Anda di halaman 1dari 12

MASALAH ETIK KEPERAWATAN

Kasus 1 Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dengan keluhan sakit tenggorokan, demam dan sulit menelan. Menurut keterangan keluarga kondisi tersebut sering berulang dalam satu tahun bisa 34 kali mengalami kekambuhan. Berdasarkan penjelasan tersebut dokter menyarankan agar anak tersebut dilakukan tindakan operasi pengangkatan tonsil. Keluarga menyetujui akan rencana tindakan keperawatan tersebut. Pada kasus 1 prinsip etik yang harus dimiliki perawat adalah: Menepati janji (fidelity) Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan. Pada kasus tersebut keluarga telah setuju akan tindakan operasi dengan tujuan agar anggota keluarganya sembuh. Sehingga tugas perawat yaitu sesuai dengan kewajiban sebagai seorang perawat yaitu memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

Kasus 2 Seorang anak perempuan usia 12 tahun dengan keluhan kesulitan menelan kecuali cairan (disfagia) dan nyeri setempat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan pada palatum mole. Dokter memberikan antobiotik selama 5 hari dan apabila abses tidak menghilang maka akan direncanakan untuk dilakukan insisi. Selanjutnya dokter menyarankan untuk mengangkat tonsil guna mencegah kekambuhan. Keluarga sulit menerima saran dokter untuk dilakukan pengangkatan tonsil karena masalah biaya. Dokter dan perawat menghargai keputusan keluarga.

Pada kasus 2 prinsip etik yang harus dimiliki perawat yaitu: Kejujuran (Veracity) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa doctors knows best sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya. Pada kasus tersebut perawat harus menyampaikan dengan jujur tindakan pengangkatan tonsil kepada keluarga sesuai dengan saran dokter. Otonomi (Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. Pada kasus tersebut keluarga tidak menyetujui dengan dilakukannya tindakan pengangkatan tonsil, sehingga perawat dan dokter harus menghargai keputusan yang diambil oleh keluarga pasien.

Kasus 3 Seorang laki berusia 45 tahun bekerja sebagai seorang penceramah dan perokok berat datang dengan keluhan suara serak dan terkadang tidak dapat mengualrkan suara. Pasien mengatakan mempuanyai riwayat sinusitis kronis. Pasien mendapatkan terapi antibiotika dan dianjurkan untuk istirahat dan membatasi merokok. Pada kasus tersebut prinsip etik yang harus dimiliki seorang perawat yaitu: Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Pada kasus tersebut perawat telah melakukan tindakan yang sesuai dengan standar praktek keperawatan yaitu dengan memberikan terapi antibiotic.

SISTEM RESPIRASI
( Masalah Etik Keperawatan )

Oleh : F. ADITYA PRIHANTONO FAISAL AZHARI YOSEP HARI NUGROHO ZAKARIA WITRIYANTO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MITRA LAMPUNG PROGRAM SLTUDI KEPERAWATAN 2010

SISTEM RESPIRASI
( Manejemen Kasus )

Oleh : F. ADITYA PRIHANTONO FAISAL AZHARI YOSEP HARI NUGROHO ZAKARIA WITRIYANTO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MITRA LAMPUNG PROGRAM SLTUDI KEPERAWATAN 2010

MANAGEMEN KASUS

Kasus 1 Seorang anak laki-laki usia 6 tahun datang ke poli anak dengan keluahan hidung tersumbat, demam dan sakit kepala, serta nyeri otot sejak 2 hari yang lalu. Anak tersebut tampak lemah dan lelah (malaise.). 1. selesma/ commond cold 2.data pelengkap yang dibutuhkan - hidung tersumbat - demam dan sakit kepala - nyeri otot - lemah dan lelah (malaise) - sakit tenggorokan - sakit kepala - nafsu makan berkurang 3. diagnosa keperawatan a). Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi secret yang berlebih

4. rencana asuhan keperawatan a). Kaji frekuensi, kedalaman dan kualitas pernapasan serta pola pernapasan. b). Kaji tanda vital dan tingkat kesasdaran setaiap jam dan prn c). Berikan oksigen dalam bantuan ventilasi dan humidifier sesuai dengan pesanan d). Pantau dan catat gas-gas darah sesuai indikasi : kaji kecenderungan kenaikan PaCO2 atau kecendurungan penurunan PaO2

e). Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 1 jam f). Pertahankan tirah baring dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30 sampai 45 derajat untuk mengoptimalkan pernapasan

Kasus 4 Seorang perempun mahasiswa keperawatan usia 22 tahun datang kepoli penyakit dalam dengan keluhan sakit tenggorokan, sulit menelan dan merasa banyak lender ditenggorokan. Ketika dilakukan pemeriksaaan fisik didapatkan mukosa tenggorokan yang sngat merah. 1. faringitis 2. data pelengkap yang dibutuhkan - demam tinggi - sakit kepala - rasa nyeri diperut dan muntah-muntah - tenggorokan teras nyeri - amandel erwarna merah dan membengkak 3. diagnosa keperawatan 1). Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan 2). Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai dengan kesulitan dalam bernafas, 4. rencana asuhan keperawatan 1). Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan

a). pantau tanda-tanda vital Rasional: Untuk mengetahui keadaan umum klien secara menyeluruh b). ajarkan tekhnik relaksasi seperti nafas dalam Rasional: Meningkatkan relaksasi dan mengurangi nyeri c). kolaborasi dalam pemberian analgetik Rasional: Analgetik berfungsi untuk mengurangi nyeri d). catat indkator non verbal dan respon automatic terhadap nyeri, evaluasi efek analgesic Rasional: Alat menentukan adanya nyeri, kebutuhan terhadap keefektifan obat

2). Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental ditandai dengan kesulitan dalam bernafas, a). Identifikasi kualitas atau kedalaman nafas pasien rasional: Untuk mengetahui keadaan napas pasien b). Anjurkan untuk minum air hangat rasional: Untuk mencairkan sputum agar mudah dikeluarkan c). Ajari pasien untuk batuk efektif rasional: Untuk melegakan saluran pernapasan d). Kolaborasi untuk pemberian ekspektoran rasional: Untuk mengencerkan dahak

Kasus 5

Seorang anak laki-laki usia 10 tahun dengan keluhan sakit tenggorokan, demam dan sulit menelan. Menurut keterangan keluarga kondisi tersebut sering berulang dalam satu tahun bisa 34 kali mengalami kekambuhan. Berdasarkan penjelasan tersebut dokter menyarankan agar anak tersebut dilakukan tindakan operasi pengangkatan tonsil. Keluarga menyetujui akan rencana tindakan keperawatan tersebut. 1. tonsillitis 2. data pelengkap yang dibutuhkan - rasa gatal atau kering ditenggorokan - lesu - nyeri sendi - anoreksia - tonsil membengkak - suhu tubuh naik 3. diagnosa keperawatan - bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produksi secret berlebih - nyeri berhubungan dengan pembengkakan jaringn 4. rencana asuhan keperawatan 1) bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan prodksi secret berlebih a). kaji atau pantau frekuensi peernafasan Rasional: takipnea dapat ditemukan pada penerimaan atau selama adanya proses infeksi akut b). auskultasi bunyi nafas, cabit adanya bunyi nafas Rasional: adanya obstruksi jalan nafas/ tidak dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius

c). cata adanya dispnea, gelisah, ansiebis distress pernafasan, penggunaan oto bantu Rasional: disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan dirumah sakit d). kaji pasien untuk posisi yang nyaman Rasional: peninggian tempat tidur mempermudah fungsi pernafasn dengan menggunakan gravitasi 2). Nyeri berhubungan dengan pembengkakan jaringan a). berikan tindakan nyaman (pijitan punggung, perubahan posisi) dan aktifitas hiburan Rasional: meningkatkan relaksasi dan membantu pasien memfokskan perhatian pada sesuatu disamping diri b). dorong pasien untuk mengeluarkan saliva atau penghisap mulut dengan hati-hati bila tidak bisa menelan Rasional: menelan menyebabkan aktifitas otot yang dapat menimbulkan nyeri karena adanya edema/ regangan jahitan c). catat indkator non verbal dan respon automatic terhadap nyeri, evaluasi efek analgesic Rasional: Alat menentukan adanya nyeri, kebutuhan terhadap keefektifan obat d). anjurkan penggunaan perilaku managemen stress contoh: tekhnik relaksasi Rasional: mencegah kelelahan/ terlalu lelah dan dapat meningkatkan koping terhadap stress/ketidaknyamanan e). berikan irigasi oral, anestasi sprei dan kumur-kumur Rasional: memperbaiki kenyamanan, meningkatkan penyembuhan dan menurunkan bau mulut.

Kasus 6

Seorang anak perempuan usia 12 tahun dengan keluhan kesulitan menelan kecuali cairan (disfagia) dan nyeri setempat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan pada palatum mole. Dokter memberikan antobiotik selama 5 hari dan apabila abses tidak menghilang maka akan direncanakan untuk dilakukan insisi. Selanjutnya dokter menyarankan untuk mengangkat tonsil guna mencegah kekambuhan. 1. abses peritonsil 2. data pelengkap yang dibutuhkan - panas sub fibris - disfagia atau odinofagia - nyeri telinga - pembengkakan pada palatum mole - kesulitan menelan 3. diagnosa keperawatan 1). Hipertensi berhubungan dengan proses infeksi 2). Anorexia berhubungan dengan disfagia 4. Rencana asuhan keperawatan 1). Hipertensi berhubungan dengan proses infeksi a). Pantau tanda vital tiap 4 jam sekali rasional: Untuk mengetahui keadaan umum klien secara menyeluruh b). Kompres hangat pada pusat panas seperti aksila dan dahi Rasional: Untuk mengurangi panas

c). Catat dan laporkan pada dokter bila terjadi perubahan pada kondisi pasien Rasional: Untuk memudahkan perawat dan dokter melakukan rencana tindakan selanjutnya

d). Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti biotik dan anti piretik. Rasional: Anti biotik, dapat mencegah dan mengantisipasi terjadinya infeksi, anti piretik dapat memblok pusat panas sehingga panas dapat teratasi. 2). Anorexia berhubungan dengan disfagia a). Kaji penyebab gangguan tidur klien Rasional: Agar perawat mengetahui penyebab terjadinya gangguan tidur b). Ciptakan suasana yang tenang Rasional: Agar pasien tidur dengan nyaman c). Atur posisi klien yang nyaman Rasional: Agar pasien tidur dengan nyenyak d). Hindari melakukan tindakan saat klien tidur Rasionalisasi : Agar pasien tidur lebih lama.

Anda mungkin juga menyukai