Anda di halaman 1dari 8

Imunologi

1. SIstem imun : gabungan sel,molekul,jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap


bakteri
a. Innate : antigen independent,immediate maximal response,non antigen specific,
no immunologic memory. 0-4 jam
i. Barier anatomi
1. Factor mekanis
2. Factor kemis
3. Factor biologis
ii. Barrier humoral
1. Komplemen
2. Koagulasi
3. Laktoferin dan transferrin
4. Lisozim
5. Interleukin
iii. Barrier seluler
1. Neutrophil
2. Makrofag
3. Sel NK dan LAK
4. eosinofil
b. Adaptive : antigen dependent,lag time between exposure and maximal
response,antigen specific, has immunologic memory. Early induced at 4-96 hours,
adaptive >96 hrs.
i. Seluler (limfosit T) : dibentuk dalam sumsum tulang, proliferas dan
diferensiasi di kelenjar timus. Subset sel T :
1. Sel T Helper
a. Th1
i. Diaktifkan CD4+
b. Th2
c. Th0 (naïve)
2. Sel T Killer
3. T Suppresor
4. T Memory
ii. Humoral (limfosit B) : matang dalam bursa fabricus, jika dirangsang,
berproliferasi menjadi Ab dalam plasma
1. Sel Plasma
2. Sel B memory
c. Sistem complement: sejumlah besar protein yang bila diaktifkan akan memberi
proteksi thd infeksi dan respon inflamasi
d. Interferon : glikoprotein yang dihasilkan sel yang mengandung nucleus, dilepas
sebagai respon terhadap virus. Sel yang diinfentir : NK
e. C-Reactive protein : protein fase akut
f. Sel Fagosit : Monosit, makrofag, sel mononuclear, granulosit PMN
g. Makrofag : dapat melepaskan granul dan bahan:
i. Lisozim
ii. Komplemen
iii. Interferon
iv. Sitokin
h. Large granular lymphocyte: banyak sitoplasma dan nucleus eksentrik, bersifat NK
dan ADCC (antibody dependent cellular cytotoxicity)
2. Organ dan system limfatik
a. Organ limfatik
i. Limfoid primer : Organ sentral, untuk pematangan, diferensiasi,proliferasi
sel T dan B menjadi limfosit yang mengenal Antigen
1. Bursa Fabricus dan kelenjar imus
2. Sumsum tulang : tempat hematopoiesis
ii. Limfoid sekunder : terdapat di sepanjang pembuluh limfe kecuali
MALTSALTGALT
1. Limpa : tempat utama fagosit memakan mikroba terikat antibody,
mikroba dibersihkan makrofag dalam limpa,fagositosis terganggu
juka tak punya limpa
2. KGB : ag dibawa oleh SD dikumpulkan di KGB
3. MALT (mucosal associated lymphoid tissue) : tonsil,plak peyer
(agregat folikel limfoid di mukosa GI, tempat sel B memproduksi
IgA),folikel limfoid
4. Skin ALT
5. Bronchial ALT
6. Gastric ALT
b. Sistem Limfatik
i. Sistem saluran seluruh tubuh yng mengalirkan isinya ke jaringan dan
kembali sbg transudate ke sirkulasi darah. : Jalur gerakan Ag dari perifer
ke kelenjar limfe,resirkulasi limfosit dan sel dendritic
ii. Lintas arus limfosit
1. Diferensiasi di organ limfoid primer, masuk ke sirkulasi darah
2. Sel b dalam sumsum tulang diproduksi dan matang,ke sirkulasi
darah dan org,limfoid sekunder
3. Prekursor sel t meninggalkan sumsum tulang,matang di
timus,migrasi ke organ limfoid sekunder
4. Limfosit berpindah-pindah ke organ limfoid sekunder satu ke
lainnya, jika deficit, yang lain akan dikerahkan.
3. In Depth Innate and adaptive
a. Surface things
i. PAMPS : pathogen associated molecular pattern : pola yang dimiliki oleh
sebuah pathogen yang dikenali tubuh dan akan segera dimusnahkan. Cth :
LPS pada bakteri, asam lipotekoat bakteri
ii. PRR : pattern recognition receptor : mengenali PAMPs dan merupakan
tempat berikatan PAMPs pada sel
iii. Toll Like Receptor (TLR) : reseptor yang mengenali bagian bakteri dan
mengirimkan sinyal kepada sel untuk melakukan fagositosis
iv. CD (Cluster of Differentiation)
v. MHC (I dan II)
vi. Reseptor : TCR,BCR
vii. Co stimulatory molecule
b. Mekanisme/fase fagositosis
i. Kemotaksis dan penempelan pathogen ke fagosit
ii. Penelanan pathogen oleh fagosit
iii. Pembentukan fagosom
iv. Fusi fagosom dan lisosom membentuk fagolisosom
v. Pencernaan pathogen yang ditelan oleh enzim
1. Lisozim : enzim yang melisiskan dinding sel bakteri sehingga
dapat dilisis proteinnya
2. Lactoferrin : mengambil fe yang essensial dalam bakteri
3. Protease : mencerna protein dari bakteri yg sudah dirusak
vi. Pembentukan badan residual mengandung bahan tak dapat dicerna
vii. Pembuangan bahan sisa
c. Sitokin dan Kemokin
i. Sitokin : protein kecil terlarut,meregulasi fungsi imun seluler, inflamasi
yang diisekresikan sel imun tertentu dan berefek pada sel lain, dihasilkan
sebagai respon terhadap stimulus system imun, mengikat reseptor spesifik,
membawa sinyal melalui 2nd messenger untuk mengubah aktivitas sel
ii. Kemokin : berperan sebagai kemo attractant fagosit dan sel T, kerusakan
sel/jaringan akibat infeksi bakteri, virus dan luka menyebaban sekresi
kemokin
iii. Mekanisme :
1. Bakteri memicu makrofag mengeluarkan sitokin dan kemokin
2. Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas vascular menyebabkan
kemerahan,panas dan bengkak
3. Sel inflamatorik bermigrasi ke jaringan, melepaskan mediator
inflamasi yang menghasilkan nyeri
d. Fungsi sel imun bawaan : sebagai APC (antigen presenting cell) seperti dendritic
dan makrofag, eliminasi seperti dendritic,makrofag,NK cell
i. Mekanisme APC
1. APC mengenali antigen, menuju saluran limfatik dan terbawa
kearah nodus limfe untuk bertemu mengaktivasi sel Th0,
memberikan antigen tersebut kepada sel Th0 seusai dengan
reseptornya, dan sel Th0 akan memproses masukan tersebut sesuai
sinyal yang didapat untuk berproliferasi menjadi sel Th1,Th2
maupun TReg
ii. Interaksi system imun dapatan dan bawaan
1. Antigen pathogen dibawa oleh APC, dimana APC akan
menghantarkan antigen tersebut kepada sel Th0, untuk merangsang
proliferasi sel Th0 menjadi :
a. Th1, dimana sel Th1 memproduksi IL-2,IL-12,IFN-g dan
TNF-a yang kemudian berfungsi sebagai sel T sitotoksik
efektor yang dapat membunuh pathogen/merusak pathogen
sehingga infeksi terhenti
b. Th2, dimana sel Th2 akan mengaktifkan sel B yang akan
berproliferasi menjadi sel B memori dan Sel plasma, sel
memori akan menghasilkan memori imunitas dalam host
sehingga pada serangan berikutnya, host telah siap
menangkal dengan antibody dari produksi sel plasma. Th2
juga dapat menghasilkan IL-4,IL-5,IL-6,IL-10,TGF-b
untuk secara langsung mengaktifkan sel b.
c. Antigen memiliki jalur selain Th1 dan Th2, dengan cara
langsung mengaktifkan sel b ataupun mengaktifkan sel T
sitotoksik.
2. Sel b diaktifkan oleh
a. T cell dependent activation
b. T Cell Independent activation
3. Sel T membantu proliferasi sel B untuk menjadi sel plasma sehinga
dihasilkan Ig dengan pelepasan Sitokin (IL-4,5,6),sehingga
mempercepat aksi imun.
4. Sel NK mengekspresikan reseptor FcγRIII (CD16) yang mengenali
IgG1 dan IgG3, melepaskan granul sitoplasmik berisi perforin dan
granzim, yang mengarahkan sel menuju proses apoptosis, jika sel
tersebut tak tertolong lagi.
5. Sel TReg meregulasi aksi dari semua Sel T agar tidak terjadi
ekspresi berlebihan yang dapat mengakibatkan efek autoimun.
6. Respon infeksi Awal
a. Innate (0-4 hrs)
i. Infection,recognition by preformed,nonspecific and
broadly specific effector, removal of infectious
agent.
b. Early induced innate response (early 4-96 hrs)
i. Infection,Recognition of PAMPs,inflammation and
activation of effector cell,removal of infectious
agent
c. Adaptive Immune Response (late >96hrs)
i. Infection, transport of antigen to lymphoid organs,
recognition by naïve b and t cells, clona expansion
and differentiation to effector cells, removal of
infectious agent.
4. Fungsi Antibodi
a. Netralisasi
i. Mengikat toksin sehingga diarahkan kepada makrofag untuk dimakan dan
dinetralkan
b. Opsonisasi
i. Mengikat bakteri yang memiliki epitope dipermukaannya sehingga
mempermudah fagositosis dengan cara membawa bakteri menuju fagosit
yang kemudian akan memfagositosis bakteri tersebt
c. Aktivasi komplemen
i. Mengaktifkan system komplemen yang kemudian akan membantu kinerja
dari antibody dalam menghancurkan pathogen
d. Penting ;
i. Epitop : sisi dalam antigen dimana reseptor antigen berikatan, antibody
mengenali spesifik satu epitope, antigen dapat mempunyai beberapa
epitope
e. 5 kelas molekul immunoglobulin
i. IgG : banyak di cairan tubuh,ekstraselular (ADCC,Opsonisasi,imunitas
neonatal)
ii. IgM : Aglutinator sangat efektif
iii. IgD : berada di permukaan limfosit,penanda sel b yang matang
iv. IgA : dalam sekresi seromukosa menjaga permukaan luar tubuh(Mukosa)
v. IgE : meningkat dalam infeksi parasite.
f. Antibody :
i. Macam:
1. Poliklonal : tidak reprodusibel, reaksi silang, mengenali banyak
epitope,hasil bervariasi.
2. Monoklonal : reprodusibel, tidak reaksi silang,sangat spesifik, hasil
konsisten kecuali ada variasi antigen/mutase
ii. Struktur
1. Fab : mngkat antigen, spesifisitas ditentukan VHeavy dan VLight
2. Fc : fungsi efektor/mengikat reseptor
iii. Ig bebas tidak ikatan silang dengan reseptor FC, agregasi Ig pada
permukaan bakteri mengizinkan ikatan silang reseptor FC, bakteri
terselubungi komplemen dan IgG, C3b berikatan pada CR1 dan antibody
berikatan pada reseptor Fc, bakteri difagositosis, membrane makrofag
berfusi, menghasilkan membrane vesikel fagosom, lisosom berfusi dengan
ketiga vesikel,mengirimkan enzim yang mendegradasi bakteri
5. In Depth Sistem Komplemen
a. Intermezzo
i. Tergolong dalam system imun bawaan humoral
ii. Inaktif dalam darah (bentuk serum), yang aktifjika ada pathogen atif
secara berurutan
iii. C5a,C4a,C3a, : anafilatoksin,mengaktifasi sel fagosit
iv. C5a,C3a : kemotaktik factor, mengaktifasi basophil dan sel mast,
degranulasi, histamin
b. Komponen system komplemen
i. Dari protein,glikoprotein. Oleh hepatosit, monosit
ii. Penamaan
1. Numerik : C1-C9
2. Huruf : factor D,B,I, properdin
3. Trivial : Homolog restriction factor (HRF)
iii. Sirkulasi dalam serum hingga diaktifkan oleh pemotongan proteolitik yang
menghilangkan sisi inaktif dan menampakkan sisi aktif. Dinamakan
proenzim atau zymogen.
iv. Ukuran
1. A : fragmen kecil
2. B : Fragmen besar
3. Kecuali C2, terbalik. Karena sapi makan rumput bukan rumput
makan sapi.
v. Interaksi membentuk kompleks fungsional, ditandai dengan garis atas
diatas angka atau symbol
c. Pathway : semuanya bertujuan membuat enzim kunci,yaitu C3 konvertase
i. Lectin
1. Infeksi hati memproduksi MBL/MBP mannose binding
Lectin/protein. Protein fase akut, pathogen, berikatan dengan
karbohidrat pada membrane sel pathogen, menghasilkan MASP 1
dan 2 (mannose associated serine protease), atau c4 dan c2
konvertase
2. C4 potong dapat C4a dan b.
3. C4b aktifkan C2.
4. C2 potong dapat C2a dan C2b. C2a+C4b jadi C4b2a yaitu C3
konvertase
5. C3 konvertase aktifkan C3, potong dapat C3a dan C3b.
6. C3b + C4b2a = C5 konvertase, atau C4b2a3b
7. C5 konvertase mengaktifkan C5, potong dapat C5a dan C5b
8. C5b berikatan dengan C6-9 jadi C5b6789 (menempel di membrane
pathogen,lisis dinding sel pathogen, namanya MAC/membrane
attack Complex)
ii. Alternatif
1. Faktor b diaktifkan factor D jadi Ba dan Bb
2. Komponen bakteri mengaktivasi C3 jadi C3a dan C3b
3. C3b+Bb jadi C3 konvertase atau C3bBb, yang distabilisasi
properdin
4. C3 konvertase + C3b lagi, jadi C3bBB3b atau nama lainnya c5
konvertase. Lanjut deh ke C5b6789
iii. Classic
1. Antibody natural atau kompleks antigen antibody mengaktifkan
C1q
2. C1q mengaktifkan C1r, mengaktifkan C1s,yaitu C4 konvertase.
d. Regulator dalam Aktivasi Komplemen
i. C1 oleh C1 inhibitor (INH)
1. Berikatan bebas dengan C1 dalam darah
2. Membatasi aktivasi C4 dan C2 dengan cara mengikat dan
menginhibisi C1r dan C1s protease.
ii. Mengurangi waktu paruh C3 konvertase oleh
1. Decay Accelerating Factor
2. C4bp (binding protein) dan factor H yang berkerja pada C4b2b dan
C3bBb
iii. C9 dengan menghambat polimerisasi C9 oleh
1. CD59
2. Homologues Restriction Factor (HRF)
6. Sitokin In Depth
a. Intermezzo
i. Sitokin mrpkn protein sistem imun yg mengatur itx antarsel & memacu
reaktivitas imun, baik pd sist imun spesifik & nonspesifik
ii. Bekerja dengan mengikat reseptor membrane spesifik, membawa sinyal ke
sel melalui 2nd messenger Tirosin Kinase
b. Ciri sitokin
i. Polipeptida, muncul karena respon rangsangan Ag
ii. Peran mediator
iii. Mempengaruhi sintesis pada rx imun dan inflamasi
iv. Efek sitokin local atau sistemik
v. Sinyal mengatur ekspresi reseptor sitokin atau sel thd sitokin
vi. Mengatur produksi sel system imun yang mengatur hematopoiesis secara
kolektif (CSF)
c. Peran sitokin
i. Langsung
1. Lebih dari 1 efek thd sel
2. Autoregulasi
3. Pada parakrin
ii. Tak langsung
1. Menginduksi ekspresi reseptor sitokin lain atau kerjasama dengan
sitokin lain dalam merangsang sel(Sinergisme)
2. Mencegah ekspresi reseptor atau produksi sitokin (antagonism)
iii. Fungsi
1. Dalam imunitas spesifik atau nonspesifik spt
2. Makrofag dirangsang IFN-g,TNF-a,IL-1
d. Klasifikasi
i. Sitokin adalah nama umum, nama yang lain diantaranya limfokin (sitokin
yang dihasilkan limfosit)
ii. monokin (sitokinyang dihasilkanmonosit)
iii. kemokin (sitokin dengan aktivitas kemotaktik)
iv. Interleukin (sitokin yang dihasilkan oleh satu leukosit dan beraksi pada
leukosit lainnya)
e. Makrofag sebagai APC mengekspresikan peptide protein Major
Histocompatibility Complex class II pada permukaan sel dan berikatan dengan
reseptor T(Tcr), sel T helper
f. Makrofag mensekresi interleukin (IL)-1b,IL-6,IL-12, dan TNF-a.5
g. Tabel Sitokin

Anda mungkin juga menyukai