Anda di halaman 1dari 13

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SKRIPSI, AGUSTUS 2022

TIKA BUDIASIH
CBX0210092

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN DISMENORE PADA WANITA USIA


SUBUR DI DESA PANDANSARI KECAMATAN PAGUYANGAN
KABUPATEN BREBES TAHUN 2022

ABSTRAK

Latar Belakang : Wanita Usia Subur (WUS) merupakan wanita yang masuk
dalam usia reproduktif yaitu sejak mendapatkan haid pertama dan sampai berhentinya
haid sekitar 15-49 tahun tanpa memperhitungkan perkawinannya dengan kategori
belum menikah, menikah, atau janda yang masih berpotensi untuk memiliki
keturunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan
dismenore pada wanita usia subur di Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan
Kabupaten Brebes.
Metode : Jenis penelitian adalah analytic observational dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dipilih secara stratified random sampling dengan jumlah sampel
348 subjek. Data dianalisis menggunakan Analisis Uji Chi Square dengan program
SPSS 25.
Hasil : Terdapat hubungan status gizi dengan dismenore dan secara statistik
signifikan (OR = 0,207; CI (95%) = 0,131-0,327; p = 0,000).
Simpulan : Terdapat hubungan status gizi dengan dismenore pada wanita usia subur
di Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes tahun 2022.

Kata Kunci : Status Gizi, Dismenore


Daftar Pustaka : 36 Buku (2012-2021), 19 Jurnal (2012-2021)
KUNINGAN MEDICAL HIGH SCHOOL
UNDERGRADUATE PROGRAM OF KUNINGAN MIDWIFERY SCHOOL
THESIS, 2022

TIKA BUDIASIH
CBX0210092

CORRELATION BETWEEN NUTRITION AND DISMENORE OF WOMEN


IN FERTILE AGE IN PANDANSARI VILLAGE PAGUYANGAN
SUBDISTRICT OF BREBES REGENCY IN 2022

ABSTRACT

Background : WUS (Wanita Usia Subur)/ Women in Fertile Age are they whom are
in reproductive period during their menstruation since the first day until the period
ends. The menstruation period is ranged around 15-49 years by neglecting marriage
status categorization; not married, married and widow as long as still potential to give
a birth. This research is aimed to assess the correlation between nutrition and
dismenore of women in fertile age in Pandansari village Paguyangan Subdistrict of
Brebes regency.
Method : The type of the research is analytic observational by cross sectional
approach. 348 subjects samples are chosen by stratified random sampling method.
The data is then analyzed by Chi Square analysis using SPSS 25.
Results : There is a correlation between nutrition and dismenore which is statistically
significant (OR = 0,207; CI (95%) = 0,131-0,327; p = 0,000).
Conclusion: There is a correlation between nutrition and dismenore of women in
fertile age in Pandansari Village, Paguyangan Subdistrict, Brebes Regency in 2022.

Keywords : Maternal Nutrition Status, Dismenore


Renferences : 36 Books (2012-2021), 19 Journals (2012-2021)
Pendahuluan bahwa jumlah remaja yang mengalami
Wanita Usia Subur (WUS) dismenore sebesar 1.769.425 jiwa
merupakan wanita yang masuk (90%) dengan total 10-15%
dalam usia reproduktif yaitu sejak mengalami dismenore berat (Calis,
mendapatkan haid pertama dan sampai 2014). Wanita di Negara Swedia yang
berhentinya haid sekitar 15-49 tahun mengalami dismenore sebesar 72%,
tanpa memperhitungkan perkawinan sedangkan Negara Amerika Serikat
dengan kategori belum menikah, 90% dan 10-15% diantaranya
menikah, atau janda yang masih mengalami dismenore berat sehingga
berpotensi untuk memiliki keturunan menyebabkan tidak mampu melakukan
(Novitasary et al, 2013). WUS kegiatan apapun (Ningsih, 2012).
mengalami menstruasi setiap bulan, Angka kejadian dismenore di
namun tidak jarang mengalami Indonesia sebesar 64,25% yang terdiri
ketidaknyamanan fisik selama haid dari 54,89% dismenore primer dan
berlangsung yang dapat berupa 9,36% dismenore sekunder (Purnama,
dismenore (Wirawan, 2020). 2015), sedangkan angka kejadian
Gangguan ginekologi karena dismenore pada remaja di Jawa
dismenore pada remaja berhubungan Tengah mencapai 56% (Wongkar,
dengan siklus menstruasi dan 2015).
perdarahan uterus disfungsi Studi yang telah dilakukan oleh
diakibatkan oleh ketidakseimbangan Al-Dabal, et al (2014), menyebutkan
hormon progesteron dalam darah bahwa faktor-faktor penyebab
(Lestari, 2013). Dunia mencatat bahwa dismenore diantaranya wanita berusia
prevalensi dismenore berkisar antara di bawah 20 tahun, merokok, usia
15,8%-89,5%. Organisasi Kesehatan menarche (awal menstruasi), gangguan
Dunia atau World Health lamanya siklus menstruasi, infeksi
Organization (WHO), menyatakan panggul, faktor psikologis, genetik,
dan status gizi. Penelitian yang Paguyangan Kabupaten Brebes tahun
dilakukan oleh Mulyati dan Sasnitiari 2022.
(2019), dengan judul “Pengaruh Pola
Aktifitas Fisik dan Status Gizi Metode
Terhadap Kejadian Dismenore pada Jenis penelitian yang digunakan
Remaja Putri”, menunjukkan bahwa adalah survey analitik dengan
ada hubungan bermakna status gizi pendekatan cross sectional. Variabel
dengan kejadian dismenore dengan Pv dalam penelitian ini adalah variabel
= 0,015 dan nilai OR = 2,757 yang bebas (status gizi) dan variabel terikat
berarti status gizi kurang baik memiliki (dismenore). Populasi dalam penelitian
peluang 2,78 kali bagi seorang remaja ini adalah semua wanita usia subur
untuk mengalami dismenore jika dengan rentang usia 15-49 tahun di
dibandingkan dengan remaja yang Desa Pandansari Kecamatan
memiliki status gizi baik. Studi Paguyangan Kabupaten Brebes sebesar
pendahuluan kepada 10 responden 2.679 jiwa. Pengambilan sampel
dengan teknik wawancara pada tanggal dilakukan dengan teknik stratified
2 Maret 2022 di Desa Pandansari random sampling. Instrumen dalam
tentang dismenore didapatkan hasil penelitian ini adalah checklist untuk
bahwa 7 orang mengalami dismenore. mengetahui informasi tentang identitas
Berdasarkan studi pendahuluan di atas subjek penelitian dan dismenore pada
dapat diperoleh informasi bahwa WUS WUS. Data hasil penelitian ini
yang memiliki IMT tidak normal atau dianalisis menggunakan analisis
kegemukan memiliki risiko lebih besar univariat dan bivariat.
untuk mengalami dismenore. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui Analisis univariat dalam
hubungan status gizi dengan penelitian ini adalah status gizi dan
dismenore pada wanita usia subur di dismenore. Analisis bivariat dalam
Desa Pandansari Kecamatan penelitian ini adalah mengetahui
hubungan status gizi dengan
dismenore. Uji statistik yang subur dengan status gizi tidak normal
digunakan adalah uji chi-square mengalami dismenore sebesar 147
dengan CI dan tingkat kemaknaan p- (72,4%), sedangkan yang tidak
value ≤ 0,05. Terdapat hubungan dismenore sebesar 56 (27,6%). Wanita
antara variabel bebas dengan terikat usia subur dengan status gizi normal
jika nilai p-value ≤ 0,05. Seluruh mengalami dismenore sebesar 51
perhitungan dalam penelitian ini (35,2%), sedangkan yang tidak
dilakukan menggunakan program dismenore sebesar 94 (64,8%).
komputer SPSS 25. Berdasarkan hasil uji statistik
analisis bivariat menggunakan uji chi-
Hasil square hubungan status gizi dengan
Analisis univariat pada tabel 1 dismenore pada wanita usia subur di
mengenai status gizi menunjukkan Desa Pandansari Kecamatan
bahwa dari 348 wanita usia subur Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun
sebagian besar memiliki status gizi 2022 terdapat hubungan dan secara
tidak normal sebanyak 203 (58,3%), statistik signifikan.
sedangkan yang normal sebanyak 145 Wanita usia subur yang
(41,7%). Analisis univariat pada tabel mempunyai status gizi tidak normal
2 mengenai dismenore menunjukkan memiliki kemungkinan 4,76 kali lebih
bahwa dari 348 wanita usia subur tinggi untuk mengalami dismenore
sebagian besar mengalami dismenore daripada wanita usia subur yang
sebanyak 198 (56,9%), sedangkan mempunyai status gizi normal (OR =
yang tidak dismenore sebanyak 150 0,207; CI (95%) = 0,131-0,327; p =
(43,1%). Analisis bivariat pada tabel 3 0,000).
dapat diketahui bahwa wanita usia

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Wanita Usia Subur di Desa
Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2022

Status Gizi Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak Normal (IMT < 18,5 atau ≥ 25) 203 58,3
Normal (IMT ≥ 18,5-25) 145 41,7
Total 348 100,0
Hasil penelitian tahun 2022

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dismenore pada Wanita Usia Subur di Desa


Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2022

Dismenore Frekuensi (n) Persentase (%)


Tidak Dismenore 150 43,1
Dismenore 198 56,9
Total 348 100,0
Hasil penelitian tahun 2022

Tabel 3 Hubungan Status Gizi dengan Dismenore pada Wanita Usia Subur di
Desa Pandansari Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun
2022

Dismenore
Tidak Total
Dismenore OR P Value
Status Gizi Dismenore
F % F % F %
Tidak Normal 56 27,6 147 72,4 203 100

Normal 94 64,8 51 35,2 145 100 0,207 0,000

Total 150 43,1 198 56,9 348 100


Hasil penelitian tahun 2022
Pembahasan dapat mengakibatkan status gizi wanita
1. Status Gizi usia subur menjadi tidak normal.
Pada tabel 1 menunjukkan Wanita usia subur yang melakukan
bahwa dari 348 wanita usia subur diet sembarangan dengan salah
sebagian besar memiliki status gizi pengaturan pola makan memiliki risiko
tidak normal sebanyak 203 (58,3%), IMT tubuh yang tidak normal dan
sedangkan yang normal sebanyak 145 mengelompokkan ke dalam kategori
(41,7%). Pola makan yang kurang baik kurus maupun gemuk. Kondisi status
gizi seseorang yang kurang menunjukkan bahwa dari 348 wanita
mengakibatkan komposisi lemak usia subur sebagian besar
dalam tubuh lebih sedikit sehingga berpendidikan tinggi (≥ SMA) yaitu
mempengaruhi pengeluaran hormon sebesar 195 (56%). Hal ini
leptin kemudian selanjutnya akan menunjukkan bahwa wanita usia subur
mempengaruhi pengeluaran seharusnya bisa mendapatkan
Gonadotropine Releasing Hormone informasi yang lebih baik mengenai
(GnRH) dan Follicle Stimulating pola makan gizi seimbang
Hormone (FSH) dari hipotalamus. dibandingkan dengan wanita usia
Pengeluaran GnRH dan FSH ini subur yang berpendidikan rendah.
selanjutnya akan berpengaruh terhadap Menurut Nurapriyanti (2015),
produksi hormon seks. Terpeliharanya pendidikan merupakan modal dasar
status gizi wanita usia subur akan untuk mencapai status gizi yang baik.
berefek positif pada terpeliharanya Hal ini dikarenakan dengan tingkat
kesehatan reproduksi remaja tersebut pendidikan yang tinggi dapat
(Octavia et al, 2017). Selain gizi kurus, mempengaruhi tingkat kemudahan
gizi lebih juga yang dapat seseorang dalam menerima dan
menimbulkan dismenore karena mengakses informasi.
terdapat jaringan lemak yang Karakteristik responden
berlebihan sehingga mengakibatkan berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil
hiperplasi pembuluh darah yaitu penelitian bahwa dari 348 wanita usia
terdesaknya pembuluh darah oleh subur sebagian besar bekerja yaitu
jaringan lemak pada organ reproduksi sebesar 224 (64,4%). Hal ini
wanita sehingga darah yang menunjukkan bahwa wanita usia subur
seharusnya mengalir pada proses yang bekerja memiliki keterbatasan
menstruasi terganggu dan waktu untuk mengolah makanan yang
menimbulkan nyeri (French dan Linda sehat dan bergizi seimbang daripada
dalam Pratiwi dan Rodiani, 2015). wanita usia subur yang tidak bekerja
Berdasarkan hasil penelitian sehingga akan mempengaruhi pola
makan wanita usia subur tersebut. untuk melakukan aktivitas fisik
Wanita usia subur yang bekerja sehingga berpengaruh terhadap
cenderung mengonsumsi makanan dismenore. Aktivitas fisik merupakan
cepat saji yang praktis meskipun komponen penting dalam kehidupan
memiliki kadar gizi yang tidak sehari-hari untuk menujang kesehatan
seimbang. Hal ini sejalan dengan seseorang. Namun, beberapa orang
Utami, et al (2018), yang menyatakan merasa tidak menemukan keinginan
bahwa terdapat hubungan antara atau dorongan untuk beraktivitas fisik
pekerjaan dengan pola makan. Seorang sedangkan yang lainnya merasa senang
wanita yang bekerja akan memiliki saat melakukan aktivitas fisik (Palguna
waktu yang terbatas untuk mengolah et al, 2020). Penelitian yang dilakukan
makanan, mengatur pola makan, dan oleh Abadini, et al (2019), didapatkan
penyediaan makanan bergizi yang hasil bahwa pengukuran tingkat
akhirnya akan mempengaruhi status aktivitas fisik responden yang bekerja
gizi. di Jakarta menunjukkan bahwa
2. Dismenore responden yang bekerja di Jakarta
Pada tabel 2 menunjukkan lebih banyak masuk kategori kurang
bahwa dari 348 wanita usia subur aktif yaitu sebesar 59%, bahkan
sebagian besar mengalami dismenore terdapat beberapa responden yang
sebanyak 198 (56,9%), sedangkan tidak melakukan aktivitas fisik sama
yang tidak dismenore sebanyak 150 sekali (skor METs = 0) yaitu sebanyak
(43,1%). Hal ini menunjukkan bahwa 19%.
angka dismenore pada wanita usia Aktivitas fisik yang cukup akan
subur masih tinggi. Berdasarkan hasil merangsang produksi berbagai bahan
penelitian menunjukkan bahwa bahwa kimia dalam otak seperti memicu
dari 348 wanita usia subur sebagian sekresi hormon endorfin. Aktivitas
besar bekerja yaitu sebesar 224 fisik
(64,4%). Hal ini berarti wanita usia juga akan memperlancar aliran darah
subur memiliki keterbatasan waktu kemudian tubuh akan terangsang untuk
memproduksi hormon endorfin yang 4,76 kali lebih tinggi untuk mengalami
bekerja dalam mengurangi rasa sakit dismenore daripada wanita usia subur
(Sumaryoto dan Nopembri, 2017). yang mempunyai status gizi normal
Hormon tersebut berfungsi sebagai (OR = 0,207; CI (95%) = 0,131-0,327;
obat agar menjadi penenang alami p = 0,000). Pada hasil penelitian juga
yang akan menimbulkan rasa nyaman dapat diketahui bahwa jumlah wanita
(Purwanti dan Safitri, 2019). usia subur < 28 tahun sebesar 172
3. Hubungan Status Gizi dengan (49,4%), sedangkan usia ≥ 28 tahun
Dismenore pada Wanita Usia sebesar 176 (50,6%). Hasil penelitian
Subur ini sejalan dengan Sophia, et al (2013),
Berdasarkan tabel 3 dapat dengan judul “Faktor-faktor yang
diketahui bahwa wanita usia subur Berhubungan dengan Dismenore pada
dengan status gizi tidak normal Siswi SMK 10 Medan Tahun 2013”
mengalami dismenore sebesar 147 menunjukkan terdapat hubungan
(72,4%), sedangkan yang tidak antara status gizi dengan kejadian
dismenore sebesar 56 (27,6%). Wanita dismenore yaitu dengan nilai
usia subur dengan status gizi normal probabilitas (P value) 0,043. Siswi
mengalami dismenore sebesar 51 dengan status gizi normal jika
(35,2%), sedangkan yang tidak dibandingkan dengan siswi yang
dismenore sebesar 94 (64,8%). Hasil mempunyai status gizi lebih
uji statistik analisis bivariat (overweight) dengan menggunakan uji
menggunakan uji chi-square hubungan chi-square diperoleh nilai p = 0,039
status gizi dengan dismenore pada yang berarti terdapat hubungan yang
wanita usia subur di Desa Pandansari bermakna antara status gizi dengan
Kecamatan Paguyangan Kabupaten kejadian dismenore. Penelitian ini juga
Brebes Tahun 2022 terdapat hubungan didukung oleh Justia (2018), dengan
dan secara statistik signifikan. Wanita judul “Hubungan Indeks Massa Tubuh
usia subur yang mempunyai status gizi dengan Kejadian Dismenore Primer
tidak normal memiliki kemungkinan pada Remaja Putri di MAN Kota
Palangka Raya” yang menyebutkan Simpulan yang dapat diambil
bahwa hasil uji statistik responden dari penelitian ini adalah gambaran
IMT kurus (< 18,5) berhubungan status gizi wanita usia subur di Desa
dengan kejadian dismenore primer Pandansari Kecamatan Paguyangan
dengan nilai p value = 0,000 dan Kabupaten Brebes tahun 2022 dengan
responden dengan IMT gemuk (≥ 25) kategori tidak normal sebesar 58,3%
berhubungan dengan dismenore primer dan normal sebesar 41,7%, gambaran
dengan nilai p value = 0,028 yang dismenore pada wanita usia subur di
artinya ada hubungan yang signifikan Desa Pandansari Kecamatan
antara IMT dengan kejadian Paguyangan Kabupaten Brebes tahun
dismenore. Kemudian dari hasil 2022 sebesar 56,9% dan tidak
analisis antara IMT yang kurus dengan dismenore sebesar 43,1%, serta
IMT yang normal (18,5-25) diperoleh terdapat hubungan status gizi dengan
nilai OR = 17,35 artinya siswa yang dismenore pada wanita usia subur di
memiliki IMT kurus mempunyai risiko Desa Pandansari Kecamatan
17,35 kali lebih besar untuk Paguyangan Kabupaten Brebes tahun
mengalami dismenore dibandingkan 2022 dan secara statistik signifikan.
dengan siswa yang memiliki IMT Wanita usia subur yang mempunyai
normal. Selanjutnya, pengujian status gizi tidak normal memiliki
terhadap siswa yang memiliki IMT kemungkinan 4,76 kali lebih besar
gemuk dengan IMT yang normal untuk mengalami dismenore daripada
diperoleh nilai OR = 6,75 artinya wanita usia subur yang mempunyai
siswa yang memiliki IMT gemuk status gizi normal (OR = 0,207; CI
mempunyai risiko 6,75 kali lebih besar (95%) = 0,131-0,327; p = 0,000).
untuk mengalami dismenore
dibandingkan dengan siswa yang Saran
memiliki IMT normal. Bagi responden (WUS), diharapkan
meningkatkan kesadaran akan pola
Simpulan hidup sehat dengan mengonsumsi gizi
seimbang dan melakukan aktivitas Wanita Usia Subur Peserta
Jamkesmas di Puskesmas
fisik sehingga terhindar dari
Wawonasa Kecamatan Singkil
dismenore. Bagi Desa Pandansari, Manado. Jurnal e-Biomedik.
1(2).
diharapkan memberikan edukasi
kepada masyarakat untuk melakukan Wirawan SS. (2020). Psikologi
Remaja. Jakarta: PT. Gravindo
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Persada.
(GERMAS) dengan melaksanakan
Lestari NMSD. (2013). Pengaruh
program-program kesehatan yang telah Dismenore pada Remaja dalam
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Seminar Nasional FMIPA
UNDIKSHA III Tahun 2013.
setempat dan bekerjasama melalui
stakeholder sehingga dapat Calis KA. (2014). Dysmenorrhea. E-
Medicine Obstetrics and
menurunkan angka kejadian Gynecology.
dismenore. bagi Program Studi S1 http://Emedicine.Medscape.Co
m/Article/253812-Overview.
Kebidanan, diharapkan melakukan
Ningsih R. (2012). Efektifitas Paket
pengabdian kepada masyarakat dengan
Pereda Terhadap Intensitas
memberikan komunikasi, informasi, Nyeri pada Remaja dengan
Dismenore di SMAN
dan edukasi pada wanita usia subur
Kecamatan Curup. Jakarta:
mengenai konsumsi gizi seimbang, Universitas Indonesia.
dismenore, dan pola hidup sehat. Bagi Purnama SD. (2015). Pengaruh Aroma
peneliti selanjutnya juga dapat Terapi Jasmine Terhadap
Penurunan Skala Nyeri pada
memilih variabel penelitian lain seperti Remaja Putri yang Mengalami
usia menarche dan rutinitas olahraga Dismenore di SMAN 2
Pontianak Tahun 2015.
untuk mengetahui faktor lain yang Proners Univ Tanjungpura.
berhubungan dengan dismenore. 3(1).

Ningsih R. (2012). Efektifitas Paket


Daftar Pustaka Pereda Terhadap Intensitas
Nyeri pada Remaja dengan
Novitasary MD, Mayulu N, dan Dismenore di SMAN
Kawengian SES. (2013). Kecamatan Curup. Jakarta:
Hubungan antara Aktifitas Universitas Indonesia.
Fisik dengan Obesitas pada
Reeder SJ, Martin LL, Griffin KD. Yogyakarta. Yogyakarta:
(2013). Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta.
Maternitas: Kesehatan Wanita,
Bayi & Keluarga (Alih Bahasa Utami RDP, Nggadjo FX, dan
Yati Afiyanti et al). Jakarta: Murharyati A. (2018).
EGC. Hubungan antara Pendidikan,
Pekerjaan dan Ekonomi Orang
Al-Dabal BK, Koura MR, Al- Tua dengan Status Gizi pada
Sowielem LS, dan Barayan SS. Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal
(2014). Dysmenorrhea and Kesehatan Madani Medika.
Associated Risk Factors 9(1). 64-70.
among University Students in
Eastern Province of Saudi Palguna IGAD, Adiatmika IPG, Dinata
Arabia. Journal of Medicine & MK. (2020). Hubungan
Society. 12. 25. Motivasi Melakukan Aktivitas
Fisik dengan Tingkat Aktivitas
Mulyati S dan Sasnitiari NN. (2019). Fisik Mahasiswa Program
Pengaruh Pola Aktifitas Fisik Studi Pendidikan Dokter
dan Status Gizi Terhadap Fakultas Kedokteran
Kejadian Dismenore pada Universitas Udayana. Jurnal
Remaja Putri. Jurnal Riset Medika Udayana. 9(8).
Kesehatan Poltekkes Depkes
Bandung. Bandung: Poltekkes Abadini D dan Wuryaningsih CE.
Kemenkes Bandung. (2018). Determinan Aktivitas
Fisik Orang Dewasa Pekerja
Octavia G, Fitriyah, dan Iryawan A. Kantoran di Jakarta Tahun
(2017). Hubungan Berat Badan 2018. Jurnal Promosi
Kurang dengan Kejadian Kesehatan Indonesia. 14(1).
Dismenore Primer pada Siswi
SMA di Surakarta. Nexus Sumaryoto dan Nopembri S. (2017).
Kedokteran Komunitas. 6(1). Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
Pratiwi H dan Rodiani. (2015). SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI:
Obesitas sebagai Resiko Buku Guru. Jakarta: Pusat
Pemberat Dismenore pada Kurikulum dan Perbukuan,
Remaja. Majority. 4(9). Balitbang, Kemendikbud.

Nurapriyanti I. (2015). Faktor-Faktor Purwanti AS dan Safitri R. (2019).


yang Mempengaruhi Status Hubungan Antara Aktivitas
Gizi Balita di Posyandu Kunir Fisik dengan Dysmenorrhea
Putih 13 Wilayah Kerja Primer pada Atlet dan Non
Puskesmas Umbulharjo Kota Atlet Renang Remaja Putri
Usia 12-16 Tahun di Club Orca
Gajahyana Kota Malang.
Jurnal Siklus. 8(2). 116-21.

Sophia F, Muda S, dan Jemadi. (2013).


Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan
Dismenore pada Siswi SMK
Negeri 10 Medan Tahun 2013.
Medan: Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.

Justia A. (2018). Hubungan Indeks


Massa Tubuh dengan Kejadian
Dismenore Primer pada
Remaja Putri di MAN Kota
Palangka Raya. Palangka Raya:
Program Studi D IV
Kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai