Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan putra dari pimpinan Kerajaan Islam Cirebon, Sunan Gunung Jati pada 1526. Kerajaan ini juga menjadi salah satu kerajaan yang melawan VOC yang melakukan monopoli perdagangan. Perlawanan kala itu dipimpin oleh salah satu pemimpin paling terkenal dari Kerajaan Banten, yaitu Sultan Agung Tirtayasa. Runtuhnya kerajaan ini juga dipicu karena adanya perang saudara yang dilakukan oleh anak dari Sultan Ageng Tirtayasa yang ingin merebut jabatan ayahnya. Peninggalan Sejarah Kerajaan Banten juga mengembangkan seni bela diri khas Banten yang dikenal dengan debus. Peninggalan lain dari Kerajaan Banten yaitu Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, dan juga Keraton Surosowan.
Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)
Kerajaan Islam Cirebon pertama kali didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran Walangsungsang. Kerajaan ini diketahui terletak di pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Jawa Barat. Kerajaan Islam Cirebon disebut-sebut sebagai pusat penyebaran agama islam di Jawa Barat. Salah satu pemimpin paling terkenal dari Kerajaan Islam Cirebon adalah Sunan Gunung Jati yang merupakan keponakan dari Pangeran Walangsungsang yang merupakan Sultan Cirebon I. Pada masa keruntuhannya, Kerajaan Cirebon terbagi menjadi dua, yaitu kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman. Peninggalan Sejarah Peninggalan dari Kerajaan Cirebon antara lain Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Keprabon, Bangunan Mande, Kereta Singa Barong, dan Patung Harimau Putih.