Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi

Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

PERAN PUSKESMAS DALAM IDENTIFIKASI DINI PENYAKIT DIABETES


MELITUS PADA LANSIA

Treesia Sujana1, R.L.N.K Retno Triandhini2, Olvy A Sanggaria3


1,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Satya Wacana
2
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Kristen Satya Wacana
Email: treesia.sujana@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa
darah didalam tubuh yang disebabkan karena jumlah insulin yang kurang. DM banyak terjadi pada
kelompok lanjut usia (lansia) yang disebabkan faktor degeneratif. Angka kejadian DM pada lansia
cukup banyak terjadi oleh karena itu dibutuhkan identifikasi dini penyakit DM khususnya di
Puskesmas. Puskesmas berperan untuk mengenali tanda dan gejala DM melalui program-program yang
di jalankan Puskesmas sehingga peningkatan prevalensi DM pada lansia dapat di cegah. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat bagaimana peran tenaga kesehatan di Puskesmas dalam mengidentifikasi dini
penyakit DM pada lansia di Halmahera Utara Kecamatan Tobelo. Metode penelitian ini menggunakan
kualitatif deskriptif. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang yang ditentukan dengan
purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan wawancara, kemudian data diolah dengan
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mendapatkan empat tema
yaitu (1)peran tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada lansia, (2) program Puskesmas
pada lansia dengan DM (3) kendala dalam mengidentifikasi penyakit DM pada lansia dan (4)
pengalaman perawat dalam menangani penyakit DM pada lansia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
peran Puskesmas dalam mengidentifikasi dini penyakit Diabetes Melitus pada lansia sudah
terlaksanakan di Puskesmas Tobelo melalui perannya sebagai edukator, konsultan, dan kolabolator
dalam memberikan pelayanan.

Kata Kunci: DM, Lansia, Program Puskesmas

Diterima: 11 Januari 2019 Direview: 31 Januari 2019 Diterbitkan: 1 Februari 2019

ABSTRACT

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease characterized by increased blood glucose in the body
caused by the lack of insulin. DM occurs mostly in the elderly group caused by degenerative factors.
DM incidence rate in elderly is high enough there for e needed anearly identification of DM disease
specially at Public Medical Center (Puskesmas). Puskesmas role is to recognize signs and symptoms of
DM through programs of the Puskesmas thus the increasing of DM prevalence in the elderly group
can be prevented. This study aims to see how the role of health workers in Puskesmas in identifying
early DM disease in the elderly in North Halmahera Tobelo District. This research method uses
descriptive qualitative. Participants in this study amounted to 4 people determined by purposive
sampling. Data collection uses interviews, then data is processed by data reduction, data presentation,
and conclusion. The results obtained four themes, namely (1) the role of health workers in providing
services to the elderly, (2) Puskesmas programs in elderly with DM, (3) constraints in identifying DM
in the elderly and (4) the experience of nurses in dealing with DM in the elderly. The conclusion of this
study is the role of the Puskesmas in identifying early diabetes mellitus in the elderly has been carried
out at the Tobelo Community Health Center through its role as educator, consultant, and collaborator
in providing services.

Keywords: DM, Elderly, Puskesmas Program

1
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

PENDAHULUAN penyakit DM antara lain faktor obesitas


Penyakit Diabetes Melitus (DM) sebesar 53,6 %, aktifitas fisik yang rendah
merupakan penyakit metabolisme dengan sebesar 50,7%, kadar gula puasa yang
rentang waktu menahun atau kronik yang tinggi sebesar 75,4%. Selain faktor di atas
ditandai dengan meningkatnya glukosa penelitian lain menunjukan bahwa ada
darah didalam tubuh atau biasa disebut faktor usia, tingkat stres dan Faktor
hiperglikemi yang disebabkan karena genetik merupakan faktor yang
jumlah insulin yang kurang(1).Penyakit mempengaruhi terjadinya penyakit DM(5–
Diabetes melitus telah lama menjadi 7). Lansia merupakan suatu tahap
permasalahan kesehatan dan juga menjadi kehidupan yang sangat membutuhkan
penyebab kematian utama di dunia. dukungan dari orang terdekat atau
Menurut data IDF 2014 penderita penyakit keluarga karena, pada lanjut usia (lansia)
DM di dunia 382 juta orang, dan akan ada berbagai masalah kesehatan.
diperkirakan prevalensi DM akan terus Fatmah 2010, menyebutkan bahwa proses
meningkat pada tahun 2035 menjadi 592 menua akan menimbulkan perubahan
juta orang(2). Berdasarkan data dari fisiologis yang akan menyebabkan
Estmasi International Diabetes timbulnya beberapa masalah pada sistem
Federation (IDF) pada tahun 2012 negara tubuh(8).
Cina adalah negara yang jumlah penyakit Salah satu penyakit degeneratif
DM tertinggi di dunia yaitu penderita yang sering terjadi pada kaum lanjut usia
mencapai 92,3 juta jiwa dan tidak jauh (lansia) adalah penyakit diabetes melitus.
berbeda dengan negara India yang jumlah Lebih lanjut dijelaskan menurut Ali 2010,
penderita sebanyak 63 juta jiwa sedangkan komplikasi penyakit DM akan lebih cepat
negara Amerika Serikat sekitar 24,1 juta muncul.Masalah ini disebabkan karena
jiwa(3).SedangkanKemenkes RI tahun pada lansia sudah terjadi penurunan fungsi
2011, menjelaskan bahwa di Indonesia sistem organ tubuh yang membuat resiko
pada tahun 2000 penderita penyakit DM terjadinya komplikasi penyakit DM pada
sebanyak 8,4 juta jiwa dan akan lansia menjadi lebih besar.Misalnya
meningkat pada tahun 2030 menjadi 21,3 penyakit yang sering terjadi pada lansia
juta jiwa(4). yaitu penyakit katarak.Penyakit ini biasa
Penyebab terjadinya penyakit DM terjadi pada lansia akibat dari adanya
yaitu obesitas, aktifitas fisik yang rendah, pergeseran lensa mata yang tidak
meningkatnya kadar gula dalam tubuh, terhindarkan. Namun pada penderita
tingkat stres, faktor genetik, dan proses penyakit DM ini bisa muncul sekitar 10
menua atau lansia. Dari beberapa hasil tahun lebih awal dari pada non DM(9).
penelitian diantaranya penelitian Penyakit DM sering terjadi pada
Prasetyani 2017 kaum lanjut usia biasanya pada lansia
menunjukanbahwapresentase penyebab yang berumur lebih dari 60 tahun keatas.

2
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Angka penderita penyakit DM pada lansia dengan melaksanakan pembinaan dan


di indonesia berbeda-beda. Menurut data pelayanan kesehatan secara menyeluruh
Riskesdas2013, bahwa pada kelompok dan terpadu untuk masyarakat di suatu
usia 65-75 tahun yang menderita DM wilayah tertentu (13).
sebesar 3,4% dan pada kelompok usia 75 Program-program Puskesmas
tahun keatas sebesar 3,7% hal ini terkait dengan usia lanjut (lansia) untuk
menunjukan bahwa semakin bertambanya meningkatkan kesejahteraan lansia adalah
usia prevalensi penderita penyakitDM program posyandu lansia. Menurut
semakin meningkat dan menjadi masalah Ningsih 2014, Posyandu lansia merupakan
kesehatan yang sangat penting bagi salah satu program Puskesmas yang
lansia(10). Pada Provinsi Jawa Tengah sangat dibutuhkan kaum lansia sebagai
mengalami peningkatan prevalensi upaya untuk meningkatkan
penyakit DM pada tahun 2011-2012 kesehatanlansia(14).Menurut
sebesar 0,04% (11). Apabila dibandingkan Grahacendikia 2009, ada beberapa jenis
dengan data Riset Kesehatan pelayanan yang diberikan di Posyandu
DasarProvinsi Maluku Utaratahun 2014, lansia seperti pemeriksaan aktivitas
angka prevalensi penyakit DM pada lansia kegiatan sehari-hari, pemeriksaan status
lebih rendah 2,2%(12). Terlihat dari angka mental, pemeriksaan gizi, pemeriksaan
tersebut bahwa ternyata memang sudah hemoglobin, pengukuran tekanan darah,
cukup banyak lansia atau masyarakat kadar gula dan protein di dalam urin,
dengan usia pralansia yang kemudian pelayanan rujukan ke Puskesmas dan
teridentifikasi memiliki penyakit DM penyuluhan kesehatan (15).Selain
sehingga peran puskesmas sangat Posyandu lansia, di salah satu Kabupaten
dibutuhkan untuk mengenal tanda dan Kediri ada Puskesmas yang memiliki
gejala terjadinya DM pada lansia, program khusus lansia yaitu poli lansia.
sehingga DM pada lansia dapat di cegah. Poli lansia di Puskesmas Gurah buka pada
Sebagai wujud nyata pelayanan hari senin dan kamis, sasarannya adalah
sosial dan kesehatan pada kelompok usia pra usia 45-59 tahun dan usia lebih dari
lanjut, pemerintah telah merancangkan 60 tahun(16).
pelayanan kesehatan pada lansia melalui Prevalensi penyakit DM akan terus
beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan mengalami peningkatan berdasarkan hasil
lansia tingkat dasar adalah Puskesmas dan penelitian dari Taluta (2014),angka
pelayanan kesehatan tingkat lanjut adalah kejadian penyakit DM di Kabupaten
Rumah Sakit. Menurut Ilham Akhsan Halmahera Utara terkhususnya di
Ridlo tahun 2008, Puskesmas adalah suatu Kecamatan Tobelo paling banyak
unit organisasi yang bergerak dalam menderita penyakit DM di usia 51-60
bidang kesehatan dan mempunyai misi tahun sebesar 53,1%(17). Untuk itu peran
sebagai pusat pengembangan kesehatan Puskesmas sangat dibutuhkan, dalam hal
3
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi Volume 19 Nomor 1 Februari 2019
ini perlunya pelaksanaan Program – Huberman, penelitian kualitatif akan
program Puskesmas terkait dengan usia memunculkan data yang berwujud kata-
lanjut (lansia) untuk meningkatkan kata dan bukan rangkaian angka.
kesehatan dan kesejahteraan lansia berupa Analisadata terdiri dari tiga alur kegiatan
penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan yang terjadi secara bersamaan yaitu:
kepada lansia untuk mengetahui tanda dan reduksi data, penyajian data, dan
gejala penyakit DM sehingga pencegahan penarikan kesimpulan/ verifikasi(18).
penyakit DM dan pola hidup sehat dapat Penelitian ini di laksanakandi Puskesmas
diterapkan. Sesuai dengan pemaparan Tobelo pada bulan Februari sampai
permasalahan di paragraf-paragraf diatas dengan April 2018.
penelitian ini bertujuan untuk melihat
bagaimana peran tenaga kesehatan di HASIL
Puskesmas dalam mengidentifikasi dini Penelitian ini dilakukan pada bulan
penyakit DM pada lansia di Halmahera Juli 2018 di Puskesmas Tobelo. Partisipan
Utara Kecamatan Tobelo. yang terlibat dalam penelitian ini
berjumlah empat orang yang semuanya
METODE PENELITIAN merupakan tenaga kesehatan pada
Penelitian yang di lakukan peneliti Puskesmas Tobelo dan memenuhi kriteria
menggunakan metode Kualitatif yang telah ditentukan. Karakteristik
deskriptif. Proses pengambilan data akan partisipan dapat dilihat pada tabel 1.
dilakukan dengan wawancara semi Berdasarkan hasil analis data
terstruktur. Sample diambil dengan terhadap pengumpulan data yang telah
purposive sampling. Kriteria partisipan dilakukan dengan partisipan didapatkan 4
dalam penelitian ini adalah memiliki latar Tema yaitu, Peran tenaga kesehatan dalam
belakang pendidikan kesehatan, bekerja di memberikan pelayanan pada lansia yaitu
Puskesmas minimal dua tahun, memiliki peran sebagai konsultan, edukator dan
pengalaman mengelolaprogram lansia di kolaborasi, Terdapat 2 jenis Program yang
Puskesmas minimal satu tahun, dan dijalankan Puskesmas pada lansia dengan
mampu berkomunikasi dengan baik. Diabetes Melitus adalah
Sebelum partisipan di pilih peneliti akan programidentifikasi Diabetes Melitus dan
menginformasikan penelitian melalui Program intervensi. Kendala dalam
lembar informasi yang berisi penjelasan mengidentifikasi penyakit DM pada lansia
penelitian terutama tujuan dan cara yaitu jarak rumah dengan Puskesmas jauh,
pengambilan data. Teknik analisa data lansia lupa untuk kontrol dan stik habis
yang digunakan dalam penelitian ini saat melakukan pemeriksaan, Pengalaman
adalah model teori Miles dan perawat dalam menangani penyakit DM
Huberman.Dimana menurut Miles dan adalah membersihkan luka, membuat
rujukan ke RS dan penyuluhan.

4
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Tabel 1. Karakteristik Partisipan

Kode Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Lama Bekerja


P1 Perempuan 33 Tahun Bidan 4 Tahun
P2 Laki-laki 28 Tahun Perawat 3 Tahun
P3 Perempuan 30 Tahun Perawat 3 Tahun
P4 Perempuan 30 Tahun Perawat 4 Tahun

Skema 1. Deskripsi Analisa Data

Kata kunci Kategori Sub Tema Tema

Pemberian edukasi oleh Pemberian edukasi terkait penanganan penyakit DM pada lansia
perawat pada lansia untuk
menjaga pola makan dan Peran tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada lansia yaitu pera
sering melakukan kontrol Peran tenaga
kesehatan dalam
memberikan
Kerjasama antara tenaga Kolaborasi oleh tenaga pelayanan pada
kesehatan dalam memberikan kesehatan dalam menangani lansia yaitu
pelayanan kesehatan lansia dengan penyakit DM peran sebagai
konsultan,
Kolaborasi oleh tenaga kesehatan dalam menangani lansia dengan penyakitedukator
DM dan
kolaborasi
Memberikan informasi,
bekerja sama dan sebagai
tempat konsultasi lansia Program yang dijalankan Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien DM pada

Cara Puskesmas Cara Puskesmas untuk Terdapat 2 jenis Programnya yang dij
mengidentifikasi dini yaitu mengidentifikasi pasien DM
memberikan penyuluhan pada lansia di masyarakat
dan melakukan yaitu memberikan
penyuluhan dan melakukan
pemeriksaan
Programyang dijalankan Puskesmas pada lansia dengan DM adalah program kunjungan rumah (homecare) yang dila
Programnya yaitu
Programnya yang dijalankan Puskesmas pada lansia dengan DM adalah p
kunjungan rumah
(homecare) yang
dijalankan 1 bulan sekali

Programnya yang dijalankan puskesmas pada lansia dengan DM adalah pemberian penyuluhan dan senam lansia
Programnya yaitu
kunjungan rumah
(homecare), senam lansia

Kendala dalam mengidentifikasi penyakit DM tipe yaitu jarak rumah dengan Puskesmas jauh dan lansia lupa untuk
Hambatannya yaitu lansia Kendala dalam mengidentifikasi penyakit DM pada lansia yaitu jarak rum
jarang ke Puskesmas Kendala dalam
karena jarak rumah mengidentifikas
dengan Puskesmas jauh i penyakit DM
dan lansia lupa untuk pada lansia
kontrol yaitu jarak
rumah dengan
Puskesmas jauh,
Kendala dalam lansia lupa
Hambatannya yaitu sti habis mengidentifikasi penyakit DM
untuk kontrol
saat melakukan pemeriksaan tipe yaitu stik habis saat
melakukan pemeriksaan dan stik habis
saat melakukan
pemeriksaan

5
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Pengalaman perawat Pengalaman Pengalaman


Pengalaman dalam dalam menangani perawat dalam perawat dalam
menangani penyakit DM penyakit DM adalah menangani menangani
adalah membersihkan luka, membersihkan luka, penyakit adalah penyakit adalah
membuat rujukan ke RS dan membuat rujukan ke RS membersihkan membersihkan
penyuluhan dan penyuluhan luka, membuat luka, membuat
rujukan ke RS dan rujukan ke RS dan

ANALISA DATA lansia yaitu memberikan penyuluhan dan


Tema1.Peran tenaga kesehatan dalam melakukan pemeriksaan dan program
memberikan pelayanan pada lansia. kunjungan rumah yang dilakukan 1 bulan
Dari hasil penelitian yang di peroleh sekali, pemberian penyuluhan dan senam
partisipan mengatakan peran tenaga lansia. Sebagaimana yang di ungkapkan
kesehatan dalam memberikan pelayanan oleh partisipan yaitu:
pada lansia yaitu peran sebagai konsultan, “Torang kase penyuluhan kepada lansia
edukator dan kolaborator. Sebagaimana deng juga toranglakukanpemeriksaan
yang di ungkapkan oleh beberapa kaya tensi, prikasa Gula darah, kolestrol,
partisipan yaitu: asam urat”(Q5P1A1).
“kalau untuk lansia itu kebanyakan “program kunjungan rumah ini
perawat dorang ada kasih edukasih pada setiap bulan sekali, kemudian
lansia contohnya jaga pola makan, dang pemeriksaan yang torang lakukan itu ada
sering ba kontrol di Puskesmas” senam lansia, periksa gula, pantau obat
(Q7P1A1) yang torang kasih, terus dorang pe pola
“dokter, bidan deng perawat saling makan”(Q6P3A1).
bekerja sama dalam memberikan Tema 3. Kendala dalam
pelayanan kesehatan”(Q7P2A1) mengidentifikasi penyakit Diabetes
“oh dokter, bidan deng perawat berperan Melitus pada lansia
sebagai pemberi informasih, sebagai Dari hasil penelitian yang diperoleh
tempat konsultasi lansia deng dorang partisipan mengatakan Hambatan yang di
bekerja sama dalam menangani lansia dapatkan dalam mengidentifikasi dini
yang di masyarakta maupun yang datang penyakit DM pada lansia yaitu jarak
diPuskesmas”(Q7P3A1) rumah dengan Puskesmas yang jauh,
Tema 2. Program Puskesmas pada lansia lupa untuk kontrol dan ketika
lansia dengan Diabetes Melitus melakukan pemeriksaan DM alat untuk
Dari hasil penelitian yang di pemeriksaan Gula Darah terbatas.
perolehpartisipan mengatakan untuk Sebagaimana yang di ungkapkan oleh
program Puskesmas dalam menangani partisipan yaitu:
lansia yang menderita DM dengan cara “depe hambatan kebanyakan lansia yang
melakukan dua program yaitu program depetampa tinggal jauh dari puskesmas
mengidentifikasidini penyakit DM pada kongtorang suruh datang ba kontrol di

6
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

puskesmas kadangkala tara datang, kalau yang menderita penyakit DM di


untuk kunjungan rumah biasanya kalau Puskesmas Tobelo, karena penyakit DM
saat pemeriksaan gula alat habis misalnya merupakan penyakit kronis yang
torangpe stik habis”(Q8P3A1). menyerang para lansia sehingga lansia
Tema 4. Pengalaman perawat dalam sangat membutuhkan peran tenaga
menanganani penyakit Diabetes Melitus kesehatan dalam memberikan pelayanan.
pada lansia. Di Puskesmas Tobelotenaga kesehatan
Dari hasil penelitian yang di peroleh menjalankan tugasnya untuk memberikan
yaitu partisipan mengatakan bahwa dari pelayanan selain itu tenaga kesehatan
pengalaman yang telah dilakukan dalam menjalankan perannya sebagai edukator,
menangani lansia dengan penyakit DM konsultan, dan kolabolatordalam
dengan cara melakukan perawatan luka memberikan pelayanan. Peran sebagai
DM, membuat rujukan ke rumah sakit kolabolator yaitu adanya kerja sama antara
kemudian membuat penyuluhan buat para dokter, perawat dan bidan dalam
lansia. Sebagaimana yang di ungkapkan menangani lansia yang datang di
oleh partisipan yaitu: Puskesmas maupun yang ada di
“kalau dari ibu pe pengalaman mulai dari masyarakat. Hasil penelitian Setiawan
perawatan luka yang so ada ulkus seperti tahun 2015 pada penelitian tentang
bapak M jadi bapak ini setiap 3 hari Discharge Planing Dalam
datang ke puskesmas untuk perawatan InterdisciplinaryBedsideRounds (SIBR)
luka DM, tarus membuat penyuluhan buat Pada Perawatan Pasien Dengan Diabetes
para lansia yang datang barobat Melitus, hasil penelitian Setiawan
diPuskesmas”(Q2P3A1). menjelaskan bahwa kolaborasi sangat di
“Pengalamannya dalam menangani butuhkan dalam memberikan pelayanan
penyakit DM adalah membersihkan luka medik, kolaborasi ini harus berpusat pada
dan membuat rujukan ke Rumah sakit” pasien untuk itu di butuhkan komunikasi
(Q2P2A1). interpersonal antara perawat, dokter dan
tenaga kesehatan lainnya(19).Peran
PEMBAHASAN
konsultan sebagai tempat konsultasi lansia
Peran tenaga kesehatan dalam
dan yang terakhir peran sebagai
memberikan pelayanan pada lansia.
edukatordisini adalah memberikan edukasi
Dalam menangani lansia dengan
atau informasi kepada lansia untuk
penyakit DM diperlukan peran petugas
menjaga pola makan dan melakukan
kesehatan agar lansia dapat mengetahui
chekup. Hasil penelitian Fahra pada tahun
kondisinya dan bagaimana caranya agar
2017 pada penelitian Hubungan Peran
penyakit yang dialami dapat disembuhkan.
Perawat Sebagai Edukator Dengan
Berdasarkan hasil penelitian peran tenaga
Perawatan Diri Pasien Diabetes Melitus
kesehatan sangat dibutuhkan oleh lansia
Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rumah
7
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi Volume 19 Nomor 1 Februari 2019
Sakit Bina Sehat Jember,menjelaskan dengan hasil penelitian Khairani pada
bahwa peran perawat sebagai tahun 2012 tentang deteksi dini dapat
edukatorsangatdibutuhkan oleh pasien dilakukan oleh seseorang apa bila
yang menderita penyakit Diabetes Melitus mempunyai tanda dan gejala, maka
tipe 2 karena mereka sangat memerlukan seseorang perlu memeriksakan lebih cepat
penanganan mandiri seumur hidup(20). atau secara dini ke fasilitas kesehatan.
Selain itu penelitian ini juga didukung Menyadari hal ini deteksi dini terhadap
penelitian yang telah di lakukan oleh Supit penyakit Diabetes Melitus perlu dilakukan
pada tahun 2018 tentang pemberian dimana deteksi dini diabetes melitus
edukasi dengan metode video(21). melalui skrining dengan pemeriksaan
Berbeda dengan hasil penelitian Fajrimi kadar gula darah(22). Tema tersebut
tahun 2013 yang di muat dalam jurnal selaras dengan hasil penelitian yang
Fahrayang menjelaskan tentang perawat dilakukan oleh Mengko, dkk dan Nurai,
yang memberikan edukasi pada pasien dkk pada tahun 2015 yang
DM tipe II masih buruk, sehingga peran mengungkapkan bahwa dilakukannya
perawat sebagai edukator yang kurang penyuluhan kesehatan yang bertujuan
baik dapat dikaitkan dengan adanya untuk meningkatkan pengetahuan lansia
hambatan atau kendala dari perawat terhadap manfaat posyandu lansia dan
seperti tidak siapnya perawat dalam senam lansia yang hingga saat ini tidak
memberikan pendidikan kesehatan kepada pernah dilakukan. Lansia sering ke
pasien (20). Puskesmas walau hanya ingin memeriksan
Program Puskesmas pada lansia tekanan darah, atau pemeriksaan rutin
dengan penyakit Diabetes Melitus lainnya seperti gula darah, kolestrol dan
Berdasarkan hasil penelitian asam urat(23,24). Penelitian yang
program Puskesmas yang dijalankan dilakukan oleh Nurhidayahpada tahun
dalam menangani lansia yang menderita 2013 mengungkapkan bahwa penderita
penyakit Diabetes Melitus adalah program DM melakukan senam diabetes yaitu
mengidentifikasidini penyakit DM pada senam fisik yang dirancang menurut usia
lansia dan intervensinya. Program dan status fisik yang merupakan bagian
mengidentifikasi dini penyakit DM pada dari pengobatan diabetes melitus yang
lansia yang di jalankan oleh Puskesmas secara rutin dilakukan sebanyak 3 sampai
Tobelo adalahmemberikan penyuluhan 4 kali seminggu(25).
tentang penyakit DM agar lansia bisa Program intervensi yang di jalankan
mengetahui ciri-ciri penyakit DM dan setiap bulan sekali oleh Puskesmas Tobelo
lansia bisa melakukan pemeriksaan di berupa program kunjungan rumah atau
Puskesmas meliputi pemeriksaan tekanan homecare, pemberian penyuluhan dan
darah, Gula darah, asam urat, dan senam lansia. Program homecare ini
kolestrol.Penelitian ini juga sejalan dilakukan oleh tim Puskesmas Tobelo

8
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

untuk membantu para lansia yang sudah hambatan partisipan yang tidak bisa
tidak bisa berjalan lagi dan membutuhkan melakukan perawatan diri dan keteraturan
pelayanan kesehatan.Hasil penelitian checkup terhadap penyakit DM tipe 2
peneliti di dukung oleh penelitian Faisal, yaitu jarak rumah partisipan ke tempat
dkk bahwa hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan gula darah sangat jauh,
minat homecarepada lansia di Puskesmas sehingga pasien tidak bisa melakukan
Sudiang Raya memiliki minat homecare pengobatan(28,29). Kendala lain yang
yang tinggi hal ini karena adanya ditemukan yaitu alat untuk pemeriksaan
informasi dan penjelasan yang didapatkan gula darah yang terbatas ketika partisipan
dari petugas pelayanan kesehatan serta melakukan pemeriksaan di masyarakat
manfaat dan kelebihan yang didapatkan atau di luar Puskesmas sehingga sebagian
menggunakan jasa pelayanan lansia tidak dapat diperiksa. Berbeda
homecare(26). Hasil penelitian yang telah dengan hasil penelitian Sri pada tahun
di lakukan oleh Prajanji, dkkmenjelaskan 2012 tentang hubungan antara perilaku
bahwa kebutuhan homecare pada klien pengendalian Diabetes dan kadar glukosa
DM tipe II pasca rawat inap sangat darah pasien Rawat jalan Diabetes Melitus
dibutuhkan untuk membantu memenuhi yang menjelaskan bahwa hambatan dalam
perawatan sehari-hari karena klien DM mengidentifikasi penyakit DM adalah
perlu perawatan luka secara teratur(27). kurangnyainformasi dari tenaga kesehatan
Kendala dalam mengidentifikasi sehingga masyarakat jarang melakukan
penyakit DM pada lansia pemeriksaan di Puskesmas(30).
Hasil penelitian yang diperoleh dari Pengalaman perawat dalam menangani
partisipan mengungkapkan adanya penyakit DM pada lansia.
kendala atau hambatan yang sering Berdasarkan hasil penelitian ini
didapatkan dalam mengidentifikasi dini menjelaskan bahwa dari pengalaman yang
penyakit DM pada lansia yaitu jarak telah di dapatkan partisipan dalam
rumah dengan Puskesmas yang terlalu menangani semua lansia yang menderita
jauh sehingga menjadi alasan lansia untuk penyakit DM selama bekerja di
tidak datang melakukan pemeriksaan dan Puskesmas Tobelo yaitu melakukan
pengobatan terhadap penyakitnya, berbeda perawatan luka DM, membuat rujukan ke
dengan lansia yang memiliki tempat Rumah Sakit, kemudian membuat
tinggal dekat dengan Puskesmas karena penyuluhan kepada semua lansia yang
mereka bisa lebih mudah untuk pergi melakukan pemeriksaan di Puskesmas.
mengontrol penyakitnya,kemudianlansia Penelitian ini sejalan dengan penelitian
lupa untuk pergi kontrol di Puskesmas. Rasli, dkk pada tahun 2018 pada
Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitiannya tentang Hubungan
Widayanti tahun 2015 dan Fajrunni tahun Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan
2017 mengatakan bahwa salah satu Perawatan Luka Diabetes Melitus
9
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi Volume 19 Nomor 1 Februari 2019
Menggunakan Tehnik MoistDi RSUD rujukan pada lansia yang menderita DM
Labuang Baji Makasar yang menjelaskan untuk melanjutkan pengobatan di Rumah
pengalaman perawatan lukalembabyang Sakit serta perawat melakukan penyuluhan
didapatkan oleh seorang perawat akan ikut untuk memberikan pengetahuan kepada
menentukan kemampuan seseorang dalam lansiaterkait penyakit DM.
merawat luka, walaupun tingkat
pendidikan dan pengetahuannya cukup KESIMPULAN
tidak menjamin kemampuannya dalam hal Dalam penelitian ini dapat di
perawatan luka (31). Dapat di simpulkan simpulkan bahwa peran Puskesmas dalam
bahwa sebelum kita merawat luka mengidentifikasi dini penyakit Diabetes
seseorang kita harus memiliki Melitus pada lansia sudah terlaksanakan di
pengetahuan karena semakin tinggi Puskesmas Tobelo melalui perannya
pengetahuan maka semakin banyak sebagai edukator, konsultan, dan
pengalaman yang kita dapatkan tentang kolabolator dalam memberikan pelayanan.
merawat luka. Selain itu hasil penelitian Pengalaman perawat dalam menangani
dari Hardhantyo pada tahun 2016 yang penyakit DM pada lansia adalah
mengatakan pengalaman perawat dalam melakukan perawatan luka, membuat
memberikan rujukan itu, setelah dilakukan rujukan dan melakukan penyuluhan.
pemeriksaan oleh dokter terhadap pasien Untuk mengidentifikasi dini penyakit DM
yang menderita penyakit Diabetes pada lansia terdapat dua program yang
Melitus, surat rujukan akan di bawah ke dijalankan Puskesmas yaitu program
Rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan mengidentifikasi dini yang berupa
lanjutan. Pasien akan mendapatkan surat penyuluhan, dan pemeriksaan kemudian
rujukan balik ke Puskesmas agar program intervensi berupa kunjungan
Puskesmas mengetahui tindakan yang rumah atau HomeCare yang di jalankan
sudah dilakukan dan pengobatan sebulan sekali, pemberian penyuluhan dan
selanjutnya yang di bantu oleh senam lansia. Namun ada beberapa
perawat(32).Hasil hambatan atau kendala dalam
penelitianNursiswatidkk, pada tahun menjalankan program untuk
2014mengemukakan bahwa pengalaman mengidentifikasi penyakit DM pada lansia
perawat yaitu melibatkan kader dalam seperti jarak rumah lansia yang jauh
memberikan penyuluhan terhadap pasien dengan Puskesmas dan kehabisan stik saat
Diabetes Melitus dan hasilnya terjadi melakukan pemeriksaan di masyarakat.
peningkatan pengetahuan baik pada kader
DAFTAR PUSTAKA
maupun pada keluarga dalam penanganan
Waspadji, S., Soebekti, I Yunir, E. M.,
penyakit Diabetes Melitus(33). Dapat
disimpulkan bahwa tugas perawat selain
& Sukardji K. Petunjuk Praktis

merawat luka DM, perawat juga membuat Bagi Penyandang Diabetes Tipe

10
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Ali I. Khasiat & Manfaat Kitoloid


Universitas Indonesia; 2012. Penakluk Gangguan Mata.
International Diabetes Federation 2010.
(IDF). Diabetes facts and Riset Kesehatan Dasar. Badan
figures. Penelitian dan Perkembangan
http://www.idf.org/diabetesatlas Kesehatan RI. 2007.
.; 2014. Dinkes Jateng. Profil Kesehatan Jawa
International Diabetes Federation. IDF Tengah. Semarang: Departemen
Diabetes Atlas. 5th ed. 2012. Kesehatan Jawa Tengah; 2011.
Dewi Prasetyani S. Analisis Faktor RENSTRA. Rencana Strategi Dinas
Yang Mempengaruhi Kejadian Kesehatan Provinsi Maluku
Diabetes Melitus (DM) Tipe 2. Utara. Provinsi Maluku Utara;
2011;10(2):1–9. 2014.
Prasetyani D. Analisis faktor yang Ridio IA. Model Puskesmas Era
mempengaruhi kejadian Desentralisasi. Website:
diabetes melitus (DM) tipe 2. J http://www.kebijakan
Kesehat Al Irsyad. kesehatan.co.cc/2008/09/model-
2011;2(24):1–9. puskesmas-era-
Sudaryanto Agus. Hubungan Antara desentralisasi.html.; 2008.
Pola Makan, Genetik Dan Ningsih R dkk. Faktor-Faktor Yang
Kebiasaan Olahraga Terhadap Mempengaruhi Minat Lansia
Kejadian Diabetes Melitus Tipe Mengunjungi Posyandu Lansia.
II DI Wilayah Kerja Puskesmas Riau: Universitas Riau : Skripsi;
Nusukan, Banjarsari. Univ 2014.
Muhammadiyah Surakarta. Grahacendikia. Faktor-faktor Yang
2014;19–24. Mempengaruhi Penurunan
Khairani R. Prevalensi diabetes Minat Lansia Terhadap
mellitus dan hubungannya Posyandu Lansia. 2009.
dengan kualitas hidup lanjut Syahid A. Kualitas Pelayanan
usia di masyarakat. Universa Kesehatan (Studi Deskriptif
Med. 2016;26(1):18–26. tentang Kualitas Pelayanan
Fatmah. Merawat Manusia Lanjut Kesehatan pada Pasien Usia
Usia. Jakarta: Trans info media; Lanjut. J Kebijak dan Manaj
2010. Publik. 2015;3(3):131–7.

1
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan
Farmasi Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Taluta. Hubungan Tingkat Kecemasan Self Empowerment dan Kualitas


dengan Mekanisme Koping Hidup Pasien Diabetes Mellitus
Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe Ii dengan Pendekatan
Tipe II Di Poliklinik Penyakit Diabetes Empowerment
Dalam Rumah Sakit Umum Education berbasis Health
Daerah Tobelo Kabupaten Promotion Model. J Ners.
Halmahera Utara. J 2015;10(2):279–88.
keperawatan. 2014;1(1):1–9. Mengko VV, Kandou G., Massie RG.
Miles MB dan AMH. Analisis Data Pemanfaatan Posyandu Lansia
Kualitatif. Jakarta: UI-Press; di Wilayah Kerja Puskesmas
1992. 15 p. Teling Atas Kota Manado.
Setiawan H. Discharge Planning Jikmu. 2015;Vol. 5(2b):479–90.
Dalam Interdisciplinary Bedside Arsiah Nurhidayah. Pengaruh Senam
Rounds (SIBR) Pada Perawatan Diabetes Terhadappenuruna
Pasien Dengan Diabetes Kadar Guladarahpadalansiadi
Melitus. J Manag Keperawatan. Perwira Sari Rw 08 Bekasi
2015;3(1):21–9. Utara Tahun Arsiah Nurhidayah
Dahnil F, Mardhiyah A, Widianti E. Program Studi Diii Kebidanan
NurseLine Journal. Nurseline J. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
2017;2(1):1–10. Medistra Indonesia. 2013.
Supit J. Efektifitas Pemberian Edukasi Faisal, Muzakkir WMP. Faktor Yang
Dengan Metode Video Dan Berhubungan Dengan Minat
Focus Group Discussion (FGD) Home Care Pada Lansia
Terhadap Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Di
Pasien Dm Tipe 2 Di Puskesmas Sudiang Raya. J Ilm
Klinikdiabetes. e-journal Kesehat Diagnosis.
keperawatan (e-kep). 2018;12(1):20–7.
2018;6(1):1–6. Prajanji GE. Kebutuhan Home Care
khairani. Pengetahuan Diabetes Klien Diabetes Melitus Tipe 2.
Mellitus Dan Upaya 2009.
Pencegahan Pada Lansia Di Fajrunni’mah R, Lestari D, Purwanti
Lam Bheu Aceh Besar. Idea A. Faktor Pendukung dan
Nurs J. 2012;3(3):57–65. Penghambat Penderita Diabetes
Nuari NA, Kartikasari M. Peningkatan Melitus dalam Melakukan

12
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Pemeriksaan Glukosa Darah. Djasri H, et al. Audit Mutu


2017;5(December):174–81. Layanan Rujukan Primer Guna
Widayati N. Hambatan dan strategi Mengurangi Jumlah Rujukan
koping dalam manajemen Ke Layanan Sekunder. Studi
perawatan diri penderita DM Kasus Pada Provinsi DKI
tipe 2 di kabupaten Jember. Jakarta. J Kebijak Kesehat
2015. 1-31 p. Indones. 2016;5(4):158–62.
Sri Anani, Ari Udiyono PG. Sri Anani Nursiswati, Rafiyah, I. dan Sutini T.
Alumnus Fakultas Kesehatan Pemberdayaan kader kesehatan
Masyarakat UNDIP © 2012. J dalam program “Self Care
Kesehat Masy. 2012;1(2). Management” Penderita
Rasli A. Luka Diabetes Melitus Diabetes Melitus Di Desa
Menggunakan Tehnik Moist. J Mekarwangi Dan Bendungan
Ilm Kesehat Diagnosis. Kecamatan Pagaden Barat
2018;12(4):420–5. Kabupaten Subang. J Apl ipteks
Hardhantyo M, Layanan M, Primer R, untuk Masy. 2014;3(1):13–5.
Hardhantyo M, Utarini A,

Anda mungkin juga menyukai