Anda di halaman 1dari 14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Kesehatan Reproduksi

Menurut WHO (1992), sehat adalah suatu keadaan yang lengkap

meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

dari penyakit atau kelemahan. Hal ini diharapkan agar adanya

keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara individu dengan

masyarakat dan makhluk hidup lain serta lingkungannya (Mubarak, 2009).

Menurut WHO (1994), kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan

kesejahteraan fisik, emosional, mental dan sosial yang utuhberhubungan

dengan reproduksi, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan namun

dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

serta prosesnya. Individu yang sehat secara reproduksi memiliki cara

pendekatan yang positif dan penuh rasa hormat terhadap seksualitas dan

hubungan seksual, mereka juga berpotensi untuk merasakan kesenangan

dan pengalaman seksual yang aman, bebas dari paksaan, diskriminasi dan

kekerasan (Potter & Perry, 2009).

Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2000),

kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh

mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat,

fungsi, serta proses reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi

9
10

bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit melainkan bagaimana

seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman (Triwibowo &

Pusphandani, 2015).

2. Pengertian Kesehatan Reproduksi Remaja

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang

menyangkut sistem, fungsi, komponen, dan proses reproduksi yang

dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak hanya bebas dari

penyakit atau bebas dari kecacatan, namun juga sehat secara mental dan

sosial budaya (BKKBN, 2008).

3. Dasar Pengetahuan kesehatan Reproduksi pada Remaja

Menurut BKKBN (2008), dasar pengetahuan kesehatan reproduksi

yang perlu diketahui remaja yaitu :

1) Pengetahuan tentang perubahan fisik, kejiwaan, dan kematangan

seksual. Misalnya informasi tentang haid dan mimpi basah, tentang alat

reproduksi remaja laki-laki dan perempuan.

2) Proses reproduksi yang bertanggung jawab sebagai bekal pemahaman

seks bagi kebutuhan manusia secara biologis, menyalurkan dan

mengendalikan naluri seksual yang menjadi kegiatan positif seperti

olahraga atau hobi yang bermanfaat. Sementara penyaluran berupa

hubungan seksual hanya untuk melanjutkan keturunan yaitu dengan

cara menikah terlebih dahulu.

3) Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan perempuan, serta

kewaspadaan terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan.


11

Remaja juga memerlukan pembekalan tentang kiat untuk

mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam

menghadapi berbagai godaan, seperti ajakan untuk melakukan

hubungan seksual diluar nikah dan penggunaan NAPZA.

4) Persiapan pranikah. Informasi ini diperlukan agar calon pengantin lebih

siap secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan

berkeluarga.

5) Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya. Remaja perlu

mengetahui tentang hal ini, sebagai persiapan remaja laki-laki dan

perempuan dalam memasuki kehidupan berkeluarga masa depan.

4. Remaja Di Sekolah

a. Definisi

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa,

dimulai dengan memasuki awal pubertas.Remaja terdiri dari individu

antara umur 10 sampai 19 tahun (WHO, 2011).Remaja merupakan

masa penting, dimana anak menjalani perubahan biologi, yang ditandai

dengan pubertas, terkait dengan penampilan fisik dan pencapaian

kemampuan untuk bereproduksi, perubahan psikologi dan kognitif,

dimana mencerminkan cara berpikir individu, dan perubahan sosial

yang berkaitan dengan hak-hak dan tanggung jawab setiap individu

(Omobuwa.O.,et all, 2012)


12

b. Tahap Perkembangan Remaja

Menurut teori psikososial Erickson (1968), remaja ada pada tahap

identitas dan kebingungan atau difusi peran dengan perkembangan

sebagai berikut terjadi perubahan dalam diri anak khususnya dalam

fisik dan kematangan usia, perubahan hormonal akan menunjukkan

identitas dirinya seperti siapa saya, kemudian apabila kondisi ini tidak

sesuai dengan suasana hati maka dapat kemungkinan menyebabkan

terjadi kebingungan dalam peran. Sedangkanpada perkembangan

psikoseksual menurut Freud (1964), remaja ada pada tahap genital

dengan perkembangan sebagai berikut kepuasan anak pada fase ini

akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang

terhadap lawan jenis.

Menurut teori psikososial Erickson (1968) dibagi menjadi tiga

tahapan perkembangan remaja yaitu awal (11-14 tahun), pertengahan

(14-16 tahun), dan akhir (17-20).Dengan karakteristik perkembangan,

sebagai berikut:

1) Pada tahap awal (11-14 tahun) remaja ini berfokus pada perubahan

tubuh, mengalami perubahan alam perasaan dengan sering,

kepentingan ditempatkan atau berfokus pada kesesuaian dengan

norma teman sebaya dan peneriman dari teman sebaya, berjuang

untuk menguasai keterampilan di dalam kelompok sebaya,

mendefinisikan batasan dengan orang tua dan figure otoritas, tahap

awal emansipasi yaitu berjuang untuk memisahkan diri dari orang


13

tua saat masih ingin bergantung pada mereka, mengidentifikasi

teman sebaya berjenis kelamin sama, lebih bertanggung jawab atas

perilaku mereka sendiri.

2) Pada tahap pertengahan (14-16 tahun) remaja ini masih terus

menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuh, mencoba

beberapa peran berbeda didalam kelompok sebaya, memerlukan

penerimaan oleh kelompok sebaya di tingkat yang tertinggi, tertarik

pada lawan jenisnya, waktu konflik terbesar dengan orang tua atau

figure otoritas.

3) Pada tahap akhir (17-20 tahun) remaja ini mampu memahami

dampak perilaku dan keputusan, peran dikelompok sebaya

ditetapkan, merasa aman dengan citra tubuhnya, memiliki identitas

seksual yang telah matang, memiliki tujuan karier yang ideal,

pentingnya pertemanan individual muncul, dan proses emansipasi

dari keluarga hampir komplit (Kyle & Carman, 2014)

c. Perubahan dan Perkembangan Fisik, Alat Reproduksi pada

Remaja

Pada remaja terjadi perubahan fisik yang cepat termasuk

pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai

kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksinya.

Perubahan ini ditandai dengan munculnya tanda-tanda sebagai berikut :

1) Tanda kelamin primer yaitu mulai berfungsinya organ-organ genital

yang berhubungan langsung dengan organ seks. Pada wanita


14

mengalami menstruasi (menarche) yang diikuti kesiapan organ-

organ reproduksi untuk terjadinya kehamilan, sedangkan pada laki-

laki ditandai dengan terjadinya mimpi basah ( keluarnya air mani )

2) Tanda kelamin sekunder yaitu tanda-tanda jasmaniah yang tidak

langsung berhubungan dengan persetubuhan dan proses reproduksi,

namun merupakan tanda yang khas pada wanita dan laki-laki.

Tanda tersebut berupa perubahan fisik antara lain : pada wanita

terjadi perubahan suara merdu, kulit bertambah bagus dan halus,

panggul melebar, payudara membesar, tumbuh rambut diketiak dan

sekitar kemaluan (pubis), serta pertumbuhan rahim dan vagina.

Pada laki-laki terjadi perubahan suara membesar dan dalam,

tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, dada lebih

lebar, badan berotot, tumbuh kumis, jambang, dan rambut diketiak

dan sekitar kemaluan, serta terjadinya ereksi dan ejakulasi.

3) Tanda kelamin tertier yaitu keadaan psikis yang berbeda antara laki-

laki dan wanita, atau disebut sifat maskulin pada laki-laki dan

feminine pada wanita. Perubahan psikis yang terjadi pada laki-laki

adalah mudah terangsang seksual yang menghendaki kepuasan

seksual, yaitu senggama yang tentu tidak dapat dilaksanakan karena

perkawinan menghendaki persyaratan tertentu, seperti ekonomi dan

kematangan diri. Sedangkan perubahan psikis pada wanita adalah

melihat darah keluar saat menstruasi, merasa ketakutan, sering

mengalami sakit perut sampai muntah-muntah, tidak pernah


15

mengalami orgasme, rasa seks seperti pada remaja laki-laki serta

pemalu. Perubahan psikis yang trjadi pada remaja dapat timbul

karena berbagai media baik media cetak, maupun elektronik,

sehingga timbul rangsangan pada dirinya bila tidak diarahkan

dengan pendidikan seks, maka remaja akan menyalurkan nafsu

seksnya pada jalan yang bertentangan dengan norma-norma.

5. Pengetahuan

a. Definisi

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting dalam bentuk tindakan seseorang (overt

behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian terbukti bahwa

perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya

apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran

maka tidak akanberlangsung lama (Notoatmodjo, 2010)


16

b. Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu sebagai berikut :

1) Tahu (Know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya.Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (reccal) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah di

terima.Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah

paham dengan objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

dari objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi yang nyata.Aplikasi disini dapat

diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan


17

sebagainya dalam konteks yang lain, misalnya dapat menggunakan

prinsip siklus pemecah masalah dalam pemecah masalah

kesehatan.

4) Analisis (Analysis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk meletakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian

itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Pengetahuan

(knowledge) diartikan sebagai hasil penggunaan panca indra

(Notoatmodjo, 2011) .
18

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), faktor yang mempengaruhi seseorang

antara lain :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang didapat seseorang dari

orang lain terhadap suatu hal agar mereka memahami. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah mereka

menerima informasi yang pada akhirnya pengetahuan yang

dimiliki semakin banyak.

2) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang maka akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan fisiologis (mentalnya). Perubahan

fisik seseorang secara garis besar ada empat kategori, perubahan

yang pertama meliputi perubahan ukuran, kedua yaitu proporsi,

ketiga yaitu hilangnya ciri-ciri lama, dan keempat yaitu timbulnya

ciri-ciri baru.Ini terjadi akibat pematangan organ.Pada aspek

psikologisnya taraf berfikir (pengetahuan) seseorang semakin

matang dan semakin dewasa.

3) Pekerjaan

Baik secara langsung maupun tidak langsung pekerjaan

dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan.
19

4) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada

kecenderungan dalam hal pengalaman, jika pengalaman yang

kurang baik maka seseorang akan berusaha melupakan namun jika

pengalaman terhadap suatu objek tersebut menyenangkan maka

seseorang secara psikologis akan timbul kesan yang sangat

mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, yang pada

akhirnya akan mempengaruhi pengetahuan dan perilaku dalam

kehidupan

5) Minat

Minat adalah keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat

menjadikan seseorang untuk menekuni dan mencoba suatu hal

yang pada akhirnya akan memperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam.

6) Informasi

Kemudahan dalam mengakses informasi akan membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang

baru.
20

d. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara memperoleh

pengetahuan, yaitu :

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah atau coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba dengan

kemungkinan yang lain.Apabila kemungkinan kedua ini tidak

berhasil, dicoba dengan kemungkinan yang ketiga dan apabila

kemungkinan ketiga gagal lagi, di coba lagi dengan kemungkinan

keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan.Oleh karena itu masalah ini disebut trial (coba) and

Error (gagal atau salah) atau metode coba salah atau coba-coba.

2) Cara kekuasaan (Otoritas)

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang,

tanpa melakukan penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik

atau tidak, kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun

menurun dari generasi kegenerasi berikutnya dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pemegang otoritas,

yaitu orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi,

otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahlipengetahuan atau ilmuwan.


21

Prinsip inilah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih

dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan

fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini

disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut

menganggap bahwa yang dilakukan adalah benar.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu adalah

sumber pengetahuan, atau pengalaman itu adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berfikir

manusiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan.Manusia dalam memperoleh pengetahuan telah

mampu menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi

maupun deduksi.

5) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini

lebih sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau lebih popular metodologi penelitian

(research methodology).
22

B. Kerangka Konsep

Baik

Perkembagan Pengetahuan
Remaja / Pubertas Kesehatan Cukup
Reproduksi Remaja

Kurang

- Pendidikan
Kesehatan
- Sumber informasi
- Interaksi sosial
- Pola asuh keluarga
- Sosial ekonomi
Rumah Tangga
- Gaya hidup

Di teliti

Tidak di teliti

Anda mungkin juga menyukai