Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jerawat atau akne vulgaris merupakan penyakit kulit berupa peradangan

kronis pada folikel pilosebasea. Akne vulgaris sering terjadi pada daerah wajah

dan leher (99%), punggung (60%), dada (15%), serta bahu dan lengan atas.

Umumnya insiden akne terjadi pada pria berusia sekitar 14-17 tahun dan pada

wanita berusia sekitar 17-18 tahun.Namun seiring bertambah usia angka

kejadiannya umumnya berkurang, meskipun ada juga timbul hingga usia 30 tahun

atau bahkan lebih.1,2

Prevalensi akne vulgaris di berbagai belahan dunia berbeda-beda. Hasil

penelitian di dapatkan bahwa di Jerman, orang yang berusia sekitar 20-29 tahun

berkisar 64% dan 43% pada usia 30-39 tahun. Sebuah studi penelitian di Australia

menemukan bahwa prevalensi akne vulgaris pada siswa yang berusia 16-18 tahun

adalah 93,3%. Pada tahun 2006, prevalensi penderita akne vulgaris di Indonesia

mencapai 60% dan 80% pada tahun 2007.3,4

Etiologi akne sampai saat ini masih belum di ketahui tetapi ada beberapa

faktor yang di duga terlibat. Faktor intrisik yaitu genetik, ras, hormonal, faktor

ekstrinsik berupa stress, pola makan, iklim, obat-obatan, dan infeksi bakteri

1
2

Propionibacterium acnes akibat meningkatnya produksi sebum. Selain itu,

beberapa penelitian menunjukkan kebersihan wajah yang buruk mempengaruhi

terjadinya akne vulgaris.1,5

Meskipun kontroversial, baru-baru ini faktor makanan terlibat sebagai

penyebab jerawat. Jenis makanan yang kini dipercaya menimbulkan akne seperti

makanan yang manis, kacang-kacangan, cokelat, dan makanan cepat saji.

Makanan seperti kacang-kacangan, makanan cepat saji, dan berminyak dapat

memicu aktifnya hormon androgen sehingga meningkatkan produksi sebum yang

pada akhirnya akan menimbulkan jerawat. Makanan yang mengandung indeks

glikemik yang tinggi seperti makanan manis, roti, dan minuman bersoda juga

dapat menyebabkan hyperinsulinemia akut sehingga meningkatkan kadar

androgen dan dapat meningkatkan produksi sebum.6,7

Kulit memproduksi sebum yang berfungsi sebagai pelindung kulit dari bahaya

dari luar seperti polusi dan debu yang akan masuk kedalam pori-pori kulit.

Namun kelebihan minyak pada kulit, wajah khususnya akan menambah resikonya

terjadi akne. Sebuah penelitian di Melboure University, bahwa 25% yang terkena

akne karena kebersihan wajah yang buruk.5

Sebagian besar mahasiswa FK UKI merupakan anak kost, sehingga pola

makan jarang diperhatikan. Makanan seperti camilan, makanan yang manis,

gorengan, dan minuman bersoda hal yang lumrah dibeli. Makanan seperti ini

dapat merubah komposisi dan meningkatkan produksi sebum yang dapat memicu

terjadinya akne. Sebagai bagian yang selalu terpajan oleh lingkungan luar, kulit
3

perlu dirawat dengan cara membersihkan jerawat setidak 3 kali sehari. Namun

tingginya aktivitas mahasiswa FK UKI menyebabkan kebersihan wajah kurang di

perhatikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis tertarik untuk

mengetahui hubungan pola makan dan kebersihan wajah dengan timbulnya akne

vulgaris.6,7

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang diatas permasalahan dalam penelitian ini adalah

apakah pola makan dan kebersihan wajah berhubungan dengan kejadian akne

vulgaris pada mahasiswa FK UKI.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menilai pengaruh pola makan dan kebersihan wajah dengan kejadian

akne vulgaris pada mahasiswa FK UKI.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui apakah makanan tinggi lemak mempengaruhi kejadian

akne vulgaris pada mahasiswa FK UKI.

2. Untuk mengetahui apakah makanan tinggi gula mempengaruhi kejadian

akne vulgaris pada mahasiswa FK UKI.

3. Untuk mengetahui apakah kebiasaan membersihkan wajah mempengaruhi

kejadian akne vulgaris pada mahasiswa FK UKI.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Insitusi Pendidikan

Dapat menambah referensi bagi perpustakaan dan menjadi data awal

bagi peneliti selanjutnya.

2. Bagi Masyarakat

Menambah informasi pada masyarakat mengenai hubungan pola

makan dan kebersihan wajah dengan kejadian akne vulgaris.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pembelajaran bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai

akne vulgaris secara lebih mendalam.

Anda mungkin juga menyukai