Anda di halaman 1dari 4

1.

Jelaskan penyimpangan-penyimpangan pada masa Demokrasi Terpimpin


Penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945
 Lembaga-lembaga negara berintikan Nasionalisme Agama Komunis (Nasakom). Adapun
hal yang dianggap sebagai perwujudan Nasakom adalah:
- nasional diwakili oleh PNI
- agama diwakili oleh NU
- komunis diwakili oleh PKI
 Prosedur pembentukan MPRS
Presiden Soekarno membentuk sendiri MPRS melalui Penetapan Presiden No. 3 Tahun
1959. Padahal, seharusnya MPRS dipilih melalui pemilihan umum (pemilu) yang sudah
diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
 Prosedur pembentukan DPAS
Lembaga ini anggotanya ditunjuk oleh presiden dan diketuai oleh presiden. Padahal tugas
dari DPAS adalah memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan memberi usulan
kepada pemerintah.
 Prosedur pembentukan DPRGR
Anggota DPRGR ditunjuk oleh presiden dan DPR hasil pemilu 1955 justru dibubarkan
oleh presiden. Padahal kedudukan DPR dan presiden adalah seimbang. Presiden tidak
dapat membubarkan DPR, sebaliknya DPR tidak dapat memberhentikan presiden.
 Penetapan Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai GBHN. 
Seharusnya GBHN disusun dan ditetapkan oleh MPR.
 Pengangkatan presiden seumur hidup
Tidak ada aturan tentang jabatan presiden seumur hidup. Menurut pasal 7 UUD 1945
(sebelum diamandemen), presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya
boleh dipilih kembali.
 Sidang MPRS dilaksanakan di luar ibu kota negara yaitu di kota Bandung.

Penyimpangan Politik Luar Negeri Bebas Aktif


 Indonesia membagi kekuatan politik dunia menjadi dua.
- Nefo (New Emerging Forces) : Negara-negara baru penentang imperialisme dan
kapitalisme.
- Oldefo (Old Established Forces) : Negara-negara Barat yang menganut
imperialisme dan kapitalisme.
 Membentuk poros Jakarta-Peking.
Maksud poros ini adalah Indonesia menjalin persahatan yang erat dengan RRC, padahal
pada waktu itu RRC merupakan blok komunis.
 Indonesia melaksanakan Politik Mercusuar
Politik mercusuar adalah politik yang mengagungkan kemegahan Indonesia mata dunia
luar, seperti:
- pembangunan Stadion Senayan Jakarta.
- penyelenggaraan pesta olahraga negara-negara Nefo di Jakarta yang disebut
Ganefo. 
 Indonesia Keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa
Penyebab utama Indonesia keluar dari PBB adalah diterimanya Malaysia sebagai anggota
Dewan Keamanan (DK) tidak tetap PBB. Pada tanggal 7 Januari 1965 dengan terpaksa
Presiden Sukarno memutuskan Indonesia keluar dari PBB. Akibat keluarnya Indonesia
dari PBB adalah Indonesia semakin terkucil dari pergaulan internasional.
 Konfrontasi dengan Malaysia
Presiden Sukarno menganggap bahwa Federasi Malaysia adalah proyek Neo
Kolonialisme Imperialisme (Nekolim) Inggris yang sangat membahayakan revolusi
Indonesia. Oleh karena itu Indonesia harus mencegah berdirinya Malaysia. Untuk
mewujudkan cita-citanya, Presiden Sukarno mengumumkan Dwi Komando Rakyat
(Dwikora) pada tanggal 3 Mei 1964 di Jakarta.

2. Bandingkan dengan penyimpangan-penyimpangan pada masa orde baru


Ketika Soeharto menjabat, ia menyatakan akan menerapkan nilai – nilai Pancasila dan UUD
1945 sebagai kritikan kepada Orde Lama dengan menggunakan P4 (Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Walaupun demikian, tetap saja ada
beberapa penyimpangan masa Orde Baru yang tidak dapat diabaikan, yang membuatnya tidak
jauh berbeda dengan pemerintahan pada masa Orde Lama. Penyimpangan ini terjadi dalam
berbagai bidang, termasuk pada konstitusi negara yaitu UUD 1945.
1. Memusatkan kekuasaan di tangan Presiden
Adanya pemusatan kekuasaan pada Presiden menyebabkan korupsi merajalela, ditambah dengan
kolusi dan nepotisme. Semua lembaga negara yang ada dikendalikan oleh Presiden, juga tidak
ada rencana suksesi kekuasaan ke presiden selanjutnya. Kekuasaan kehakiman juga dicampuri
sehingga tidak dapat membuat keputusan sendiri.

2. Penyimpangan Pancasila
Adanya penafsiran terhadap Pancasila sesuai dengan kepentingan pemerintah merupakan satu
lagi penyimpangan pada masa Orde Baru. Beberapa penyimpangan yang berkaitan dengan
Pancasila yaitu:
- Pancasila disalah gunakan sebagai simbol kekuasaan.
- Pancasila dijadikan sebagai alat untuk menguasai rakyat sehingga kelanggengan
masa jabatan pada Orde Baru dapat dilegitimasi.
- Nilai – nilai Pancasila menjadi kabur karena banyak praktek yang menyimpang
diklaim sebagai fungsi pokok Pancasila, sehingga siapapun yang menentang
kebijakan tersebut dianggap juga menentang Pancasila.
- Hanya orang – orang terdekat Soeharto yang dipercaya untuk menguasai
perusahaan – perusahaan besar negara dan pengelolaan sumber daya alam di
Indonesia merupakan penyimpangan dari kelima sila Pancasila.
- Kelompok – kelompok minoritas disingkirkan dengan menggunakan Fungsi
Pancasila sebagai alasannya.
3. Hak politik dibatasi
Pembatasan ini terlihat pada tiga partai politik yang diizinkan oleh pemerintah yaitu PPP, Golkar
dan PDIP. Kondisi ini sangat menyimpang dari UUD 1945 mengenai hak dan kewajiban warga
negara. Pemilu bahkan tidak dilakukan secara demokratis karena hanya menjadi alat untuk
mengukuhkan kekuasaan Presiden untuk terus menerus dipilih menjadi Presiden seterusnya.

4. Kebebasan pers dibatasi


Kebebasan pers yang diawasi dengan ketat dan dibelenggu sehingga tidak dapat
mengapresiasikan suara rakyat atau bahkan dapat menyampaikan kritiknya kepada umum. Pada
masa ini banyak sekali koran dan majalah yang mengalami pembredelan.

5. Pembangunan tidak merata


Pemerintah telah merencanakan untuk membangun di daerah tertentu tetapi di saat yang
bersamaan juga tidak dilakukan secara merata. Sehingga terjadi kesenjangan antara
pembangunan di pusat dengan pusat di daerah, karena aset berupa dana yang didapatkan dari
masing – masing daerah banyak diberikan ke pusat untuk pembangunan. Pembangunan yang
tidak merata juga menimbulkan kesenjangan ekonomi.

6. Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM, terjadi dengan alasan keamanan pemerintah. Pada masa ini kekerasan seperti
penembakan misterius atau penculikan dilakukan pada orang-orang yang mecoba menyampaikan
pendapatnya terhadap pemerintah.

7. Menurunnya Kualitas Birokrasi


Tanpa adanya birokrasi yang efektif dapat menghancurkan tatanan suatu negara. Birokrasi pada
masa ini juga kerap dikaitkan dengan korupsi, kolusi dan nepotisme dan sudah umum diketahui
oleh rakyat.

8. Tekanan Terhadap Warga Tionghoa


Mereka dianggap sebagai warga asing sejak tahun 1967 dan berkedudukan di bawah pribumi.
Secara tidak langsung, hak – hak asasi mereka juga dihapuskan, dengan melarang perayaan hari
raya Imlek, kesenian Barongsai, juga melarang penggunaan bahasa Mandarin, begitu juga
dengan agamanya.
3. Deskripsikan akhir pemerintahan masa orde baru
Kejatuhan Rupiah, peningkatan inflasi memperburuk kondisi ekonomi negara dan menjadi faktor
penyebab runtuhnya Orde Baru. Kemunduran Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 terjadi
karena paksaan para aktivis dan mahasiswa yang mengadakan demo besar – besaran untuk
menuntut reformasi di segala bidang. Mundurnya Soeharto menjadi penanda akhirnya Orde Baru
dan digantikan oleh Era Reformasi. Walaupun sudah memasuki era baru, masih ada beberapa
tokoh Orde Baru yang duduk dalam pemerintahan sehingga banyak orang yang berpendapat
bahwa era ini belum berakhir secara total.

Anda mungkin juga menyukai