LP HDR
LP HDR
BAB I
TINJAUAN TEORI
Respon adaptif merupakaan respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma social
dan budaya yang secaraa umum berlaku dimasyarakat. Respon maladaptive adalah respon
yang diberikan individu dalam menyelesaikan masalah yang menyimpang dari norma-norma
kebudayaan, sedangkan posisi harga diri rendah berada diantara respon adaptif dan mal
adaptif ( Stuard and Sudeen, 1998 )
C. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Konsep Diri : Harga Diri
Rendah
1. Pengkajian
Menurut Stuard and Sudeen ( 1998 ) pengkajian pada pasien harga diri rendah meliputi
tingkah laku :
a. Menyalahkan diri atau orang lain
b. Produktivitas menurun.
c. Gangguan berhubungan
d. Rasa bersalah
e. Mudah marah
f. Pesimis terhadap kehidupan
g. Keluhan fisik
h. Menarik diri dari realita
i. Cemas dan takut
j. Menguruing diri
k. Penyalahgunaaan zat
Sedangkan menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga diri rendah akan
ditemukan batasan karakteristik :
a. Kurang kontak mata
b. Ungkapan yang mengaktifkan diri
c. Ekspresi rasa malu
d. Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk menghadapi
berbagai peristiwa.
e. Menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan umpan balik
yang negatif tentang dirinya.
f. Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.
g. Hipersensitif terhadap kritik, mudah tersinggung dengan pembicaraan
orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Keliat ( 1999 ), diagnosa yang lazzim muncul pada pasien dengan
gangguan konsep diri : harga diri rendah adalah :
a. Gangguan harga diri rendaah
b. Keputus asaan
c. Isolasi sosial : menarik diri
d. Resiko perilaku social
3. Perencanaan Tindakan Keperawatan Menurut Keliat (1998)
a. Kerusakan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
TUM:
Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
TUK 1 :
Pasien dapat membina hu-bungan sa-ling percaya.
Menunjuk-kan ekspresi wajah bersa-habat, me-nunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau
berjabat ta-ngan, mau menyebut-kan nama, mau menja-wab salam, pasien mau duduk ber-
dampingan dengan pe-rawat, mau mengutara-kan masalah yang dihada-pi.
Intervensi :
1.1. Bina hubungan saling percaya de-ngan mengung-kapkan prinsip ko-munikasi terapeu-tik.
TUK 2 : Pasien dapat mengidentifi-kasi kemam-puan dan aspek positif yang dimiliki
Intervensi :
2.1. Diskusikan ke-mampuan dan as-pek positif yang dimiliki pasien.
TUK 3 :
Intervensi :
3.1. Diskusikan de-ngan pasien ke-mampuan yang masih dapat di-gunakan selama sakit.
3.2. Diskusikan ke-mampuan yang dapat dilanjutkan penggunaan.
TUK 4 :
Intervensi :
4.1. Rencanakan ber-sama pasien akti-vitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai ke-
mampuan: kegiat-an mandiri, kegiat-an dengan bantu-an sebagian, ke-giatan yang mem-
butuhkan bantuan total.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegi-atan yang boleh pasien lakukan.
TUK 5 :
Pasien dapat melakukan kegiatan se-suai kondisi sakit dan kemampuan-nya.
Intervensi :
5.1. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang tela direnca-nakan.
5.2.Beri pujian atas keberhasilan pasi-en
TUK 6 :
Pasien dapat memanfaat-kan sistem pendukung yang ada, pasien dapat memanfaat-kan sistem
pendukung yang ada di keluarga
Intervensi :
6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat kli-en dengan harga diri
rendah.
6.2. Bantu keluarga memberikan du-kungan selama pasien di rawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan ling-kungan di rumah.
b. Resiko perubahan persepsi sensori: Halusnasi berhubungan dengan menarik diri.
TUM :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supays tidak terjadi halusinasi
TUK 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria :
Klien mampu, menunjukan ekpresi menerima/ bersahabat, kontak mata baik, mengatakan
masalah yang dihadapi
1.1. Bina hubungan saling percaya dengan klien menggunakan prinsop komunikasi
terapeutik.
TUK 2 :
Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan perilaku menarik diri.
Kriteria :
Klien mampu mengungkapkan perasaannya yang menyebabkan menarik diri.
Intervensi :
2.1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda tandanya.
2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul.
2.1. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta pe-nyebab
yang muncul.
2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.
TUK 3 :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
Kriteria :
Klien dapat menyebutkan manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
Intervensi :
1.1.Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan sosial dengan
orang lain dan kerugian bila yidak berhubungan dengan orang lain.
3.2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengung-kapkan perasaan tentang keuntu-ngan
berhubungan sosial dengan orang lain.
3.3. Diskusikan dengan klien tentang manfaat berhubungan so-sial dengan orang lain.
3.4. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan kemampuan
berhubungan dengan orang lain
3.5. Kaji pengetahuan pasien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3.6. Beri kesempatan kepada klien untuk mengung-kapkan perasaan tentang kerugian bila
tidak berhubungan dengan orang lain.
3.7. Diskusikan dengan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain.
3.8. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan klien mengungkapkan kemampuan
berhubungan dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, at all. 1998. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta. Egc
Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta. Egc
Towsend, Mary C. 1998. diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri. Jakarta. Egc
Depkes RI. 2000. Keperawatan Jiwa. Jakarta
Harrol, Kaplan. 1987. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta. Widya Medika