sebagai tanda pengenal atau identitas bagi setiap Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. NPPKP : nomor yang harus dimiliki setiap pengusaha yang berdasarkan Undang-Undang PPN dikenakan pajak, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk dikukuhkan sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak). DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan FUNGSI NPWP NPPKP Sebagai sarana dalam administrasi Untuk mengetahui identitas PKP yang perpajakan. sebenarnya Sebagai identitas Wajib Pajak. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidan PPN dan PPn BM, Menjaga ketertiban dalam pembayaran Untuk pengawasan terhadap pajak dan pengawasan administrasi administrasi perpajakan. perpajakan PROSEDUR PENDAFTARAN NPWP Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4) terdekat yang berada di wilayah tempat tinggal Secara online, melalui e-register Pendaftaran NPWP harus disertai bebrapa lampiran sebagai berikut: 1. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Non Usahawan Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yag berwenang, minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing. 2. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan - Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yag berwenang, minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing. - Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa. 3. Untuk Wajib Pajak Badan - Fotokopi akta pendirian dan perubahan terakhir atau surat keterangan penunjukkan dari kantor pusat bagi BUT. - Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yag berwenang, minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus aktif. - Surat Keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari instansi yang berwenang minimal Lurah atau Kepala Desa. 4. Untuk Bendaharawan sebagai Pemungut atau Pemotong - Fotokopi KTP bendaharawan. - Fotokopi surat penunjukkan sebagai bendaharawan. 5. Untuk joint operation sebagai Wajib Pajak pemotong atau pemungut - Fotokopi janjian kerjasama sebagai joint operation. - Fotokopi NPWP masing-masing anggota joint operation. - Fotokopi KTP bagi penduduk Indonesia atau fotokopi paspor ditambah surat keterangan tempat tinggal dari instansi yag berwenang, minimal Lurah atau Kepala Desa bagi orang asing, dari salah seorang pengurus joint operation. 6. Wajib Pajak dengan status cabang, orang pribadi pengusaha tertentu atau wanita kawin tidak pisah harta harus melampirkan fotokopi surat keterangan terdaftar. 7. Apabila pemohon ditandatangani orang lain, maka harus disertai surat kuasa khusus. Bagi Wajib Pajak diberikan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) paling lambat pada hari kerja berikutnya, dan kartu NPWP diberikan paling lambat tiga hari kerja setelah diterimanya permohonan secara lengkap. TEMPAT PELAPORAN USAHA PKP Bagi pengusaha orang pribadi, berkewajiban melaporkan usahanya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan. Bagi pengusaha badan, berkewajiban melaporkan usahanya ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan. Bagi pengusaha pribadi atau badan yang mempunyai tempat kegiatan usaha di beberapa wilayah kantor Kantor Direktorat Jenderal Pajak, berkewajiban melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP ke Kantor Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pengusaha atau tempat kedudukan pengusaha atau ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayahnya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan. Bagi PKP tertentu, Direktorat Jenderal Pajak dapat mennetukan Direktorat Jenderal Pajak sebagai tempat pendaftaran untuk memperoleh NPPKP. Contohnya BUMD yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta dan Wajib Pajak BUMN (termasuk anak perusahaan yang penyertaan modal induknya lebih dari 50%), maka tempat peaftaran dan pelaporan usahanya adalah di KPP Perusahaan Negara dan Daerah. NOTES : Dalam hal Wajib Pajak melakukan pendaftaran sekaligus melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP, KPP tempat Wajib Pajak terdaftar menerbitkan secara bersamaan kartu NPWP, Surat Keterangan Terdaftar, dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak paling lama 3 hari kerja berikutnya setelah Formulir Regristasi Wajib Pajak beserta persyaratannta diterima secara lengkap. PENGHAPUSAN NPWP & NPPKP Pengertian penghapusan disini adalah tindakan menghapuskan NPWP atau NPPKP dati Tata Usaha Kantor Pelayanan Pajak. Ketentuan-ketentuan khusus dan syarat-syarat penghapusan NPWP adalah sebagai berikut: 1. Wajib Pajak meninggal dunia dan tidak meninggalkan warisan: Fotokopi akta kematian atau; 2. Laporan kematian dari instansi yang berwenang Wanita kawin tidak dengan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, harus ada surat nikah/akta perkawinan dari Catatan Sipil; 3. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subjek pajak, bila telah dibagi harus ada surat keterangan selesainya pembagian warisan tersebut; 4. Wajib Pajak Badan yang telah dibubarkan secara resmi, disyaratkan adanya akta pembubaran; 5. Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang kehilangan statusnya sebgai BUT, harus ada permohonan Wajib Pajak yang dilampiri dokumen yang mendukung; 6. Wajib Pajak orang pribadi lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak Adapun Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP), syarat-syaratnya adalah sebagai berikut: - Pengusaha Kena Pajak pindah alamat; - Badan yang telah dibubarkan secara resmi; - Pengusaha Kena Pajak lainnya yang tidak memenuhi syarat lagi sebagai Pengusaha Kena Pajak CATATAN KHUSUS TENTANG NPWP Wajib Pajak yang berpenghasilan lebih kecil dari Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) atau hanya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja tidak wajib mempunyai NPWP Apabila Wajib Pajak sebenarnya tidak wajib ber-NPWP, tapi jika memerlukan bisa mendaftarkan diri Setiap Wajib Pajak hanya mempunyai satu NPWP untuk semua jenis pajak Perusahaan perseorangan ber-NPWP atas nama pemilik Untuk badan yang baru berdiri sebaiknya tetap mempunyai NPWP karena Apabila rugi dapat dikompensasikan pada tahun berikutnya. WAJIB PAJAK PINDAH Dalam hal Wajib Pajak pindah domisili atau pindah tempat kegiatan usaha, Wajib Pajak melaporkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) lama maupun Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan ketentuan: 1. Wajib Pajak Orang Pribadi Usahawan Pindah tempat tiggal atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas adalah surat keterangan tempat tinggal baru atau tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang baru dari instansi yang berwenang (Lurah atau Kepala Desa). 2. Wajib Pajak Orang Pribadi Non Usaha Surat keterangan tempat tinggal baru dari Lurah atau Kepala Desa, atau surat keterangan dari pimpinan instansi pemerintahan. 3. Wajib Pajak Badan Pindah tempat keduudukan atau tempat kegiatan usaha adaah surat keterangan tempat kedudukan atau tempat kegiatan yang baru dari Lurah atau Kepala Desa. Setelah surat pernyataan pindah beserta persyaratannya diserahkan, sebagai tindak lanjutnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) akan: 1. Menerbitkan surat pindah untuk diberikan kepada Wajib Pajak paling lama pada hari kerja berikutnya setelah surat pernyataan pindah diterima untuk diserahkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang baru dalam surat pernyataan pindah beserta persyaratannya secara lengkap disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) lama. 2. Menerbitkan Surat Keterangan Terdaftar paling lama pada hari kerja berikutnya dalam hal surat pernyataan pindah beserta pernyataannya secara lengkap disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) baru atau setelah menerima surat pindah dari Wajib Pajak SANKSI Sebagaimana yang diatur dalam pasal 39 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentag Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan bahwa bagi Wajib Pajak dengan sengaja tidak mendaftarkan diri atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, pengukuhan PKP, sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, diancam dengan pidana penjara selama-lamanya 6 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Pidana tersebut dilipatkan 2 kali apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat 1 tahun terhitung sejak selesainya menjalani pidana penjaa yang dijatuhkan. Terdapat pula ancaman, jika Wajib Pajak melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana penyalahgunaan atau menggunakan tanpa hak NPWP atau pengukuhan PKP atau menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar, atau tidak lengkap dalam rangka mengajukan restitusi, atau melakukan kompensasi pajak. Ancamannya berupa pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling tinggi 4 kali jumlah restitusi yang dimohon dan atau kompensasi yang dilakukan oleh Wajib Pajak.