Cara Membuat Cash Budget
Cara Membuat Cash Budget
Memang. Kalau sudah ngomongin uang alias kas (cash), pada dasarnya,
kita semua pernah kalang kabut, bingung tidak karu-karuan. Mengapa?
Sebab:
Uang atau kas, sifatnya personal dan sangat sensitif—bisa
membuat seseorang luar biasa gembira (saat banyak uang) ATAU
sedih termehek-mehek (saat tak pegang uang).
Uang juga bisa membuat seseorang menjadi penyabar ATAU
temperamental.
Bagi sebagian orang bahkan uang sudah menjadi semacam atribut
harga diri—bisa membuat seseorang merasa terhormat (saat
punya uang melimpah) ATAU merasa nista (saat tak punya uang
sepeserpun).
Uang, bisa mengeratkan atau merenggangkan hubungan suami-
istri, kekeluargaan, persahabatan dan pertemanan.
Kalau mau jujur-jujuran, well, that’s the brutal truth about money,
uang, kas (apapun sebutannya), ketika dikaitkan dengan kehidupan kita
pribadi. Mungkin itu sebabnya mengapa sebagian besar dari kita
sepertinya memiliki ‘nervous system’ khusus yang bisa bereaksi secara
otomatis setiap kali berpikir tentang kas atau uang.
Caranya?
“Bertanyalah pada diri anda sendiri: Apa yang akan aku lakukan bila
kelak aku punya uang melimpah?” lanjut Tony.
Lalu?
“Jika sudah bisa membayangkan apa yang akan anda lakukan
bila kelak punya uang melimpah, maka lakukanlah apapun yang ada
dalam bayangan anda itu sekarang juga, tidak usah menunggu sampai
anda kaya raya!” lanjut Tony.
Sebagai inspirasi dan contoh konkret, Tony pun membeberkan apa yang
ada dalam perasaan dan pikirannya ketika hidup berlimpahkan uang
seperti keadaannya saat ini.
“Dulu saya skeptik. Sekarang (setelah banyak uang) saya setuju
dengan pemeo yang mengatakan uang bukan segalanya,” ungkap Tony.
“Bukan uang, melainkan apa yang anda lakukan dengan uang-
di-tangan itulah yang lebih penting” ~…
Ya, ya, ya, ya, ya…. Itu UANG menurut orang yang sudah sukses—bukan
uang menurut saya yang masih jauh dari kriteria sukses.
Apapun kata orang sukses, selalu terdengar gurih, manis, dan masuk
akal. Tapi, entah mengapa, biasanya sulit untuk diterapkan. Betul tidak?
Catatan: karena JAK bukan website personal finance, maka saya tidak
akan memberikan tips mengenai cara mengelola keuangan peribadi.
Dalam tulisan ini saya akan fokus pada pengelolaan keuangan untuk
perusahaan saja. Tetapi, jika mau, sebenarnya bisa juga diterapkan
untuk diri anda pribadi.
Mengapa? Sebab, angka LABA itu akan segera berubah menjadi RUGI
bila perusahaan mengalami kesulitan likuiditas. Pegawai kerja ogah-
ogahan karena tanggal gajian sering molor. Supplier ogah memberikan
pasokan barang karena perusahaan sering telat bayar. Penyerahan
barang/jasa kepada pelanggan menjadi terlambat, kualitas barang/jasa
yang diserahkan menurun, pelanggan kecewa, penjualan menurun,
RUGI! Ya, sesederhana itu.
Cash Flow Statement Vs Budgeted Cash Flow Vs Cash Budget Vs Cash Forecast
Tidak hanya junior, bahkan akuntan senior pun kadang masih bingung
membedakan keempat macam laporan ini, apalagi non-akuntan.
Sengaja saya memilih span waktu yang paling pendek, yaitu mingguan
(weekly), karena membuat yang cash budget bulanan (monthly) dan
kwartalan (quarterly) prinsip kerjanya sama saja dengan mingguan,
hanya span waktunya lebih panjang.
Caranya?
1. Saldo Kas Awal – Ini adalah saldo kas awal yang dimiliki oleh
perusahaan di awal periode budget dibuat, misal: 1 Juni 2015 untuk Cash
Budget Juni 2015 Minggu Pertama (WK-1) seperti dalam
contoh. Darimana angka Rp 100 dalam contoh diperoleh? Dari “Saldo
Akhir” buku Kas perusahaan, yaitu Petty Cash ditambah Saldo Kas Bank,
di akhir hari kerja sebelumnya.
2. Ditambah: Kas Diterima (dirinci) – Ini adalah rencana kas yang akan
diterima (baca: masuk) dalam periode Cash Budget Minggu Pertama
(WK-1).Darimana angka Rp 900 diperoleh? Dari buku (akun) “Piutang”
perusahaan yang akan jatuh tempo pada minggu pertama (WK-1), misal
seperti di bawah ini:
Note: Jika ada rencana kas masuk sumber lain (misal: penjualan asset,
bunga bank, pendapatan sewa) yang pasti akan diterima juga
dimasukkan di sini.
3. Total Kas Tersedia (untuk digunakan) – Ini adalah rencana total kas
yang bisa digunakan untuk Minggu Pertama Juni 2015. Darimana angka
Rp 1000 diperoleh? Dari hasil penjumlahan “Saldo Kas Awal” dan “Kas
Diterima” pada baris pertama dan kedua di atasnya.
7. Saldo Kas Akhir – Ini adalah jumlah saldo kas akhir yang diharapkan
di akhir periode Cash Budget Minggu Pertama (WK-1), per Jumat 5 Juni
2015 dalam hal ini (karena hari kerja PT JAK sampai Jumat saja).
Darimana angka Rp 200 diperoleh rasanya saya tidak perlu jelaskan lagi.
Itu baru Cash Budget untuk Minggu Pertama (WK-1). Karena kita
akan membuat Cash Budget Juni 2015 secara mingguan (Weekly), maka
kita masih harus lanjutkan untuk Minggu Kedua (WK-2), Minggu Ketiga
(WK-3) dan Minggu Keempat (WK-4). Kita susun secara horizontal, maka
formatnya akan menjadi sbb (sekedar contoh format saja):
Cara menyusun untuk WK-2 s/d WK-4 sama saja dengan menyusun
WK-1. Hanya saja perlu anda perhatikan hal-hal penting berikut ini:
Saldo Kas Awal dan Akhir – Jika anda perhatikan contoh di atas, jelas
terlihat bahwa “Saldo Kas Awal” WK-2 berasal dari “Saldo Kas Akhir” WK-
1, demikian juga dengan “Saldo Kas Awal” WK-3 berasal dari “saldo Kas
Akhir” WK-2, dan seterusnya. Saldo kas awal dan akhir ini biasanya
dipatok oleh manajemen perusahaan (perhatikan penjelasan di atas).
Month To Date (MTD) – Jika anda perhatikan contoh, maka pada ujung
kanan terdapat kolom “MTD,” ini maksudnya “Month to Date” yang
mewakili total budget selama empat minggu di bulan Juni 2015. “Saldo
Kas Awal”-nya adalah saldo kas awal Minggu Pertama (WK-1). “Kas
Diterima”-nya adalah total kas diterima dari minggu pertama hingga
keempat (=WK-1+WK-2+WK-3+WK-4). Dan “Kas Digunakan” nya adalah
total kas digunakan dari minggu pertama hingga keempat.
Dengan demikian maka Weekly Cash Budget untuk Juni 2015 sudah
selesai.
Bagaimana dengan “Kas Diterima” yang berasal dari penjualan tunai dan
bagaimana dengan “Kas Digunakan” untuk pembelian tunai? Mungkin ada
yang berpikir demikian.
Tujuan itu hanya akan tercapai bila segala hal bisa diketahui lebih awal.
Sedangkan transaksi tunai baru bisa diketahui setelah terjadi.
Pertanyaannya: Bagaimana mungkin anda merencanakan sesuatu yang
anda sendiri tak tahu pasti apakah akan terjadi atau tidak. No way!
Saran saya:
Mengantisipasi Ketidakpastian
CLICK TO TWEET
CLICK TO TWEET
Pikirkanlah itu.
Artiya apa?
Menyusun Cash Budget penting. Tetapi follow up-nya jauh lebih penting
lagi.
CLICK TO TWEET
Tugas anda, setelah budget mulai berjalan, adalah memastikan
semua orang di dalam perusahaan harus patuh terhadap budget yang
telah dibuat. Untuk “Cash Budget” misalnya, jangkan staf dan manajer,
pimpinan perusahaan sekalipun tak boleh seenak-enaknya
mengeluarkan kas jika tidak sesuai dengan budget. Tugas anda adalah
mengawal dan memastikan semua orang patuh.
Bagaimana caranya?
Hanya dengan cara begitulah cash budget bisa berjalan efektif dan
benar-benar berguna seperti yang seharusnya. Tanpa itu, cash budget
hanya akan jadi sampah. Lebih baik tidak ada samasekali, daripada
buang-buang waktu dan kertas.