Anda di halaman 1dari 7

1.

cara mengetahu abnormalitas sperma Bau saat normalnya khas, tajam dan tidak
berbau
1. Warna normal yakni seperti lem, kanji atau putih kelabu
2. Volume : semen pada sapi dan domba mempunyai volume rendah tetapi
konsistensinya tinggi, sedangkan semen kuda dan babi merupakan cairan
yang lebih voluminous tetapi dengan konsentrasi sperma rendah.
3. Koagulasi : semen normal setelah ejakualsi segera menggumpal. Bila langsung
encer ketika ditampung berarti ada gangguan pada vesikula seminalis
4. Viskositas : kekentalan semen diperiksa dengan alat yang disebut viscometer.
Secara sederhana dapat dilakukan dengan jalan mencelupkan batang kaca ke
objek yang sudah ditetei semen, diangkat pelan diukur tinggi benang yang
terjadi antra batang kaca dan objek sampai batas putus, dan normalnya 3 – 5
cm.
5. pH : semen diteteskan dengan batang kaca pada kertas PH berukuran warna
petunjuk, dan setiap spesies warna tersebut berbeda – beda.
6. Motilitas : Jumlah yang bergerak maju ialah jumlah spermatozoa semua
dikurangi jumlah mati. Dianggap normal jiak motil laju > 40 %. Menurut
Rehan et al. yang normal % motilnya ialah 63 ± 16 SD dengan range 10 – 95,
namun penelitian melaporkan spermatozoa yang tidak bergerak belum tentu
mati, mungkin ada sesuatu zat cytotoxin atau antibodi yang membuat nya
tidak bergerak.
7. Morfologi : Semen diwarnai dengan giemsa untuk melihat morfologinya,
faktor yang membuat abnormal : penyakit alergi, terlalu sering ejakulasi,
gangguan pada epididimis, stress dan gangguan hormonal dan saraf (Wildan.,
1992).
2.penggunaan alas pada kandang ternak ayam ras

1. Membatasi kontak langsung antara kaki anak ayam dengan lantai yang suhunya relatif dingin

2. Membantu menyerap air dari feses maupun dari tumpahan air minum sehingga lantai kandang tidak lembab

3. Pada saat brooding, litter dapat menyerap panas dari brooder sehingga membantu menghangatkan anak ayam

3.tata cara pengukuran volume testis pada ternak jantan


Testis sebagai organ reproduksi primer jantan harus diperiksa untuk simetris tidaknya, konsistensi
dan ukuran. Skrotum dan isinya harus bebas dan dan tidak terjadi perluka sehinggaisi kondisi
internalnya dapat bergerak bebas didalam kantong luarnya. Pemeriksaan ukuran testes
berhubungan dengan produksi sperma dan usia pubertas dengan parameter ;  Bentuk skrotum
penting untuk termoregulasi testes. Suatu ‘leher’ harus terdapat pada skrotum. Beberapa bentuk
abnormal skrotum yang bisa terjadi yaitu bentuknya terlalu runcing, atau lurus.  Testes harus bebas
bergerak di dalam skrotum dan harus simetris.  Semua ke-asimetris-an testis adalah abnormal dan
dapat mengindikasikan orchitis, degenerasi testis, hydrocele, atau hernia.  Palpasi epididymis
dilakukan untuk memastikan bahwa testis dapat berfungsi dengan normal.
Days open Jarak (hari) antara kondisi betina setelah beranak hingga bunting kembali (Hariadi dkk.,
2011). Data DO diperoleh melalui catatan reproduksi ternak di kan-dang.

Calving Interval Jarak waktu (hari) yang dibutuhkan sapi perah betina antara satu kelahiran de-ngan
kelahiran berikutnya (Hariadi dkk., 2011). Data DO diperoleh melalui catatan reproduksi ter-nak di
kandang.

Pembibitan adalah kegiatan budi daya menghasilkan bibit ternak untuk keperluan sendiri atau
diperjualbelikan.

Bibit Ternak yang selanjutnya disebut

Bibit adalah ternak yang mempunyai sifat unggul dan mewariskannya serta memenuhi persyaratan
tertentu untuk dikembangbiakkan.

Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan
baku industri, jasa dan/atau hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.

Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang melakukan usaha
peternakan.

C/R adalah presentase sapi betina yang bunting dari inseminasi pertama (Sakti, 2007).
Conception rate yang ideal untuk suatu populasi ternak sapi adalah sebesar 60--75%,
semakin tinggi nilai CR maka semakin subur sapinya dan begitu juga sebaliknya
(Hardjopranjoto, 1995).

Steer/stot = Sapi jantan yang dikastrasi pada umur 6 – 24 bulan

Parameter penelitian meliputi jarak beranak atau kidding interval (bulan), jumlah anak


sekelahiran atau kidding size dan tipe kelahiran baik tunggal maupun kembar. Kidding
interval adalah waktu atau periode antara dua kelahiran

Dehorning merupakan adalah pemotongan tanduk hewan ternak.

 EAR-TAG adalah tanda pengenal atau identitas yang di pasang pada daun telinga (kiri) atau
kanan (jantan) yang memiliki kode tertentu sesuai 

 Pemurnian adalah upaya untuk memepertahankan rumpun dari jenis


(spesies) ternak tertentu.

 Transfer Embrio (TE) merupakan suatu teknik memasukkan embrio ke dalam alat reproduksi
ternak betina sehat (resepien) dengan alat tertentu .

Inseminasi Buatan pada ayam adalah teknik mengawinkan secara buatan dengan memasukkan
sperma ayam jantan yang telah diencerkan dengan NaCl Fisiologis ke dalam saluran reproduksi ayam
betina yang sedang berproduksi

1. Pure breed : adalah ternak yang merupakan hasil perkawinan secara murni
(ternak yang ras sama)
2. Breeder : adalah orang yang mempunyai ternak sendiri dan melakukan
pemeliharaan, perkembangbiakan dll.
3. Pedigree : adalah catatan tentang asal usul ternak
4. Dans : adalah induk dari ternak
5. Bull : adalah sapi jantan dewasa
6. Cow : adalah sapi betina dewasa
7. Calf : adalah anak sapi yang umurnya kurang dari 1 tahun
8. Steer : adalah sapi jantan yang dikastrasi pada umur dibawah 1 tahun sebelum
masak kelamin
9. Bullock : (istilah ini umum dipakai di Inggris = steer)
10.Stag : sapi, domba, babi, dan kuda jantan yang dikastrasi setelah dewasa
kelamin
11.Stud : sapi, domba, dan kuda jantan yang khusus dipelihara untuk pejantan
12.Heifer : sapi betina muda dengan batas umur betina 3 tahun
13.Beef : daging sapi yang berasal dari sapi yang telah dewasa
14.Veal : daging sapi yang berasal dari sapi yang umurnya dibawah 3 bulan
15.Cull : sapi yang dikeluarkan (diafkir) dari peternakan dalam segala umur
16.Pulled : keadaan dimana ternak tanpa tanduk karena pembawaan sejak lahir
17.Dehomed : keadaan ternak yang tanduknya dihilangkan yang dilakukan pada
waktu mulai tumbuh
18.Weaner : anak sapi yang baru disapih (umur 6 – 12 bulan)
19.Boar : babi jantan/pejantan
20.Sow : babi betina yang telah melahirkan anak
21.Gilt babi betina muda yang umur dibawah 1 tahun dan belum pernah
melahirkan anak
22.Barrow : babi jantan yang dikastrasi waktu masih muda (belum masak
kelamin)
23.Farrow : babi yang melahirkan
24.Litter : semua anak babi yang lahir dari satu induk (lahir bersama-sama dalah
satu kelahiran)
25.Pork : daging babi
26.Beefallo : hasil persilangan antara bison dengan sapi yang hasilnya  3/8 bison
dan 5/8 sapi
27.Ram/Buck : domba jantan
28.Wether : domba jantan yang dikebiri sebelum masak kelamin
29.Ewe : domba betina dewasa
30.Lamb : domba yang umurnya kurang dari 1 tahun
31.Mutton : daging domba yang berasal dari domba dewasa yang
pertumbuhannya baik
32.Buck : domba/kambing dewasa
33.Doe : kambing betina dewasa
34.Doe kid : kambing betina muda
35.Buck kid : kambing jantan muda
36.Stallioan : kuda jantan dewasa
37.Colt : kuda jantan muda umur dibawah 4 tahun
38.Mare : kuda betina dewasa
39.Filly: kuda betina dewasa umur dibawah 4 tahun
40.Foal : kuda jantan atau betina umur kurang dari 1 tahun
41.Mule : hasil persilangan antara keledai jantan dengan kuda betina
42.Jennet/Hinny : hasil persilangan antara kuda jantan dengan keledai betina
43.Cockerel : ayam jantan muda
44.Cock : ayam jantan dewasa
45.Capon : ayam jantan yang dikastrasi
46.Pullet : ayam betina muda
47.Hen : ayam betina dewasa yang mulai bertelur
48.Chicken : anak ayam umur maksimal 3 minggu
49.Broiler : ayam pedaging umur 8-12 minggu
50.Gosling : angsa muda (jantan/betina)
51.Duckling : itik muda (jantan/betina)
52.Drake : itik jantan dewasa
53.Poult : kalkun muda
54.Gobber/Tom : kalkun jantan dewasa
55.Dog : anjing jantan dewasa
56.Bitch : anjing betina dewasa
57.Pup : anjing umur dibawah 6 bulan
58.Tomcat : kucing jantan
59.Dip : kolam yang berisi obat-obatan tempat memandikan/membersihkan ternak
dari parasit luar dengan cara menceburkan ternak ke kolam tersebut
Itulah beberapa istilah asing dalam peternakan, semoga post ini bermanfaat bagi
kalian yang membacanya

Pedoman Teknis Pemilihan bibit/DOC/ayam umur sehari:


 Berasal Dari Induk Yang Sehat.
 Bulu tampak halus, penuh dan baik pertumbuhannya.
 Tidak terdapat cacat tubuh.
 Mempunyai nafsu makan yang baik.
 Ukuran berat badan antara 35-40 gram.
 Tidak ada letakan tinja diduburnya.

eskripsi Singkat: 

Sapi Bali merupakan sapi hasil domestikasi dari banteng asli Indonesia yang mempunyai
keunggulan dalam daya reproduksi, daya adaptasi dan persentase karkas yang tinggi.

Sapi Bali mempunyai cari khas yang tidak dimiliki oleh sapi dari bangsa lainnnya dan
merupakan sumber daya genetik asli Indonesia yang perlu dijaga dan dipelihara
kelestariannya sehingga dapat memberikan manfaat dalam peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia

Ciri Spesifik Sifat Kualitatif: 


a. Warna

1. tubuh - betina : warna bulu merah bata. - jantan : warna bulu merah bata tersebut berubah
menjadi kehitaman dengan makin bertambahnya umur, perubahan warna tersebut terjadi
pada kisaran umur 12 – 18 bulan. Perubahan warna tersebut tidak akan terjadi pada sapi
bali jantan yang dikastrasi.
2. kaki : warna putih pada empat kaki bagian bawah, mulai dari tarsus/carpus ke bawah.
3. pantat : warna putih dengan batas yang jelas (bentuk oval).
4. bibir atas : warna putih.
5. bibir bawah : warna putih.

b. Punggung : terdapat garis belut berwarna hitam pada betina.

c. Ekor : bagian ujung berwarna hitam.

d. Tanduk : hitam, meruncing, melengkung ke arah tengah.

e. Kemampuan kerja : baik

f. Kemampuan hidup secara liar : baik

g. Daya adaptasi terhadap pakan terbatas : baik

h. Daya adaptasi terhadap cekaman panas : baik

i. Kemampuan adaptasi terhadap lingkungan jelek : baik

j. Kemampuan mencerna pakan berserat tinggi : baik 

Ciri Spesifik Sifat Kuantitatif: 

a. Bobot badan umur 2 tahun


- jantan : 210 – 260 kg
- betina : 170 – 225 kg
b. Tinggi badan
- jantan : 122,3 – 130,1 cm
- betina : 105,4 – 114,4 cm
c. Panjang badan
- jantan : 125,6 – 146,2 cm
- betina : 117,2 – 120,0 cm
d. Lingkar dada
- jantan : 180,4 – 188,8 cm
- betina : 158,6 – 174,2 cm
e. Kesuburan induk : 82 – 85%
f. Angka kelahiran : 40 – 85%
g. persentase karkas : 51 – 57%
h. kadar lemak daging : 2 – 6,9%
i. kemampuan hidup hingga dewasa : 68 – 80%

Ciri Spesifik Sifat Reproduksi: 

a. umur pubertas : 540 – 660 hari


b. bobot saat pubertas : 165 – 185 kg
c. siklus estrus : 18 – 20 hari
d. service/Conception : 1,2 – 1,8
e. bunting : 286,6 ± 9,8 hari
f. kebuntingan : 86,56 ± 5,4%
g. beranak pertama : 730 – 972 hari
h. beranak : 69 – 86%/tahun
i. estrus postpartus : 62,8 ± 21,8 hari

 Sifat kualitatif 

 Sifat yang dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok dan


pengelompokkan itu berbeda jelas satu sama lainnya.
 Tampak dari luar dan tidak dapat diukur. 
 Cacat genetik lebih bersifat kualitatif. 
 Seleksi bibit hanya sedikit bersifat kualitatif. 
 Diatur oleh satu atau beberapa pasang gena. 
 Dikontrol sepenuhnya oleh gen. 
 Tidak mempunyai nilai ekonomis.
Contoh sifat kualitatif adalah warna bulu/ rambut, sapi bertanduk dan tidak
bertanduk.

2. Sifat kuantitatif 

 Tidak dapat dikelompokkan dengan jelas/ tegas.


 Dapat diukur dan kontinyu 
 Cacat genetik bukan sifat kuantitatif 
 Seleksi bibit banyak ditujukan pada sifat-sifat kuantitatif. 
 Diatur oleh banyak pasang gena.
 Lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
 Mempunyai nilai ekonomis tinggi
Contoh sifat kuantitatif adalah produksi susu, pertambahan bobot badan, kadar
lemak.

Waktu Melakukan IB :
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada
saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Kemungkinan terjadinya
konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi
telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :
Permulaan birahi : 44%,
Pertengahan birahi : 82%,
Akhir birahi : 75%,
6 jam sesudah birahi : 62,5%,
12 jam sesudah birahi : 32,5%,
18 jam sesudah birahi : 28%,
24 jam sesudah birahi : 12%

Prosedur IB :
Prosedur Inseminasi Buatan adalah sebagai berikut: Sebelum melaksanakan prosedur
Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan
mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat
atau meletakkannya di bawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik
adalah 37?C, jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan
37?C, selama 7-18 detik. Setelah di thawing, straw dikeluarkan dari air kemudian
dikeringkan dengan tissue, Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang
mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih, Setelah itu plastic sheath
dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw, Sapi dipersiapkan
(dimasukkan) dalam kandang jepit, ekor diikat.

Petugas Inseminasi Buatan (IB) memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang
akan dimasukkan ke dalam rectum, Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB)
dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim
(servix), apabila dalam rektum banyak kotoran harus dikeluarkan lebih dahulu, Semen
disuntikkan/disemprotkan pada badan uterus yaitu pada daerah yang disebut
dengan ‘posisi ke empat’. Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka gun
dikeluarkan dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan.

Anda mungkin juga menyukai