Anda di halaman 1dari 3

Nama : Terin Navisa Ika Wuningar

NIM : 195221344
Kelas : AKS 5I
Reviu Artkel

Judul : Academic Dishonesty Among Accounting Students: Some Indonesian Evidence


Penulis : Rijadh Djatu Winardi; Arizona Mustikarini; Maria Azalea Anggraeni

Jawablah pertanyaan dibawah ini:


1. Apa tujuan penelitian tersebut?
untuk melihat secara dekat faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakjujuran akademik.
Drawing from Theory of Planned Behaviour, we examine three individual variables-attitude,
subjective norms, and perceived behavioural control. In addition, we also examine three
situational variables - academic integrity culture, definitional ambiguity, and pressure. Six
hypotheses were tested, using a Partial Least Squares-Structural Equation Modelling.

2. Mengapa penelitian tersebut penting untuk diteliti?/ apa kebaharuan atau novelty ?
Karena ketidakjujuran akademik merupakan masalah penting di Indonesia.
Interest in teaching business ethics course has been growing globally (Trevino and McCabe
1994). In Indonesia, teaching ethics in business schools is an emerging practice partly to
respond to Government (RI 2014) and accreditation body standards (AACSB 2004).
However, most of the students tend to perceive academic dishonesty as a common practice
in their academic life (McCabe et al. 2002; Smyth and Davis 2004).

3. Teori apa yang digunakan dalam penelitian tersebut? Jelaskan hubungan teori dengan
penelitian tersebut
Menggunakan dari Theory of Planned Behaviour. berguna dalam menjelaskan fenomena
yang kompleks seperti etika/tidak etis pengambilan keputusan seperti ketidakjujuran
akademik.
fraud triangle framework
4. Variabel-variabel yang digunakan?
Dalam penelitian tersebut terdapat tiga variabel individu - sikap, norma subjektif, dan
kontrol perilaku yang dirasakan. Terdapat tambahan tiga variabel situasional - budaya
integritas akademik, ambiguitas definisi, dan tekanan.
Penelitian ini menguji hubungan antara variabel independen tersebut dengan variabel
dependen yaitu niat untuk melakukan ketidakjujuran akademik.

5. Jelaskan logika masing masing hipotesis?


H1: Siswa dengan sikap yang lebih positif terhadap ketidakjujuran akademik akan
menunjukkan niat yang lebih tinggi untuk melakukan ketidakjujuran akademik.
H2: Siswa dengan norma subjektif yang lebih tinggi pada ketidakjujuran akademik akan
menunjukkan niat yang lebih besar untuk melakukan ketidakjujuran akademik.
H3: Siswa dengan presepsi yang lebih tinggi kontrol perilaku akan menunjukan lebih besar
maksud ke melakukan ketidak jujuran akademik.
H4 : Budaya integritas akademik yang lebih tinggi akan menyebabkan rendahnya niat untuk
melakukan ketidakjujuran akademik.
H5: Ambiguitas definisi yang lebih tinggi akan menyebabkan niat yang lebih tinggi untuk
melakukan ketidakjujuran akademik.
H6: Tekanan yang lebih tinggi akan menyebabkan niat yang lebih tinggi untuk melakukan
ketidakjujuran akademik.

6. Metoda penelitian ?
Metode kuantitatif
7. Teknik pengambilan sampling ?
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei. Dalam penelitian ini, survei
dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

8. Teknik analisa data ?


Partial Least Squares-Structural Equation Modelling.
9. Hasil penelitian ?
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 77,5% responden mengaku melakukan
ketidakjujuran akademik. Selain itu, survei pendahuluan untuk penelitian ini menemukan
bahwa, di antara 102 mahasiswa program sarjana akuntansi di universitas negeri di
Indonesia, 74% responden mengaku melakukan ketidakjujuran akademik.

10. Kontribusi penelitian ? teoritis dan praktis?


penelitian ini berkontribusi dengan mencoba menjawab panggilan pada topik penelitian ini
(Scrimpshire et al. 2017). Ketidakjujuran akademik dikenal sebagai fenomena yang tersebar
luas (Simkin dan McLeod 2010), permasalahan lembaga pendidikan di Indonesia (Akbar
2008; Adiningrum et al. 2013), dan kepedulian terhadap pendidikan akuntansi di perguruan
tinggi (Flynn 2003; Ballantine et al. 2014).

11. Kebaharuan penelitian yang anda usulkan ?


Studi ini menambah dan memperluas literatur ketidakjujuran akademik dalam dua cara.
Pertama, penelitian empiris tentang ketidakjujuran akademik lebih banyak dilakukan dalam
konteks negara maju daripada negara berkembang. Kedua, penelitian ini berkontribusi
dengan mencoba menjawab panggilan pada topik penelitian ini

Anda mungkin juga menyukai