Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KOTA SEMARANG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PEGANDAN
Jl. Lamongan No.02 Semarang Telepon (024) 8445809 KodePos 50232
Email : pegandanpuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KUSTA UPTD PUSKESMAS PEGANDAN

I.   PENDAHULUAN
Permasalahan penyakit kusta ini bila dikaji secara mendalam merupakan
permasalahan yang sangat kompleks dan merupakan permasalahan kemanusian
yang seutuhnya. Masalah yang dihadapi pada penderita bukan hanya dari medis
saja tetapi juga adanya masalah psikososial sebagai akibat penyakitnya dalam
keadaan ini warga masyrakat berupaya menghindari penderita. Sebagai akibat dari
masalah-masalah tersebut akan mempunyai efek atau pengaruh terhadap kehidupan
penderita, karena masalah tersebut dapat mengakibatkan penderita kusta menjadi
tuna social, tuna wisma, tuna karya dan ada kemungkinan mengarah untuk
melakukan kejahatan atau ganguan dilingkungan masyarakat. Program
pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk mencegang penyakit, menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian serta mencegah akibat buruk lebih lanjut
sehingga memungkinkan tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit kusta adalah suatu penyakit menular yang masih merupakan masalah
nasional kesehatan masyarakat, dimana berapa daerah diIndonesia prevalens rate
masih tinggi dan masalah yang ditimbulkan sangat kompleks. Masalah yang
dimaksud bukan saja dari segi medis tetapi meluas sampai masalah social ekonomi,
budaya, keamanan dan ketahanan social. Pada umumnya penyakit kusta terdapat di
Negara yang sedang berkembang, dan sebagian besar penderitanya adalah dari
golongan ekonomi lemah. Hal ini sebagai akibat ketebatasan kemampuan negara
tersebut dalam memberikan pelayanan memadai dibidang kesehatan, pendidikan,
kesejahteraan soasial ekonomi pada masyarakat.
Indonesia hingga saat ini merupakan salah satu Negara dengan penyakit kusta
yang tinggi. Pada tahun 2013, Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan
Brazil. Tahun 2013, Indonesia memiliki jumlah kasus kusta baru sebanyak 16.856
kasus dan jumlah kecacatan tingkat 2 diantara penderita baru sebanyak 9,86%
( WHO,2013) penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan
yang masih ada di Indonesia, yaitu filiariasis, kusta, prambusia, dengue,
helminthiasis, schistosomiasis, rabies, dan taeniasis. Indonesia sudah mengalami
kemajuan yang pesat dalam pembangunan di segala bidang termasuk kesehatan,
namun kusta sebagai penyakit kuno masih ditemukan.
II. LATAR BELAKANG
Hingga kini, kusta sering kali terabaikan. Meskipun kusta tidak secara langsung
termasuk ke dalam pencapaian millennium development goals (MDGs), namun
terkait erat dengan lingkungan yaitu sanitasis. Penggunaan air bersih dan sanitasis
akan sangat membantu penurunanan angka kejadian penyakit NTD. Beban akibat
penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan
tetapi juga kecacatan yang diakibatkannya, Indonesia sudah mencapai eliminasi di
tingkat nasional.
Dampak sosial terhadap penyakit kusta ini sedemikian besarnya,
sehingga menimbulkan keresahan yang sangat mendalam. Tidak hanya kepada
penderita sendiri, keluarga, masrakat dan negara. Hal ini yang mendasari konsep
perilaku penerimaan penderita terhadap penyakitnya, dimana untuk kondisi ini
penderita masih banyak menganggap bahwa penderita kusta merupakan penyakit
menular, tidak dapat diobati, penyakit keturunan, kutukan tuhan, dan menyebabkan
kecacatan. Akibat anggapan yang salah penderita kusta merasa putus asa sehingga
tidak tekun untuk berobat hal ini dapat dibuktikan dengan kenyataan bahwa penyakit
kusta mempunyai kedudukan yang khusus diantara penyakit-penyakit yang lain. Hal
ini dapat disebabkan oleh adanya lepropobiya (atau rasa takut yang berlebihan
terhadap kusta). Lepropobia ini timbul karna penderita kusta yang cacat sangat
menakutkan.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Terlaksananya program kusta sesuai dengan masalah yang ada, sehingga dapat
meningkatkan penemuan secara dini penderita kusta baru dan bisa mengobati pasien
kusta secara baik dan maksimal
B. Tujuan Khusus
1. Mengupayakan peningkatan keterampilan petugas dalam mendetaksi suspect
kusta.
2. Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya deteksi dini
kusta.
3. Mempertahankan keterampilan petugas kesehatan di unit pelayanan dalam tata
laksana pasien kusta. Terlaksananya pengembangan Desa Siaga melalui
pertemuan pemantapan tim Desa Siaga di Tingkat Kota dan Pembinaan Forum
Kesehatan Kelurahan (FKK).
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Pemeriksaan 1. Untuk pasien baru, kunjungan rumah dilakukan sesegera
kontak serumah mungkin.
2. Pemberian konseling sederhana dan pemeriksaan
fisik. Sasarannya adalah keluaraga yang tinggal serumah
dengan pasien dan tetangga sekitarnya.
3. Saat melakukan kunjungan, petugas diwajibkan
membawa kartu pasien, alat pemeriksaan, dan obat
MDT.
2. Pemeriksaan I. Sebelum dilakukan pemeriksaan, terlebih dahulu
anak sekolah diberikan penyuluhan tentang kusta kepada siswa atau
SD sederajat guru.
II. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh siswa kelas 1 s/d 6.
III. Pemeriksaan dilakukan oleh program kusta bekerja sama
dengan lintas program atau petugas kesehatan lainnya
yg sudah disosialisasi kusta.
IV. Jumlah siswa yang diperiksa dan kasus baru yang ditemukan
dicatat.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Ceramah dan diskusi,
2. Pemeriksaan fisik,
3. Pembagian brosur dan leaflet,
4. Pemasangan banner di tempat-tempat strategis,
5. Monitoring dan evaluasi.

VI. SASARAN
1. Masyarakat
2. Sekolah dasar
3. Lintas program
4. Lintas sektor

VII. Sumber Dana


Pendanaan dalam kegiatan program kusta di biayai oleh Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK).

VIII. Jadwal pelaksanaan kegiatan


KEGIATAN JADWAL PELAKSANAAN RENCANA SERAPAN ANGGARAN
Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Penyuluhan
pada
penderita
kusta dan
keluarga
penderita
Pemeriksaan
serumah
Sosialisasi
kusta untuk
petugas
kesehatan
Screening
kusta di
masyarakat
Sosialisasi
kusta ke
sekolah
dasar dan
sekolah
lanjutan.
*Screening
kusta di
sekolah

IX. Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan dengan cara : melihat kesesuaian jadwal dan pelaksanaan,
kehadiran sasaran dan kendala/hambatan saat pelaksanaan kegiatan.

Mengetahui Semarang,
Kepala Puskesmas Pegandan Pelaksana Program Frambusia

dr. Sri Sadono, MM Navy Dwi Puspitaningrum, S.Kep,Ners


NIP. 19670320 200212 1 003 NIP. 198406201001 2 024

Anda mungkin juga menyukai