OLEH :
DOSEN PENGAMPU :
2023
A. Kaidah Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu anjuran yang perlu dipenuhi oleh
mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana berdasarkan surat edaran Dirjen DIKTI
No. 152/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012. Surat edaran Dirjen DIKTI tersebut
mendorong mahasiswa untuk menuliskan hasil penelitiannya di jurnal ilmiah.
Karyatulis ilmiah ditulis dengan standar penulisan tertentu. Standar penulisan
digunakan agar penulisan karya ilmiah mencerminkan semangat ilmiah. Terdapat dua
kaidah:kaidah umum dan kaidah khusus.
Kaidah umum disepakati secara luas, berlaku universal di lembaga manapun. Kaidah
umum digunakan supaya karyatulis ilmiah satu lembaga dengan lembaga lain sama
dan bisa saling memahami. Kaidah umum: EYD,kata baku, dan tata istilah.
Kaidah khusus atau selingkung digunakan dilingkungan/komunitas tertentu.
Sistematika.
Kaidah penulisan judul.
Kaidah penomoran.
Kaidah pengutipan.
Kaidah penulisan daftar pustaka.
1. Obejktif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karyanya harus didasarkan kepada data
dan fakta. Kegiatan ini disebut studi empiris. Objektif dan empiris merupakan dua hal yang
bertautan.
3. Rasional dalam pembahasan data. Seorang penulis karya ilmiah dalam menganalisis data
harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.
1. Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal.
2. Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan
adanya kesinambungan.
6. Saksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa pun
kecilnya.
7. Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
8. Kebenarannya dapat diuji (empiris).
9. Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul
pendapat baru.
10. Berlaku umum, yaitu semua simpulan-simpulannya berlaku bagi semua populasinya.
11. Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
12. Tuntas, artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkaplengkapnya.
1. Memberi penjelasan.
4. Menyampaikan sanggahan.
5. Membuktikan hipotesis.
Persyaratan bagi sebuah tulisan untuk dianggap sebagai karya ilmiah sebagai berikut :
3. Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur dan tidak bersifat terkaan. Dalam
pengertian/ jujur/ terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni penyebutan rujukan dan
kutipan yang jelas.
4. Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara terkendali,
konseptual, dan proses dural.
5. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan yang
induktif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos K 'moral' dan ethos, 'karakter'. Etika
merupakan cabang filsafat yang berusaha menilai dan menentukan arah tindakan
moral atau teori umum tentang pergaulan, khususnya berkenaan dengan pandangan-
pandangan mengenai apa yang dianggap baik atau pantas dan apa yang dianggap
buruk atau tidak pantas. Selanjutnya etika terbagi menjadi etika normatif dan
metactika. Etika normatif berkenaan dengan penuntun tentang bagaimana manusia
membawakan diri dalam menanggapi dan berinteraksi dengan lingkungan.
Mengenai etika sendiri, terdapat dua pandangan yaitu absolutisme dan relativisme.
Penganut absolut- isme menganggap bahwa di atas segala-galanya tentulah terdapat
suatu standar nilai dan norma yang berlaku universal, melintasi batas waktu dan
budaya, serta dapat diterapkan pada semua orang. Namun, penganut relativisme
berpandangan bahwa hal itu sangat tidak mungkin. Alasannya, "suatu sistem etika
yang sahih itu terletak pada kesepakatan; artinya, sejauh mana penolakan atas
pelanggaran terhadapnya meluas di antara anggota-anggota masyarakat (Max Weber,
seperti dikutip oleh Hoult, 19777 terjemahan bebas dari penulis GWR; lihat juga
Garner, ibid; dan Theodorson and Theodorson, 1969). Artinya, bagi para relativis,
sistem etika merupakan culture specific.
Sedikit pemahaman atas makna etika seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa
tulisan ini memang hanya menguraikan masalah prinsip-prinsip serta hubungan antara
prinsip-prinsip tersebut.
Sifat etika penulisan ilmiah terdiri atas kejujuran (honesty), bebas dari plagiarisme,
menjunjung hak cipta, keabsahan (validity), serta keterandalan (reliability: accuracy
and consistency).
1. Kejujuran (Honesty)
Kejujuran adalah sifat dan syarat dasar yang harus dimiliki oleh penulis. Penulis
yang mengungkapkan hasil dari suatu metode ilmiah atau aplikasi ilmiah harus
bebas dari berbagai pengaruh dan tekanan mana pun. Penulis dituntut untuk
mengungkapkan apa adanya secara baik agar tidak menyimpang dari kaidah yang
sudah baku sehingga tulisannya dapat lebih mudah dapat
dipertanggungjawabkannya.
2. Bebas dari Plagiarisme
Penyusunan karya tulis ilmiah harus bebas dari plagiarisme, yaitu penggunaan
suatu gagasan, hasil, pernyataan, ataupun kalimat orang lain yang diakui sebagai
karya tulisnya tanpa menyebutkan sumbernya. Pencantuman sumber itu sangat
penting guna memberikan penghargaan kepada penulisnya berupa pengakuan
yang semestinya atas tulisan tersebut.
3. Menjunjung Hak Cipta
Hak cipta berkaitan erat dengan hak atas keaslian hasil temuan ilmu dan
pengetahuan. Maka itu, hak cipta adalah hak penemu atas keaslian hasil
temuannya dalam ilmu dan pengetahuan serta hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak hasil temuannya, seperti yang dijelaskan dalam UndangUndang
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (2002)
4. Keabsahan (Validity)
Sifat berikutnya yang harus dimiliki oleh penulis adalah keabsahan (validity).
Suatu karya tulis ilmiah memiliki sifat keabsahan. Keabsahan terkait dengan
konsep atau gagasan yang diungkapkan. Setiap penulis karya tulis ilmiah harus
mampu mengungkapkan konsep atau gagasan yang diuraikannya secara baik
bahwa gagasannya adalah sebenar-benar gagasan yang menjadi dasar uraiannya.
5. Keterandalan (Reliability: Accuracy and Consistency)
Keterandalan juga merupakan sifat utama dari suatu karya tulis ilmiah.
Keterandalan adalah ketepatan (accuracy) dan kemantapan (consistency) atas
materi tulisan Suatu tulisan harus bisa diungkapkan secara tepat sesuai dengan
maknanya sekaligus harus konsisten setiap uraiannya. Keabsahan memiliki
keterkaitan dengan keterandalan. Apabila suatu tulisan adalah absah (valid), sudah
dapat dipastikan bahwa tulisan tersebut juga akan andal (reltable). Sebaliknya,
apabila tulisan tersebut andal (reliable). tulisan tersebut belum tentu akan absah
(valid)
Daftar Pustaka :