DINAS KESEHATAN
Alamat: Kompleks perkantoran PEMKAB MINUT Telp : 0431-891167
Email : Dinkesminut@qmail.com Airmadidi 95375
Permasalahan stunting tidak bisa hanya diselesaikan melalui program gizi saja, tapi harus
terintegrasi dengan program lainnya. Kompleksnya masalah stunting dan banyaknya stakeholder
yang terkait dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif memerlukan pelaksanaan yang dilakukan secara
terkoordinir dan terpadu kepada sasaran prioritas.
Penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif secara konvergen dilakukan dengan
mengintegrasikan dan menyelaraskan berbagai sumber daya untuk mencapai tujuan pencegahan
stunting. Dalam pelaksanaannya, upaya konvergensi percepatan pencegahan stunting dilakukan
mulai dari tahap perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.
Ada 8 (delapan) tahapan aksi konvergensi percepatan pencegahan stunting :
Aksi #1 Melakukan identifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan kendala
dalam pelaksanaan integrasi intervensi gizi.
Aksi #2 Menyusun rencana kegiatan untuk meningkatkan pelaksanaan integrasi intervensi
gizi.
Aksi #3 Menyelenggarakan rembuk stunting tingkat kabupaten/kota.
Aksi #4 Memberikan kepastian hukum bagi desa untuk menjalankan peran dan
kewenangan desa dalam intervensi gizi terintegrasi.
Aksi #5 Memastikan tersedianya dan berfungsinya kader yang membantu pemerintah
desa dalam pelaksanaan intervensi gizi terintegrasi di tingkat desa.
Aksi #6 Meningkatkan sistem pengelolaan data stunting dan cakupan intervensi di tingkat
kabupaten/kota.
Aksi #7 Melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak balita dan
publikasi angka stunting kabupaten/kota.
Aksi #8 Melakukan review kinerja pelaksanaan program dan kegiatan terkait penurunan
stunting selama satu tahun terakhir.
2. WAKTU PELAKSANAAN
2 (Dua) hari, 2 – 3 Juni tahun 2022
Target perbaikan gizi di Indonesia yang direkomendasikan untuk dicapai pada tahun 2024
adalah indicator stunting, wasting, dan overweight pada anak balita, anemia pada ibu hamil dan
remaja putri, berat badan lahir rendah, serta pemberian ASI eksklusif pada bayi.
Dalam upaya penurunan stunting, Pemerintah telah menetapkan Strategi Nasional
Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) yang bertujuan untuk mempercepat
penurunan Stunting dalam kerangka kebijakan dan institusi yang ada. Terdapat 5 (lima) pilar dalam
strategi nasional tersebut, yaitu: 1) komitmen dan visi kepemimpinan; 2) Kampanye nasional dan
komunikasi perubahan perilaku; 3) Konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah,
dan desa; 4) Gizi dan ketahanan pangan; dan 5) Pemantauan dan evaluasi. Strategi ini
diselenggarakan di semua tingkatan pemerintah dengan melibatkan berbagai institusi pemerintah
yang terkait maupun pihak non pemerintah seperti swasta, masyarakat, dan komunitas.
Pilar ke-3 yaitu Konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah, dan
desa serta peran para pihak yang bertujuan untuk memperkuat konvergensi melalui koordinasi dan
konsolidasi program dan kegiatan pusat, daerah, dan desa serta para pihak . Oleh karena itu, sangat
diperlukan koordinasi dan Kerjasama dari berbagai OPD untuk bersama-sama menurunkan stunting
di Indonesia terutama di Kab. Minahasa Utara. Untuk Minahasa Utara sendiri mendapat anggaran
dana BOK tahun 2022 khusus untuk perbaikan gizi seperti stunting, wasting, anemia pada ibu hamil
dan remaja, berat badan lahir rendah, serta pemberian ASI eksklusif pada bayi.
5. PENUTUP
Demikian Laporan hasil perjalanan dinas sebagai laporan kepada Sekretaris Daerah Kab.
Minahasa Utara, apabila terdapat kekurangan dan atau kesalahan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Dibuat di : Airmadidi
Pada Tanggal : 3 Juni 2022.
Pelaksana SPPD
1. dr. Stella Safitri, M.Kes …………