Judul Modul:
Konsep Komunikasi Efektif
Semester 1
Penyusun:
Dr. Ns. Retno Lestari, S.Kep., MNurs
Penyusun:
Dr. Ns. Retno Lestari, S.Kep., MNurs
Penerbit :
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Redaksi:
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang
Telp. 0341-569117, 567192 ext.125
Fax. 0341-564755
Email: Keperawatan.fk@ub.ac.id
Website: http://psik.fk.ub.ac.id
ii | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan modul yang berjudul “Modul Konsep Komunikasi
Efektif”. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih tim dosen yang telah
memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
modul ini.
Modul ini diperuntukkan untuk mahasiswa S1 keperawatan semester 1
sebagai panduan dalam melakukan komunikasi efektif dalam memberikan asuhan
keperawatan. Modul ini berisi tentang konsep komunikasi umum dalam membina
hubungan interpersonal dengan individu dalam berbagai situasi dan kondisi. konsep
komunikasi efektif dalam membina hubungan interpersonal dan faktor – faktor
yang mempengaruhi komunikasi termasuk faktor latar belakang sosial budaya yang
berbeda.
Kami sebagai penyusun mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada
modul ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami
harapkan demi perbaikan modul kami. Semoga modul ini dapat membawa manfaat
bagi kita semua.
Penyusun
iii | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
DAFTAR ISI
iv | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
4. Referensi ...................................................................................................27
Sub Pokok 4: Komunikasi dalam Konteks Sosial dan Latar Belakang Budaya ............28
1. Tujuan Belajar ..........................................................................................28
2. Pengantar..................................................................................................28
3. Materi Inti dan Aktivitas Belajar Mandiri / Self-Assessment .......................28
i. Definisi Budaya .........................................................................................28
ii. Kompetensi Budaya ...................................................................................30
iii. Hubungan Budaya dan Etnik Dalam Perspektif Terhadap Penyakit ............30
4. Referensi ...................................................................................................37
vi | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
DAFTAR GAMBAR
vii | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
A. Capaian Pembelajaran
Mata kuliah ini bertujuan agar peserta didik dapat menganalisis prinsip-prinsip
komunikasi umum dalam membina hubungan interpersonal dengan individu
dalam berbagai situasi dan kondisi, konsep komunikasi efektif dalam membina
hubungan interpersonal dan faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi
termasuk faktor latar belakang sosial budaya yang berbeda.
C. Modul Tree
Berisi potongan dari RPKPS terkait topik yang dibahas di modul.
2. Pengantar
Komunikasi merupakan pertukaran informasi yang terjadi pada dua orang
atau lebih. Proses komunikasi memerlukan beberapa komponen penting
komunikasi yang dapat menjamin pesan tersampaikan dengan baik,
meliputi: pengirim pesan (sender), penerima pesan (receiver), pesan
(message) dan alat/media yang menjadi perantara dalam melakukan
komunikasi. Saat pengirim pesan menyampaikan pesannya, diharapkan
penerima pesan selanjutnya dapat menyampaikan respon atau memberikan
umpan balik atau feedback. Pada sub pokok 1 ini, mahasiswa akan
mempelajari tentang pengertian komunikasi, komponen komunikasi, bentuk
komunikasi, tujuan dan fungsi komunikasi, jenis-jenis komunikasi baik
secara verbal maupun nonverbal.
i. Pengertian Komunikasi
v. Jenis-Jenis Komunikasi
Jenis-jenis Komunikasi:
Pada umumnya, individu menggunakan salah satu dari empat
jenis komunikasi, yaitu: agresif, pasif-agresif, pasif dan asertif. Setiap
jenis komunikasi ini menggambarkan adanya nilai dan kebutuhan
individu saat itu seiring dengan adanya perubahan perilaku dan
pengalaman yang dimiliki sepanjang waktu. pelayanan keperawatan.
Individu yang mempunyai jenis komunikasi agresif, lebih
memperhatikan kebutuhan dirinya daripada orang lain. Individu ini
mempunyai perilaku abusif pada orang lain dan tidak memahami
dampak jangka panjang.
10 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
• Mudah menyerah atau membiarkan orang lain mengambil
kesempatan yang dimiliki.
• Menggunakan bahasa verbal dan nonverbal yang berlebihan
• Menganggap kehadiran individu tidak penting dalam kelompok
11 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
12 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
b. Komunikasi NonVerbal
Misalnya:_______________________________________________
_______________________________________________________
_______________________________________________________
4. Referensi
Antai-Otong, D. (2008). Nurse-Client Communication: A Life Span Approach.
United Kingdom: Jones and Barlett Publishers.
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G. (2008). Fundamental of
Nursing, Concept, process and practice. 8ed. USA: Pearson Education,
Inc.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2011). Wong’s Nursing care of Infant and
children. 9ed. Canada: Elsevier Mosby.
13 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
Hubungan interpersonal dengan orang lain juga dapat dikembangkan
melalui komunikasi yang efektif. Adanya dukungan sosial dalam
melakukan komunikasi efektif dapat mencegah seseorang untuk merasa
cemas maupun depresi. Mampu berkomunikasi dengan seseorang yang
dapat diajak berbicara dapat menjadi sarana dalam mengekspresikan
perasaan dan mendapatkan umpan balik serta dukungan yang tepat. Untuk
melakukan komunikasi efektif, ada tiga kemampuan yang saling terkait dan
harus dikembangkan, yaitu: kemampuan komunikasi asertif, kemampuan
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Pada sub pokok 2 ini,
mahasiswa akan mempelajari materi tentang konsep komunikasi efektif,
komunikasi terapeutik dan non-terapeutik
3. Materi Inti dan Aktivitas Belajar Mandiri / Self-Assessment
i. Komunikasi Efektif
14 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
Kemampuan
komunikasi asertif
15 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
• Anda merasa tidak dihormati karena anda tidak mengungkapkan
keinginan, kebutuhan maupun perasaan pada orang lain.
• Behavioural rehearsal
Merupakan teknik berlatih bagaimana mempunyai penampilan yang sesuai
dan berbicara yang tepat. Misalnya, dalam mengatakan kata “saya”, dapat
dilatih dengan intonasi yang tepat, hal ini dapat membantu seseorang untuk
meyakinkan intonasi yang sesuai saat berbicara dan berkonfrontasi dengan
orang lain.
16 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
• Repeated assertion
Tehnik asertif ini membantu anda dalam fokus pada hal yang ingin
disampaikan dan tidak mengindahkan bahasa verbal yang tidak ingin
didengar. Misalnya:
“Saya mau menawarkan tentang asuransi”
“Maaf, saya tidak tertarik”
“Saya punya banyak hal yang pasti bias buat anda tertarik”
“Ya mungkin saja, tapi saat ini saya tidak tertarik untuk itu”
“Apa ada orang lain yang disini mungkin tertarik?”
“Saya tidak”
“Baiklah, maukah anda ambil brosur ini?”
“Baiklah”
“Terima kasih”
• Fogging
Tehnik ini dapat membantu anda untuk menerima kritik secara nyaman
tanpa merasa cemas dan bersikap defensif. Melalui tehnik ini, anda dapat
menjawab ya, namun anda tetap mempunyai keputusan yang sama seperti
sebelumnya.
• Negative inquiry
Tehnik ini menekankan pada kritik yang ditujukan pada diri dan dijawab
dengan jujur apa yang dirasakan oleh individu. Misalnya, “Jadi menurut
anda, saya tidak setuju ya”.
• Negative assertion
Tehnik ini menggambarkan apa yang terjadi melalui kesalahan pribadi
namun anda mengakuinya dengan tidak merasa cemas ataupun bersikap
defensif. Misalnya, “Ya kamu benar, saya biasanya tidak mendengarkan apa
yang kamu ucapkan”.
• Workable compromise
Tehnik ini bertujuan untuk melalulan kompromi dengan situasi yang terjadi
pada diri namun tetap mendengarkan kebutuhan orang lain. Misalnya. “Saya
paham kamu sedang ingin bicara dan saat ini saya sedang sibuk sekali,
bagaimana kalau kita bicara dua jam lagi?”.
17 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
ii. Kemampuan Komunikasi Verbal
Kemampuan komunikasi verbal seseorang juga dipengaruhi oleh
berbagai faktor, termasuk diantaranya komunikasi non verbal, kemampuan
mendengarkan aktif, kemampuan klarifikasi, refleksi dan menyimpulkan.
Kejelasan dalam berbicara, bersikap tenang dan tetap fokus dalam topic
pembicaraan, bersikap sopan dan mematuhi aturan etika yang berlaku juga
penting dalam menentukan kelancaran komunikasi verbal. Berikut ini
adalah beberapa hal yang harus diperhatikan selama individu melakukan
komunikasi verbal:
• Komunikasi pembuka: dilakukan beberapa menit pada awal
pembicaraan dimana hal ini menentukan kesuksesan berkomunikasi di
langkah selanjutnya. Di awal pembicaraan, individu biasanya akan
mengikuti aturan etika yang berlaku seperti berjabatan tangan,
memperkenalkan diri, mempertahankan kontak mata, senyum dan tetap
focus pada topik pembicaraan.
• Memberikan penguatan positif: penguatan akan dilakukan oleh
individu saat seseorang memahami topic pembicaraan yang
diinterpretasikan melalui isyarat bahasa tubuh seperti mengangguk,
bersikap hangat, mempertahankan kontak mata dan bersikap terbuka.
18 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
distraksi, tidak bersikap menyalahkan, mempertahankan objektifitas
pembicaraan, tidak bersikap stereotype.
• Memberikan pertanyaan: Bertanya adalah kemampuan komunikasi verbal
yang bertujuan untuk memperoleh informasi, memulai pembicaraan,
belajar memahami suatu ide, menunjukkan perhatian dan menunjukkan
dukungan pada orang lain. Ada dua tipe pertanyaan, yaitu pertanyaan
terbuka dan pertanyaan tertutup. Berikan contoh pada kedua jenis
pertanyaan tersebut!
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
___________________________________________________________
19 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
• Tingkat perhatian
• Pengetahuan tentang topik ataupun masalah tertentu
• Sikap anda, misalnya terganggu ataupun merasa tidak enak
• Kejujuran, apakah sedang menyembunyikan sesuatu.
20 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
iv. Komunikasi Terapeutik dan Komunikasi Non Terapeutik
dan seolah-olah mengetahui semua yang terjadi pada pasien, dan cenderung
4. Referensi
Antai-Otong, D. (2008). Nurse-Client Communication: A Life Span Approach.
United Kingdom: Jones and Barlett Publishers.
21 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G. (2008). Fundamental of
Nursing, Concept, process and practice. 8ed. USA: Pearson Education,
Inc.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2011). Wong’s Nursing care of Infant and
children. 9ed. Canada: Elsevier Mosby.
22 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
3. Materi Inti dan Aktivitas Belajar Mandiri / Self-Assessment
Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi adalah kunci
penting dalam membangun hubungan interpersonal dengan orang lain.
Komunikasi dapat dipelajari melalui banyak latihan praktis dalam
kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan proses yang kompleks yang
membutuhkan transmisi informasi yang seimbang antara pengirim pesan
dan penerima pesan. Kesuksesan seseorang dalam berkomunikasi
ditentukan oleh banyak faktor baik pada pengirim pesan, penerima pesan
maupun lingkungan di sekitarnya, seperti berikut ini:
Faktor sensori/emosi:
• Rasa takut Faktor internal:
Faktor internal: • Stres, cemas • Pengalaman masa lalu
• Pengalaman masa lalu • Nyeri • Sikap, Nilai
• Sikap, Nilai • Status mental, kelainan pada otak, • Budaya
• Budaya hipoksia • Kepercayaan, agama
• Kepercayaan, agama • Gangguan penglihatan, • Konsep diri
• Konsep diri pendengaran • Kebiasaan mendengarkan
• Kebiasaan mendengarkan • Perasaan sebelumnya
• Perasaan sebelumnya • Sakit
23 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
melakukan komunikasi, yaitu:
a. Kredibilitas
Kredibilitas terdapat dan mempengaruhi pengirim pesan dalam keberhasilan
proses komunikasi, karena hal ini mempengaruhi tingkat kepercayaan sasaran
terhadap pesan yang disampaikan.
b. Isi Pesan
Pesan yang disampaikan hendaknya mengandung isi yang bermanfaat untuk
kebutuhan atau dapat memecahkan masalah.
c. Kesesuaian dengan Kepentingan Sasaran
Pesan yang disampaikan harus berhubungan dengan kepentingan sasaran.
Karena itu dalam berkomunikasi, harus memahami terlebih dahulu
permasalahan orang yang diajak bicara.
d. Kejelasan
Pesan yang tidak jelas akan membuat sasaran bingung sehingga tidak terjadi
perubahan perilaku dan penerima pesan tidak melakukan pesan yang diberikan
oleh pengirim pesan.
e. Kesinambungan dan Konsistensi
Agar pesan yang disampaikan bisa konsisten dan brkesinambungan, pengirim
pesan perlu membuat perencanaan yang matang sebelum melakukan
komunikasi.
f. Saluran
Saluran terdapat dan berperan pada media. Media yang digunakan harus
disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan. Pemilihan media yang tepat
dapat meningkatkan pemahaman seseorang sehingga perubahan yang
diharapkan dapat tercapai.
g. Kapabilitas Sasaran
Kapabilitas sasaran terdapat pada komunikan dalam menyampaikan pesan,
komunikator harus memeperhitungkan kemampuan sasaran dalam menerima
pesan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial ekonomi, sosial budaya
dan sebagainya.
24 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
Komunikasi merupakan kemampuan individu yang dapat dipelajari dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah sikap, latar belakang sosial
budaya, pengalaman masa lalu, tingkat pengetahuan individu, kemampuan individu
untuk berhubungan dengan orang lain itu sendiri, persepsi interpersonal dan faktor
lingkungan (Shives, 2007).
a. Sikap
Sikap merupakan hasil dari interaksi individu dengan lingkungan, asimilasi
dengan sikap orang lain, pengalaman hidup, tingkat intelektual, atau
pengalaman yang menimbulkan trauma. Sikap digambarkan sebagai suatu
pemikiran individu yang menerima orang lain, peduli dengan orang lain,
berprasangka atau menghakimi, dan berpikiran terbuka atau bahkan tertutup.
Individu yang berpikiran tertutup mungkin dapat berkata, “Ini semua tidak ada
gunanya buat aku, buat apa juga aku susah payah melakukannya”. Begitu juga
sebaliknya, individu dengan pemikiran terbuka dapat berkata, “Kenapa kita
tidak berusaha untuk mencobanya saja, kita tidak akan kehilangan apa-apa”.
b. Latar Belakang sosial budaya
Berbagai macam latar belakang budaya yang ada di Indonesia memunculkan
beragam pola komunikasi. Misalnya, saat perawat yang berasal dari suku Batak
berbicara dengan klien yang berasal dari suku Jawa mungkin akan mengalami
sedikit kesulitan saat perawat berbicara dengan intonasi tinggi dan klien merasa
bahwa pembicaraan perawat tersebut agak kurang sopan. Beragam pola
komunikasi yang dimiliki individu mempengaruhi kenyamanan orang lain saat
berinteraksi, bertukar pikiran dan mengungkapkan perasaannya.
c. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu individu baik yang bersifat positif maupun negatif
mempengaruhi kemampuan komunikasinya. Misalnya, saat seorang remaja
yang ingin mengungkapkan pendapatnya pada orang tua, namun orang tua
menganggapnya bahwa hal tersebut tidaklah sopan. Maka, hal ini akan
menimbulkan perasaan bahwa ia tidak dianggap dalam keluarganya. Sehingga,
saat berinteraksi, ia menjadi tertutup, tidak berani berpendapat dan cenderung
mengatakan setuju dengan pendapat orang lain.
25 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
d. Tingkat pengetahuan
Individu yang mempunyai pendidikan tinggi atau pengetahuan yang lebih
mengenai topik tertentu dapat menyampaikan informasinya pada orang lain
sesuai dengan tingkat pemahamannya. Padahal, kemungkinan orang lain yang
mendengarnya tidak memahami maksud dari topik tersebut karena tingkat
pemahamannya yang berbeda, bahkan mungkin akan dicuekkan karena ia tidak
tahu harus berpendapat apa.
e. Kemampuan berhubungan dengan orang lain
Sebagian besar orang secara alami mempunyai kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang lain. Ada beberapa orang yang memang
mempunyai kecenderungan untuk merasakan kenyamanan dengan orang
tertentu. “Saya nyaman berbicara dengan dia”, atau “Saya bisa mengobrol
dengannya berjam-jam”. Semua ini terjadi karena komunikasi merupakan suatu
proses yang bisa dipelajari juga merupakan hasil dari komunikasi yang efektif
dari waktu ke waktu.
f. Persepsi interpersonal
Persepsi adalah proses dimana individu menjadi sadar terhadap objek dan
peristiwa yang terjadi di dunia luar. Persepsi interpersonal adalah proses mental
dimana data atau pesan yang diterima oleh indera, diproses secara intelektual
kemudian disusun secara logis atau bermakna. Untuk itu, banyak cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan keakuratan persepsi interpersonal
individu. Pertama, memahami lebih kritis: sebagai contoh, mengenali peran
saat memberikan pendapat, tidak menghakimi dan tidak memberikan
kesimpulan awal. Kedua, periksa kembali persepsi; jelaskan apa yang dilihat
atau didengar dan meminta konfirmasi. Ketiga, mengurangi ketidakpastian:
misalnya, dengan mengamati proses pembicaraan sebelum aktif terlibat dalam
diskusi, mengumpulkan informasi tentang orang atau situasi, berinteraksi dan
mengamati situasi. Keempat, peka terhadap budaya ; mengakui adanya
perbedaan antara diri dan orang lain dan juga perbedaan dari budaya lainnya
(DeVito, 2004).
26 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
g. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti waktu, tempat, jumlah orang yang hadir, dan tingkat
kebisingan dapat mempengaruhi komunikasi. Bandingkan keefektifan
komunikasi di tempat yang bising seperti di pasar dan di ruang pertemuan.
Pastilah diskusi akan lebih efektif bila komunikasi dilakukan di tempat yang
lebih tenang.
4. Referensi
Antai-Otong, D. (2008). Nurse-Client Communication: A Life Span Approach.
United Kingdom: Jones and Barlett Publishers.
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G. (2008). Fundamental of
Nursing, Concept, process and practice. 8ed. USA: Pearson Education,
Inc.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2011). Wong’s Nursing care of Infant and
children. 9ed. Canada: Elsevier Mosby.
27 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
Sub Pokok 4: Komunikasi dalam Konteks Sosial dan Latar
Belakang Budaya
1. Tujuan Belajar
Setelah mempelajari materi pada sub pokok 4, peserta didik dapat
menganalisis pengaruh latar belakang sosial budaya dalam berkomunikasi.
2. Pengantar
Saat berkomunikasi, baik pengirim pesan maupun penerima pesan memiliki
latar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Hal ini dapat mempengaruhi
apakah pesan dapat diterima dengan baik. Faktor sosial dan budaya dapat
mempengaruhi cara seseorang dalam berpikir (misal. melihat, mendengar
dan menginterpretasikan sesuatu) dan memahami informasi. Bahkan, saat
dua orang berbicara menggunakan bahasa yang sama, namun mempuunyai
latar belakang budaya yang berbeda dapat pula menimbulkan
kesalahpahaman. Pada sub pokok 4 ini, akan dijelaskan tentang definisi
budaya, kompetensi budaya dan hubungan budaya serta etnik.
3. Materi Inti dan Aktivitas Belajar Mandiri / Self-Assessment
i. Definisi Budaya
28 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
Ada beberapa istilah yang ada dalam konteks budaya seperti yang
dijelaskan berikut ini:
• Multikultural: terdiri dari masyarakat yang heterogen dimana
berbagai pandangan budaya dapat hidup berdampingan dengan
beberapa karakteristik dan perspektif tertentu yang dimiliki oleh
semua kelompok budaya.
• Akulturasi: merupakan suatu proses sosialisasi dimana individu
yang berasal dari kelompok budaya yang berbeda belajar norma pada
budaya yang dominan dan mulai mengadopsi perilaku dan pola
bahasanya.
• Asimilasi: terjadi saat individu mengadopsi perilaku, kebiasaan,
nilai-nilai dan bahasa atau budaya dominan di populasi tersebut.
• Subkultur: terjadi saat kelompok sosial yang dominan mengadopsi
budaya yang berbeda dari populasi tersebut.
• Keragaman budaya merupakan istilah yang dipakai untuk
menggambarkan variasi di antara kelompok budaya.
• Relativisme budaya merupakan suatu konsep dimana masing-
masing kelompok budaya atau etnis harus dievaluasi berdasarkan
29 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
nilai dan norma perilaku yang dimiliki dan tidak menentang standar
perilaku budaya atau kelompok etnis lain.
• Etnisitas diartikan sebagai suatu kesadaran pribadi terhadap elemen
simbolis tertentu yang mengikat orang secara bersama-sama dalam
konteks sosial.
• Ethnocentrism adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki budaya
yang lebih unggul daripada orang lain.
30 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
antaranya adalah: keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit,
praktik tradisional, penggunaan benda religius, nutrisi, praktik religius,
ramuan tradisional, dan dukun atau penyembuh (Andrews dan Boyle,
2008).
Keyakinan tradisional tentang definisi dan praktik kesehatan
dan penyakit didasarkan oleh budaya yang dimiliki klien. Tindakan
pencegahan dan pengobatan yang dilakukan pun tergantung pada
pemahaman tentang penyakit. Keyakinan tradisional tentang penyebab
dari suatu penyakit mungkin berbeda dengan teori secara keseluruhan.
Secara teoritis, penyebab suatu penyakit mungkin disebabkan adanya
virus, bakteri atau zat karsinogenik. Namun menurut keyakinan
tradisional, penyebab suatu penyakit dapat diartikan sebagai adanya
kekosongan jiwa, kerasukan roh, mantra, mata setan dan guna-guna yang
dilakukan orang lain yang tidak menyukainya. Untuk itu, perawat perlu
mempelajari dan memahami adanya berbagai budaya yang ada pada
klien..
Praktik tradisional banyak sekali terdapat di Indonesia dimana
praktik tradisional tersebut digunakan untuk menyembuhkan dan
mencegah suatu penyakit. Beberapa praktik tradisional di antaranya yaitu
penggunaan benda, bahan dan praktek keagamaan yang semua ini juga
dikenal sebagai pengobatan tradisional (folk-medicine). Pengobatan
tradisional misalnya pengobatan alternatif dan penggunaan ramuan
homeopatik. Ada juga pengobatan tradisional secara alami yaitu
penggunaan tumbuhan, mineral dan subtansi hewan untuk mencegah dan
menyembuhkan suatu penyakit. Selain itu adapula pengobatan yang
menggunakan magisoreligius dimana terdapat praktik keagamaan
dengan kekuatan Tuhan dan adapula yang menggunakan kekuatan
supernatural.
31 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
suku yang ada di Indonesia dan praktik tradisional yang dilakukannya
untuk menyembuhkan penyakit
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
32 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
Laray Barna (1997) menjelaskan beberapa sumber yang menyebabkan
terjadinya miskomunikasi dalam komunikasi dengan individu yang
memiliki latar belakang sosial dan budaya yang berbeda, yaitu:
1. Asumsi kesamaan secara umum
Setiap individu memiliki kecenderungan untuk mempunyai perilaku
yang sama dengan yang lainnya secara universal. Namun, saat ada
individu mempunyai perilaku yang berbeda, maka akan dianggap
sebagai hal yang negatif.
2. Perbedaan bahasa
Masalah dapat terjadi saat individu tidak mampu memahami bahasa
yang dikomunikasikan oleh orang lain. Namun, menggunakan bahasa
yang sama pun dapat menimbulkan miskomunikasi karena beberapa
kata tertentu dapat dimaknai secara berbeda oleh individu yang
mempunyai latar belakang sosial dan budaya yang berbeda.
3. Misinterpretasi nonverbal
Cara seseorang dalam berpakaian, mengekspresikan sesuatu melalui
bahasa tubuh dan kontak mata dapat menginterpretasikan suatu hal.
Misalnya. saat seseorang menganggukkan kepala, dapat
33 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
mengindikasikan adanya persetujuan ataupun penolakan pada
beberapa budaya tertentu.
4. Prekonsepsi dan stereotip
Opini yang dimiliki seseorang sebelumnya atau prekonsepsi dapat
menimbulkan bias dan diskrimasi terhadap orang lainnya. Misalnya,
saat ada individu yang mempunyai badan gemuk, maka dipandang
sebagai seseorang yang sukanya makan, begitupula sebaliknya, orang
yang kurus dianggap sebagai orang yang tidak suka makan.
Sedangkan stereotip adalah menempatkan seseorang sesuai dengan
gambaran yang dimiliki oleh orang lain. Stereotip mempengaruhi
bagaimana seseorang memproses dan menginterprestasikan
informasi, bias berbentuk positif maupun negatif. Misalnya,
perempuan adalah orang yang emosional, laki-laki lebih tegas.
5. Kecenderungan untuk mengevaluasi
Manusia mempunyai kecenderungan untuk menyimpulkan dengan
cepat apa yang dilihatnya berdasarkan cara pandang pribadi tanpa
menganalisa terlebih dahulu bagaimana alasan seseorang melakukan
hal tersebut.
6. Tingkat kecemasan yang tinggi
Terkadang berbicara dengan individu yang mempunyai latar
belakang sosial dan budaya yang berbeda dapat menimbulkan
kecemasan bagaimana seseorang harus menyikapi dan berperilaku
sesuai yang diharapkan. Misalnya, saat seseorang yang berasal dari
suku Jawa berbicara dengan individu dari suku Batak dimana hal ini
dapat menimbulkan hambatan secara budaya bagaimana satu sama
lainnya bisa berkomunikasi yang sesuai. Caranya adalah dengan
mengembangkan kemampuan mendengarkan aktif untuk
memastikan apa maksud dari pernyataan tersebut. Meningkatkan
kesadaran terhadap persepsi sendiri dapat mempengaruhi
pemahaman agar tidak cepat mengambil asumsi ataupun
menyimpulkan suatu hal. Dengan menerima individu dari latar
belakang sosial dan budaya yang berbeda, seseorang dapat menjadi
34 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
lebih terbuka dalam menerima umpan balik dan mengurangi
terjadinya miskomunikasi.
35 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
BUDAYA= FENOMENA GUNUNG ES
Kebiasaan, simbol
20% Terlihat
80% TakTerlihat
Gaya mendengarkan
Gaya Komunikasi
Sikap diam
Keyakinan tentang formalitas, hirarki
Kejujuran
Nilai-nilai
Fenomena gunung es adalah istilah familiar yang sering kita dengar saat
melihat suatu fenomena dimana permukaannya tampak kecil daripada
aslinya. Misalnya, saat kita mengenali seseorang yang datang dari
budaya tertentu, mudah dikenali saat mereka menyanyikan sebuah lagu
ataupun melakukan kebiasaan tertentu, hal tersebut dikenali sebagai
karakteristik eksternal budaya. Sedangkan karakteristik yang lebih
kompleks di dalamnya adalah pikiran, sikap dan nilai-nilai yang dimiliki
oleh individu tersebut.
36 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B
4. Referensi
Antai-Otong, D. (2008). Nurse-Client Communication: A Life Span Approach.
United Kingdom: Jones and Barlett Publishers.
Berman, A., Snyder, S.J., Kozier, B., & Erb, G. (2008). Fundamental of
Nursing, Concept, process and practice. 8ed. USA: Pearson Education,
Inc.
Hockenberry, M.J. & Wilson,D. (2011). Wong’s Nursing care of Infant and
children. 9ed. Canada: Elsevier Mosby.
37 | M o d u l A j a r K e p e r a w a t a n F K U B