Kelompok :I
Angkatan : XVIII
Nama : drg. Ririh Setyo Khrisnanthi
NIP :199307012022032006
Instansi : UPTD Puskesmas Gang Kelor – Dinas Kesehatan Kota Bogor
Tutor : AKBP Drs. Kasman Hindriana, M.M.Pd.
Soal :
Jawaban :
1. Manajemen ASN.
1. Pelayanan Publik
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi
norma bagi perilku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus
dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh
ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah
sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara berpakaian, Cara
berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya.
Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara
lain:Politeness, Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality, Self
Control. Beberapa manfaat dari etiket antara lain: Communicative, Attractive,
Respectable, dan Self Confidence. Beberapa praktik etiket dalam pelayanan:
Etiket dalam menyampaikan salam, Etiket dalam berjabat tangan, Etiket dalam
menerima tamu, Etiket dalam bertamu/menerima tamu, dan Etiket dalam
menangani keluhan pelanggan.
Kedudukan dan peran ASN dalam setiap organisasi pemerintah sangatlah menentukan,
sebab ASN merupakan tulang punggung pemerintahan dalam melaksanakan
pembangunan nasional. Dalam rangka memberikan pelayanan yang professional, jujur,
adil, dan merata maka dibutuhkan juga sumber daya manusia aparatur pemerintahan
yang berkualitas dan mempunyai tanggungjawab yang tinggi. Sumber daya manusia
dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya. Peran dan
kedudukan ASN dalam NKRI dapat dilihat dari kemampuan mereka memahami
manajemen ASN, Pelayanan Publik dan inovasi yang berhubungan dengan Whole of
Government. Whole-of-Government (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency,
yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan.
Pendekatan WoG dapat beroperasi dalam tataran kelembagaan nasional maupun
daerah. Penataan kelembagaan menjadi sebuah keharusan ketika pendekatan ini
diperkenalkan. Namun penataan ini tidak serta merta merubah kelembagaan, atau
sebaliknya. Sehingga pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat. Untuk kategori
koordinasi, maka kelembagaan yang terlibat dalam pendekatan WoG tidak mengalami
perubahan struktur organisasi. Sedangkan dalam kategori integrasi, kelembagaan yang
terlibat mulai cair, dan terdapat penyamaan perencanaan jangka panjang serta
kerjasama. Adapun dalam kategori kedekatan dan pelibatan, kelembagaan
menyatukan diri dalam wadah yang relatif lebih permanen.
Rencana Penerapan
a. Manajemen ASN
Menambah jumlah dokter jaga dan perawat jaga berdasarkan beban kerja
Menegaskan punishment bagi karyawan yang datang terlambat datang kerja
b. Pelayanan Publik
c. Whole of Goverment