2.Fungsi, tugas dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) paradigma baru abad 21 di SD
menurut Darmadi fungsi pkn paradigma abad 21 (2010) ialah:
1. Membina, mengembangkan, dan melestarikan konsep nilai moral serta norma Pancasila
secara dinamik dan bertanggung jawab.
2.Membina dan mengembangkan jati diri manusia Indonesia seutuhnya, khususnya guru PKn
Profesional yang berkepribadian Pancasila dan melek politik (political literate) serta mampu
menjadi insan teladandan narasumber dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3. Memuat acuan pokok pola pembinaan dan pengembangan program dan pengajaran
pendidikan Pancasila, kewarganegaraan, ketatanegaraan, dan hukum persekolahan, disamping
acuan pokok formal lainnya.
4.Membina perbekalan pengetahuan dan keterampilan okupasional selaku guru PKn dan tata
negara RI pada persekolahan.
Selain itu, Winataputra (2008) juga menyampaikan bahwa pembelajaran PKn berfungsi
sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis
dan bertanggung jawab. PKn berperan besar dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik dengan memberikan keteladanan dan membangun motivasi, serta
pengembangan kreativitas peserta didik, sehingga pada proses pembelajaran PKn sekolah perlu
dikembangkan pusat pengembangan wawasan, sikap, dan keterampilan dalam membangun
kehidupan yang demokratis
Tugas pokok Pkn dengan paradigma barunya ialah untuk mengembangkan pendidikan
demokrasi yang mengemban tiga fungsi pokok, yaitu:
a. Mengembangkan Kecerdasan Warga Negara (Civic Intelligence)
Kecerdasan warga negara yang akan dikembangkan untuk membentuk warga negara yang
baik, bukan hanya dalam dimensi/kecerdasan rasional saja, melainkan juga dimensi lain seperti
dimensi spiritual, emosional, dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan
multidimensional. Warga negara yang cerdas tidak saja akan mampu mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia, tetapi warga negara yang cerdas akan dapat
mengangkat derajat dan martabat bangsa serta menjadikan bangsa ini memiliki nilai kompetitif
yang tinggi dalam melakukan hubungan dengan negara lain. Oleh karena itu, pendidikan
kewarganegaraan yang diberikan di sekolah diharapkan akan dapat melahirkanwarga negara
yang cerdas juga baik.
Masrukhi berpendapat bahwa Civic Intellegence merupakan kemampuan seseorang untuk
memainkan peran dirinya secara proaktif sebagai warga negara dan warga masyarakat dalam
tata kehidupan yang kompleks dengan berbasiskan identititas normatif bangsa. Seseorang yang
memiliki kecerdasan kewarganegaraan akan menunjukkan performance sebagai warga negara
yang peduli terhadap kondisi sosial, jujur dalam mensikapi berbagai fenomena yang ada, kritis
terhadap kondisi yang ada, serta tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan
yang dialaminya. Jika kecerdasan kewarganegaraan ini tumbuh subur dalam diri seseorang,
maka akan menjadilah dia sosok warga negara yang baik (good citizenship). Dengan demikian
kunci dari pembentukan warga negara yang baik adalah Civic Intellegence.(Masrukhi, 2018)
Adapun kecerdasan jamak yang harus dimiliki warga negara Indonesia meliputi:
1) Kecerdasan Intelektual (IQ)
Kecerdasan intelektual (IQ) adalah bentuk kemampuan individu untuk berpikir, mengolah,
dan menguasai lingkungannya secara maksimal serta bertindak secara maksimal serta bertindak
secara terarah. Kecerdasan ini digunakan untuk memecahkan masalah logika maupun strategis.
Pada kehidupan masyarakat sering ditampilkan dengan cara berpikir yang rasional melalui
penalaran, namun tidak mengindahkan atau mengabaikan nilainilai moral, nilai-nilai agama, dan
nilai-nilai kemanusiaan. Hanya memiliki kecerdasan intelektual saja tanpa disokong dengan
kecerdasan yang lain, manusia manganggap rasio atau akal sebagai sumber utama dan satu-
satunya sumber kebenaran.
2) Kecerdasan Emosional (EQ)
Kecerdasan emosional (EQ) seseorang diaplikasikan dalam bentuk sikap dan perbuatan
menghargai dan menghormati kepentingan orang lain. Dengan sikap seperti itu dapat
membimbing dan mengarahkan seseorang menjadi orang yang peka dan peduli sesama.
Sehingga menjadikan manusia bersikap toleran dan menghargai segala perbedaan yang ada.
Sikap yang mencerminkan kecerdasan emosional itu dapat memperkuat persatuan dan
kesatuan. Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang secara perlahan akan dapat
mencairkan potensi konflik yang ada.
3) Kecerdasan Spiritual (SQ)
Sedangkan tujuan umum dari PKn ialah untuk mendidik peserta didik agar menjadi warga
negara yang baik, sehingga dapat dilukiskan dengan “Warga negara yang patriotik, toleran,
setia terhadap bangsa dan negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati”. Melalui PKn
peserta didik diharapkan untuk memahami dan menguasai secara nalar, konsep, dan norma
Pancasila sebagai falsafah, ideologi negara, dan pandangan hidup negara IndonesiaPendidikan
Kewarganegaraan mengacu kepada penanaman konsep kenegaraan dan dapat dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan pendidikan kewarganegaraan dilakukan agar
terwujudnya warga negara yang baik (to be good citizens), yaitu warga negara yang memiliki
kecerdasan (civics inteliegence) spiritual, intelektual, emosional, serta sosial yang memiliki rasa
bangga dan tanggung jawab (civics responsibility), serta mampu berpartisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat.
Menurut Darmadi (2010) PKn pada dasarnya bertujuan untuk menjadikan warga Negara
Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat:
a.Membentuk kecakapan partisipatis yang bermutu dan bertanggung jawab.
b. Menjadikan warga yang baik dan demokratis.
c Menghasilkan peserta didik yang berfikir komprehensif, analis, dan kritis.
d. Mengembangkan kultur atau budaya demokrasi.
e. Membentuk siswa menjadi good and responsible citizen.
Selain itu Rosyada mengungkapkan tujuan PKn, antara lain sebagai berikut:
a. Untuk pembentukan partisipasi warga negara dan bertanggungjawab dalam kehidupan
politik dan masyarakat, baik ditingkat lokal, nasional, regional, dan global;
b. Mewujudkan masyarakat yang mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna
mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, dan demokratis;
c. Menghasilkan peserta didik yang berfikiran komprehensif, analitis, kritis, dan bertindak
demokratis;
d. Mengembangkan kultur atau budaya demokrasi, yaitu kebebasan, persamaan, kemerdekaan,
toleransi, kemampuan menahan diri, kemampuan mengambil keputusan, serta kemampuan
berpartisipasi dalam kegiatan politik kemasyarakatan; dan,
e. Menjadikan peserta didik menjadi good and responsible citizen (warga negara yang baik dan
bertanggungjawab) melalui penanaman moral dan keterampilan (social skills) sehingga kelak
mereka mampu memahami dan memecahkan persoalan aktual kewarganegaraan seperti
toleransi, perbedaan pendapat, bersikap empati, menghargai pluralitas, kesadaran hukum, Hak
Asasi Manusia,serta mengaktualisasikan proses demokratisasi dalam berbagai lapangan
kehidupan, dan menghargai kearifan lokal (local wisdom).(Juliardi, 2015)
DAFTAR PUSTAKA