Anda di halaman 1dari 4

Soal Ujian Akhir Semester

Nama : Hamdan Habibur Rahman


NIM : 21.11.00180

Jawab pertanyaan – pertanyaan di bawah ini:


1. Sebutkan 3 Pola Naskh Mansukh dalam al-Qur’an dan Berikan analisis saudara mengenai
hal tersebut terkait dengan pandangan teologis umat islam bahwa Al –Qur’an adalah
shalihun li kulli zaman wa makan?

Jawaban:
Pola nash Mansukh dalam Al-Quran yaitu
a. Al-Quran di naskh dengan Al-Quran
b. Al-Quran dengan hadits
c. Hadist dengan Al-Quran
Yang dimaksud dengan Al-Quran shalihun li kulli zaman wa makan yaitu Al-Quran
diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia di masa
dulu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Alquran dapat menjawab berbagai
permasalahan yang ada, dan penafsiran Al-Quran bersifat relative artinya Al-Quran harus
selalu ditafsirkan seiring dan senafas dengan akselerasi perubahan dan perkembangan
zaman , karena Al-Quran sangat kaya akan makna dan interpretable (yahtamilu wujuh al-
ma’na)
2. Apa fungsi dan tujuan kajian ‘amm dan khas dalam penafsiran al- Qur’an dan jelaskan
tentang kaidah al- ‘ibrah bi ‘umum al- lafadz la bi khusus sabab dan al- ibrah bi khusus as
sabab la bi ‘umum al-lafadz?
Jawaban :
fungsi dan tujuan ‘amm dan khas dalam penafsiran Al-Quran yaitu digunakan
untuk mengetahui lafadz yang berbentuk ‘amm yang menunjukan arti umum, namun
adakalanya ‘amm menunjukan arti khusus. Begitu juga dengan kajian khas dalam
penafsiran Al-Quran yaitu untuk mengetahui lafadz berbentuk khas yang memiliki arti
khusus dan mengetahui lafadz berbentuk khas yang memiliki arti umum.
Kaidah al- ‘ibrah bi ‘umum al- lafadz la bi khusus sabab memiliki arti “patokan
dalam memahami makna ayat adalah lafadznya yang bersifat umum, bukan kehususan
sebabnya” dengan kata lain Asbabun nuzul yang menjadi sebab atas turunnya sebuah ayat
hanya menjadi patokan awal, yang selanjutnya adalah lafadz yang dapat dijadikan korelasi
dan hujjah atas peristiwa yang sama berhubungan dengan peristiwa tersebut dimasa
selanjutnya. Artinya ayat tersebut berlaku secara general dan dapat dijadikan hujjah atas
peristiwa yang terjadi selanjutnya.
Sedangkan kaidah al- ibrah bi khusus as sabab la bi ‘umum al-lafadz memiliki arti
“ yang dijadikan pedoman adalah kekhususan sebab, bukan keumuman lafadz. Dengan
kata lain, pemahaman ayat adalah berdasar pada sebabnya bukan redaksinya yang bersifat
umum.
3. Proses pembaharuan dan penyempurnaan dalam bidang metodologi penafsiran tidak akan
berhenti karena al- Qur’an diyakini selalu berdialog dengan setiap generasi, situasi dan
kondisi, dan upaya penafsiran al-Qur’an sampai saat ini belum mampu untuk
merealisasikan fungsi al-Qur’an secara ideal. Tolong sebutkan Kaidah Penafsairan
(Qawaid al Tafsir), Macam – Macam Tafsir (Anwa’ al Tafsir), 4 Metode Tafsir (Manhaj
al Tafsir) dan jelaskan kelebihan & kekurangan masing – masing?
Jawaban :
Kaidah penafsiran yaitu
a. Kaidah dhamir
b. Kaidah ta’rif tankir
c. Kaidah isim mufrod dan bentuk jamak
d. Pengulangan kata benda atau isim
e. Muqobalah jamak dengan jamak atau mufrod
f. Kaidah tanya jawab
Macam-macam tafsir yaitu:
a. Tafsir bi al-ma’tsur
b. Tafsir bi ar-ra’yi
c. Tafsir bil iqtirani
Metode tafsir yaitu:
a. Metode tafsir tahlili, kelebihannya yaitu mengetahui dengan mudah tafsir suatu
surat atau ayat karena disusun secara tertib ayat atau surat mengikuti susunan yang
terdapat dalam Al-Quran. Kekurangan menghasilkan pandangan yang parsial dan
kontradiktif dalam kehidupan umat islam serta terkesan adanya penafsiran berulang
dan subjektifitas tidak dapat dihindari
b. Metode ijmali, kelebihannya yaitu praktis dan mudah dipahami serta bahasanya
akrab dengan Al-Quran. Sedangkan kekurangannya yaitu menjadikan alquran
bersifat parsial dan tidak mampu mengantarkan pembaca mendialogkan Al-Quran
dengan permasalahan sosial dan keilmuan yang aktual.
c. Metode tafsir muqoran, kelebihannya yaitu membuka pintu untuk bersifat toleansi,
berguna untuk mengetahui berbagai pendapat suatu ayat dan dijadikan
perbandingan dengan mufasir yang mengkaji berbagai ayat. Kekurangannya yaitu
tidak dapat diberikan kepada pemula, kurang diandalkan dalam menjawab
permasalahan sosial.
d. Metode maudhu’I, kelebihannya yaitu memberikan pemecahan terhadap
permasalahan hidup praktis serta sebagai jawaban terhadap tuntutan kehidupan
yang selalu berubah dan berkembang. Sedangkan kekurangannya yaitu melibatkan
pemikiran yang mendalam dan tidak menafsirkan segala aspek yang dikandung
suatu ayat

4. Melihat betapa urgen dan sentralnya posisi sebuah penafsiran atas Kitab Suci (al-Quran),
maka penafsiran perlu dilakukan secara hati – hati dan penuh kesungguhan yaitu dengan
berpegang pada kaidah serta penggunaan metode interpretasi dalam penafsiran secara baik.
Salah satu dari tawaran metode interpretasi adalah Hermeneutika al Quran, Sebutkan dan
jelaskan tawaran hermeneutika Nasr Hamid Abu Zaid?

Jawaban:
Tawaran hermeneutika Nasr Hamid Abu Yazid yaitu metode analisis paling tepat
digunakan dalam memahami Al-Quran sebagai teks yang tidak terpisahkan dari sistem
Bahasa yang berfungsi informative dan komunikatif adalah metode analisis Bahasa, untuk
menjelaskan teori tentang kedua fase yang dilalui Al-Quran beliau menggunakan kajian
semiotika salah satu cabang dari hermeneutika
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan analisa Hostoris – Kontekstual dalam penafsiran al-
Quran?

Jawaban:
Analisis mengenai penafsiran Al-Quran yang berusaha menarik dan menggiring segala
aspek yang terkait dengan ayat yang ditafsirkan termasuk aspek Bahasa, historis, kondisi
masyarakat disertai dengan upaya menghalausegala hal yang tidak terkait dengannya.
6. Bukalah salah satu Kitab Tafsir, lalu ambil 1 penafsiran ayat al Qu’an dalam kitab tersebut
yang menurut anda paling komprehenshif!

Anda mungkin juga menyukai