Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ILMU PENDIDIKAN ISLAM

TENTANG TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu: Dr. Miftahuddin, M.Ag.

Disusun oleh:

Taufiqurrahman 111-12-002

Rafika Intan Sari 111-13-116

Khoirul Mujahidin 111-13-261

Niqmatul Istiqomah 111-13-266

JURUSAN TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan Islam sebagai proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan
mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dalam tujuan ini manusia
diharapkan dapat mewujudkan suatu harapan yang menjadi titik, goal dan hasil yang akan dituju
dengan jalan atau cara beserta kaidah sesuai ajaran Islam.

Dalam setiap tindakan aktivitas harus berorientasi pada tujuan atau rencana yang telah ditetepkan.
Ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan harus berorientasi pada sebuah materi. Maka itulah,
tujuan pendidikan Islam menjadi komponen-komponen pendidikan yang baru.

Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui
dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain. Selain itu, tujuan juga untuk
membatasi ruang jalannya untuk menempuh suatu titik agar kita dapat fokus dalam sebuah tujuan
yang akan diraih.

Rumusan masalah

Apa pengertian tujuan pendidikan Islam ?

Apa fungsi tujuan pendidikan Islam ?

Apa prinsip pengembangan tujuan pendidikan Islam ?

Apa tujuan pendidikan Islam ?

Apa sajakah tujuan pendidikan Islam menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah dan Imam Al-Ghozali ?
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Tujuan Pendidikan Islam

Secara etimologi tujuan adalah arah, maksud atau haluan. Secara terminologi, tujuan berarti sesuatu
yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai. Menurut H. M. Arifin bahwa
tujuan proses pendidikan Islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung nilai-nilai Islam yang
hendak dicapai dalaam proses pendidikan yang berdasarkan ajaran islam secara bertahap.

Berdasarkan kepada pengertian pendidikan Islam yaitu sebuah proses yang dilakukan untuk
menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa kepada tuhan serta mampu
mewujudkan exsistensinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, yang berdasarkan kepada ajaran Al-
Qur’an dan Sunnah, maka tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insan-insan kamil setelah
proses pendidikan berakhir.

Fungsi Tujuan

Dalam fungsi tujuan pendidikan islam menpunyai empat fungsi tujuan. Fungsi yang pertama adalah
mengakhiri usaha, karena pada umumnya suatu usaha akan berakhir setelah tujuan akhir tercapai.
Fungsi yang kedua adalah mengarahkan usaha, karena tanpa adanya antisipasi ataupan dangan ke
arah tujuan, maka penyelewengan akan banyak terjadi, dan kegagalan-kegagalan akan selalu
diambang pintu. Fungsi yang ketiga adalah sebagai titik tolak untuk mencapai tujuan-tujuan lain.
Baik tujuan baru maupun tujuan lanjutan dari tujuan pertama. Oleh karena itu, dapat dikatakan,
bahwa dari satu segi tujuan bisa membatasi ruanag gerak usaha, sementara dari segi lain tujuan
dapat mempengaruhi dinamika sebuah usaha. Fungsi yang keempat adalah memberi nilai (sifat)
pada usaha-usaha tersebut. Ada usaha-usaha yang bertujuan lebih luhur dari pada usaha-usaha
lainnya.[1]
Prinsip Pengembangan Tujuan Pendidikan Islam

Omar Muhammad al-Toumy Al-Syaibany dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” (diterjemahkan
oleh Dr. Hasan Langgulung) mengatakan bahwa, ada delapan prinsip dalam mengembangkan tujuan
pendidikan Islam, antara lain:

Prinsip Universal (menyeluruh)

Dalam prinsip ini, memperhatikan seluruh aspek kehidupan yang mengitari kehidupan manusia, baik
aspek ibadah, akhlak, dan muamalah.

Prinsip Keseimbangan dan Kesederhanaan

Islam memiliki prinsip dasar keseimbangan dalam kehidupan, baik antara dunia dan akhirat, jasmani
dan rohani, kepentingan pribadi dan kepentingan umum, dll.

Prinsip Kejelasan

Prinsip yang mengandung ajaran dan hukum yang memberi kejelasan terhadap aspek spiritual dan
aspek intelektual manusia.

Prinsip Tak Ada Pertentangan

Pada perinsipnya sebuah sistem didalamnya terdapat berbagai komponen yang saling menunjang
dan membantu antara satu sama lain.

Prinsip Realisme dan Dapat Dilaksanakan

Sebuah prinsip yang selalu menjunjung tinggi realitas atau kenyataan dalam kehidupan.

Prinsip Perubahan yang Diinginkan

Yaitu prinsip perubahan jasmaniah, spiritual, intelektual, sosial, psikologis, dan nilai-nilai menuju
kearah kesempurnaan.

Prinsip Menjaga Perbedaan Antara Individu

Prinsip yang menjaga terhadap perbedaan antara individu, baik dari segi kebutuhan, emosi, tingkat
kematangan berfikir, sikap (perilaku) dan mental anak didik.
Prinsip dinamisme dan menerima perubahan serta perkembangan dalam rangka memperbarui
metode-metode yang terdapat dalam pendidikan agama.[2]

Tujuan Pendidikan Islam

Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan
operasional, dan tujuan akhir.

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan baik dengan
pengajaran atau dengan cara lain, kita perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam
firman-firman Allah SWT dan sabda-sabda Nabi Muhammad SAW, yang menjadi idealitas ajaran
Islam yang diwujudkan sebagai pola kepribadian Muslim yang hakiki sesuai tuntutan cita Islam
tersebut.[3]

Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman
tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum.

Tujuan opersional yaitu suatu tujuan yang dicapai menurut program yang telah ditentukan atau
ditetapkan dalam kurikulum. Produk kependidikan belum siap dipakai di lapangan karena masih
memerlukan latihan ketrampilan tentang bidang keahlian yang hendak diterjuni.[4]

Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia sempurna setelah
ia menghabisi sisa umurnya. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran:

S. Az-Zariat: 56

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


ِ ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Q.S. Az-
Zariat: 56)

S. Al-Mujadalah: 11

َ‫ح هَّللا ُ لَ ُك ْم َوِإ َذا قِي َل ا ْن ُش ُزوا فَا ْن ُش ُزوا يَرْ فَ ِع هَّللا ُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذين‬ ِ ِ‫يل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوا فِي ْال َم َجال‬
ِ ‫س فَا ْف َسحُوا يَ ْف َس‬ َ ِ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِإ َذا ق‬
‫ت َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِي ٌر‬ٍ ‫وتُوا ْال ِع ْل َم د ََر َجا‬ ‫ُأ‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, Niscahya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah: 11)

Dan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan upaya pembentuakan kepribadian muslim senantiasa
mengharapkan keridhaan Allah SWT dalam hidupnya.

Atas dasar ayat-ayat di atas, dapat dirumuskan tujuan pendidikan Islam yang ideal dan operasional
dengan ruang lingkup yang memberikan nilai kehidupan manusia paripurna duniawiah dan
ukhrawiah. Manusia yang melaksanakan tugas hidup individual dan social berdasarkan perintah
Allah SWT.

Jadi, rumusan tujuan akhir pendidikan Islam ialah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa serta berilmu pengetahuan, Manusia yang mampu mengabdikan dirinya kepada Khaliknya
dengan sikap dan kepribadian bulat yang merujuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala
aspek hidupnya, duniawiah, dan ukhrawiah.[5]

Tujuan Pendidikan Islam menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah dan Imam Al-Ghozali

Tujuan Pendidikan Islam menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah dan Imam Al-Ghozali adalah
sebagai berikut:

Menurut Abdurrahman Shaleh Abdullah

Bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah SWT atau
sekurang-kurangnya mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir. Tujuan utama
khalifah Allah SWT adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total kepada-Nya.
Selanjutnya tujuan pendidikan Islam menurutnya dibangun atas 3 komponen: tubuh, ruh, dan akal.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada:

Tujuan Pendidikan Jasmani

Pendidikan Islam dalam hal ini mengacu pada pembicaraan fakta-fakta terhadap jasmani yang
relevan bagi para pelajar.
Tujuan Pendidikan Rohani

Tujuan pendidikan Islam harus mampu membawa dan mengembalikan ruh tersebut kepada
kebenaran dan kesucian.

Tujuan Pendidikan Akal

Tujuan ini mengarahkan kepada perkembangan intelegensi yang mengarahkan setiap manusia
sebagai individu untuk dapat menemukan kebenaran yang sebenar-benarnya.

Tujuan Sosial

Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah menitik beratkan pada perkembangan
karakter-karakter manusia yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar
masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan menjadi karakteristik
utama yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan Islam.

Sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam versi Abdurrahman adalah mewujudkan manusia ideal
sebagai ‘Abid Allah atau ‘Ibad Allah, yang tunduk secara total kepada Allah SWT.

Menurut Imam Al-Ghozali

Al-Ghozali, sebagaimana yang dikutip oleh Fatiyah Hasan Sulaiman menjelaskan bahwa tujuan
pendidikan Islam dapat diklasifikasikan kepada:

Membentuk insan sempurna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Membentuk insan purna untuk memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Dari kedua tujuan diatas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan versi Al-Ghozali tidak hanya
bersifat ukhrowi (mendekatkan diri kepada Allah), sebagaimana yang dikenal dengan kesufiannya,
tetapi juga bersifat duniawi. Karena itu Al-Ghozali memberi ruang yang cukup luas dalam sistem
pendidikannya bagi perkembangan duniawi. Namun, dunia hanya dimaksudkan sebagai jalan
menuju kebahagiaan hidup di alam akhirat yang lebih utama dan kekal.

Pemikiran Al-Ghozali di atas dapat difahami dari landasan berfikir dan berpijak dengan Al-Qur’an.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyatakan agar manusia tidak terlena dengan kehidupan dunia,
sementara akhirat adalah tempat kembali yang kekal. Allah berfirman:

‫اآلخ َرةُ خَ ْي ٌر َوَأ ْبقَى‬


ِ ‫ َو‬. ‫بَلْ تُْؤ ثِرُونَ ْال َحيَاةَ ال ُّد ْنيَا‬
Artinya: “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi (16) sedang kehidupan akhirat
adalah lebih baik dan lebih kekal (17).” (A.Q. Al-A’la: 16-17)

Dalam mencermati ayat di atas, Ibn Khaldun terinspirasi untuk merumuskan tujuan pendidikan
Islam, sebagai mana yang di kutip oleh Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi, kepada:

Tujuan yang berorientasi akhirat, yaitu membentuk hamba- hamba Allah yang dapat melaksanakan
kewajiban-kewajibannya kepada Allah.

Tujuan yang berorientasi dunia, yaitu membentuk manusia- manusia yang mampu menghadapi
segala bentuk kehidupan yang lebih layak dan bermanfaat bagi rang lain. [6]
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tujuan pendidikan Islam adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah proses pendidikan
berakhir. Tujuan ini di klasifikasikan kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan
tujuan operasional.

Namun demikian, berkembangnya pemikiran tentang tujuan pendidikan islam tidak pernah
melenceng dari prinsip dasar yang menjadi asas berpijak dalam pengembangan tujuan pendidikan
yang dimaksud. Diantara prinsip-prinsip terebut adalah universal, keseimbangan, kejelasan, dinamis,
dan relevan.

Jadi, rumusan akhir pendidikan Islam di atas masih dapat diringkas lagi menjadi mewujudkan
manusia yang berkepribadian muslim yang bulat lahiriah dan batiniah yang mampu mengabdikan
segala amal perbuatannya untuk mencari keridhaan Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Arief ,Armain, Dr. M.A. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Press.

Arifin, H.M. Drs.M.Ed. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
[1] Armain Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002,
hlm. 18-19.

[2] Ibid., hlm. 17-18.

[3] M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Bumi Aksara,2011 hlm. 62.

[4] Ibid., hlm. 30.

[5] Ibid., hlm. 63-64.

[6] Armain Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Ciputat Press, Jakarta, 2002, hlm.
23.

Anda mungkin juga menyukai