikan − • = Q sehingga = Q + • dan = Q,
maka
ˆ–
= Q+• Q= Q Q=
ˆ–

Latihan 1.5

Hitung integral berikut, bila mungkin hitung menggunakan lebih dari satu cara.

1. @
2.

˜
1
3. √ 4.

+

5. 5 +3 6. +2 −1

7. 9−2 8. 3 −2

9. +1 10. +1 +3 +4


11. −1 4 −8 @
12. 5−4


13. p4 − 14. 6 p

+1

1 1
15. 16.
√3 + 1 √5 − 2

+
1
17. 18.
√1 + √ 1+√

+
√ +3 @
19. 2 −1 20.

1 1
21. 22. /1 + 1 / 1 J
9− √9 − J J

X X
S
23. TyV 3J sin 3J J 24. sin 3
X
S

X X
25. sin cos J sin J J 26. cos J √sin J J

X X
+
27. VWT J J h J J 28. sin 2 cos 2
X X
+

X
29. sin cos 30.
+
cot 2J TVT 2J J

Andaikan =3 , = 5, g = −1 , dan g =4

Maka hitunglah integral berikut


31. 32. [ + 3g ]

33. [ −g ] 34 [2 +g − 3]

35. + 36 g + g

Carilah † dari fungsi berikut


… …
37. † = 3J + 5 J 38. † = pJ − 1 J

…™ @
39. † = 2 − J+ J 40. † = tan J J

š›œ … …™
41. † = 2J + J J 42. † = √sin J J
œ•ž … …

Gunakan teorema simetri untuk menghitung integral berikut


X
43. sin + cos 44. +
X

45. + + +1 46. | |+

Gunakan keperiodikan untuk menghitung integral berikut


X ˆX
47. |cos | 48. sin

Anda mungkin juga menyukai