Anda di halaman 1dari 2

5.1.1.

Implikasi Teoritis/Ilmiah

Implikasi teoritis/Ilmiah dalam studi ini menyajikan beberapa konfirmasi ataupun perbedaan

dengan studi-studi terdahulu, utamanya yang berkait dengan determinan kinerja karyawan pada

suatu organisasi. Sebagaimana diuraikan pada bagian terdahulu, beberapa studi telah

mengeksplorasi dan menguji faktor-faktor yang dianggap memiliki peranan terhadap kinerja

suatu organisasi. Studi ini berangkat dari adanya gap dari studi-studi terdahulu yang umumnya

hanya berfokus mendiskusikan peran kepemimpinan, kegunaan digital service, dan renumerasi

secara terpisah terhadap kinerja karyawan di suatu organisasi. Studi ini mencoba memberikan

kontribusi dengan melibatkan peran persepsi kegunaan digital service sebagai variabel

mediator hubungan antara orientasi kepemimpinan dan kinerja karyawan dan peran renumerasi

sebagai variabel moderasi pengaruh orientasi kepemimpinan terhadap kinerja karyawan

dengan mengambil kasus di Divisi Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Wilayah DKI

Jakarta.

Secara khusus, studi ini juga menempatkan variabel orientasi kepemimpinan dalam

perspektif digital, yang belum banyak dielaborasi dalam studi-studi terdahulu. Hal ini penting,

karena pesatnya perkembangan teknologi informasi telah menuntut seorang pemimpin

organisasi untuk dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi tersebut.

Selanjutnya pemimpin tersebut juga harus mampu bagaimana memanfaatkan perkembangan

teknologi informasi tersebut dan menciptakan ekosistem kerja berbasis teknologi dalam upaya

meningkatkan kinerja organisasinya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukan oleh

Zupancic, Verbeke, Achten, & Herneoja (2016) bahwa pemimpin yang berorientasi digital

merupakan seorang pemimpin yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan advanced game

changing technology ke dalam organisasinya

Selanjutnya, dengan menggunakan pemodelan statistik (PLS-SEM), studi ini menemukan

bahwa Orientasi Kepemimpinan yang berbasis digital berperan signifikan dalam mendorong

Kinerja Karyawan. Peran ini dapat dilihat melalui dua jalur, yakni jalur langsung dan jalur tidak
langsung melalui Persepsi Kegunaan Digital Service. Studi ini juga menguji bagaimana peran

Renumerasi dalam memoderasi pengaruh Orientasi Kepemimpinan berbasis digital terhadap

Kinerja Karyawan. Meski Renumerasi itu sendiri memiliki peran langsung dalam mendorong

Kinerja Karyawan, namun studi ini menemukan tidak cukup bukti Renumerasi sebagai

pemoderasi hubungan antara Orientasi Kepemimpinan berbasis digital dan Kinerja Karyawan.

Temuan di atas secara umum memperkuat teori-teori yang berkaitan dengan determinan

kinerja karyawan yang telah diulas pada bagian terdahulu. Temuan ini secara khusus juga

berimplikasi bahwa upaya-upaya peningkatan Kinerja Karyawan tetap di Divisi Kepesertaan

BPJS Ketenagakerjaan di Kantor Wilayah DKI Jakarta dapat dilakukan dengan memperkuat

Orientasi Kepemimpinan berbasis Digital. Dalam hal ini, sebagaimana dikemukan oleh Deloitte

(2016), penguatan tersebut dapat diarahkan pada 4 (empat) indikator pemimpin berbasis digital:

(i) memiliki potensi terhadap perubahan, yang memiliki kemampuan untuk memberikan

dorongan, dan merupakan bentuk kewajiban pemimpin untuk mengadakan perubahan dengan

melihat kesempatan dalam kondisi yang tidak pasti; (ii). memiliki potensi intelektual, yang

memiliki kemampuan untuk berpikir dengan cepat dan fleksibel terhadap perubahan digital; (iii)

memiliki potensi sosial, yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap interpersonal

yang kompleks dan mengalami perubahan; dan (iv) memiliki potensi untuk memotivasi, yang

memiliki kemampuan untuk mengadaptasi dorongan pada diri sendiri dan berfokus untuk

mencapai hal-hal baru yang terus mengalami perubahan.

Anda mungkin juga menyukai