Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN

PADA ANAK DI RUANG CHANDRA


RUMAH SAKIT TK II DR. J. A LATUMETEN AMBON

Disusun Oleh

Kelompok IV

Hikmawati Noval Soulisa


Idhan Heluth Oshin F Lakato
Linda Ode Su Puput I Massa
Lubis S. Tuasa Putri Arsyi
Mahasa Usemahu Rakiba Kilwouw
Martha M. Angkota Ramlia Siwa Siwan
Mita Padangga Rani Abubakar
Muh. Zulfikar Kasim Rasma Umarama
Nana Lestari Umiyana Bakia
Nazwa Lestaluhu Yalen P. Latukarlatu

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKes) MALUKU HUSADA

AMBON
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN

Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Di Rumah

Sakit Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia

Prasekolah

Tema : Terapi Bermain Mewarnai Gambar Tokoh Kartun Anak

A. Latar Belakang
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra sekolah adalah kegiatan
serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan tahun-tahun pertama masa
kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka dihabiskan untuk bermain. Dalam
bermain di rumah sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana
lingkungan rumah sakit membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan.
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak. Semakin
muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul hal yang
menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak mengalami hospitalisasi
maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya adalah peningkatan kecemasan yanng
berhubungan erat dengan perpisahan dengan saudara atau teman-temannya dan akibat
pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan sesuai dengannya.
Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan
terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan
anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi
melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada
prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara
optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit, anak diharapkan bisa merasa
tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga
anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit
2. Tujuan Khusus :
Setelah mendapatkan terapi bermain diharapkan :
a. Bisa merasa tenang dan senang selama berada di ruang perawatan
b. Anak dapat bersosialisasi dengan teman sebaya
c. Anak tidak cemas dan takut akibat hospitalisasi
d. Anak menjadi lebih percaya dan tidak takut dengan perawat

C. Sasaran
Anak-anak yang berada di ruang rawat inap Chandra Rumah Sakit TK II dr. J.A
Latumeten Ambon. Peserta yang mengikuti terapi bermain ini adalah anak usia pra sekolah
(3-5 tahun) yang sedang menjalani perawatan di bangsal anak dengan kesadaran compos
mentis, dan keadaan umum baik.

D. Waktu dan Tempat


1. Hari/Tanggal : Minggu, 17 Juli 2022
2. Waktu : 10.00 WIT s/d 10.35 WIT (35 menit)
3. Tempat : Ruang rawat inap Chandra Rumah Sakit TK II dr. J.A
Latumeten Ambon
4. Setting Tempat :
Keterangan gambar :
: Pasien
: Orang tua
: Leader dan Co Leader
: Fasilitator
: Observer

: Pembimbing lahan dan Institusi

E. Media
1. Kertas bergambar
2. Pencil warna

F. Pengorganisasian
1. Leader
Nama : Puput Inggrid Massa
Tugas :
− Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain sebelum kegiatan
dimulai.
− Menjelaskan Kegiatan, mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam proses
kegiatan bermain. Mampu memimpin Terapi bermain dengan baik dan tertib, serta
menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok.
2. Co leader
Nama : Putri Arsyi
− Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas anak dan
mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang.
3. Observer
Nama : Noval Soulisa
Tugas :
− Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal dan non verbal
anak selama kegiatan berlangsung

4. Fasilitator
Tugas :
− Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, memotivasi anak yang kurang
aktif, membantu leader memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dan memfasilitasi
peserta.
Nama :
Hikmawati Nana Lestari
5 . Idhan Heluth Nazwa Lestaluhu
Linda Ode Su Rakiba Kilwouw
6.
Lubis S. Tuasa Ramlia Siwa Siwan
7 . Mahasa Usemahu Rani Abubakar
8 . Martha M. Angkota Rasma Umarama
Umiyana Bakia
9 . Mita Padangga
Muh. Zulfikar Kasim Yalen P. Latukarlatu
10.

G. Proses Pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1.Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri 2.Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari
terapi bermain 3.Memperhatikan
4. Kontrak waktu anak dan orang tua 4.Memperhatikan
2. 25 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan 1. Memperhatikan
terapi bermain mewarnai kepada
anak 2. Bertanya
2. Memberikan kesempatan kepada
anak untuk bertanya jika belum jelas
3. Membagikan kertas bergambar dan 3. Antusias saat

crayon menerima peralatan

4. Fasilitator mendampingi anak dan 4. Memulai untuk

memberikan motivasi kepada mewarnai gambar

anak 5. Menjawab

5. Menanyakan kepada anak apakah pertanyaan

telah selesai mewarnai gambar 6. Mendengarkan

6. Memberitahu anak bahwa waktu


yang diberikan telah selesai 7. Memperhatikan

7. Memberikan pujian terhadap


anak yang mampu mewarnai
gambar sampai selesai
Evaluasi :
Menceritakan dan
1. Memotivasi anak untuk
Gembira
menyebutkan apa yang diwarnai
2. Mengumumkan nama anak yang
dapat mewarnai dengan contoh
3. Membagikan reward kepada seluruh
peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian 1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Gembira
anak dan orang tua
3. Mengucapkan salam penutup 3. Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN

A. Pengertian
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk membantu
anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan ketakutan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan baginya.

B. Tujuan / Manfaat Terapi bermain


1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang mormal pada saat sakit. Pada saat sakit
anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya. Permainan adalah
media yang sangat efektif untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang tidak
menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi
dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di rs
5. Mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat
hospitalisasi

C. Jenis Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba,
menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Menggambar, mewarnai gambar di buku/majalah, mendengar cerita atau
musik, menonton televisi dsb.

Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain,
yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.

D. Jenis bermain sesuai usia


1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
b. Melatih kerjasama mata dan tangan
c. Melatih kerjasama mata dan telinga.
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
e. Melatih mengenal sumber asal suara.
f. Melatih kepekaan perabaan.
g. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :


a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan
yang menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil
berwarna.

3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
e. Melatih kerjasama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinansi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat dibentuk
c. Pasel (puzzel) sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola
.
4. Usia 32 – 72 bulan
Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan.
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreativitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal : pengertian
mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar
rumah. c.

5. Usia Prasekolah
Alat permainan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak
c. Alat menghitung
d. Sepeda roda tiga
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil.
h. Kapal terbang, Kapal laut dsb

6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
i. Pada anak laki-laki : mekanik.
j. Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

E. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

Anda mungkin juga menyukai