Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dede Suana Ependi

Npm : 1810631010186

Mk/kelas : Hak Kekayaan Intelektual/7A

Sengketa Merk Pt Unilever Melawan Orang Tua

Kronologi Sengketa
Unilever Indonesia Tbk dihukum membayar Rp 30 miliar dalam sebuah sengketa
perebutan merek di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Keputusan tersebut
didasarkan karena merek pasta gigi Pepsodent Strong memiliki kesamaan dengan
pasta gigi Formula Strong. Unilever Indonesia menyatakan kasasi atas putusan yang
diketok Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus) itu. Kasus sengketa merek pasta
gigi ini bermula dari keberatan Hardwood Private Limited yang merupakan induk dari
Orang Tua Group di Indonesia. Orang Tua menyatakan tidak terima dengan
penggunaan merek Pepsodent Strong oleh Unilever karena penggunaan merek
"Strong" sudah didaftarkan sebagai merek milik produk pasta giginya, Formula
Strong. Hardwood sudah mendaftarkan merek "Strong" di Ditjen Hak Kekayaan
Intelektual Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor pendaftaran
IDM000258478. Pendaftaran merek tersebut masuk dalam kelas 3 yaitu pasta gigi,
produk untuk membersihkan gigi palsu, obat gosok gigi, obat kumur bukan untuk
keperluan medis, larutan kumur bukan untuk keperluan medis. Perusahaan asal
Singapura itu kemudian melayangkan gugatan ke PN Jakarta Pusat pada 29 Mei 2020
dengan nomor perkara 30/Pdt.Sus-HKI/Merek/2020/PNJKT.Pst dengan tergugat PT
Unilever Indonesia Tbk. Pada persidangan 18 November 2020, majelis hakim PN
Jakarta Pusat memenangkan Hardwood dan menyatakan merek "Strong" adalah
bukan milik Unilever sesuai dengan ketentuan hukum di Indonesia.

Majelis hakim berpendapat, merek pasta gigi Pepsodent Strong dianggap memiliki
persamaan pada pokoknya dengan merek Formula Strong milik Hardwood yang
sudah didaftarkan terlebih dahulu. Pengadilan juga menetapkan Unilever untuk
membayar ganti rugi kepada Hardwood sebesar Rp 30 miliar atas sengketa merek
tersebut. Meski demikian, Unilever melakukan pengajuan kasasi atas putusan PN
Jakarta Pusat itu kepada Mahkamah Agung. Adapun hingga saat ini proses kasasi
tersebut masih berlangsung.

Analisis :
Perlindungan merek menggunakan sistem first to file. Artinya, pihak yang pertama
kali mendaftarkan merek untuk kelas dan jenis barang atau jasa tertentu, maka
dianggap sebagai pemilik hak atas merek untuk kelas dan jenis barang atau jasa
tertentu tersebut.  Dalam kasus sengketa merek pasta gigi antara Orang Tua dan
Unilever, berdasarkan Putusan Pengadilan Nomor
30/Pdt.Sus-Merek/2020/PN.Niaga.Jkt.Pst perusahaan Orang Tua dapat membuktikan
jika mereka sebagai pendaftar pertama merek “Strong.” Perusahaan Orang Tua telah
menjadi pemilik merek “Strong” dengan nomor pendaftaran IDM000258478, merek
“Formula Strong” dengan nomor pendaftaran IDM000258479, dan merek “Strong
Protector” dengan nomor pendaftaran IDM00047796. Semua merek tersebut telah
didaftarkan di kelas 3 untuk klasifikasi barang pasta gigi dan telah didaftarkan sejak
tanggal 13 Juli 2010. 
Sehingga Perusahaan Orang tua dianggap sebagai pendaftar pertama merek terdaftar
(first to file system) dari merek-merek tersebut. 

Komentar : Dari kasus tersebut dapat diambil pelajaran sebelum menggunakan


merek untuk barang atau jasa bisnis Anda, sebaiknya melakukan penelusuran terlebih
dahulu. Hal ini dilakukan sebagai upaya memitigasi risiko agar tidak terjadi hal yang
serupa dialami oleh Unilever. Segera daftarkan merek bisnis Anda sebelum
didaftarkan orang lain!

Ringkasan Putusan
Perkara tersebut pada akhirnya diputuskan 18 November 2020 lalu, dengan
dimenangkan oleh Hardwood. Pengadilan juga menetapkan Unilever untuk membayar
ganti rugi kepada Hardwood sebesar Rp 30 miliar atas sengketa merek tersebut.
Meski demikian, Unilever melakukan pengajuan kasasi atas putusan PN Jakarta Pusat
itu kepada Mahkamah Agung. Adapun hingga saat ini proses kasasi tersebut masih
berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai