Anda di halaman 1dari 7

PENELITIAN ILMIAH

PERBEDAAN PENGARUH
ABSTRACT
PAPARAN MUSIK MOZART, BEETHOVEN,
Indonesia is categorized as middle human
DAN CHOPIN SELAMA KEBUNTINGAN
development index. One of the causes is the fluent
TERHADAP KEPADATAN DENDRIT
ignorance of brain growth and development during
DI CEREBELLUM
1000 days of life period. This period is the best
Rattus norvegicus BARU LAHIR
opportunity to give proper stimulations to increase the
maximal brain growth and development. Exposure to
classical music such as Mozart, Beethoven, and
THE DIFFERENCE OF INFLUENCE OF EXPOSURE TO Chopin music can increase the wave of brain activity.
THE MOZART, BEETHOVEN, AND CHOPIN MUSIC During pregnancy, Mozart music is proven to increase
TO DENDRITIC DENSITY OF CEREBELLUM OF the dendritic density. Analyzing the difference of
NEWBORN BABY OF Rattus norvegicus DURING dendritic density of cerebrum and cerebellum of
PREGNANCY newborn baby of Rattus norvegicus that are exposed
to the Mozart, Beethoven, and Chopin music, and that
is not exposed to music during pregnancy. Laboratory
experimental research, posttest-only control group
design. Subjects were female pregnant Rattus
Ancha Ayu Amishinta *) norvegicus, grouped into 4 random groups: 1 control
Hermanto Tri Joewono **) group and 3 treatments groups; with 6 samples each.
Widjiati ***) Subjects were super ovulated, and 65 dB intensity of
*) Mahasiswa Ilmu Kesehatan Reproduksi music was played for an hour at 20.00-21.00 on the
Jenjang Magister, Fakultas Kedokteran subjects on 10th day of pregnancy. On 20th day of
Universitas Airlangga Surabaya pregnancy, the mothers were dissected using
caesarean section. 2 heaviest newborn babies of
**) Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rattus norvegicus were taken, and their brain tissues
Fakultas Kedokteran, Universitas were taken as samples. The dendritic density of
Airlangga, RSUD Dr.Soetomo cerebrum and cerebellum were observed using Golgi-
Cox method of silver impregnation
***) Departemen Embriologi Veteriner,
procedure.Statistical test concluded there were
Fakultas Kedokteran Hewan,
significant differences of dendritic density of cerebrum
Universitas Airlangga.
and cerebellum of newborn babies of Rattus
norvegicus among the exposure to Mozart,
Beethoven, and Chopin music, and without the
exposure to music with value of p=0,004 (<0,05) in
cerebrum and p=0,003 (<0,05) in cerebellum. The
dendritic density of cerebrum and cerebellum of
newborn babies of Rattus norvegicus that were
exposed to Mozart music during pregnancy were
higher than that are exposed to Beethoven and
Chopin music and that were not exposed to music. It
is recommended for the next research to do further
research to prove the dendritic density caused by the
musical stimulation during pregnancy when Rattus
norvegicus grows up.
Keywords: Beethoven, Chopin, dendritic density,
Mozart, Rattus norvegicus

Correspondence: Ancha Ayu Amishinta, Jl. Gajah Magersari No. 164 Sidoarjo, Indonesia.

diawali pada masa konsepsi hingga 2 tahun


PENDAHULUAN pertama kehidupan, sebagai unique periode of

Kementrian Kesehatan menggaungkan opportunity ketika fondasi kesehatan,


pentingnya pembentukan tumbuh kembang pertumbuhan, dan perkembangan neurologis
anak pada 1000 hari pertama kehidupan, optimal (Fifi, 2013).

24
Laporan United Nations Development dewasa usia ±2 bulan bunting dengan berat
Programme PBB (2016), Indeks awal 120 – 130 gram. Besar sampel tiap
Pembangunan Manusia Indonesia (IPM) untuk kelompok 6 ekor, total sampel 24 ekor.
tahun 2015 adalah 0.689, menempatkan Dilakukan sinkronisasi birahi, setelah
Indonesia dalam kategori pembangunan kebuntingan hari ke 10 masing-masing
manusia menengah dan berada pada kelompok diberikan paparan musik selama 1
peringkat ke – 113 dari 188 negara. Indeks jam pada malam hari pukul 20.00 – 21.00
Pembangunan Manusia Indonesia menurun dengan intensitas musik 65dB. Pada
tajam ke 0.563 (turun 18.2 persen). kebuntingan hari ke 20 induk Rattus norvegicus
Pertumbuhan dan perkembangan otak dikorbankan. Rattus norvegicus baru lahir
janin merupakan hasil interaksi dari nature dan diambil 2 ekor dengan bobot terberat kemudian
nurture. Perkembangan otak selama periode dibuat preparat histologi dari bagian
janin dan dua tahun pertama kehidupan cerebellum. Perhitungan kepadatan dendrit
memerlukan stimulasi yang tepat, guna dilakukan dengan prosedur pewarnaan
meningkatkan kecerdasan dunia (Sarah, 2016). impregnasi perak metode Golgi Cox.
Dendrit merupakan ekstensi dari neuron Analisis data menggunakan alat bantu
yang berfungsi menerima dan memproses perangkat lunak SPSS. Pada uji normalitas
sinaps. Semakin banyak cabang dendrit maka didapatkan hasil distribusi tidak normal
semakin banyak koneksi antar neuron yang sehingga menggunakan uji Kruskal-Wallis dan
terbentuk. Bila sel neuron dan glia lebih dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
banyak, rasio glia – neuron lebih tinggi, jumlah
dendrit semakin banyak, maka banyak sinaps HASIL PENELITIAN
yang terbentuk, jumlah sel yang mengalami
apoptosis berkurang, informasi lebih cepat Karakteristik subyek penelitian
diproses, maka diharapkan semakin cerdas
(Hermanto, 2004). Karakteristik subyek penelitian dalam
Stimulasi yang paling mudah diterima janin penelitian ini meliputi berat badan bunting,
adalah suara dan musik dengan kombinasi berat anak, dan berat kepala anak. Hasil
suara yang harmonis. Teknik stimulasi dengan penelitian tentang karakteristik subyek
musik dapat diakronimkan sebagai 5M dan 1U penelitian sebagai berikut :
yaitu Mozart, minggu ke 20, malam hari, enam
puluh menit, menempel perut ibu dan dengan Tabel 1
urutan komposisi musik tertentu (Hermanto, Karakteristik berat badan induk bunting
2008). Berat Badan Induk Bunting
Mengacu pada pandangan bahwa uterus (gram)
Kelompok
bukan merupakan tempat janin tumbuh dan Rerata Standar
berkembang semata-mata (waiting room), Deviasi
tetapi uterus merupakan “prenatal playgroup” X1 153,33 ± 13,66
yang dapat menjadi peluang mendapatkan bayi X2 143,33 ± 14,02
yang lebih sehat baik jasmani, mental termasuk X3 153,33 ± 13,29
kecerdasan dan sosial. X4 147,50 ± 12,14
Penelitian ini merupakan lanjutan dari Ket: X1 : kelompok tanpa paparan musik
serangkaian penelitian mencerdaskan bayi X2 : kelompok paparan musik Mozart
X3 : kelompok paparan musik Beethoven
dalam rahim, untuk mengetahui pengaruh X4 : kelompok paparan musik Chopin
musik Mozart, Beethoven, dan Chopin
terhadap kepadatan dendrit pada cerebellum Berdasarkan tabel di atas berat badan
Rattus norvegicus baru lahir. bunting induk Rattus norvegicus terbesar pada
kelompok X1 sebesar 153,33±13,66 gram.
METODE PENELITIAN Tabel 2
Karakteristik berat badan anak
Penelitian ini merupakan penelitian Berat Badan Anak
eksperimental laboratorium dengan desain (gram)
posttest-only control group design. Sampel Kelompok
Rerata Standar
penelitian dibagi dalam empat kelompok secara Deviasi
random, kelompok yang tidak mendapatkan X1 4,87 ± 0,89
paparan atau kelompok kontrol, kelompok X2 5,22 ± 0,20
paparan musik Mozart, kelompok paparan
X3 4,90 ± 0,45
musik Beethoven, kelompok paparan musik
X4 4,82 ± 1,33
Chopin. Sampel dalam penelitian ini adalah Ket: X1 : kelompok tanpa paparan musik
Ratus norvegicus galur Sprague Dawley betina X2 : kelompok paparan musik Mozart

25
X3 : kelompok paparan musik Beethoven X1
X4 : kelompok paparan musik Chopin
X2
0,003
X3
Berdasarkan tabel di atas, berat badan
X4
anak Rattus norvegicus terbesar pada Ket: X1 : kelompok tanpa paparan musik
kelompok X2 yaitu 5,22±0,20 gram. X2 : kelompok paparan musik Mozart
X3 : kelompok paparan musik Beethoven
Tabel 3 X4 : kelompok paparan musik Chopin
Karakteristik berat kepala anak
Berat Kepala Anak Terdapat perbedaan bermakna pada
(gram) kepadatan dendrit di cerebellum Rattus
Kelompok norvegicus baru lahir dengan nilai p=0,003.
Rerata Standar
Deviasi
X1 1,06 ± 0,35 Tabel 6
X2 1,41 ± 0,09
Uji Post-Hoc kepadatan dendrit di cerebellum
X3 1,33 ± 0,48
Rattus norvegicus
X4 1,36 ± 0,39
Ket: X1 : kelompok tanpa paparan musik
X2 : kelompok paparan musik Mozart Kelompok Nilai p Uji
X3 : kelompok paparan musik Beethoven
X4 : kelompok paparan musik Chopin X2 0,008 T-Test
X3 0,413 T-Test
X1
Berdasarkan tabel di atas berat kepala Mann-
X4 0,109
anak Rattus norvegicus terbesar pada Whitney
kelompok X2 1,41±0,09 gram. X3 0,004 T-Test
X2 Mann-
X4 0,006
Whitney
Analisis Hasil Penelitian Mann-
X3 X4 0,200
Whitney
Berdasarkan hasil penelitian yang Ket: X1 : kelompok tanpa paparan musik
didapatkan, analisis kepadatan dendrit pada X2 : kelompok paparan musik Mozart
cerebellum Rattus norvegicus baru lahir X3 : kelompok paparan musik Beethoven
X4 : kelompok paparan musik Chopin
dilakukan uji normalitas menggunakan uji
Shapiro-Wilk untuk mengetahui sebaran data di
cerebellum.
Kepadatan dendrit di cerebellum Rattus
Tabel 4
norvegicus baru lahir, terdapat perbedaan
Uji normalitas Shapiro-Wilk kepadatan dendrit bermakna pada kelompok X1 dengan X2
di cerebellum Rattus norvegicus p=0,008, X2 dengan X3 p=0,004 dan X2
dengan X4 p=0,006. Tidak didapatkan
perbedaan bermakna pada kelompok X1
Kelompok Nilai p dengan X3 p=0,413, X1 dengan X4 p=0,109
X1 0,081 dan X3 dengan X4 p=0,200.
X2 0,665
X3 0,226 X1 X2
X4 0,047
Ket: X1 : kelompok tanpa paparan musik
X2 : kelompok paparan musik Mozart
X3 : kelompok paparan musik Beethoven
X4 : kelompok paparan musik Chopin

Sebaran data kepadatan dendrit di X3 X4


cerebellum menunjukkan distribusi normal
pada X1 p=0,081; X2 p=0,665, X3 p=0,226,
sedangkan X4 distribusi tidak normal p=0,047.

Tabel 5

Uji Kruskal-Wallis kepadatan dendrit di Gambar 1 Dendrit pada cerebellum


cerebellum Rattus norvegicus
PEMBAHASAN
Kelompok Nilai p

26
Kepadatan dendrit di cerebellum yang Kepadatan dendrit di cerebellum yang
dipapar musik Mozart dan tidak dipapar dipapar musik Beethoven dan tidak dipapar
musik musik

Hasil penelitian pada cerebellum rerata Pada cerebellum rerata kepadatan dendrit
kepadatan dendrit lebih tinggi pada kelompok juga lebih tinggi pada kelompok yang dipapar
yang dipapar musik Mozart dibandingkan rerata musik Beethoven dibandingkan rerata
kelompok yang tidak dipapar musik dengan kelompok yang tidak dipapar musik dengan
rerata pada kelompok yang dipapar musik rerata pada kelompok yang dipapar musik
Mozart sebesar 7,867 ± 3,306 spine/µm; Beethoven sebesar 2,523 ± 1,012 spine/µm;
sedangkan pada kelompok yang tidak dipapar sedangkan pada kelompok yang tidak dipapar
musik sebesar 2,145± 0,284 spine/µm. Dari musik sebesar 2,145± 0,284 spine/µm.
hasil analisis kepadatan dendrit Rattus Dari hasil analisis pada kepadatan dendrit
norvegicus baru lahir menunjukkan perbedaan di cerebellum Rattus norvegicus baru lahir
bermakna dengan nilai p=0,003. pada kelompok yang dipapar musik Beethoven
Hasil penelitian ini sesuai dengan dan tidak dipapar musik memiliki hasil tidak
penelitian sebelumnya oleh Marcianora (2016) terdapat perbedaan bermakna dengan nilai
menunjukkan kepadatan dendrit di cerebrum p=0,413 pada cerebellum (p < 0,05).
dan cerebellum yang lebih besar secara Hermanto (2003) melakukan penelitian
bermakna pada kelompok yang mendapatkan untuk mengukur efek atenuasi (peredaman)
paparan musik Mozart selama kebuntingan oleh dinding abdomen dan cairan ketuban pada
dibandingkan dengan kelompok kontrol domba. Didapatkan hasil lingkungan
(Marcianora, 2015). Marcianora (2015) juga intrauterine mempunyai level suara 43 – 58 dB
mengatakan bahwa terdapat korelasi kuat pada frekuensi 31 – 8000 Hz. Intensitas suara
antara ekspresi BDNF dan kepadatan dendrit di luar rahim ibu akan mengalami etunasi yang
pada cerebellum. bermakna sekitar 16.7 dB. Lingkungan tersebut
Kepadatan dendrit dipengaruhi oleh musik dianggap nyaman bagi janin. (Hermanto 2003).
Mozart, diduga dimediasi oleh Brain Derived Analisis yang didapatkan menggunakan
Neurotrophic Factor (BDNF). BDNF pada software Cool Edit Pro 2.0 didapatkan hasil
hypocampus tikus baru lahir yang mendapat musik Beethoven memiliki frekuensi sebesar
paparan musik Mozart meningkat secara 15000 Hz. Tampak bahwa frekuensi musik
signifikan bila dibandingkan dengan tanpa Beethoven melebihi frekuensi yang dianggap
paparan musik (Marzban et al., 2011). baik bagi lingkungan janin yaitu 8000 Hz.
Stimulasi musik mampu meningkatkan kadar Mungkin inilah salah satu alasan mengapa
BDNF dan meningkatkan kompleksitas neuron pada hasil penelitian tidak terdapat perbedaan
melalui pertumbuhan dan kepadatan dendrit. yang bermakna antara kelompok yang tidak
Peningkatan kepadatan dendrit meningkatkan diberikan paparan musik dengan kelompok
area transmisi sinaps sehingga meningkatkan yang diberikan paparan musik Beethoven.
pembentukan sinaps sehingga lebih cepat
dalam pemrosesan informasi (Ji et al., 2005). Kepadatan dendrit di cerebellum yang
Musik Mozart kaya akan frekuensi 5000 – 8000 dipapar musik Chopin dan tidak dipapar
Hz, tidak ada nada minor, jumlah ketukan 60 – musik
80 kali/menit yang sesuai dengan irama
jantung ibu (Hermanto, 2012). Hasil penelitian pada cerebellum rerata
Pemberian musik Mozart selama masa kepadatan dendrit lebih rendah pada kelompok
prenatal memiliki keunggulan dibanding yang dipapar musik Chopin dibandingkan
dengan jenis stimulasi suara lain karena rerata kelompok yang tidak dipapar musik
komposisi musik Mozart memiliki kombinasi dengan rerata pada kelompok yang dipapar
terbaik dari suara dengan frekuensi tinggi, musik Chopin sebesar 1,913 ± 1,144 spine/µm;
durasi, intensitas irama, timbre dan melodi sedangkan pada kelompok yang tidak dipapar
apabila diberikan pada waktu yang tepat musik sebesar 2,145± 0,284 spine/µm.
(Hermanto, 2013). Dari hasil analisis kepadatan dendrit di
Telinga adalah generator energi dari otak cerebellum Rattus norvegicus baru lahir
yang akan membawa pengaruh baik ke otak kelompok yang dipapar musik Chopin dan tidak
maupun seluruh tubuh. Suara musik dan dipapar musik tidak terdapat perbedaan
perkembangan manusia mempunyai hubungan bermakna dengan nilai p=0,109 (p<0,05).
yang saling terkait. Dengan alasan inilah Musik Chopin termasuk salah satu musik
program stimulasi prenatal dimulai saat klasik romantik yang menekankan ekspresi dan
kehamilan. perasaan, dengan tema indiviualisme, mistisme
ataupun nasionalisme. Musik Chopin dapat

27
meningkatkan simpati, rasa sependeritaan dan yang dipapar musik Beethoven terdapat
kasih saying (Campbell, 2002). perbedaan bermakna dengan nilai p=0,004.
Sama halnya dengan hasil dari kelompok Kelompok yang dipapar musik Mozart dengan
paparan musik Beethoven dengan kelompok kelompok yang dipapar musik Chopin berbeda
yang tidak dipapar musik, kelompok yang bermakna dengan nilai p=0,006. Kelompok
dipapar musik Chopin dan kelompok yang tidak yang dipapar musik Beethoven dengan
dipapar musik tidak didapatkan perbedaan kelompok yang dipapar musik Chopin tidak
yang bermakna. terdapat perbedaan bermakna dengan nilai
Analisis yang didapatkan menggunakan p=0,200.
software Cool Edit Pro 2.0 didapatkan hasil Janin dalam kandungan berinteraksi
musik Chopin memiliki frekuensi yang sama dengan lingkungannya, terutama bunyi, baik
dengan musik Beethoven yaitu sebesar 15000 dari jantung, peristaltic dan suara ibu. Telinga
Hz. Sedangkan frekuensi yang dianggap baik janin sudah dapat mendengar dengan
bagi janin adalah frekuensi sebesar 8000 Hz. sempurna sejak usia kehamilan 18 minggu,
Musik Chopin memiliki 4 tangga nada sehingga ada tambahan jalur komunikasi
minor namun durasinya lebih panjang, mungkin antara janin dan ibu serta dunia luar melalui
inilah salah satu alasan mengapa kelompok bunyi, suara bahkan musik (Parncut, 2006).
kontrol lebih tinggi reratanya dibandingkan Musik secara misterius menjangkau
kelompok yang di papar musik Chopin. Selain kedalaman otak dan tubuh kita yang mengubah
itu, diduga terdapat jalur lain seperti Synapsin I banyak sistem tak sadar menjadi ekspresi
khas pada tikus stres, yang mempengaruhi (Campbell, 2002). Stimulasi musik selama
pertumbuhan dan kepadatan dendrit. kehamilan dilaporkan dapat meningkatkan
Musik memiliki sifat multidimensi yang perkembangan otak janin, meningkatkan
terdiri dari beberapa atribut dengan berbagai kemampuan spasial-temporal pada tikus baru
tingkat abstraksi, tingkat nada, irama lahir dan memicu kemajuan pesat dalam
(organisasi persepsi peristiwa suara dalam motorik seperti duduk dan berjalan pada bayi.
waktu), warna nada/timbre, tempo, kunci (terdiri Kim dkk. (2006) menyatakan bahwa
dari beberapa nada dasar), contour, tingkat paparan suara bising prenatal menghambat
kenyaringan dan lokasi spasial. Perlu diteliti pertumbuhan, penurunan eurogenesis pada
lebih lanjut faktor mana yang lebih berpengaruh hipokampus, serta terganggunya kemampuan
terhadap kepadatan dendrit. spasial pada anak tikus baru lahir. Sebaliknya
paparan musik prenatal dapat meningkatkan
Kepadatan dendrit di cerebellum yang neurogenesis pada hipokampus dan
dipapar musik Mozart, Beethoven, Chopin kemampuan spasial pada anak tikus baru lahir
dan tidak dipapar musik (Kim et al., 2006).
Janin yang tumbuh dengan lingkungan
Pada cerebellum rerata kepadatan dendrit kaya stimulasi memiliki kepadatan dendrit lebih
lebih tinggi pada kelompok yang dipapar musik banyak sehingga memungkinkan terbentuknya
Mozart dibandingkan rerata kelompok yang sinaps yang lebih banyak.
dipapar musik Beethoven, Chopin dan tidak Stimulasi yang mudah dan murah slah
dipapar musik dengan rerata pada kelompok satunya adalah musik. musik yang dipilih pada
yang dipapar musik Mozart sebesar 7,867 ± umumnya musik lembut dan teratur seperti
3,306 spine/µm. Sedangkan pada kelompok instrumentalia/musik klasik Mozart, Beethoven,
yang dipapar musik Beethoven sebesar 2,523 dan Chopin (Potter, 2005).
± 1,012 spine/µm; kelompok yang dipapar Pemberian musik Mozart selama masa
musik Chopin sebesar 1,913 ± 1,144 spine/µm prenatal memiliki keunggulan dibanding
dan kelompok yang tidak dipapar musik dengan jenis stimulasi suara lain karena
sebesar 2,145± 0,284 spine/µm. komposisi musik Mozart memiliki kombinasi
Dari hasil analisis kepadatan dendrit di terbaik dari suara dengan frekuensi tinggi,
cerebellum Rattus norvegicus baru lahir pada durasi, intensitas irama, timbre dan melodi
kelompok musik Mozart dengan kelompok yang apabila diberikan pada waktu yang tepat
tidak dipapar musik berbeda bermakna dengan (Hermanto, 2013).
nilai p=0,008. Kelompok yang dipapar musik Pada penelitian ini didapatkan hasil rerata
Beethoven dan kelompok yang tidak dipapar kepadatan dendrit Rattus norvegicus baru lahir
musik tidak terdapat perbedaan bermakna yang dipapar musik Mozart selama
dengan nilai p=0,413. Kelompok yang dipapar kebuntingan lebih tinggi dibandingkan yang
musik Chopin dengan kelompok yang tidak dipapar musik Beethoven, Chopin dan tidak
dipapar musik juga tidak terdapat perbedaan dipapar musik di cerebellum.
bermakna dengan nilai p=0,109. Kelompok
yang dipapar musik Mozart dengan kelompok

28
KESIMPULAN Phosphorylation and Dendritic Spine
Formation in Mature Hippocampal
1. Kepadatan dendrit cerebrum dan Neurons. Nat neurosci. 164 – 172.
cerebellum Rattus norvegicus baru lahir Kim, H., Lee, M.H., Chang, H.K., and Lee, T.H.
yang dipapar musik Mozart selama 2006. Influence of Prenatal Noise and
kebuntingan lebih tinggi dibandingkan yang Music on the Spinal Memory and
tidak dipapar musik. Neurogenesis in the Hippocampus of
2. Kepadatan dendrit cerebrum dan Developing Rats. Brain Dev. 109 –
cerebellum Rattus norvegicus baru lahir 144.
yang dipapar musik Beethoven selama Kustap, Muttaqin. 2008. Seni Musik Klasik Jilid
kebuntingan lebih tinggi dibandingkan yang 2. Jakarta : Direktorat Pembinaan
tidak dipapar musik. Sekolah Kejuruan.
3. Kepadatan dendrit cerebrum dan Marcianora, N. C. 2015. Pengaruh paparan
cerebellum Rattus norvegicus baru lahir musik Mozart selama kebuntingan
yang dipapar musik Chopin selama Rattus norvegicus, studi ekspresi Brain
kebuntingan lebih rendah dibandingkan Derived Neurotrophic Factor (BDNF),
yang tidak dipapar musik. Mammalian Target of Rapamycin-1
4. Kepadatan dendrit cerebrum dan (MTORC1) dan kepadatan dendrit di
cerebellum Rattun norvegicus baru lahir cerebrum dan cerebellum. Surabaya :
yang dipapar musik Mozart selama Fakultas Kedokteran Universitas
kebuntingan lebih tinggi dibandingkan yang Airlangga.
dipapar musik Beethoven, Chopin dan tidak Pelletier, S.J., Marie, L., Isabelle, S.A., Dany,
dipapar musik. A., Giulia, C., Audrey, C., Shirley, F.,
Martin, L., Francesca, C. 2015. The
DAFTAR PUSTAKA Morphological and Molecular Changes
of Brain Cell Exposed to Direct Current
Campbell, D. 2003. The Mozart Effect for Electric Field Stimulation. International
Parents : Unlocking the Potential of Journal of Neuropsychopharmacology.
Your Child. New York : Penguin 18 (5) : 457 – 460.
Publishers. Rahayu. 2004. Pertumbuhan dan
Chamberlain, D.B. 1998. Prenatal Stimulation : Perkembangan Embrio Tikus Putih
Experimental Results. Journal of (Rattus norvegicus) setelah Perlakuan
Prenatal and Perinatal Psycology and Kebisingan. BioSMART. 7 (1) : 53 – 59.
Health. 2 – 4. Rizarina, S., Hermanto, T.J., Estoepangesti, A.,
Fifi, M.D. 2013. Omega 3 dan Kecerdasan dan Widjiati. 2005. Perbandingan
Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat. indeks apoptosis otak tikus baru lahir
7(2). yang mendapat paparan dan tidak
Hermanto, T.J. 2013. Bersujud Dalam Rahim. mendapat paparan lagu Mozart sejak
Surabaya : Global Persada Press. kebuntingan. Surabaya : Dept. SMF
________. 2004. Smart babies through Obstetri dan Ginekologi RSU Dr.
Prenatal University Mission Soetomo – Fakultas Kedokteran
Impossible?. Majalah Obstetri dan Universitas Airlangga.
Ginekologi Indonesia. Sable, P., Kale, A., Joshi, A., and Joshi, J.
Hermanto, T.J., Estoepangesti, A., dan Widjiati. 2014. Maternal micronutrient
2002. The influence of various musical imbalance alters gene expression of
exposure to pregnant Rattus BDNF, NGF, TrkB and CREB in the
norvegicus to the amount of rat off offspring brain at an adult age.
spring brain cells. Abstract of the 3rd Intl.J.Devl.Neuroscience. 24 – 32.
Scientific meeting on Fetomaternal Sorra, K.E., Fiala, J.C., and Harris, K.M. 1998.
Medicine and AOFOG Accredited Critical assessment of the involvement
Ultrasound Workshop. of perforations, and spine branching in
Hermanto, T.J., Sulistyono, A., dan Didi. 2004. hippocampal synapse formation.
The Influence of Mozart K265 Journal Comp Neurol. 398 : 225 – 240.
Abdominally Exposed to The Sorra, K.E., Harris, K.M. 1998. Stability in
Biophysical Profile of Term Singleton synapse number and size at 2 hr after
Evaluated by 2D and 4D USG long-term potentiation in hippocampal
Scanning. Surabaya : Fakultas area CA1. Journal Neurosci. 18 : 658 –
Kedokteran Universitas Airlangga. 671.
Ji, Y., Pang, P.T., and Feng, L. 2005. Cyclic
AMP Kontrols BDNF-induced TrkB

29

Anda mungkin juga menyukai