Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FAKTOR PENDORONG DAN

PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH

NAMA : 1. ARLIN HAIRUNISA


2. LEBY RAHMADANI
3. EKA ANGGUN CAROLIN
4. NABILA ASTI
5. RAHMAT ROMADHON
6. SEFTIAN ERLANDI
KELAS : XII IPS 2
GURU B. STUDY : Nurrani, S.Sos

.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nyasehingga makalah Faktor Pendorong dan Penghambat
Perubahan Sosial ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya,
sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Sosiologi.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Dampak Perubahan Sosial ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Dampak
Perubahan Sosial ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Baturaja, Agustus 2022


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN.......................................................................................ii

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pengertian Perubahan Sosial..................................................................3
B. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan Sosial..........................................3
C. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial........................................5
BAB III PENUTUP..........................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................9
B. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sosial, masyarakat akan dihadapkan dengan realita-
realita yang ada dan akan terus berubah-ubah dalam beberapa periode tertentu.
Hal ini karena pada dasarnya manusia adalah aktor yang memainkan peranan
dalam suatu perubahan yang pernah, sedang dan yang akan terjadi dalam
kehidupan sosial. Hal ini berarti bahwa, pada dasarnya perubahan sosial
merupakan hal yang pasti akan dialami oleh masyarakat sekalipun perubahan
itu bersifat kecil dan memakan waktu yang lama. Meskipun semua masyarakat
pasti akan atau sedang mengalami perubahan, namun perubahan pada
masyarakat satu dengan masyarakat lainnya tentu akan berbeda.
Hal tersebut dikarenakan, terdapat masyarakat yang mengalami perubahan
cepat dan lambat, perubahan menonjol dan yang tidak menonjol, perubahan
yang memiliki pengaruh luas dan terbatas, direncanakan dan tidak
direncanakan dan sifat perubahan sosial lainnya. Hal tersebut terjadi karena,
masyarakat semakin lama berkembang menjadi masyarakat yang kompleks
atau terheterogen dengan segudang aktivitas dan kebutuhan yang berbeda.
Oleh karena itu, perubahan sosial pada dasarnya tidak dapat diterangkan oleh
faktor tunggal saja, melainkan harus dikaji dengan melihat faktor-faktor
lainnya yang tentu saling berhubungan.
Faktor-faktor tersebut secara tidak langsung dapat dikatakan ada yang
mewakili Teori Struktural-Fungsional dan ada pula yang mewakili Teori
Konflik. Melihat dari dua teori yang menaunginya, maka faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan tersebut dapat mempermudah kita dalam
menganalisi realita perubahan sosial (social change). Berangkat dari hal
tersebut, dalam makalah ini akan kami bahas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan sosial, yaitu meliputi faktor pendukung dan
penghambat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Perubahan Sosial?


2. Apa saja faktor-faktor pendorong Perubahan Sosial ?
3. Apa saja faktor-faktor penghambat Perubahan Sosial ?

1
2

C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Faktor-Faktor
Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi Perubahan Sosial.
2. Mengetahui faktor-faktor Perubahan Sosial.
3. Mengetahui faktor-faktor Perubahan Sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perubahan Sosial


Perubahan sosial merupakan fenomena perubahan nilai-nilai, sikap, pola
dan perilaku sistem sosial pada berbagai lembaga kemasyarakatan. Perubahan
tersebut terjadi sebagai akibat dari sifat alami manusia yang selalu ingin
melakukan perubahan. Menurut sosiolog Mac Iver, perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial sebagai akibat adanya
keseimbangan sosial. Sementara itu, Gillin dan Gillin merumuskan perubahan
sosial sebagai suatu variasi cara hidup yang telah diterima manusia, baik
disebabkan perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam
masyarakat.
Perubahan sosial juga dapat diartikan sebagai perubahan sistem, struktur,
kultur sosial dan fungsi masyarakat di suatu wilayah/tempat dalam kurun
waktu tertentu. Fenomena ini selalu terjadi guna memenuhi kebutuhan
masyarakat itu sendiri dan akan berlangsung terus-menerus sepanjang masa.
Pada masyarakat statis, perubahan sosial memang berjalan lebih lambat
daripada masyarakat dinamis. Namun, bukan berarti tidak terjadi sebab
perubahan dapat berupa perilaku dan pemikiran individu.

B. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan Sosial


Walaupun kehidupan masyarakat pasti mengalami dinamika perubahan
sosial, tetapi dalam prosesnya tidak lepas dari beberapa faktor yang
mendorong hal tersebut. Menurut modul Sosiologi Kemendikbud, ada
beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, di
antaranya adalah:
1. Kontak dengan Kebudayaan Lain
Pertemuan antara dua budaya yang berbeda atau lebih akan
menyebabkan manusia saling berinteraksi. Melalui proses interaksi inilah,
manusia akan saling mengenal budaya lain sehingga memungkinkan untuk
terjadinya asimilasi dan akulturasi yang menjadi gerbang perubahan sosial.
2. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan sangat membantu manusia untuk berpikir secara terbuka
sehingga mau dan mudah untuk menerima hal-hal baru. Dengan adanya

3
4

sistem pendidikan formal yang maju, maka sekolah-sekolah otomatis akan


meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
3. Sikap menghargai Karya Seseorang dan Keinginan untuk Maju
Sebuah hasil karya dapat memotivasi seseorang untuk mengikuti jejak
orang lain, dan orang yang mampu menghargai karya orang lain akan
terinspirasi untuk menciptakan suatu karya. Di dalam masyarakat, apabila
anggotanya memiliki sifat ini dan memiliki keinginan kuat untuk maju,
maka penemuan-penemuan baru akan mulai bermunculan sehingga
terjadilah perubahan sosial.
4. Toleransi
Toleransi berarti sikap mau menerima perbuatan yang menyimpang
dalam masyarakat. Tentu saja perbuatan menyimpang tersebut tidak
sampai melanggar hukum dan norma yang berlaku serta masih dalam batas
toleransi anggota masyarakat setempat. Adanya sifat ini memberikan
peluang untuk munculnya hal baru yang dapat mengakibatkan perubahan
sosial, seperti gaya berbusana atau gaya make up.
5. Sistem Terbuka dalam Lapisan Masyarakat (Open Stratification)
Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat memungkinkan terjadinya
gerakan sosial yang bebas untuk setiap anggotanya. Dampaknya tiap
individu dapat mengubah status sosialnya dari rendah ke tinggi melalui
beberapa saluran yang ada. Adanya kesadaran dari anggota masyarakat
bahwa status sosial dapat berubah setiap saat, membuat mereka menjalin
hubungan sosial dengan tidak memprioritaskan posisi seseorang dan
stratifikasi sosialnya.
6. Penduduk Heterogen
Masyarakat yang terdiri dari anggota kelompok dengan latar belakang
budaya, ras, ideologi berbeda, memudahkan untuk terjadinya pertentangan
dan guncangan sosial. Hal ini dapat menjadi salah satu pendorong
perubahan-perubahan dalam masyarakat untuk mencapai keselarasan
sosial.
7. Ketidakpuasan Terhadap Bidang Kehidupan Tertentu
Masyarakat yang tidak puas dengan bidang-bidang tertentu akan
mendorong terjadinya perubahan sosial. Perubahan itu dapat diawali
dengan pola pikir berbeda untuk menciptakan hal baru guna memenuhi
kebutuhan hidup. Rasa tidak puas juga dapat menimbulkan reaksi berupa
perlawanan, pertentangan dan berbagai gerakan revolusi untuk mengubah
sistem yang ada.
5

8. Orientasi Ke Masa Depan


Setiap manusia menginginkan kehidupan masa depan yang lebih baik.
Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan ini, akan membuat
masyarakat berfikiran lebih maju dan mendorong adanya penemuan baru
yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
9. Nilai Bahwa Manusia Harus Berusaha Memperbaiki Hidupnya
Usaha merupakan faktor pendorong perubahan sosial, sebab dengan
menggunakan usaha manusia akan melakukan upaya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. yang tidak terbatas. Usaha tersebut dikerahkan untuk
memanfaatkan terbatasnya sumber daya alam dan manusia.
Selain itu, faktor pendorong perubahan sosial dapat dibedakan menjadi 3
aspek yang meliputi dorongan sosial, psikologis dan budaya.
- Faktor dorongan sosial berhubungan dengan aspek organisasi sosial seperti
keluarga, kelompok sosial tertentu dan organisasi kemasyarakatan yang
mendorong terjadinya perubahan.
- Faktor psikologi berhubungan dengan individu-individu yang menjalankan
perannya di masyarakat. Apabila pada suatu masyarakat banyak individu
yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi, tuntutan kehidupan lebih baik dan
punya motivasi serta kreativitas sebagai agen perubahan, maka masyarakat
tersebut sangat dinamis sehingga mudah untuk berubah sosialnya.
- Faktor budaya berhubungan dengan kebudayaan dan adat-istiadat yang
dijunjung di suatu tempat. Budaya tersebut sangat mempengaruhi
berlangsungnya perubahan sosial, sebab jika budaya mendukung untuk
menerima hal-hal baru di masyarakatnya, maka proses perubahan sosial
akan berjalan dengan mudah dan cepat.

C. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan Sosial


Di dalam proses perubhan tidak selamanya hanya terdapat faktor
pendorong saja, tetapi juga ada faktor penghambat terjadinya proses
perubahan tersebut. Faktor penghalang tersebut antara lain:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
Terlambatnya ilmu pengetahuan dapat diakibatkan karena suatu
masyarakat tersebut hidup dalam keterasingan dan dapat pula karena
ditindas oleh masyarakat lain.
2. Sikap masyarakat yang tradisional
Adanya suatu sikap yang membanggakan dan memperthankan tradisi-
tradisi lama dari suatu masyarakat akan berpengaruh pada terjadinya
6

proses perubahan. Karena adanya anggapan bahwa perubahan yang akan


terjadi belum tentu lebih baik dari yang sudah ada.
3. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
Organisasi sosial yang telah mengenal system lapisan dapat dipastikan
aka nada sekelompok individu yang memanfaatkan kedudukan dalam
proses perubahan tersebut. Contoh, dalam masyarakat feodal dan juga
pada masyarakat yang sedang mengalami transisi. Pada masyarakat yang
mengalami transisi, tentunya ada golongan-golongan dalam masyarakat
yang dianggap sebagai pelopor proses transisi. Karena selalu
mengidentifikasi diri dengan usaha-usaha dan jasa-jasanya, sulit bagi
mereka untuk melepaskan kedudukannya di dalam suatu proses
perubahan.
4. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
Hal ini biasanya terjadi dalam suatu masyarakat yang kehidupannya
terasing, yang membawa akibat suatu masyarakat tidak akan mengetahui
terjadinya perkenmbangan-perkembangan yang ada pada masyarakat yang
lainnya. Jadi masyarakat tersebut tidak mendapatkan bahan perbandingan
yang lebih baik untuk dapat dibandingkan dengan pola-pola yang telah ada
pada masyarakat tersebut.
5. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Anggapan seperti inibiasanya terjadi pada masyarakat yang pernah
mengalami hal yang pahit dari suatu masyarakat yang lain. Jadi bila hal-
hal yang baru dan berasal dari masyarakat-masyarakat yang pernah
membuat suatu masyarakat tersebut menderita, maka masyarakat ituakan
memiliki prasangka buruk terhadap hal yang baru tersebut. Karena adanya
kekhawatiran kalau hal yang baru tersebut diikuti dapat menimbulkan
kepahitan atau penderitaan lagi.
6. Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
Hambatan ini biasanya terjadi pada adanya usaha-usaha untuk
merubah unsur-unsur kebudayaan rohaniah. Karena akan diartikan sebagai
usaha yang bertentangan dengan ideologi masyarakat yang telah menjadi
dasar yang kokoh bagi masyarakat tersebut.
7. Adat atau kebiasaan
Biasanya pola perilaku yang sudah menjadi adat bagi suatu masyarakat
akan selalu dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Dan apabila pola perilaku
yang sudah menjadi adat tersebut sudah tidak dapat lagi digunakan, maka
akan sulit untuk merubahnya, karena masyarakat tersebut akan
7

mempertahankan alat, yang dianggapnya telah membawa sesuatu yang


baik bagi pendahulu-pendahulunya.
Faktor-faktor yang menghalangi terjadinya proses perubahan tersebut,
secara umum memang akan merugikan masyarakat itu sendiri. Karena setiap
anggota dari suatu masyarakat umumnya memiliki keinginan untuk
mendapatkan sesuatu yang lebih daripada yang sudah didapatnya. Hal tersebut
tidak akan diperolehnya jika masyarakat tersebut tidak mendapatkan adanya
perubahan-perubahan dan hal-hal yang baru.
Faktor penghambat dari proses perubahan social ini, oleh Margono Slamet
dikatakannya sebagai kekuatan pengganggu atau kekuatan bertahan yang ada
di dalam masyarakat. kekuatan bertahan adalah kekuatan yang bersumber dari
bagian-bagian masyarakat yang:
a. Menentang segala macam bentuk perubahan. Biasanya golongan yang
paling rendah dalam masyarakat selalu menolak perubahan, karena mereka
memerlukan kepastian untuk hari esok. Mereka tidak yakin bahwa
perubahan akan membawa perubahan untuk hari esok.
b. Menentang tipe perubahan tertentu saja, misalnya ada golongan yang
menentang pelaksanaan keluarga berencanasaja, akan tetapi tidak
menentang pembangunan-pembangunan lainnya.
c. Sudah puas dengan keadaan yang ada.
d. Beranggapan bahwa sumber perubahan tersebut tidak tepat. Golongan ini
pada dasarnya tidak menentang perubahan itu sendiri, akan tetapi tidak
menerima perubahan tersebut oleh karena orang yang menimbulkan
gagasan perubahan tidak dapat mereka terima. Hal ini dapat dihindari
dengan jalan menggunakan pihak ketiga sebagai penyampai gagasan
tersebut kepada masyarakat.
e. Kekurangan atau tidak tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan perubahan diinginkan.
f. Hambatan tersebut selain dari kekuatan yang bertahan, juga terdapat
kekuatan pengganggu. Kekuatan pengganggu ini bersumber dari:
g. Kekuatan-kekuatan di dalam masyarakat yang bersaing untuk memperoleh
dukungan seluruh masyarakat dalam proses pembangunan. Hal ini dapat
menimbulkan perpecahan, yang dapat mengganggu pelaksanaan
pembangunan.
h. Kesulitan atau kekomplekkan perubahan yang berakibat lambatnya
penerimaan masyarakat terhadap perubahan yang akan dilakukan.
8

Perbaikan gizi, keluarga berencana, konservasi hutan dan lain-lain, adalah


beberapa contoh dari bagian itu.
i. Kekurangan sumber daya yang diperlukan dalam bentuk kekurangan
pengetahuan, tenaga ahli, keterampilan, pengertian, biaya dan sarana serta
yang lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan sosial merupakan fenomena perubahan nilai-nilai, sikap, pola
dan perilaku sistem sosial pada berbagai lembaga kemasyarakatan. Perubahan
tersebut terjadi sebagai akibat dari sifat alami manusia yang selalu ingin
melakukan perubahan. Perubahan sosial juga dapat diartikan sebagai
perubahan sistem, struktur, kultur sosial dan fungsi masyarakat di suatu
wilayah/tempat dalam kurun waktu tertentu. Fenomena ini selalu terjadi guna
memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri dan akan berlangsung terus-
menerus sepanjang masa. Pada masyarakat statis, perubahan sosial memang
berjalan lebih lambat daripada masyarakat dinamis.
Menurut modul Sosiologi Kemendikbud, ada beberapa faktor yang
mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat, di antaranya adalah:
1. Kontak dengan Kebudayaan Lain
2. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
3. Sikap menghargai Karya Seseorang dan Keinginan untuk Maju
4. Toleransi
5. Sistem Terbuka dalam Lapisan Masyarakat (Open Stratification)
6. Penduduk Heterogen
7. Ketidakpuasan Terhadap Bidang Kehidupan Tertentu
8. Orientasi Ke Masa Depan
9. Nilai Bahwa Manusia Harus Berusaha Memperbaiki Hidupnya
Di dalam proses perubhan tidak selamanya hanya terdapat faktor
pendorong saja, tetapi juga ada faktor penghambat terjadinya proses
perubahan tersebut. Faktor penghalang tersebut antara lain:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
2. Sikap masyarakat yang tradisional
3. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya.
4. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
5. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.

9
10

6. Adanya hambatan yang bersifat ideologis.


7. Adat atau kebiasaan

B. Saran
Dalam menghadapi perubahan sosial, hendaknya kita memiliki kesadaran
mengenai isu-isu yang sedang terjadi dan mampu menganalisa dengan
cermat. Karena, perubahan sosial tidak hanya menyangkut satu atau dua
orang, melainkan masyarakat luas beserta keragaman atau karakteristik
sosialnya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Anggota IKAPI Rineka Cipta.
Richard, L.P. 1965. SocialChange. Tokyo: KogakushoCoy.
Soekanto, Soerjono. 1984. Teori Sosiologi tentang Dampak Perubahan Sosial.
Cetakan ke-2. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soelaeman, M. Munandar. 1998. Dinamika Masyarakat Transisi: Mencari
Alternatif Teori Sosiologi dan Arah Perubahan. Yogyakarta: Anggota
IKAPI Pustaka Pelajar.
Soemardi, Soelamean dan Selo Sumarjan. 1974. Setangkai Bunga Sosiologi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Sztompka, Piotr. 2004. Sosiologi Dampak Perubahan Sosial. Edisi ke-1. Jakarta:
Prenada.

Anda mungkin juga menyukai